• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Jihad

Semenjak serangan 11/9 di Amerika, citra ummat islam yang damai seakan hilang. Jihad bukan semata-mata perjuangan fisik. Jihad juga berarti perjuangan pikiran dan perjuangan mengalahkan nafsu. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan definisi seperti itu berasal dari padanan kata jihad dalam bahasa Arab. Jihad, terangnya berasal dari kata jahada yang berarti bersungguh-sungguh. Kemudian berubah

35

menjadi beberapa kata di antaranya jihad, ijtihad, dan mujahadah. Yang pertama berarti perjuangan fisik, kedua berarti perjuangan pemikiran, dan ketiga adalah perjuangan memerangi hawa nafsu. Jihad yang dipahami adalah sinergi dari seluruhnya36.

Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad amatlah tinggi di akhirat kelak. Begitu pula di dunia mereka mulia di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad dengan segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, lisan dan pedang37.

Secara Umum, Islam mengenal empat Manhaz yang memiliki pandangannya masing-masing akan makna jihad yaitu38 :

a. Hanafi

Dalam Fathul Qodir, juz 5/187, Ibnu Hummam mengatakan bahwa yang dimaksud Al Jihad adalah mengajak orang kafir kedalam pelukan Dienul Haq dan memeranginya jika menolak. Al Jihad berarti mengatakan dalam kitabnya Al Badaa‟i, juz 9/4299 bahwa Al Jihad berarti mengerahkan baik dengan diri, harta, maupun lisan.

b. Maliki

Makna jihad diperuntukkan kepada orang-orang muslim yang memerangi orang-orang kafir yang tidak terikat dalam perjanjian (damai) demi menegakkan ajaran Allah SWT. Jihad juga berarti datangnya orang Islam

36

Artikel, Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/ 10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad edisi Sabtu, 17 Juli 2010, diakses 18 Februari 2016, pkl 23.01.

37

Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (PT. Mirzan Pustaka: Jakarta, 2010), hlm. 78

38

kepada orang kafir untuk mengajak mereka memeluk Dienullah, atau masuknya orang Islam ke daerah kafir untuk tujuan serupa.

c. Syafi‟ie

Al Baajuti mengatakan Al Jihad adalah berperang di jalan Allah. Selain itu, Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, juz 2/6 juga mengatakan bahwa ditinjau dari hukum syara‟, jihad mengerahkan segenap kemampuan untuk memerangi orang kafir.

d. Hambali

Jihad artinya memerangi orang-orang kafir. Jihad juga berarti perang dan mengarahkan segenap kemampuan untuk menegakkan kalimat Allah.

Bentuk jihad dalam islam

Secara Umum, seperti yang tertulis dalam literatur, Islam mengenalbeberapa bentuk jihad yaitu39:

a. Jihad alan-nafsi, yaitu berjuang melawan hawa nafsu. b. Jihad bil-lisan, yaitu berjihad dengan lidah.

c. Jihad bil-qalam, yaitu berjihad dengan pena.

d. Jihad bit-tarbiyah, yaitu berjihad dengan pendidikan, dengan cara menyebarkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.

e. Jihad fi sabilillah, yaitu berjuang dijalan Allah.

Berikut ini adalah tingkatan jihad menurut Ibn Al-Qayyim40

a. Jihad terhadap hawa nafsu, terdapat empat tingkatan jihad melawanhawa nafsu:

39

Tim Penyusun Pusaka Azet Jakarta, Leksikon Islam, (Jakarta: PT Penerbit Pustazet Pustaka,1998), hlm. 286

40Arief B. Iskandar, “Mendefinisikan Kembali Makna Jihad,” al-Wa`ie no. 65 Tahun VI, edisi 1-31 Januari 2006, hlm 31.

1. Melakukan jihad terhadap diri untuk mempelajari kebaikan, petunjuk, dan agama yang benar.

2. Berjihad terhadap diri untuk mengamalkan ilmu yang sudah didapat.

3. Berjihad terhadap diri untuk mendakwahkan dan mengajarkan ilmu kepada orang-orangyang belum mengetahuinya.

4. Berjihad dengan kesabaran ketika mengalami kesulitan dan siksaan dari makhluk dalam berdakwah di jalan Allah dan menanggung semuanya dengan hanya mengharapkan ridha Allah.

b. Jihad melawan setan, terdapat dua tingkatan jihad dalam melawan setan: 1. Berjihad melawan setan dengan membuang segala kebimbangan dan

keraguan dalam keimanan seorang hamba yang diberikan olehnya.

