a. Memiliki bait.
b. Bait dibagi menjadi beberapa lirik. c. Mementingkan unsur bunyi. d. Bahasa emosional.
Sedangkan Lintang (2015: 436) menyatakan bahwa ciri-ciri yang terdapat dalam sebuah puisi adalah:
a. Mengutamakan keindahan bahasa.
b. Bahasa yang digunakan ringkas dan konotatif. c. Disajikan dalam bentuk monolog.
Menurut Kosasih (2011:206) ciri-ciri sebuah puisi sebagai berikut: a. Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
b. Dalam penyusunannya unsur-unsur bahasanya dirapikan, diperbagus dan diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
c. Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan pengarang yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
d. Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
e. Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, dan suasana puisi).
2. Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan bentuknya kita mengenal puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat atau disebut puisi lama, puisi yang diciptakan oleh masyarakat lama, seperti pantun, syair, dan gurindam. Serta terikat oleh syarat-syarat, seperti jumlah lirik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap lirik, pola rima dan irama, serta muatan setiap bait. Sementara puisi baru, puisi bebas atau puisi modern merupakan bentuk pengucapan puisi yang tidak
23 menginginkan pola-pola estetika yang kaku atau patokan-patokan yang membelenggu kebebasan jiwa penyair. Dengan demikian, nilai puisi modern dapat dilihat pada keutuhan, keselarasan, dan kepadatan ucapan, dan bukan terletak pada jumlah bait dan lirik yang membangunnya (Dibia, 2018: 78).
a. Puisi Lama
Puisi lama memiliki beberapa bentuk, misalnya pantun, syair, gurindam, talibun, seloka, mantra, dan karmina.
1). Pantun
Pantun adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Terdiri atas empat baris atau lirik. - Bersajak a-b-a-b.
- Terdapat sampiran dan isi. Contoh
Ada papaya ada mentimun (a) Ada markisa ada salak (b) Daripada duduk melamun (a) Mari kita membaca sajak (b) 2). Syair
Syair mirip dengan pantun. Syair mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Terdiri dari empat baris atau lirik. - Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. - Bersajak a-a-a-a.
- Tidak terdapat sampiran. - Isinya berupa ragkaian cerita.
24
Lalulah berjalan Ken Tambuhan Diiringi penglipur dengan tadahan Lemah lembut berjalan perlahan-lahan Lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri Masing-masing berkata sama sendiri Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
(Via Waluyo dalam Suryaman, 2013: 21)
3). Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang isi dan tema di dalamnya sama dengan pantun. Gurindam memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Terdiri atas 2 baris.
- Sajak akhir berirama a – a; b – b; dan seterusnya.
- Baris pertama berisi sebab dan baris kedua berisi akibat. - Isinya mengandung nasihat-nasihat dan bersifat mendidik.
Contoh puisi gurindam berkaitan dengan nasihat agama:
Gurindam Dua Belas
Barang siapa tiada memegang agama Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Barang siapa mengenal yang empat Makai ia itulah orang makrifat
25 Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang Bahari
Barang siapa mengenal dunia Tahulah ia barang yang terperdaya
Barang siapa mengenal akhirat Thulah ia dunia mudarat
(Djamaris dalam Setyawati, 2004:220)
4). Seloka
Seloka disebut juga pantun berbingkai. Ciri-ciri seloka adalah kalimat ke-2 dan ke-4 pada bait pertama diulang kembali pengucapannya menjadi kalimat pertama dan ketiga bait ke-2.
5). Mantra
Mantra adalah karya sastra lama yang berisi pujian-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau dianggap keramat. Mantra biasanya diucapkan secara lisan oleh para pawang atau dukun dalam acara keagamaan. 6). Karmina (pantun kilat)
Ciri-ciri karmina adalah terdiri atas dua baris atau lirik dan baris pertama berisi sampiran dan baris kedua berisi isi.
b. Puisi Baru
Puisi baru berbeda dengan puisi lama. Isi, bentuk irama, dan persajakan seperti yang terdapat dalam puisi lama mulai berubah pada puisi baru. Isi puisi baru dituliskan dengan bahasa yang cukup bebas dan lincah.
