• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH PROGRAM 397.840.000 367.199.900 92,

8. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) REALISASI ANGGARAN (Rp.) PERSEN TASE (%) SKPD : Dinas Kebersihan dan Pertamanan

1 Pemeliharaan RTH 5.439.706.000 2.676.680.664 49,21

2 Penghijauan Jalan 7.100.000.000 6.921.682.950 97,49

3 Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Taman Kota 2.775.000.000 2.731.856.700 98,45

4 Pemeliharaan Pohon Pelindung Turus Jalan 400.000.000 391.481.000 97,87

5 Pemeliharaan Simpang 5 90.000.000 87.300.000 97,00

6 Rehabilitasi Pemeliharaan Taman-taman 5.550.000.000 5.339.899.850 96,21

7 Pengadaan/pembuatan Dokumen Ded Penghijauan(pertamanan) 300.000.000 296.518.250 98,84 8 Pemeliharaan Dan Pengembangan Dekorasi Kota 1.270.000.000 1.177.868.450 92,75

9 Pembangunan Hutan Kota Mijen 2.000.000.000 1.848.310.750 92,42

10 Pengadaan Sarana Dan Prasarana Taman-taman Kota 305.000.000 298.542.500 97,88

11 Pemasangan Lampu Taman-taman Kota 2.433.000.000 2.353.610.000 96,74

12 Pembuatan Lansekap Bumi Perkemahan Kawasan Dam Jatibarang

2.000.000.000 116.159.000 5,81

13 Pengadaan Truck Lift 1.980.000.000 1.979.152.400 99,96

14 Pengadaan Truck Semprot/siram 815.000.000 733.352.600 89,98

JUMLAH PROGRAM 32.457.706.000 26.952.415.114 83,04

8.6. PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan pembangunan Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan Undang- undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan

h a l | 1 6 3

(Musrenbang) di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dalam Forum SKPD. Dari hasil tersebut dijabarkan dalam RKPD dan Renja SKPD untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan RKA dan DPA SKPD. Seluruh dokumen perencanaan tersebut difasilitasi dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMPERDA) dan hasilnya adalah keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kota Semarang setiap tahun.

8.7. SARANA DAN PRASARANA

Secara umum, pada tahun 2015, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pada masing-masing SKPD dan tiap-tiap urusan pemerintahan cukup bervariasi. Akan tetapi, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2015 mampu mendukung kinerja seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, tanpa ada kendala yang cukup berarti.

8.8. PERMASALAHAN

1. Studi Kelayakan perencanaan dan DED TPA seluas 30 ha telah menunjuk lokasi di disebelah barat TPA Jatibarang. Perencanaan TPA baru, telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuia standar Permen PU dan sistem orasional sanitary Landfill. Informasi terbaru dari pihak kelurahan dan Kecamatan, ternyata lahan seluas 30 ha telah dibeli oleh pihak lain / perseorangan / telah pindah tangan.

2. Pembuatan lansekap Bumi Perkemahan Kawasan Dam Jatibarang, hal ini dikarenakan belum disesuaikan penandatanganan MoU kerjasama pengelolaan kawasan DAM Jatibarang antara pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Kementrian Pekerjaan Umum.

3. Belum optimalnya penerapan sanksi bagi pelaku kegiatan usaha yang tidak menerapkan kaidah konservasi didalam melaksanakan penambangan minerba eks galian C di wilayah Kota Semarang .

Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kewenengan perijinan pertambangan ada diprovinsi namun demikian aspek pengawasan belum diatur lebih lanjut tentang peran pemerintah Kota/Kab. Sehingga pada saat ini Pemerintah Kota melakukan pengawasan terhadap aspek kerusan lingkungan dari kegiatan penambangan tersebut.

