PROGRAM STUDI PETERNAKAN
RUMUSAN KOMPETENSI
III. STRUKTUR KURIKULUM 3.1. Peta Kurikulum
5. Jumlah Mata Kuliah (termasuk mk pilihan) : 55
6. Kode Mata Kuliah : PTR-000
7. Kurikulum : 8 semester
8. Beban Ekivalensi Kompetensi Mata Kuliah : a. Kompetensi Utama : 65 %
b. Kompetensi Pendukung : 25 % c. Kompetensi Lainnya : 10 %
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 4.1. Strategi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang suatu upaya yang diciptakan guna membangkitkan insiatif dan peran mahasiswa dalam suatu proses belajar. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana upaya pengajar (dosen) untuk mendorong atau menfasilitasi mahasiswa untuk belajar dengan tidak menekankan kepada apa yang dipelajari akan tetapi
bagaimana mempelajari sesuatu oleh mahasiswa yang dalam proses tersebut lebih mengharapkan peran
mahasiswa dalam mengkonstruksikan pengetahuan bagi dirinya. Proses pembelajaran seperti ini dapat berlansung secara individu ataupun kelompok guna membangun pengetahuan dengan cara mencari dan menggali sendiri informasi dan tehnologi yang dibutuhkannya secara aktif dengan tidak hanya berperan secara pasif sebagai penerima pengetahuan. Metode pembelajaran ini adalah merupakan suatu metode pembelajaran yang lebih terpusat pada mahasiswa (Student Centered Learning System = SCL) dan peran dosen hanya perlu menciptakan suasana belajar yang dapat berlansung secara aktif, dinamis, efektif dan menyenangkan.
Penerapan strategi pembelajaran yang dilaksanakan pada Program Studi Peternakan pada prinsipnya disesuaikan dengan perubahan paradigma pola pembelajaran yang berbasis pada penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang pada prinsipnya tidak hanya diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan akademik semata akan tetapi menjadi wahana agar mahasiswa itu belajar untuk Learning to know, learning
to do, learning to be dan learning to live together.
Beberapa model pendekatan ataupun strategi pembelajaran yang diterapkan pada Progrm Studi Peternakan terdiri atas: 1) Pelaksanaan Diskusi; 2) Studi Kasus; 3) Praktek Lapangan; 4) Penemuan; 5) Pembelajaran berbasis masalah; 6) Pembelajaran Kolaboratif; dan lain-lain.
Sarana ataupun media pembelajaran yang digunakan meliputi: 1) White Board; 2) Penggunanan Infocus; 3) OHP; 4) media internet; 5) Gambar anatomi; 6) Buku Ajar; dan lain-lain.
4.2. Penilaian
Penilaian dalam penerapan KBK dipandang sebagai aktifitas penting yang dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran. Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar mahasiswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, didukung oleh bukti-bukti otentik, akurat dan konsiten sebagai akuntabilitas publik. Penilaian secara umum bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap prestasi pencapaian belajar mahasiswa dan juga dapat digunakan sebagai alat untuk dapat mengevaluasi dan untuk perbaikan kinerja dosen dalam program pembelajaran yang diterapkan. Proses penilaian mencakup 2 pola penilaian yakni Penilaian Proses dan Penilaian Hasil. Penilaian Proses yakni penilaian yang dilakukan untuk menilai keberhasilan dalam
proses pembelajaran, juga untuk menilai sejauh mana perkembangan dan capaian belajar mahasiswa sedangkan Penilaian Hasil lebih difokuskan untuk menilai sejauh mana mahasiswa telah mencapai kompetensi yang dirumuskan (Ratumanan, 2008).
Pelaksanaan proses penilaian keberhasilan mahasiswa dalam program pembelajaran pada Program Studi Peternakan lebih mengacu pada SK Rekrot Universitas Pattimura No 143.A/J13/SK/2004 tentang Peraturan Akademik Universitas Pattimura. Adapun penilaian keberhasilan mahasiswa tersebut bersumber pada: 1) Ujian/ Tes ( Tes Harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir) Lisan/Tulisan; 2) Tugas mandiri/kelompok; 3) Praktek/latihan lapangan; dan 4) Praktikum di laboratorium.
