• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.2 Hasil Penelitian

4.2.2 Materi Pelatihan Kerja

4.2.2.1 Materi Pelatihan Kompetensi Konsep Diri

Calon tenaga kerja yang mengikuti pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi konsep diri. Adapun hasil penelitiannya meliputi:

1. Materi pelatihan kompetensi konsep diri

Materi pelatihan kompetensi konsep diri merupakan kompetensi dasar / umum yaitu materi yang diberikan kepada setiap peserta pelatihan dalam setiap kejuruan di Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya. Adapun materi tersebut meliputi:

a. Fisik, Mental dan Disiplin (FMD), selama 20 – 40 jam pelatihan b. Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3), selama 2 – 6 jam pelatihan c. Motivasi Kerja, selama 4 – 6 jam pelatihan

d. Kewirausahaan, selama 10 jam pelatihan e. Bahasa Inggris, selama 6 – 12 jam pelatihan f. Hubungan Kerja, selama 6 jam pelatihan

Materi tersebut diberikan oleh instruktur Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya, sedangkan untuk materi motivasi kerja dan kewirausahaan diberikan oleh instruktur dari BP2TK dan materi FMD diberikan oleh marinir yang bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya untuk melatih fisik, mental dan disiplin calon tenaga kerja supaya menjadi lebih baik.

2. Manfaat dan Tujuan kompetensi konsep diri

Sebelum bekerja dalam lapangan kerja, calon tenaga kerja dapat meningkatkan kompetensi konsep diri melalui pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya. Kompetensi konsep diri merupakan peningkatan perilaku calon tenaga kerja menjadi lebih baik dan bertanggung jawab. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Bapak Hariyadi Budihardjo, selaku Kasi Pelatihan dan Sertifikasi, menyatakan bahwa:

“Bagaimana para peserta pelatihan berperilaku yang baik di dalam melaksanakan pekerjaan yang dituangkan dalam disiplin, etika kerja, hubungan industrial, bertanggung jawab, mempunyai motivasi.” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Pernyataan yang senada juga diungkapkan oleh Bapak Sunarto W., selaku Kepala Kejuruan Meubel Kayu / PTC, mengatakan bahwa:

“... jadi pola pikir itu begini artinya, dari mereka yang selama ini mungkin belum berkecimpung dalam dunia kerja masih seenaknya sendiri, jadi mereka masih mempunyai suatu pola pikir bahwa apa yang dia lakukan seakan-akan tidak berdampak, tapi kalau setelah dilatihan ini kan sudah diberi masukan-masukan supaya ada perubahan-perubahan pola pikir, akhirnya setiap tindakan manusia atau seseorang dalam suatu kegiatan pasti ada dampaknya, dampaknya bukan untuk dirinya sendiri tapi juga untuk yang lain. Hal ini akan merubah suatu pola pikir mereka...” (Hasil wawancara, 3 April 2008)

Hal tersebut didukung dengan Pernyataan Bapak Djazuli, selaku Kepala Kejuruan Las yang mengatakan bahwa:

“.... Begini Mbak..., Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan attitude peserta pelatihan. Tapi attitude di sini tidak sama dengan attitude sopan santun. Jadi attitude di sini adalah attitude kerja yang baik serta tindakannya sesuai dengan kalau di perusahaan SOP (Standard Operasional Perusahaan). Itu lho Mbak...., seperti misalnya itu urutan-urutannya bekerja yang benar, kalau bekerja mengikuti petunjuk serta urutan pekerjaan yang benar.” (Hasil wawancara, 8 April 2008)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi konsep diri bertujuan untuk mengubah perilaku calon tenaga kerja menjadi lebih baik, lebih bertanggung jawab dan lebih disiplin sesuai dengan Standard Operasional Perusahaan.

Manfaat calon tenaga kerja meningkatkan kompetensi konsep diri diungkapkan oleh Bapak Hariyadi Budihardjo, selaku Kasi Pelatihan dan Sertifikasi yang mengatakan bahwa:

“Supaya mereka dapat mengetahui sekaligus menerapkan baik di sektor formal (perusahaan) dan sektor informal (mereka mandiri).” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Pendapat yang senada diungkapkan oleh Bapak Sunarto W., selaku Kepala Kejuruan Meubel Kayu / PTC bahwa:

“Dalam suatu pelatihan ini diharapkan mempunyai keluaran atau outputnya itu, pertama itu adalah attitude atau perubahan diri dalam artian yang terbaik, kemudian yang kedua knowledgenya, pengetahuannya, kemudian yang ketiga skillnya. Dalam attitude ini ada perubahan, perubahan itu bisa diartikan dalam bentuk perubahan pola pikir, perubahan pola tindak atau pola perilaku. ... Jadi suatu pelatihan ini makanya diberi materi-materi yang ada kaitannya dengan itu misalnya FMD, ketenagakerjaan, motivasi kerja, kewiraswastaan, itu keinginan atau harapannya bisa merubah dari pola pikir dan pola tindak tadi.” (Hasil wawancara, 3 April 2008)

Sedangkan hasil wawancara dengan Jamaludin, siswa pelatihan kejuruan Meubel Kayu, mengatakan bahwa:

“Manfaatnya ya ... bisa membuat kita lebih berhati-hati dalam bertindak, dalam bertingkah laku waktu bekerja sehingga tidak melanggar aturan yang ditetapkan perusahaan.” (Hasil wawancara, 22 April 2008)

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan kompetensi konsep diri, seorang calon tenaga kerja dapat mempunyai attitude yang baik sehingga dapat diterapkan dalam sektor formal maupun informal.

