• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Pelatihan Kerja

4.2.1.1 Jenis Pelatihan Kerja

Jenis pelatihan kerja, berdasarkan penelitian di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya, diuraikan sebagai berikut: 1. Jenis Pelatihan di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan

(BLKIP) Surabaya

Pelatihan kerja yang tersedia di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengambangan (BLKIP) Surabaya dalam meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja terbagi dalan 10 kejuruan dengan beberapa sub kejuruan sebagai berikut:

1) Kejuruan : Automotive

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Mesin Diesel, Mesin Bensin, Sepeda Motor, Body Repair, Kompresor, dan Forklif/Krane

2) Kejuruan : Teknologi Mekanik

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Bubut, Frais, Scraft, C N C, Pemipaan, Las Karbit, Las CO2 , Las Argon, Las Listrik, Plasma, Brazing, dan Boiler

3) Kejuruan : Listrik

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Instalasi Penerangan, Listrik Tenaga, Teknik Pendingin, Wekkle (Gulung Dinamo), dan Elektro Industri

4) Kejuruan : Elektronik

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Elektronik Industri, Teknik Audio, Teknik Televisi, dan P L C

5) Kejuruan : Bangunan

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Bangunan Batu, Bangunan Kayu, Meubel Air / Furniture, dan PTC (Production Training Centre)

6) Kejuruan : Gambar Teknik

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Gambar Teknik Bangunan, Gambar Teknik Mesin, Gambar Teknik Elektronik, dan Gambar Teknik Listrik 7) Kejuruan : Pneumatik / Hidrolik

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Rekayasa Pneumatik, Elektro Pneumatik, dan P L C

8) Kejuruan : Tata Niaga

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Sekretaris, Mengetik, Akuntansi, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang / Mandarin, Administrasi Perkantoran, dan Komputer

9) Kejuruan : Perhotelan

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Food Baverage dan Room Division 10) Kejuruan : Aneka Kejuruan

Dengan sub kejuruan sebagai berikut : Menjahit, Bordir, Sablon, dan Bekleed

2. Pelatihan Kerja yang Diminati Calon Tenaga Kerja

Calon tenaga kerja dalam mengikuti pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya diberi kebebasan untuk memilih kejuruan dalam pelatihan kerja yang akan diikuti. Dalam

memilih kejuruan tersebut, calon tenaga kerja menyesuaikan dengan minat dan bakat yang dimiliki sehingga dapat menyerap materi dengan baik.

Hasil wawancara dengan pegawai Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya, Ibu Gaib Suparmi, selaku staf pelatihan dan sertifikasi menyatakan bahwa:

“Pelatihan yang paling diminati oleh peserta itu otomotif dan sepeda motor yang swadana, karena ingin membuka service sendiri dengan peluang kerja yang lebih gampang.” (Hasil wawancara, 2 April 2008) Pernyataan yang senada juga diungkapkan oleh Bapak Hariyadi Budihardjo, selaku Kasi Pelatihan dan Sertifikasi, mengatakan:

“Yang paling diminati itu kejuruan automotive mungkin karena biayanya yang murah.” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Seorang calon tenaga kerja, dalam memilih kejuruan, selain berdasarkan bakat dan minat, faktor biaya juga menjadi alasan seorang calon tenaga kerja dalam memilih kejuruan pelatihan kerja. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Kepala Kejuruan Las, Bapak Djazuli, yang mengatakan bahwa:

“Untuk kejuruan las yang dibutuhkan 16, yang daftar 70 orang, berartikan minatnya banyak karena gratis. Kalau yang bayarpun itu kalau murah akeh (banyak yang daftar) karena las itu (biayanya) mahal jadi yang bayar (swadana) Cuma ada 4 – 5 orang.” (Hasil wawancara, 8 April 2008)

Hal senada diungkapkan oleh peserta pelatihan yang bernama Agus, mengemukakan alasan bahwa:

“Untuk mendapatkan kemampuan ketrampilan serta menambah pengalaman dan juga untuk mendapatkan peluang kerja.” (Hasil wawancara, 22 April 2008)

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan kerja yang paling diminati oleh calon tenaga kerja adalah automotive dan sepeda

motor. Hal ini terlihat dari banyaknya calon tenaga kerja yang mendaftar kejuruan ini. Sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.22

Jumlah Pendaftar Peserta Pelatihan Tahun 2007

N

o Kejuruan

Anggaran

Ket DIPA DIPDA Swadana

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Otomotive Sepeda Motor Las Bubut Instalasi Listrik Operator Komputer Elektronika Meubel Kayu / PTC Tata Niaga

Program D3 ITS – Disnaker - Mesin Produksi - Elektro Industri 50 - 30 22 28 - - - - - - 44 - 20 21 46 - 25 22 20 109 109 76 125 47 38 20 62 4 74 27 - - Kegiatan Sm. I–VI Sm. I–VI Jumlah 130 416 473

Sumber Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya tahun 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa calon tenaga kerja swadana tahun 2007 yang mendaftar pada kejuruan otomotive sebanyak 76 orang dan untuk kejuruan sepeda motor sebanyak 125 orang. Namun pada pelaksanaan pelatihan tidak semua calon tenaga kerja yang mendaftar diterima. Setelah dilakukan seleksi dengan tes wawancara dan tulis maka untuk kejuruan automotive terdapat 57 orang calon tenaga kerja swadana dan untuk kejuruan sepeda motor terdapat 31 orang calon tenaga kerja swadana

yang diterima menjadi peserta pelatihan di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.23