26
Ada beberapa jenis karya sastra puisi baru yaitu:
1) Puisi Transparan (Diapan) adalah puisi yang menggunakan kata-kata mudah dipahami akan tetapi dapat menimbulkan rasa haru dan gugah para pembaca. Adapun contoh puisi Diapan sebagai berikut:
SAJAK SIKAT GIGI Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur Di dalam tidurnya ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari Sikat giginya tinggal sepotong Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardinugraha dalam buku Suryaman dkk, 2013.Hal.31)
2) Puisi Prismatis adalah puisi yang sukar dipahami karena menggunakan kata-kata kiasan, asosiasi, perlambangan yang mengandung makna konotatif, yakni makna yang bisa ditafsirkan bermacam-macam (poly interpretable).
Berikut contoh puisi Primatis:
SAAT SEBELUM BERANGKAT mengapa kita masih juga bercakap
hari hampir gelap
menyekap beribu kata di antara karangan bunga di ruang semakin maya, dunia purnama
27 sampai tak ada sempat bertanya
mengapa musim tiba-tiba reda
kita di mana. Waktu seorang bertahan di sini di luar para pengiring jenazah menanti
(Sapardi Djoko Damono dalam buku Suryaman dkk, 2013. Hal.31)
3) Puisi Kontemporer adalah Puisi yang lebih mengandalkan variasi bentuk dan permainan bunyi bahasa seperti rima , irama, tekanan, intonasi dan lain-lain. Jenis ini lebih mengutamakan kesan yang ditimbulkan oleh puisi bukan arti yang ingin disampaikan oleh penyair.
Adapun contoh puisi kontemporer karya (Sutardji Calzoum Bachri dalam Juwati, 2017:81) sebagai berikut:
Mantera Lima percik mawar Tujuh sayap merpati
Sesayat langit perih Dicabik puncak gunung
Sebelas duri sepi Dalam dupa rupa Tiga menyan luka
Mengasapi luka Puah! Kau jadi!
28
4) Puisi Mbling adalah jenis puisi yang tidak patuh pada aturan atau puisi nakal. Yaitu ketentuan-ketentuan yang umumnya berlaku dalam penciptaan suatu puisi (Sehandi, 2016: 64-65).
Adapun contoh puisi Mbling (Sylado, 2004:9) sebagai berikut.
MADAH YANG TERTINDAS NAMUN TAK BINASA
lantaran kamu
memerintah dengan kekerasan aku menyiapkan pemberontakan
dengan kasih sayang lewat teaterku.
Selain puisi berdasarkan bentuknya, adapula puisi berdasarkan karya sastra seni yang terdiri atas berbagai macam. Menurut (Waluyo 1987 dalam Dibia 2018:78) membagi puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Adapun pembahasannya seperti di bawah ini.
a. Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang isinya sama dengan cerita. Seorang penyair menyampaikan gagasannya dalam bentuk cerita dimana di dalamnya terdeskripsikan ada pelaku yang berkisah, contohnya:
DESAKU
Hagu
Sebuah nama selalu merdu Di telingaku
29
Alammu Nyiurmu Pantaimu
Memanggil daku selalu Untuk tidak jauh Dari sisimu Dari pagi dan siang
Ku berangkat dan pulang dari sekolah Bersama teman-temanku
Lewat jalan berbelok
Dinaungi pepohonan rindang Karena itu aku bertekad Akan selalu memeliharamu Akan selalu mengingatmu Sampai akhir hayat
b. Puisi Lirik
Puisi lirik merupakan puisi yang cara mengungkapkan gagasannya dengan pujaan terhadap seseorang dan tidak bercerita. Adapun contohnya:
R.A. Kartini Engkau pendekar bangsa
Pahlawan wanita Indonesia Engkau korbankan jiwa dan raga
Engkau lahir di Istana Tiada kurang satu apa pun Tapi kau tak terlena
30
Melihat kaummu menderita Raden Ajeng Kartini
Engkau laksana obor Pikiranmu menerangi hati Engkaulah pelopor
c. Puisi Deskriptif
Yaitu puisi yang mengungkapkan gagasannya dengan cara menggambarkan suatu kesan, peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Misalnya puisi yang menggambarkan keindahan alam sebagai berikut:
ALAM YANG INDAH
Sunguh indah alam Ciptaan Tuhan Hewan, Burung, ikan Tumbuh-tumbuhan Bintang dan bulan Seenap tata surya Memuji Tuhan
Tuhanku menjaga Sejagat raya
Burung Margasatwa Cukup makannya Ajar aku, Tuhan Buka mataku