• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 11. Kelimpahan zooplankton di Situ Mustika

2. Dinas Perhubungan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjar

4.7. Kesesuaian Wisata

Fasilitas yang dapat dinikmati para wisatawan untuk berwisata di Situ Mustika yang tersedia saat ini adalah sepeda air, duduk santai, memancing, dan

outbond. Kondisinya dapat dikatakan kurang baik karena sepeda air banyak yang rusak dan hanya dua sepeda air yang berfungsi. Fasilitas untuk duduk santai juga kurang terawat dan permainan seperti ayunan dalam keadaan rusak. Kegiatan memancing sempat dihentikan selama beberapa bulan karena adanya pembukaan lahan di hutan produksi sehingga ada limpasan lumpur yang terbawa air hujan dan menyebabkan air situ meluap kemudan banjir. Namun kegiatan wisata memancing telah dilaksanakan kembali setelah pengelola menebar ikan di Situ Mustika.

Analisis kesesuaian wisata yang dilakukan di Situ Mustika dilihat berdasarkan potensi sumberdaya di masing-masing lokasi dimana wisatawan dapat melakukan kegiatan wisatanya dengan baik serta potensi yang dimiliki Situ Mustika dapat dimanfaatkan secara optimal dan digunakan sesuai peruntukannya. Dalam menganalisis kesesuain wisata, wilayah Situ Mustika dibagi menjadi enam lokasi dimana akan dikembangkan tujuh kegiatan wisata, yaitu bersepeda air, berperahu, memancing, duduk santai, outbond, berkemah, dan flying fox. Kegiatan wisata tersebut dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu sangat sesuai, sesuai, sesuai bersyarat, dan tidak sesuai.

Kegiatan berperahu sesuai dilakukan di lokasi satu dengan nilai IKW 80,39% dan di lokasi dua sesuai untuk kegiatan sepeda air dengan nilai IKW 74,51%. Lima parameter yang mempengaruhi kegiatan bersepeda air dan berperahu sangat mendukung kegiatan wisata tersebut. Pada lokasi tiga sesuai dilakukan kegiatan memancing dengan nilai IKW 66,67%. Kelimpahan ikan, jenis ikan, dan kedalaman perairan di lokasi tersebut sangat mendukung dilakukannya kegiatan memancing. Kegiatan duduk santai sesuai dilakukan di lokasi empat dengan nilai IKW adalah 80,39%. Lokasi empat merupakan pulau yang berada di tengah danau, dimana terdapat gazebo yang dapat digunakan untuk duduk santai dengan pemandangan danau dan pepohonan. Lokasi lima sangat sesuai dilakukan kegiatan outbond dengan nilai IKW 83,33%. Kegiatan berkemah masuk kategori sangat sesuai dilakukan di lokasi tujuh dengan nilai IKW sebesar 88,24%. Kegiatan flying fox sangat sesuai dilakukan di lokasi satu dengan nilai IKW 100%.

Tabel 17. Lokasi wisata yang dapat dimanfaatkan

Lokasi Kegiatan Wisata Tingkat Kesesuaian Luas atau panjang (m2 atau m)

1 Berperahu Sesuai 4286,08

2 Sepeda air Sesuai 1653,51

3 Memancing Sesuai 209,74

4 Duduk santai Sesuai 549,51

5 Outbond Sangat Sesuai 704,94

6 Berkemah Sangat Sesuai 1353,49

1 Flying fox Sangat Sesuai 50

Sumber : Data primer 2010 (diolah) Keterangan : S = Sesuai

SS = Sangat sesuai 4.8. Daya Dukung Kawasan

Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia (Yulianda 2007). Daya dukung kawasan diperlukan nilainya untuk menciptakan kawasan yang nyaman dan tidak merusak lingkungan.

Daya dukung kawasan dihitung berdasarkan lokasi yang telah dianalisis kesesuaiannya terkait dengan jenis kegiatan wisata yang akan dikembangkan sehingga nilai daya dukungnya akan berbeda di setiap lokasi. Kegiatan berperahu dapat dilakukan di lokasi satu dengan luas 4286,08 m2. Luas lokasi yang dibutuhkan untuk berperahu adalah 20.000 m2 dengan waktu yang disediakan pengelola adalah 8 jam/hari, sehingga daya dukung kawasan untuk berperahu di Situ Mustika adalah 14 orang/hari yang dibagi menjadi 2 orang setiap satu kali trip selama 1 jam dengan perahu yang dapat menampung wisatawan sebanyak 2 orang.

