• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis tanaman sayur dataran rendah

Dalam dokumen BAB 1 KENYAMANAN TERMAL (Halaman 55-61)

TERAPAN TAMAN DAN KENYAMANAN TERMAL

A. Penataan Taman Sayur

1. Jenis tanaman sayur dataran rendah

A. Penataan Taman Sayur

1. Jenis tanaman sayur dataran rendah

Tanaman ini merupakan tanaman yang mudah/dapat hidup di dataran rendah (sebagian besar pada wilayah perkotaan), dan sebagian besar sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat, meskipun ada jenis yang belum banyak dikonsumsi. Berdasarkan inventarisasi jenis tanaman sayur yang dapat hidup ditaran rendah menurut Santoso (2014) diantaranya adalah (Tabel 14).

Tabel 14: Beberapa jenis tanaman sayur yang mampu hidup di

dataran rendah.

No Nama Sayur Nama Latin No Nama Sayur Nama Latin

1 Seledri Apium graveolens 6 Kaelan Brassica oleraceae

2 Bayam hijau Amaranthus sp 7 Pakcoy Brassica rapa cv pakchoy

3 Bayam merah Amaranthus sp 8 Caisim/sawi Brassica rapa cv caisim

4 Kangkung darat Ipomoea reptans 9 Ginseng jawa Talinum paniculatum gaerth

5 Selada keriting Lactuca sativa 10 Head lattuse Lactuca sativa

Penomoran halaman akan diedit oleh editor

Beberapa jenis tanaman sayur daun, yaitu tanaman produktif yang mempunyai umur panen relatif pendek yang mempunyai umur panen hampir sama yaitu antara 25 sampai 60 hari (Tabel 15). biasanya mempunyai daun yang lebih tebal/ lebat dibandingkan tanaman sayur buah sehingga apabila ditata untuk taman akan mudah menghasilkan estetika yang baik dan dapat memberikan sistim pernaungan/ pembayangan yang lebih sempurna.

Penggunaan beberapa varietas tanaman sayur daun dengan umur tanaman sayur yang hampir sama membuat laju pertumbuhan dari tanaman-tanaman tersebut akan mendekati sama (jumlah daun, tinggi tanaman dan proses berlangsungnya fotosintesis optimal) (Sulisbury, 1956), sehingga apabila ditata secara bersama akan menghasilkan ketinggian yang merata dan akan lebih mudah untuk menghasilkan estetika yang baik.

Tabel 15: Umur tanaman sayur

No Nama Sayur Umur panen No Nama Sayur Umur panen

1 Pakcoi 25 - 30 hari 6 Kaelan 30 - 35 hari

2 Bayam merah 25 - 30 hari 7 Head lattuse 25 - 30 hari

3 Selada keriting 25 - 30 hari 8 Kangkung darat 25 - 30 hari

4 Caisim/sawi 25 - 30 hari 9 Seledri 35 - 60 hari

5 Ginseng jawa 30 - 60 hari 10 Bayam hijau 25 - 30 hari

Penomoran halaman akan diedit oleh editor

Pengukuran terhadap beberapa jenis tanaman sayur yang dapat hidup didataran rendah untuk besarnya laju serapan CO2 yang dilakukan di Laboratorioum Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (Tabel 16).

Tabel 16: Hasil pengukuran laju serapan CO2 (µmol

CO2/m2/detik).

No Jenis tanaman Waktu pengamatan Rerata --- 06.30 - 07.30 10.00 – 11.00 12.00 – 13.00 1 Pak Coy 64,30 78,10 81,60 74,67 2 Bayam merah 53,20 80,30 76,60 70,03 3 Selada keriting 63,80 76,30 80,40 73,17 4 Sawi/caisim 57,10 81,90 83,00 74,00 5 Ginseng Jawa 70,90 73,90 80,40 75,07 6 Kaelan 68,90 70,66 79,00 72,85 7 Head lettuse 70,10 75,20 78,70 74,67 8 Kangkung 62,60 75,40 82,10 73,37 9 Seledri 63,20 74,10 82,10 73,80 10 Bayam hijau 64,70 75,80 55,80 65,43 Sumber: Santoso (2014).

Adapun pengukuran terhadap beberapa jenis tanaman sayur yang dapat hidup didataran rendah berdasarkan suhu tanaman dan kemampuan tanaman dalam melepas O2 (Oksigen) sebagai berikut: (Tabel 17).

Penomoran halaman akan diedit oleh editor

Tabel 17: Hasil pengukuran suhu dan kemampuan melepas O2 pada tanaman sayur .

