• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Jenis-jenis pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya :

1. Pembiayaan menurut tujuan

Pembiayaan munurut tujuannya dibedakan menjadi :

a) Pembiayaan Modal Kerja (Working Capital Loan), yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha atau pemutaran modal (Kredit Jangka Pendek). b) Pembiayaan Investasi (Investment Loan), yaitu pembiayaan yang

dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif misalnya tanah, bangunan, mesin, kendaraan untuk memproduksi barang dan jasa utama yang di perlukan guna relokasi, ekspansi, modernisasi, usaha ataupun pendirian usaha baru (Kredit Jangka Panjang).

c) Kredit Konsumsi (Consumer Loan), adalah Kredit yang di berikan bank untuk membiayai pembelian barang, yang tujuannya tidak untuk

usaha tetapi untuk pemakaian pribadi., seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit tanpa agunan.

2. Pembiayaan menurut jangka waktu

Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi : a) Pembiayaan jangka waktu pendek (1 bulan-1 tahun). b) Pembiayaan jangka waktu menengah (1-5 tahun).

c) Pembiayaan jangka waktu panjang (kurang lebih 5 tahun).4

Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu :

a. Jenis aktifa produktif pada Bank Syariah akan diwujudkan dalam bentuk pembiayaan sebagai berikut :

1) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, untuk pembiayaan dengan prinsip ini meliputi :

a) Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Aplikasi : pembiayaan modal kerja, pembiayaan proyek, pembiayaan ekspor.

b) Pembiayaan Musyarakah. Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian diantara para pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan diantara pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Aplikasi : pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan ekspor. 2) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang), untuk jenis pembiayaan

dengan prinsip ini meliputi :

a) Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah dimana Bank Syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin/kentungan yang disepakati antara Bank Syariah dan nasabah.

Aplikasi : Pembiayaan investasi/barang modal, pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan ekspor.

b) Pembiayaan Salam. Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dahulu

c) Pembiayaan Istishna. Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesanan dan penjual

Aplikasi : pembiayaan kontruksi/proyek/produk manufacturing 3) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan ini

diklasifikasikan menjadi pembiayaan :

a) Pembiayaan Ijarah. Pembiayaan ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa.

Aplikasi : Pembiayaan sewa

b) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik/Wa Iqtina. Pembiayaan ijarah muntahiya bittamlik/wa iqtina yaitu perjanjian sewa menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak penyewa.5

4) Surat Berharga Syariah. Surat berharga syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan/atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikat dana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.

5) Penempatan. Penempatan adalah penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan/atau tabungan wadi’ah, deposito berjangka dan/atau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikasi investasi mudharabah antar bank (sertifikat IMA) dan/atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.6

6) Penyertaan Modal. Penyertaan modal adalah penanaman bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah, termasuk pananaman dana dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.

Adapun perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah adalah Bank Syariah, BPR Syariah, dan perusahaan dibidang keuangan lain berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku antara lain sewa guna, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan.

7) Penyertaan Modal Sementara. Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal Bank Syariah dalam perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau piutang (dept equity swap)

6

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, termasuk dalam Surat Utang Konvensi (convertible bonds) dengan Opsi Saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank Syariah memiliki saham pada perusahaan nasabah. 8) Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI). SWBI adalah sertifikat

yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana jangka pendek dengan prinsip wadi’ah.7

b. Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktivitas pembiayaan adalah berbentuk pinjaman yang disebut dengan :

1) Pinjaman Qardh. Pinjaman qard atau talangan adalah penyediaan dana dan/atau tagihan antara Bank Syariah dengan pihak pinjaman yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka waktu tertentu.8

Sedangkan Bank Konvensional memberikan pembiayaan dengan menggunakan beberapa jenis kredit yang pada umumnya meliputi :

1) Pinjaman Rekening Koran atau (PRK). Pinjaman rekening koran adalah pinjaman Revolving jangka waktu (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dengan pihak bank dengan menggunakan cek, bilyet

giro atau alat perintah pembayaraan lainnya. Tujuan PRK adalah untuk membiayai modal kerja.

2) Pinjaman Aksep. Pinjaman Aksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank. Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja. Setiap akan mendropping dana, debitur harus menandatangani surat Aksep (surat pengakuan hutang), jumlah penarikan maksimum ditentukan oleh plafond limit yang di berikan.

3) Anjak Piutang. Fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum jatuh tempo) dijual kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian persen. Difasilitasi anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat antara lain : Factor (pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang, Client (pihak yang menjual piutang), dan

Debtor (pihak yang memiliki hutang kepada client dan merupakan objek tarnsaksi anjak piutang).

4) Pinjaman sindikasi. Adalah pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal dari beberapa bank atau pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank. Pinjaman ini dapat merupakan pinjaman investasi untuk membiayai suatu proyek (misalnya pembangunan hotel, pusat pertokoaan dan lainnya) atau untuk membiayai kebutuhan modal kerja.

5) Term Loan. Adalah pinjaman non revolving yang di pergunakan untuk membiayai investasi aktiva tetap (alat yang tidak habis di pergunakan untuk satu siklus usaha). Pencairan dananya dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan jadwal yang di tetapkan sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai dana yang di tarik. Pembayaran kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan grace periode, pembayaran hanya mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok dan bunga di mulai setelah grace periode berakhir.9

Dokumen terkait