Lokasi dua yang luasnya 1653,51 m2 dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bersepeda air. Luas lokasi yang dibutuhkan untuk bersepeda air dengan waktu maksimum rata-rata setengah jam dengan jumlah orang yang melakukan kegiatan dengan satu sepeda air sebanyak dua orang adalah 15.000 m2. Waktu yang disediakan oleh pengelola adalah 8 jam/hari, sehingga daya dukung lokasi dua adalah 4 orang/hari.

Kegiatan memancing dapat dilakukan di lokasi yang memiliki jarak antar pemancing 10 m agar pemancing satu tidak mengganggu pemancing lainnya

dengan waktu maksimum untuk melakukan kegiatan memancing adalah 6 jam. Lokasi yang cocok untuk kegiatan memancing adalah lokasi tiga dengan keliling 209,74 m2. Kelimpahan ikan di lokasi tiga cukup banyak dan tepiannya berupa pulau di tengah situ yang memudahkan pemancing untuk duduk saat sedang memancing. Daya dukung lokasi ini adalah 28 orang/hari.

Kegiatan duduk santai dapat dilakukan di lokasi empat dengan luas 549,51 m2. Lokasi empat merupakan pulau yang berada di tengah situ dan di sana terdapat gazebo sehingga sesuai untuk melakukan kegiatan duduk santai sambil melihat pemandangan danau dan hutan. Luas lokasi agar wisatawan dapat duduk tanpa terganggu oleh wisatawan lain adalah 16 m2. Di dalam pulau juga terdapat dermaga untuk sepeda air dan tersedia tempat duduk yang bisa dimanfaatkan untuk duduk santai. Lokasi empat memiliki daya dukung 183 orang/hari yang dibagi menjadi 69 orang setiap satu periode waktu selama 3 jam.

Kegiatan outbond dapat dilakukan di lokasi lima dengan luas 704,94 m2 dimana jumlah wisatawan yang dapat ditampung adalah 81 orang/hari. Luas lokasi yang dibutuhkan agar wisatawan tidak merasa terganggu dengan wisatawan lain adalah 700 m2 dengan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan outbond adalah 1 jam, sehingga dalam satu periode waktu wisatawan yang dapat melakukan kegiatan outbond adalah 10 orang. Lokasi enam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan berkemah dengan daya dukung 16 orang/hari. Luas lokasi yang dibutuhkan oleh wisatawan agar dapat berkemah dengan nyaman adalah 169 m2 dengan waktu maksimum yang dihabiskan per hari untuk berkemah 24 jam dan satu tenda dapat menampung dua orang. Luas lokasi enam adalah 1353,49 m2 dimana pengelola menyediakan waktu untuk berkemah 24 jam/hari.

Kegiatan flying fox dapat dilakukan antara lokasi empat dan lima yang melewati lokasi satu. Jumlah wisatawan yang dapat melakukan kegiatan flying fox adalah 32 orang/hari. Untuk mendukung kegiatan flying fox diperlukan satu buah tebing atau pohon yang dilengkapi tangga yang dibuat di bagian lokasi lima. Wisatawan meluncur di atas Situ Mustika dari atas tebing tersebut sampai daratan yang terletak di lokasi duduk santai (lokasi empat).

Jumlah total wisatawan yang dapat ditampung oleh kawasan Wana Wisata Situ Mustika adalah 358 orang/hari, tetapi harus menyebar dalam kisaran waktu selama 8 jam/hari atau tidak terakumulasi pada jam-jam kunjungan yang sama. Kawasan wisata Situ Mustika memerlukan perencanaan tata ruang dan letak berdasarkan kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan. Saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan wawancara, hal tersebut disebabkan fasilitas yang disediakan di kawasan Situ Mustika kurang memadai dan ditambah dengan adanya lokasi wisata baru di Kota Banjar yang menawarkan fasilitas hiburan yang lebih menarik. Oleh karena itu, pengelola harus mengembangkan fasilitas hiburan di kawasan Situ Mustika untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke kawasan ini.