Acuan dalam proses penilaian keberhasilan mahasiswa digunakan Sistim Penilaian Acuan Norma (PAN)dan sistim Penilaian Acuan Patokan (PAP)
a. Penilaian Acuan Norma (PAN) menekankan pada keberhasilan tiap mahasiswa terhadap kelompok b. Penilaian Acuan Patokan (PAP) menekankan pada kompetensi minimal yang telah ditetapkan oleh
dosen yang bersangkutan.
c. Keberhasilan belajar mahasiswa ditentukan oleh dosen berdasarkan score/nilai angka dengan menggunakan PAN atau PAP
Penentuan nilai akhir mahasiswa untuk masing-masing mata kuliah dihitung dengan rumus:
NA = 2T+ 2P+2,5 UTS+3,5 UAS
10
Keterangan: NA = Nilai Akhir; T = rata-rata nilai tes harian (Quis); P = rata-rata nilai tugas dan/.atau nilai praktek; UTS = Nilai Ujian Tengah Semester; dan UAS = Nilai Akhir Semester
Nilai akhir tingkat keberhasilan belajar mahasiswa untuk setiap mata kuliah dikategorikan sebagai berikut:
Kategori Nilai Huruf Bobot
Sangat Baik A 4
Baik B 3
Cukup C 2
Kurang D 1
Gagal E 0
Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran ataupun tidak menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam kaitan dengan proses pembelajaran yang berlansung, maka proses penilaian pada akhir semester tertentu dikategorikan pada sistim penilaian sebagai berikut: TD (Tidak Disiplin), TL (Tidak Lengkap) dan K (kosong).
bobot nilai 0. Bagi mahasiswa yang memperoleh nilai TD, harus menawar ulang mata kuliah tersebut dan dicantumkan dalam Kartu Rencana Studi (KRS) semester berikut sebagai mata kuliah baru dan harus mengikuti mata kuliah tersebut;
Nilai TL: Diberikan bagi mahasiswa yang tidak menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sampai pada akhir semester. Bagi mahasiswa tersebut bila akan memperbaiki nilai TL harus menyelesaikan tugas-tugasnya paling lambat dua minggu sesudah berakhir masa pendaftaran ulang. Bila pada batas waktu yang telah ditentukan tersebut mahasiwa yang bersangkutan belum memasukan tugas-tugasnya maka nilai TL dapat berubah menjadi TD;
Kosong: Diberikan bagi mahasiwa yang tidak mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran yang berlansung pada semester tersebut, dan nilainya tidak diperhintungkan dalam perhitungan IP. Mata kuliah tersebut harus ditawar ulang pada semester berikut dan dicantumkan dalam KRS; dan
Nilai E: Mahasiswa yang memeproleh nilai E pada satu mata kuliah tertentu, harus menawar ulang mata kuliah tersebut
Perbaikan Nilai
Setiap mahasiswa diperbolehkan untuk memperbaiki nilai dari mata kuliah yang ujiannya telah diikuti pada semester sebelumnnya.
Adapun prosedur perbaikan nilainya sebagai berikut:
a. Ditawarkan dalam KRS pada kolom mata kuliah baru dengan memberikan kode U (Ulang)sesuai jadwal semester dengan syarat:
1. Berlaku semua ketentuan mata kuliah baru
2. Ditawarkan selama batas waktu studi, sebelum studi melakukan penelitian untuk penyususunan skripsi/makalah.
b. Ditawarkan dalam KRS pada kolom nilai D dengan syarat: 1. Diperkenankan untuk tidak mengikuti kuliah 2. Setinggi-tingginya dua (2) mata kuliah
3. Nilai akhir perbaikan, setinggi-tingginya nilai C dan serendah-rendahnya nilai D 4. Ujian perbaikan nilai D dilaksanakan pada ujian akhir semester.
c. Perubahan nilai C dan atau B untuk mendapat nilai tinggi dapat dilakukan mahasiswa dengan ketentuan pada saat penawaran nilai-nilainya digugurkan dan slip lama dikembalikan ke Ketua Jurusan/Ketua Program Studi untuk dimusnahkan.
4.5. Evaluasi Keberhasilan Studi dan Indeks Prestasi.
1. Evaluasi keberhasilan studi untuk setiap semester/tahap pendidikan bertujuan untuk menilai keberhasilan seorang mahasiswa mencapai prestasi belajar dalam tahap masing-masing.
2. Ukuran keberhasilan studi dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP). IP menggambarkan prestasi nyang dicapai oleh mahasiswa per semester atau pertahap pendidikan yang dinyatakan dalam bentuk nilai, yang dihitung dengan cara mengalikan beban SKS tiap mata kuliah dengan bobotnya yang diperolehnya dibagi total SKS mata kuliah yang diambil/diikutinya dalam satu semester/tahap pendidikan.
IP = ∑ (SKS × bobot) ∑ SKS
3. Tahapan evaluasi keberhasilan, meliputi: a. Evaluasi studi akhir semester
1. Evaluasi keberhasilan studi akhir semester dilakukan pada setiap akhir semester sesuai kalender akademi.
2. Evaluasi yang dilakukan meliputi semua mata kuliah sesuai Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiwa.
3. Hasil evaluasi keberhasilan akhir semester digunakan untuk menilai keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan beban studi semester dan untuk menentukan beban SKS yang dapat diambil pada semester berikutnya.
