• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Strategi Pengelolaan untuk Pengembangan

3.4. Jenis dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sumberdaya alam, karakteristik sosial ekonomi, kualitas air, data kesesuaian wisata dan daya dukung

kawasan, serta keadaan umum lokasi kawasan Wana Wisata Situ Mustika. Jenis data yang diperlukan dibedakan atas data primer dan data sekunder (Lampiran 2).

3.4.1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari lapang dan para responden, serta bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan sebelumnya. Data primer diperoleh melalui observasi lapang dan wawancara yang terdiri dari karakteristik sumberdaya alam, karakteristik sosial ekonomi, potensi wisata, data kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan wisata Situ Mustika.

3.4.1.1. Pengamatan langsung dan observasi

Pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung dan observasi yaitu melihat langsung kondisi lokasi di lapangan dengan melakukan pengambilan sampel air dan pengukuran beberapa parameter kualitas air di laboratorium, pengamatan terhadap potensi sumberdaya alam yang meliputi flora dan fauna di kawasan tersebut, dan kondisi kawasan. Parameter kualitas air yang digunakan meliputi parameter fisika, kimia, dan biologi. Pengumpulan data kualitas air dilakukan pada tanggal 14 Mei 2010 dari pukul 10.00 hingga pukul 14.00 WIB di lima titik lokasi yang diperkirakan dapat mewakili keadaan kawasan wisata Situ Mustika. Parameter yang langsung diamati di lapang adalah temperatur, DO, warna, kecerahan, pH, dan kedalaman sedangkan yang diamati di laboratorium adalah BOD, TSS, Nitrat, Fosfat, dan plankton.

a. Parameter fisika

 Pengukuran suhu dilakukan langsung di lapang dengan menggunakan alat termometer lingkungan yang dimasukkan ke dalam perairan situ, kemudian didiamkan selama beberapa menit hingga suhu konstan atau tidak berubah-ubah.

Pengukuran kecerahan dilakukan dengan menggunakan Secchi disk berpipa skala, yaitu dengan memasukkan Secchi disk ke dalam perairan sampai tidak terlihat lalu mencatat kedalamannya (d1). Kemudian Secchi disk dimasukkan lagi sedikit dan secara perlahan dikeluarkan. Jika Secchi disk sudah mulai

terlihat untuk pertama kalinya, kedalamannya dicatat (d2). Data kecerahan dapat diperoleh dari rumus :

Keterangan :

d1 : Skala saat bagian Secchi disk berwarna putih mulai tidak tampak d2 : Skala saat bagian Secchi disk berwarna hitam pertama kali tampak D : kedalaman perairan

 Warna perairan diperoleh secara visual dengan indera penglihatan.

 Pengukuran kedalaman dilakukan dengan menggunakan paralon berskala yang dimasukkan ke dalam perairan kemudian mencatat hasilnya.

Pengukuran TSS (Total Suspended Solid) dilakukan dengan Metode Grafimetrik (melalui kegiatan penyaringan, penguapan, dan penimbangan). Pada penyaringan digunakan kertas saring milipore berukuran 0,45 µm yang sebelumnya ditimbang terlebih dahulu dan disaring dengan vacuum pump. Kertas hasil saringan dioven dan didinginkan pada desikator lalu ditimbang.

b. Parameter kimia

 Pengukuran nilai pH dilakukan dengan menggunakan pHmeter.

Pengukuran DO dilakukan langsung di tempat pengamatan (insitu) dengan menggunakan DOmeter.

 Pengukuran BOD dilakukan di laboratorium dengan memasukkan magnetic stirer ke dalam botol BOD. Kemudian memasukkan air sampel ke tabung karet, lalu ke botol BOD. Masukan NaOH 3 butir ke botol karet lalu masukkan ke botol BOD. Simpan botol BOD ke rak oxi top, masukkan ke dalam inkubator kemudian tekan kedua tombol oxi top secara bersamaan (S=hari ke-x, M=nilai BOD).

 Nitrat (NO3)

Nitrat (NO3) dapat diperoleh nilainya dengan cara menyaring air sampel dengan menggunakan kertas saring. Kemudian pipet 5 ml air yang telah disaring, masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 0,5 ml Brucine dan aduk. Tambahkan 5 ml H2SO4 pekat (gunakan ruang asam) aduk dengan menggunakan vibrofix, panaskan di hot plate selama 30 menit kemudian diamkan hingga dingin. Untuk pengukuran blanko, pipet 5 ml aquades masukkan ke dalam tabung reaksi, lakukan seperti di atas. Ukur absorban

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm, tentukan persamaan regresi berdasarkan larutan standar kemudian tentukan konsentrasinya berdasarkan kurva standar.