Tabel 18. Daya dukung kawasan wisata Situ Mustika

No Lokasi Jenis Kegiatan

Daya Dukung Kawasan (DDK) (orang/hari) 1 1 Berperahu 14 2 2 Sepeda air 4 3 3 Memancing 28 4 4 Duduk santai 183 5 5 Outbond 81 6 6 Berkemah 16 7 1 Flying fox 32 Total 358

Sumber : Data primer 2010 (diolah)

Kawasan wisata Situ Mustika memerlukan perencanaan tata ruang dan letak yang sesuai dengan kesesuaian wisata dan pelaksanaannya harus memperhatikan daya dukung kawasan. Penambahan jumlah sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata sangat diperlukan untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Apabila kawasan Situ Mustika telah berkembang dan meningkatnya jumlah wisatawan, diperlukan sistem pengelolaan yang mengatur jumlah wisatawan agar tidak melebihi daya dukung kawasan. Pada umumnya jumlah wisatawan mengalami peningkatan pada hari libur, baik libur sekolah maupun libur nasional, karena ada penumpukan wisatawan di lokasi-lokasi kegiatan wisata tertentu. Hal ini harus diperhatikan karena dapat mengganggu kenyamanan wisatawan dan tentunya dapat merusak kelestarian alam.

Pengaturan jumlah wisatawan dapat dilakukan melalui sistem karcis, sehingga jumlah wisatawan dapat dikontrol dan tidak melebihi daya dukung. Setiap karcis berlaku bagi satu orang pada periode waktu tertentu, dan apabila wisatawan ingin memperpanjang waktu maka wisatawan dapat membeli karcis berikutnya. Selain itu, lokasi dan luas tempat parkir harus memadai sehingga dapat menampung 358 orang/hari. Pengaturan jumlah wisatawan melalui sistem karcis hendaknya juga didukung oleh sistem pengawasan. Salah satu cara pengawasan yang dapat dilakukan oleh pengelola adalah dengan membuat pintu gate di setiap sarana wisata yang dijaga oleh petugas. Pengawasan dan pengaturan yang baik sangat diperlukan untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan baik wisatawan maupun masyarakat sekitar. Masalah pembatasan wisatawan ini juga dapat diatasi dengan memanfaatkan potensi sumberdaya dan lokasi yang tersedia secara optimal.

4.9. Analisis Nilai Ekonomi Wisata

Penentuan nilai ekonomi wisata didasarkan pada pendekatan biaya perjalanan wisata yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan selama melakukan kunjungan wisata ke Situ Mustika, pendapatan wisatawan perbulan, dan jumlah kunjungan. Biaya tersebut meliputi biaya transportasi pulang pergi, biaya konsumsi, biaya akomodasi dan lain-lain (termasuk karcis masuk). Biaya perjalanan wisata yang didasarkan pada biaya-biaya tersebut sangat ditentukan oleh biaya masing-masing pengunjung. Nilai ekonomi wisata Situ Mustika saat ini adalah Rp.20.748.706/ha/tahun. Apabila terjadi pengembangan sesuai dengan daya dukung kawasan dengan jumlah pengunjung 358 orang/hari dan diasumsikan satu tahun adalah 360 hari, maka dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp. 412.668.706/ha/tahun.

Berdasarkan nilai ekonomi wisata Situ Mustika sekarang dapat diketahui bahwa potensi sumberdaya kawasan wisata Situ Mustika belum dioptimalkan dengan baik. Selain itu fasilitas yang tersedia masih minim dan wisatawan yang berkunjung sebagian besar berasal dari Kota Banjar sehingga biaya yang dikeluarkan wisatawan juga relatif sedikit. Kegiatan promosi yang kurang menjadi salah satu penyebab rendahnya minat wisatawan dari luar kota untuk berkunjung ke Situ Mustika. Apabila potensi sumberdaya yang tersedia dimanfaatkan secara

optimal, fasilitas wisata ditingkatkan dan dirawat dengan baik, disertai dengan kegiatan promosi yang menarik, maka kawasan Situ Mustika akan banyak diminati wisatawan dan mendatangkan pendapatan bagi daerah dan mensejahterakan masyarakat sekitar Situ Mustika.

Dokumen terkait