4. Besarnya beban studi semester yang dapat diambil oleh mahasiwa pada semester berikutnya ditentukan dengan menggunakan bobot sebagai berikut:
Indeks Prestasi (IP) Jumlah Kredit yang boleh diambil
3,00 - 4,00 22 - 24 SKS
2,50 - 2,99 19 - 21 SKS
2,00 - 2,49 16 - 18 SKS
1,50 - 1,99 13 - 15 SKS
0,00 - 1,49 ≤ 12 SKS
b. Evaluasi kebehasilan studi satu tahun pertama (Semester 1 – 2)
1. Pada akhir tahun pertama, keberhasilan studi mahasiswa dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilannya.
2. Mahasiswa diperkenankan untuk melanjutkan studi pada program studi peternakan apabila telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 25 SKS dan mencapai IP sekurang-kurangnya 2,0 dihitung berdasarkan 20 SKS dari mata kuliah dengan nilai terttinggi.
3. Bagi mahasiswa yang menunujukan prestasi yang dari (IP < 2,00) dianjurkan untuk pindah ke program studi pada fakultas pertanian atau pada fakultas lain yang dekat kompetensinya.
c. Evaluasi keberhasilan studi pada dua tahun pertama (Semester 1 – 4 )
1. Pada akhir 2 (dua) tahun pertama, keberhasilan mahasiswa dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan.
2. Mahasiswa diperkenankan melanjutkan studi pada program studi peternakan apabila telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 SKS dan mencapai IP sekurang-kurangnya 2 (dua). 3. Bagi mahasiswa yang dapat mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 SKS, tetapi memilki IP
1,50 – 1.99 dianjurkan untuk pindah ke program studi lain dalam Fakultas Pertanian atau Fakultas lain yang dekat kompetensinya.
4. Bagi mahsiswa yang tidak berhasil mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 SKS mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 SKS dan/atau memiliki IP < 1.5 dinyatakan DO.
d. Evaluasi keberhasilan studi pada empat tahun pertama (Semester 1 – 8 )
1. Pada akhir 4 (empat) tahun pertama, keberhasilan mahasiswa dievaluasi untuk menentukan tingkat kerberhasilannya.
2. Mahasiswa diperkenankan untuk melanjutkan studi pada program studi peternakan apabila telah mengumpulkan sekurang-kurangnya setengah dari jumlah SKS yang diprogarmkan dalam kurikulum program studi selama empat tahun pertama dengan mencapai IP sekurang-kurangnya 2.00
3. Bagi Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang telah diatur pada poin 2 tersebut, dinyatakan Drop Out (DO).
4.6. Penilaian Ujian Sarjana
Pelaksaan Ujian Sarjana adalah merupakan suatu proses penilaian akhir masa studi pada jurusan/program studi dimana mahasiswa yang bersangkutan diwajibkan mempertanggungjawabkan hasil penulisan karya ilmiah/penelitian sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaannya.
Penilaian pelaksanaan Ujian Sarjana dapat dilkukan melaui jalur skripsi atau makalah atau komprehensif. Penilaian Ujian Sarjana diperinci sebagai berikut:
a. Nilai Ujian Skripsi merupakan nilai rata-rata dari nilai skripsi dan nilai penguasaan isi skripsi.
b. Nilai Ujian makalah merupakan nilai rata-rata dari nilai makalah dan nilai penguasaan materi makalahitentukan berdasarkan penguasaan bidang ilmu peternakan
c. Setiap penguji memberikan nilai dalam angka antara 0 (nol) sampai 100.
Bentuk UJian B o b o t N i l a i %
Pemb. I Pemb.II Penguji I Penguji II Total
Skripsi 35 30 20 15 100
Makalah 40 - 30 30 100
Komprehensif 50 50 100
e. Nilai masing anggota Tim Penguji setelah dikali dengan bobot nilai kemudian dijumlahkan dan hasilnya dikonversi menjadi nilai huruf mutu, sebagai berikut:
No Huruf Mutu Nilai
1 A 85 - 100
2 B 75 - 84,9
3 C 55 - 69,9
4 D 40 - 54,9
5 E <40
f. Nilai mutu ujian sarjana kemudian dimasukan ke dalam daftar nilai (transkrip) g. Nilai ujian sarjana serendah-rendahnya huruf mutu ” C
h. Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus ujian sarjana, diberikan kesempatan untuk ujian sarjana dalam tenggang waktu maksimal 1 (satu ) bulan
4.7. Penilaian Yudisium
1. Nilai yudisium merupakan nilai akhir program sarjana yang diperhitungkan dari nilai semua semester