Jumlah Peserta Pelatihan Tahun 2007 N

o Kejuruan

Anggaran

Ket DIPA DIPDA Swadana

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Otomotive Sepeda Motor Las Bubut Instalasi Listrik Elektronika Bangunan Meubel Kayu / PTC Pneumatik

Program D3 ITS – Disnaker - Mesin Produksi - Elektro Industri 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 109 109 57 31 57 5 12 - 12 74 25 - - Kegiatan Sm. I–VI Sm. I–VI Jumlah 64 330 273

Sumber Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya tahun 2008

3. Pelatihan Kerja yang Dibutuhkan dalam Lapangan Kerja

Kebutuhan lapangan kerja akan tenaga kerja yang berkompeten, membuat perusahaan-perusahaan lebih selektif dalam memilih tenaga kerja. Untuk itu dalam merekrut tenaga kerja, perusahaan-perusahaan bekerja sama dengan lembaga atau instansi terkait yang menyelenggarakan pelatihan kerja, salah satunya adalah Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya.

Dari berbagai kejuruan dan sub kejuruan, terdapat beberapa pelatihan kerja yang saat ini paling dibutuhkan oleh lapangan kerja. Hal tersebut dikemukakan oleh Ibu Gaib Suparmi, selaku staf pelatihan dan Sertifikasi yang menyatakan bahwa:

“Semua pelatihan, malah las dan bubut karena perusahaan mengambil lulusan SMA atau STM belum terampil karena ada wadah di BLK, lulusannya lebih terampil daripada lulusan SMA atau STM. BLK lebih banyak praktek daripada teori.” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Bapak Hariyadi Budihardjo, selaku Kasi Pelatihan dan Sertifikasi, mengatakan:

“Pada saat ini adalah las listrik, mesin logam, instalasi listrik. Karena kondisi negara kita masih banyak pembangunan khususnya di Surabaya, banyak pabrik.” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Hal tersebut didukung dengan pernyataan Kepala Kejuruan Instalasi Listrik, Bapak Rubiyanto, yang mengatakan bahwa:

“Memang ya, untuk kejuruan listrik ini sangat banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menginginkan tenaga untuk listrik.” (Hasil wawancara , 10 April 2008)

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pelatihan kerja yang dibutuhkan oleh lapangan kerja merupakan kejuruan las listrik, kejuruan mesin logam atau mesin bubut dan kejuruan instalasi listrik. Adapun jumlah peserta pelatihan yang telah lulus dan mendapat pekerjaan, seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.24

Jumlah Penempatan Tenaga Kerja Lulusan BLKIP Surabaya

Uraian 2005 2006 2007

Tenaga Kerja

Lulusan BLKIP 356 271 382

Sumber Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya tahun 2008

4.2.1.2Metode Pelatihan Kerja

Suatu pelatihan kerja agar materi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta pelatihan, maka digunakan suatu metode yang sesuai dengan materi dan kemampuan peserta.

Hasil wawancara dengan Bapak Hariyadi Budihardjo, selaku Kasi Pelatihan dan Sertifikasi, mengatakan bahwa:

“Yang kita gunakan di sini itu dengan metode tutorial, demonstrasi, praktek secara individu yang dikemas dengan sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) sedangkan kompetensinya berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Selain pernyataan tersebut di atas, hal yang senada juga diungkapkan oleh Bapak Sunarto W., selaku Kepala Kejuruan Meubel Kayu / PTC, mengatakan bahwa:

“Pendekatan kita yang dilakukan adalah pendekatan secara individual dalam praktek kita ini kita beri: satu, kelompok, kemudian individu. Dari situ nantinya akan lebih efektif karena pendekatan yang kita berikan memperhatikan karyawan yang ada kemudian menirukan, kemudian melakukan di bawah pimpinan atau pengawasan karyawan. Karena ada kaitannya, pelatihan kita adalah memberikan training, pelatihan ini pendekatannya kepada produktivitas lebih efektif secara teori.” (Hasil wawancara, 3 April 2008)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam memberikan materi pelatihan adalah pemberian teori dan praktek secara individu dan kelompok kepada peserta pelatihan dengan sistem pelatihan berbasis kompetensi.

Metode pelatihan yang digunakan dalam memberikan materi pelatihan kerja kepada calon tenaga kerja dapat mempermudah calon tenaga kerja tersebut

dalam memahami penjelasan instruktur. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Sunarto W., selaku Kepala Kejuruan Meubel Kayu / PTC, mengatakan bahwa:

“Itu akan lebih efektif atau lebih baik dibanding dengan seorang instruktur memberi materi secara generalis. Itu ya manusia kembali lagi ada plus minusnya, tapi kalau sesuai dengan kemampuan tadi diharapkan akan pas materi yang diberikan.” (Hasil wawancara, 3 April 2008)

Hal yang senada diungkapkan oleh peserta pelatihan yang bernama Agus, mengatakan bahwa:

“Ya, saya bisa memahami penjelasan instruktur karena selain diberi teori kita juga disuruh mempraktekkan teori yang kita dapat tadi.” (Hasil wawancara, 22 April 2008)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode pelatihan yang digunakan dalam memberikan materi pelatihan dapat memudahkan calon tenaga kerja untuk memahami penjelasan instruktur dengan lebih baik karena selain dengan teori juga mempraktekkan teori tersebut.

Dokumen terkait