2. Berjihad melawan setan dengan menangkis keimanan berbuat kerusakan dan memenuhi syahwat yang diberikan olehnya.

c. Jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik, terdapat empat tingkatan dalam jihad melawan kaum kafir dan kaum munafik:

1. Jihad dengan hati

Yang dimaksudkan dengan jihad dengan hati ialah karena tidak berdaya untuk memerangi kesesatan, kebatilan dan kemungkaran itu dengan tangan dan lidahnya disebabkan karena merasa yakin akan menerima mudarat kerananya.

2. Jihad dengan lisan

Jihad dengan lisan yaitu, melawan musuh Islam dengan lisan atau tulisan untuk menundukkan mereka. Karena diantara musuh-musuh Islam itu ada

yang mau tunduk dengan hujjah dan ancaman non senjata, sehingga mereka cukup ditakut-takuti tanpa kekerasan fisik.

3. Jihad dengan harta

Jihad dengan harta adalah sebagai senjata lahir kepada semua jenis jihad. 4. Jihad dengan jiwa (nafs)

Jihad dengan jiwa adalah berperang dijalan Allah demi membela kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan pemikiran dan hawa nafsu manusia semata.

d. Jihad melawan kezaliman dan kefasikan, terdapat tiga tingkatan jihad melawan kezaliman dan kefasikan :

1. Jihad terhadap pelaku kezaliman 2. Jihad terhadap pelaku bid‟ah

3. Jihad terhadap pelaku kemungkaran

Dilakukan dengan kekuatan jika memiliki kemampuan untuk melakukannya. Jika tidak, beralihlah dengan menggunakan lisan (dakwah). Jika masih tidak mampu, berjihadlah dengan hati.

Ulama fikih membagi jihad menjadi tiga bentuk, yaitu berjihad memerangi musuh secara nyata, berjihad melawan setan, dan berjihad terhadap diri sendiri. Lebih lanjut, Ibnu Qayyim juga menguraikan bahwa jika dilihat dari pelaksanaannya, jihad dapat dibagi menjadi tiga, yaitu41 :

a. Jihad Mutlaq

Jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad ini mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya perang tersebut harus bersifat

41

Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 315-317

defensif, untuk menghilangkan fitnah, menciptakan perdamaian, dan mewujudkan kebaikan dan keadilan. Perang juga tidak dibenarkan bila digunakan untuk memaksakan ajaran Islam kepada orang yang bukan Islam, untuk tujuan perbudakan, penjajahan dan perampasan harta kekayaan. Juga tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam peperangan tersebut, seperti wanita, anak kecil, dan orang-orang tua.

Orang yang berjihad dalam pengertian perang ini adalah mereka yang Islam, akil baligh, laki-laki, tidak cacat, merdeka, dan mempunyai biaya yang cukup untuk pergi perang dan untuk keluarga yang ditinggalkan.

b. Jihad Hujjah

Jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk agama lain dengan menggunakan argumentasi yang kuat. Ibnu Taimiyah menyebut jihad ini sebagai jihad bi al-‘ilm wa al-Bayan ataujihad bi al-lisan (jihad dengan lisan), yaitu jihad yang memerlukan kemampuan ilmiah yang bersumberkan dari Al-Qur‟an dan sunnah serta ijtihad.

c. Jihad „Amm

Jihad mencakup segala aspek kehidupan, baik yang bersifat moral maupun yang bersifat material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di tengah-tengah masyarakat. Jihad ini juga bersifat berkesinambungan, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata, setan atau hawa nafsu. Pengertian musuh yang nyata di sini, disamping perang, juga berarti semua tantangan yang dihadapi umat Islam seperti kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Jihad terhadap setan mengandung pengertian berkuasa untuk menghilangkan hal-hal yang negatif

yang membahayakan umat manusia. Sedangkan jihad terhadap hawa nafsu adalah sikap pengendalian diri agar cara tindak, jiwa, dan komunikasi dengan orang lain tidak menyimpang dari ketentuan Islam.

Dari beberapa pengertian jihad diatas, jihad dengan lagu termasuk kedalam jihad dnegan lisan. Hal ini dikarenakan lagu termasuk bahasa lisan. Jihad dengan lisan bisa juga diartikan dengan berceramah, memberikan khutbah dan memberikan nasihat.

Dokumen terkait