 Fosfat

Fosfat (PO4) dapat diperoleh nilainya dengan cara memipet air contoh yang telah disaring sebanyak 50 ml kemudian tambahkan PP 1 tetes, jika berwarna merah muda tambahkan asam sulfat 1 N sampai berwarna bening. Selanjutnya tambahkan 0,5 gram K2S2O8 dan tambahkan 1 ml H2SO4 30%, kemudian diaduk. Panaskan di atas hot plate sampai volume air contoh berkurang menjadi setengah volume awal. Dinginkan. Tambahkan 1 tetes inidikator PP, atur pH menjadi sekitar 8,2-9,8 dengan menambahkan NaOH dengan indikator air contoh berwarna merah muda. Kemudian dimasukan ke dalam labu takar 50 ml, tambahkan aquades sampai batas tera. Pipet 25 ml air contoh ke dalam erlenmeyer, tambahkan reagen sebanyak 4 ml. Buat larutan blanko. Buat satu seri larutan standar PO4-P. Tentukan persamaan regresi berdasarkan larutan standar. Tentukan konsentrasinya berdasarkan kurva standar.

c. Parameter biologi

Parameter biologi yang diukur adalah plankton (fitplankton dan zooplankton), tanaman air, ikan dan vegetasi sekitar lokasi penelitian.

 Plankton

Pengambilan sampel plankton dilakukan pada titik sampling parameter kualitas air dengan menggunakan plankton net sebanyak 30ml dengan 3 kali ulangan, setelah terlebih dahulu diidentifikasi dengan buku identifikasi plankton (Needham 1962) kemudian dianalisis dengan menggunakan metode sensus dan jumlah individu plankton per liter air dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : N = kelimpahan (individu/liter)

n = Jumlah individu yang tercacah(individu) Vt = Volume air tersaring (30 ml)

Acg = Luas coverglass (20x20 mm2)

Aa = Luas lapang pandang = Luas coverglass = Acg Vd = Volume air yang disaring (50 liter)

 Tanaman air, ikan dan vegetasi sekitar

Pengambilan data tanaman air dilakukan dengan pengamatan langsung di perairan Situ Mustika, tanaman air yang ditemukan langsung diidentifikasi dan dicatat. Untuk pengambilan data ikan diperoleh dengan cara wawancara terhadap 30 orang masyarakat yang sedang memancing di Situ Mustika dan pihak pengelola kawasan situ. Pengambilan data vegetasi sekitar dilakukan dengan pengamatan langsung ± 50 meter di sekitar kawasan Situ Mustika.

3.4.1.2. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kondisi kawasan penelitian. Pencatatan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur (kuisioner) kepada pihak yang terkait dengan kawasan penelitian, antara lain:

a. Wisatawan, yaitu dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara kepada responden misalnya untuk mengetahui pendapatan, tingkat pendidikan, motivasi, dan persepsi wisatawan terhadap Situ Mustika. Pemilihan responden dilakukan secara accidental sampling, yaitu pengambilan contoh dilakukan tanpa perencanaan dan responden yang dimintai informasi diperoleh tanpa pertimbangan tertentu. Jumlah responden yang diperlukan sebanyak 30 orang. b. Masyarakat sekitar kawasan, yaitu dengan menyebarkan kuisioner dan

wawancara untuk mengetahui aktivitas masyarakat di sekitar Situ Mustika, tingkat pendidikan, dan persepsi mengenai ekowisata. Pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan responden dimana peneliti memiliki pertimbangan dalam menentukan responden sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 orang. c. Pengelola kawasan wisata dan pihak-pihak terkait yang dilakukan dengam

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Jadi, data sekunder merupakan data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulis. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai literatur, laporan, jurnal, media cetak, dan media elektronik (internet). Data sekunder juga dapat diperoleh melalui informasi penunjang dari instansi-instansi terkait seperti pihak pengelola, Dinas Pariwisata, Pemerintah Daerah, dan Aparatur Desa yang bersangkutan mengenai kawasan wisata yang menunjang penelitian. Data sekunder yang diperoleh meliputi keadaan umum kawasan Wana Wisata Situ Mustika, data kunjungan wisatawan, dan keadaan sosial-ekonomi penduduk di Kelurahan Karangpanimbal.

Dokumen terkait