BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.4 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Masker Peel-off Terhadap
Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri yang dilakukan dengan berbagai formula masker peel-off dan sediaan dipasaran sebagai kontrol positif, menunjukkan sediaan masker peel-off memiliki diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan dengan sediaan di pasaran. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Pengukuan Uji Aktivitas Antibakteri Masker Peel-off Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm)*
P. acne S. epidermidis
F0 = Blanko (dasar masker peel-off tanpa ekstrak etanol daun ketapang) F1 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 2%
F2 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 4%
F3 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 6%
F4 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 8%
KP = Kontrol Positsif (Sediaan di pasaran) KN = Kontrol Negatif (DMSO)
* = Hasil pengukuran dua kali pengulangan
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak di dalam sediaan masker peel-off, maka semakin besar daya hambat pertumbuhan bakterinya. Ini terlihat dari besarnya diameter zona hambat yang terbentuk. Data di atas menunjukkan, Formula 1 dengan konsentrasi ekstrak 2% memiliki diameter zona hambat sebesar 22,6 mm pada P. acne dan 18,9 mm pada S.
epidermidis. Menurut Depkes RI (1995), suatu zat dikatakan memiliki daya hambat yang baik jika diameter daerah hambatan lebih kurang 14 sampai 16mm.
Maka Formula 1 dengan konsentrasi ekstrak 2% sudah efektif dan efisien untuk dijadikan sebagai sediaan masker peel-off. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri sediaaan masker peel-off dapat dilihat pada Lampiran 9.
Hasil uji ini juga menunjukkan bahwa sediaan masker peel-off yang mengandung ekstrak memilliki aktivitas antibaketri yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etanol daun ketapang. Hasil perbandingan dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Sediaan Masker
F0 = Blanko (dasar masker peel-off tanpa ekstrak etanol daun ketapang) F1 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 2%
F2 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 4%
F3 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 6%
F4 = Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 8%
KP = Kontrol Positsif (Sediaan di pasaran) KN = Kontrol Negatif (DMSO)
* = Hasil pengukuran dua kali pengulangan
Data diatas menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara diameter zona hambat ekstrak dan diameter zona hambat sediaan masker peel-off, dimana sediaan masker peel-off memiliki diameter zona hambat yang lebih besar. Hal ini diduga karena adanya bahan pengawet yaitu nipagin dalam formulasi sediaan masker peel-off. Menurut Rowe, dkk (2006), nipagin sebagai bahan pengawet efektif menghambat pertumbuhan kapang dan khamir.
Nipagin juga aktif melawan bakteri terutama bakteri Gram positif jika dibandingkan dengan bakteri Gram negatif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
a. Ekstrak etanol daun ketapang dapat diformulasikan menjadi sediaan masker peel-off dengan menggunakan variasi konsentrasi ekstrak. Masker peel-off yang dihasikan berwarna coklat tua hingga coklat kehitaman dan blanko tidak berwarna atau bening.
b. Masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan uji klinis terhadap penderita yang mempunyai jerawat menggunakan skin analyzer.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 473.
Barel, A.O., Paye, M., Maibach, H.I. 2009. Cosmetic Science and Technology.
2nd Ed. New York: John Willy and Son Inc. Halaman 626-629.
Batubara, S. 2016. Formulasi Masker Peel-off Ekstrak Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea cav.sendth.) Sebagai Anti-Aging. Skripsi.
Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Halaman 27.
Berman, A., Snyder, S. 2012. Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice. Edisi Ke-9. New Jersey: Pearson.
Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi I.
Jakarta: Salemba Medika.
Difco Laboratories. 1977. Difco Manual of Dehydrated Culture Media and Reagents for Microbiology and Clinical Laboratory Procedures. Ninth edition. Detroit Michigan: Difco Laboratories. Halaman 32, 64
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Halaman 9, 33, 151-171.
Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 22,356.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 40, 156.
Depkes RI, 2017. Farmakope Herbal Indonesia Edisi 3. Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 530-531.
Dwikarya, M. 2002. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Kawan Pustaka. Hal. 1, 57.
Fauzi, A.R dan Nurmalina, R. 2012. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 3
Farnsworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants, Journal of Pharmaceutical Sciences. Volume 55. Number 3. Chicago:
Reheis Chemical Company. Halaman 225-276.
Grace, F.X., C. Darsika, K.V. Sowmya, K.Suganya, and S. Shanmuganathan.
2015. Preparation and Evaluation of Herbal Peel Off Face Mask.
American Journal of PharmTech Research. (5): 33-336.