--- No Jenis tanaman suhu tanaman Kemampuan melepas

(ºC) O2 ke udara (%) --- 1 Pak Coy 29,5 20,8 2 Bayam merah 28,9 21,0 3 Selada keriting 29,0 21,2 4 Sawi/caisim 28,4 20,9 5 Ginseng Jawa 29,5 20,9 6 Kaelan 29,4 20,8 7 Head lettuse 29,5 20,6 8 Kangkung 29,7 20,9 9 Seledri 29,9 20,7 10 Bayam hijau 30,0 20,2 --- Sumber : Santoso (2014)

Laju serapan CO2 (Tabel 16), menunjukkan adanya perbedaan serapan CO2 pada setiap adanya peningkatan intensitas cahaya matahari, makin besar intensitas cahaya matahari makin besar pula laju serapan CO2 yang terjadi pada daun. Rata-rata laju serapan CO2 maksimal terjadi pada saat intensitas cahaya matahari tertinggi yaitu berkisar pada jam 12.00 – 13.00 dan hanya sebagian kecil saja yang laju serapan CO2 maksimal terjadi pada saat intensitas cahaya matahari sedang yaitu berkisar pada jam 10.00 – 11.00. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa tanaman sawi/caisim (Brassica rapa cv caisim) mempunyai kemampuan menyerap CO2 yang lebih tinggi pada siang hari dan rerata dari tanaman yang lain, sedangkan urutan ke dua dan

Penomoran halaman akan diedit oleh editor

ketiga yaitu tanaman seledri (Apium graveolens) dan kangkung (Ipomoea reptans) serta pakcoy (Brassica rapa cv pakchoy.) Tanaman Bayam merah, Selada keriting dan sawi menunjukkan suhu tanaman yang relative rendah dibandingkan yang lain (Tabel 17), hal ini terjadi karena adanya proses fotosintesis yang membutuhkan suhu dan penyinaran matahari yang terik.

Beberapa jenis tanaman sayur yang mempunyai suhu tanaman terendah, diantaranya pada tanaman bayam merah (Amaranthus sp), selada keriting (Lactuca sativa) dan sawi/caisim (Brassica rapa cv

caisim) serta kaelan (Brassica oleraceae) (Tabel 17). Suhu tanaman

adalah energi yang terdapat dalam suatu sistim jaringan tanaman, semakin banyak energi yang tersimpan dalam sistim jaringan tanaman semakin tinggi suhunya. Tanaman yang tidak mengalami stres air, suhu daun dan suhu udara tidak berbeda terlalu besar, sehingga pengukuran suhu udara sekitar daun dapat menjadi indikasi suhu tanaman. Sedangkan tanaman sayur yang mempunyai kemampuan melepas O2 keudara besar dan melebihi atau minimal sama dengan standar prosentase Oksigen di atmosfer (20,9 %) diantaranya pada tanaman selada keriting (Lactuca sativa), bayam hijau (Amaranthus sp), bayam merah, (Amaranthus sp), head lettuse (Lactuca sativa), sawi/caisim

(Brassica rapa cv caisim), ginseng Jawa (Talinum paniculatum gaerth)

dan kangkung (Ipomoea reptans).

Penentuan jenis tanaman sayur yang mampu meningkatkan kenyamanan termal berdasarkan kriteria: umur daun, suhu tanaman, kemampuan tanaman menyerap CO2 dan melepas O2 ke udara, dan estetika, sehingga dipilih tiga jenis tanaman sayur yaitu: Tanaman

Penomoran halaman akan diedit oleh editor

sayur bayam merah (Amaranthus sp), Tanaman sayur selada keriting (Lactuca sativa), dan Tanaman sayur sawi (Brassica rapa cv caisim) (santoso, 2014)

Tanaman sawi, selada keriting dan bayam merah (Lampiran 1) sebagai tanaman yang digunakan dengan pertimbangan memenuhi prinsip-prinsip disain (estetika) taman sebagai berikut:

Tema, 1) bentuk: ketiga tanaman memiliki unsur bentuk bulat (daunnya), 2) ukuran: ketiga tanaman memiliki ukuran permukaan daun yang sedang; dan 3) tekstur: ketiga tanaman memiliki tekstur daun yang kasar menunjukkan adanya unsur kesatuan dalam tema rancangan taman.

Gradasi, 1) bentuk: ketiga tanaman memiliki gradasi bentuk bulat dari bentuk bulat kecil sampai bulat sedang, 2) warna: antara tanaman sawi dengan selada keriting terjadi gradasi warna dari hijau tua ke hijau muda; dan 3) tekstur: ketiga tanaman memiliki tekstur daun kasar dengan gradasi mulai paling kasar (selada keriting) sampai yang kurang kasar (sawi). Perubahan karakter dari ketiga unsur mulai dari bentuk kecil ke besar, warna muda ke tua dan dari tektur kasar ke halus menunjukkan adanya gradasi yang berurutan/berirama sehingga tidak menimbulkan kesan monoton.

Kontras, 1) warna: komposisi warna ketiga tanaman membentuk prinsip disain yang kontras terutama dengan adanya warna merah dari bayam merah maka gradasi warna hijau menjadi hilang, keadaan ini menimbulkan kesan yang tidak monoton; dan 2) tekstur: komposisi tektur permukaan daun yang berbeda ter utama dengan adanya tektur

Penomoran halaman akan diedit oleh editor

permukaan daun selada keriting yang sangat kasar dan bergelombang membentuk prinsip disain yang kontras dengan tektur permukaan daun yang lain.

Dalam dokumen BAB 1 KENYAMANAN TERMAL (Halaman 55-61)

Dokumen terkait