Kompetensi konsep diri calon tenaga kerja sebelum mengikuti pelatihan dan setelah mengikuti pelatihan menjadi bagian yang penting karena berpengaruh pada sikap calon tenaga kerja dalam lapangan kerja.

Perubahan sikap tersebut dapat tergambar dari hasil penelitian berikut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sunarto W., selaku Kepala Kejuruan Meubel Kayu/PTC, mengatakan bahwa:

“Sebelum melakukan pelatihan, belum mempunyai pemikiran dunia kerja, atau belum punya pemikiran tentang bagaimana orang kerja, bagaimana disiplin dan sebagainya, ternyata kan selama di sini diberi

materi-materi tersebut, kan nantinya akan berubah, maka kalau kita, saya memberikan materi pada anak didik sebelum masuk pelatihan ada hal-hal atau kebiasaan yang jelek ditinggalkan di luar. ...” (Hasil wawancara, 3 April 2008)

Demikian juga pendapat Ibu Gaib Suparmi, selaku Staf Pelatihan dan Sertifikasi, mengatakan bahwa:

“Sikapnya sebelum masuk di sini memang saya juga kurang tahu, mungkin memang masih males, suka telat, tapi setelah di sini jauh berbeda, karena dilatih FMD itu tadi, jadi lebih disiplin selain itu penampilannya jadi lebih baik misalnya rambut gondrong dipotong, penampilan harus rapi, dari yang sebelumnya memakai kaos sekarang memakai hem.” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Hal yang senada juga diungkapkan siswa pelatihan yang bernama Aldo, bahwa:

“Dulunya kurang disiplin, tidak tepat waktu. Setelah mengikuti pelatihan, saya coba (ubah) sedikit demi sedikit. Saya rubah pola hidup saya yang semula A menjadi B. Karena jam masuknya mengikuti PNS, kalau pagi harus apel dulu, maka mau tidak mau ya harus mengikuti.” (Hasil wawancara, 22 April 2008)

Berdasarkan beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pelatihan kerja, kompetensi konsep diri dapat membawa perubahan pada peserta pelatihan baik itu perubahan sikap menjadi lebih disiplin dan juga perubahan penampilan menjadi lebih rapi.

3. Upaya Meningkatkan Kompetensi Konsep Diri

Meningkatkan kompetensi konsep diri calon tenaga kerja diperlukan kerja keras dari para instruktur sehingga perilaku calon tenaga kerja dapat menjadi lebih baik bila telah bekerja dalam lapangan kerja.

Hasil wawancara dengan Bapak Hariyadi Budihardjo, selaku Kasi Pelatihan dan Sertifikasi, mengatakan bahwa:

“Diberi pemahaman dengan cara menetapkan peraturan yang harus ditaati dan adanya sanksi diterapkan, di samping itu ada kewajiban peserta setelah selesai pelatihan, wajib On the Job Training (OJT) di perusahaan.” (Hasil wawancara, 2 April 2008)

Selain pernyataan tersebut di atas, hal senada juga diungkapkan oleh siswa pelatihan yang bernama Agus mengatakan bahwa:

“ Ya... dengan berusaha mengikuti peraturan di sini, tidak bertindak semaunya, datang tepat waktu pada jam masuk. Dengan berusaha menanamkan kedisiplinan dalam diri kita sendiri.” (Hasil wawancara, 22 April 2008)

Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Bapak Sunarto W., Selaku Kepala Kejuruan Meubel Kayu/PTC, mengatakan bahwa:

“Cara meningkatkannya adalah mereka diberi materi-materi itu, dijelaskan, diberi perumpamaan, diberi wacana, dan seterusnya. Mungkin nanti bisa masuk dalam pemikiran mereka, kemudian introspeksi dalam diri mereka. ...” (Hasil wawancara, 3 April 2008)

Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peraturan yang dibuat oleh Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya dapat membantu meningkatkan kompetensi konsep diri calon tenaga kerja. Adapun peraturan mengenai tata tertib siswa BLKIP Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Peserta pelatihan wajib menjaga ketertiban, kebersihan, kerapian runag teori, ruang praktek dan lingkungan Balai

2. Peserta pelatihan wajib berpakaian sopan / rapi dan sesuai ketentuan yang berlaku pada waktu pelajaran teori, praktek dan FMD / senam

3. Peserta pelatihan harus sudah siap 10 (sepuluh) menit di ruang teori / praktek sebelum kegiatan dimulai

4. Peserta pelatihan wajib mengikuti apel pagi, FMD dan pelajaran teori dan praktek

5. Peserta pelatihan hanya diperbolehkan menerima tamu pada waktu istirahat dan apabila meninggalkan tempat waktu pelajaran harus mendengarkan ijin dari ketua jurusan

6. Peserta pelatihan tidak diperkenankan menjalankan mesin / peralatan lain tanpa sepengetahuan atau perintah instruktur

7. Kegiatan On the Job Training (OJT) dilaksanakan setelah selesai program pelatihan (teori, praktek dan evaluasi)

8. Peserta pelatihan setelah melaksanakan OJT berhak memperoleh surat keterangan dari tempat OJT dilaksanakan.

Namun selain melalui peraturan tersebut, upaya instruktur dalam membentuk konsep diri calon tenaga kerja melalui pemberian wacana dam materi dapat menimbulkan kesadaran calon tenaga kerja dalam meningkatkan kompetensi konsep dirinya. Selain upaya dari Instruktur dan Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya dalam meningkatkan kompetensi konsep diri calon tenaga kerja, diperlukan juga upaya, kerja sama dan kesadaran dari dalam diri para calon tenaga kerja tersebut. Pemberian pemahaman tentang konsep diri memang diupayakan untuk meningkatkan perilaku calon tenaga kerja supaya lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam bekerja.

Dokumen terkait