Herbarium Medanese. (2019). Hasil Identifikasi Tumbuhan. Medan: USU.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 3. Jakarta: Departemen Kehutanan. Halaman 1502.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid I. Bandung:
Irama Widya.
Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, E.A. (1996). Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Halaman 63.
Kuncari, E.S., dkk. 2014. Evaluasi Uji Stabilitas Fisik dan Sinersis Sediaan Gel yang Mengandung Minoksidil, Apigenin dan Perasan Herba Seledri (Apium graveolens L.). Bul. Penelit. Kesehat. 42(4): 214.
Lay, W.B. (1994). Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 71-73.
Lee, C.K. (2013). Assessments Of The Facial Mask Materials In Skin Care.
Thesis. Department of Cosmetics Science. Chia-Nan University of Pharmacy and Science. Taiwan: Hal. 10-19.
Lu, J.B. (2010). The Development of Fomula and Quality Control Method for Tranexamic Acid Hydrogel Mask. Thesis. Department of Applied Chemistry. Chaoyang University of Technology. Taiwan. Hal. 12-15.
Madan, J., Singh, R. 2010. Formulation and Evalution of Aloe vera topical gels.
International Journal of Pharmaceutical Sciences. 2(2). Halaman 551-555
Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Tokyo: Elsevier. Halaman 28-32, 157.
Mulyawan, D., dan Suriana, N. 2013. A-Z Tentang Kos metik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Halaman 16-17.
Noormindhawati, L. (2013). Jurus Ampuh Melawan Penuaan Dini. Jakarta:
Kompas Gramedia. Hal. 2-5.
Novel, S.S. (2014). 500 Rahasia Cantik Alami Bebas Jerawat. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Halaman 9-10, 12.
Nurani, L. W. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Pisang Muli (Musa acuminata) terhadap Methicillin Resistent Staphylococcus aureus. Skripsi.
Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 38
Pauly, G., 2001, “Cosmetic, Dermatological and Pharmaceutical Use of an Extract of Terminalia catappa”, United States Patent Application
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Yogjakarta: Erlangga.
Halaman 106-108, 136-137.
Prianto, J. 2014. Panduan Lengkap Merawat Kulit Wajah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman 144-147.
Putro, D.S. (1997). Agar Awet Muda. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Hal. 21-22.
Radji, M. (2013). Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 7, 10.
Rawlins, E.A. (2003). Bentley’s Textbook of Pharmaceutics. Edisi ke delapan belas. London: Bailierre Tindall. Halaman 22, 355.
Riawenni, S. 2017. Aktivitas antibakteri krim antijerawat yang mengandung ekstrak daun sirih hijau (piper betle l.) Terhadap propionibacterium acne.
Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rieger, M. M. 2000. Harry's Cosmeticology 8th Edition. New York: Chemical Publishing Co.Inc. Halaman 471-483.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung:
ITB. Halaman 71-72.
Rowe,R.C., Sheskey,P.J., Quinn,M. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ed. London: Pharmaceutical Press. Halaman 300-302.
Shai, A., Maibach, H.I., dan Baran, R. (2009). Handbook of Cosmetic Skin Care. Edisi II. UK: Informa Healthcare. Hal. 6-10.
Tamelia. 2019. Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Ketapang terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan
Thomson, L.A.J., and B. Evans. 2006. Terminalia catappa (tropical almond), ver.
2.2. In: Elevitch, C.R. (ed.). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR), Hōlualoa, Hawaii Tranggono, RI, Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman 11–32, 167.
Umayah, R. 2016. Formulasi Sediaan Masker Peel-off Ekstrak Etanol Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatic) dan Efeknya Sebagai Anti-Aging.
Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Halaman 45-46.
Vieira, R.P. 2009. Physicaland Physico chemical Stability Eavluation of Cosmetic Formulations Containing Soybean Extract Fermented by Bifido bacterium animals. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences. 45(3).
Halaman 515-525.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.
Halaman 16-21.
Wasitaatmadja, S. M. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 3.
Wasito, H. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Halaman 57.
World Health Organization. 1992. Quality Control Methods For Medicinal Plant MateriaL. Switherland: WHO. Halaman. 19-25.
Zuhrotun Ade., Suganda, Nawawi dan As’ari. 2010. Phytochemical Study of Ketapang Bark (Terminalia catappa L.) International Conference on Medicinal Plants.
Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Kesehatan
Lampiran 2. Contoh Surat Pernyataan Sukarelawan
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (Informed Consent)
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama :
Umur :
JenisKelamin : Stambuk : Alamat : No.Telp/HP :
Telah mendapat penjelasan dari peneliti (Umairoh Mailanie) secara jelas tentang penelitian “Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Masker Peel-off Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia untuk diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, April 2019 Responden
( )
Lampiran 3. Gambar Tanaman Ketapang
Gambar pohon ketapang
Gambar daun ketapang 1cm
Lampiran 3. Lanjutan
Gambar daun ketapang kering
Gambar serbuk simplisia Daun Ketapang 1cm
Lampiran 4. Bagan Kerja Pembuatan Sediaan Masker Peel-off Ekstrak Eanol Daun Ketapang
1. Bagan Pembuatan Basis Masker Peel-off
Ditambahkan etanol 96%
Dimasukkan massa PVP ke dalam massa PVA, aduk hingga homogen
Dicampurkan, diaduk hingga homogen
Tambahkan gliserin
Basis masker peel-off
Lampiran 4. Lanjutan
2. Bagan Pembuatan Masker Peel-off Ekstrak Etanol Daun Ketapang
Ditambahkan ekstrak etanol daun ketapang 2%, 4%, 6%
dan 8%
Ditambahkan etanol 96% setelah dingin Nipagin
Dimasukkan massa PVP ke dalam massa PVA, aduk hingga homogen
Dicampurkan, diaduk hingga homogen
Tambahkan gliserin
Masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang
Lampiran 4. Lanjutan
3. Bagan Pembuatan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Masker Peel-off Ekstrak Etanol Daun Ketapang
Diambil koloni baktri menggunakan jarum ose steril Disuspensikan ke dalam 10 ml Nutrient broth Diinkubasi
Dimasukkan 0,1 ml ke dalam cawan petri DituangNutrient agar 15 ml
Dihomogenkan dengan cara digoyang membentuk angka 8
Diletakkan pencadang kertas yang telah dicelupkan ke dalam sediaan masker peel-offdengan konsentrasi ekstrak 0, 2, 4, 6 dan 8% serta salah satu sediaan dipasaran sebagai pembanding
Diinkubasi selama 24 jam
Diukur diameter zona hambat bakteri menggunakan jangka sorong
Stok kultur bakteri
Inokulum Bakteri
Bakteri dalam NA padat
Hasil terlampir
Lampiran 5. Gambar Sediaan Masker Peel-off Ekstrak Etanol Daun Ketapang
Sediaan Masker Peel-off pada Awal Pembuatan
Sediaan Masker Peel-off pada penyimpanan 12 minggu
F0 (Blanko) F1 (2%) F2 (4%) F3 (6%) F4 (8%)
F0 (Blanko) F1 (2%) F2 (4%) F3 (6%) F4 (8%)
Lampiran 6.Gambarujihomogenitassediaan masker peel-off
Keterangan:
F0 : Masker peel-off tanpa ekstrak etanol daun ketapang (blanko) FI : Masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 2%
FII : Masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 4%
FIII : Masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 6%
FIV : Masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 8%
Lampiran 7. Gambar Pengaplikasian Masker Peel-off pada Wajah Sukarelawan
Masker peel-off awal pengaplikasian Masker peel-off Setelah kering
Lampiran 8. Hasil Uji Iritasi Sediaan Masker Peel-offterhadap Sukarelawan Pemakaian dengan masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 2%
Saat pemakaian Setelah pemakaian
Pemakaian dengan masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 4%
Saat pemakaian Setelah pemakaian
Lampiran 8. Lanjutan
Pemakaian dengan masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 6%
Saat pemakaian Setelah pemakaian
Pemakaian dengan masker peel-off ekstrak etanol daun ketapang 8%
Saat pemakaian Setelah pemakian
Lampiran 9. Gambar
KP = Kontrol Positsif (Sediaan di pasaran) KN = Kontrol Negatif (DMSO)
P. acne
Gambar Hasil Uji aktivitas anti bakteri sediaan masker
= Blanko (dasar masker peel-off tanpaekstraketanoldaunketapang
= Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 2%
= Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 4%
i ekstrak etanol daun ketapang 6%
= Konsentrasi ekstrak etanol daun ketapang 8%
Positsif (Sediaan di pasaran)
Lampiran 10. Gambar Alat dan Bahan
Alat Gelas Viskometer Brookfield
Penangas Air Ph Meter
Rotary Evaporator Neraca Analitik
Lampiran 10. Lanjutan
Mikropip
`
Oven
Jangka sorong Lanjutan
Mikropipet Autoklaf
Oven LAF (Laminar Air Fl
sorong Inkubator bak
low)
kteri