4. Belum optimalnya pelaksanaan penanganan pemulihan kerusakan lingkungan hidup dan konservasi SDA

h a l | 1 6 4

4.1. TINDAK LANJUT

1. Untuk kegiatan Studi Kelayakan TPA di Kota Semarang, terlebih dahulu akan mencari lokasi baru sebagai gantinya;

2. Untuk kegiatan pembuatan lansekap Bumi Perkemahan Kawasan Dam Jatibarang, akan dilaksanakan di 2016;

3. Melakukan penyelidikan perkara kasus penambangan minerba eks galian C

4. Menggerakkan peran serta sektor swasta dalam penanganan pemulihan kerusakan lingkungan serta konservasi sumberdaya alam melalui CSR serta mendorong peran SKPD untuk mainstreaming kebijakan yang pro llingkungan hidup, khususnya terhadap issue perubahan iklim

4.2. PENGHARGAAN

Pada tahun 2015 Kota Semarang mendapat penghargaan : 1. Anugerah Adipura sebagai Kota Metropolitan terbersih.

2. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional yang diberikan kepada sekolah yang dinilai berjasa dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup, yaitu kepada:

a. SD Kalicari 02 b. SMA N 14

3. Penghargaan Kalpataru Tingkat Provinsi diberikan kepada tokoh yang berjasa dalam perlindungan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :

a. Penghargaan Kalpataru Sebagai Pembina Lingkungan Hidup Tahun 2015 Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Ir. Nana Kariyada

b. Penghargaan Kalpataru Sebagai Perintis Lingkungan Hidup Tahun 2015 Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Yoyok Suharyo, SH

c. Penghargaan Kalpataru Sebagai Perintis Lingkungan Hidup Tahun 2015 Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Teguh Anggoro, SH

d. Penghargaan Kalpataru Sebagai Perintis Lingkungan Hidup Tahun 2015 Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Ika Yudha Kurniasari, SKM

4. Penghargaan Pertisaka Kalpataru Tingkat Propinsi Jawa Tengah sebagai Juara I Lomba Karya Ilmiah.

h a l | 1 6 5

5. URUSAN WAJIB PERTANAHAN

5.1. PROGRAM DAN KEGIATAN

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik pertanahan. Pada tahun 2015, program yang dilaksanakan pada Urusan Wajib Pertanahan adalah:

Program penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.

Program ini diarahkan untuk menyusun Data Pertanahan sesuai dengani bidang tanah/persil/kapling di tingkat Kelurahan.

Selain kegiatan tersebut terdapat kegiatan Fasilitasi Penanganan Konflik-Konflik Pertanahan dalam rangka fasilitasi pemecahan masalah / konflik pertanahan namun masuk dalam anggaran Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

5.2. HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan pertanahan tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P5T) bertujuan untuk menyediakan informasi Data Pertanahan bidang tanah / persil / kapling di tingkat Kelurahan. Pelaksanaan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P5T) sampai dengan tahun 2014 sebanyak 91 Kelurahan. Selanjutnya pada tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 86 Kelurahan. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2015 seluruh kelurahan di Kota Semarang (177 Kelurahan) telah memiliki basis data pertanahan. 2. Kompleksitas permasalahan pertanahan di Kota Semarang relatif stagnan, Hal ini

terlihat dari jumlah kasus terkait dengan permasalahan pertanahan relatif sama. Apabila pada Tahun 2013 terdapat 25 kasus, dan menurun menjadi 20 kasus di Tahun 2014 maka pada Tahun 2015, kasus yang muncul dan difasilitasi berjumlah 20 kasus. 3. Dalam rangka pengadaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan

umum yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang pada Tahun 2015 antara lain:

a. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Tol Batang – Semarang II;

b. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api (Double Track) Lintas Pekalongan – Semarang;

c. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api (Double Track) Lintas Semarang – Bojonegoro;

d. Pembangunan dan Pelebaran Jalan Kartini – Jolotundo – Gajah; e. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Normalisasi Kali Beringin;

h a l | 1 6 6

f. Pembangunan underpass jatingaleh.

5.3. SKPD PENYELENGGARA URUSAN

Urusan Wajib Pertanahan dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan.

5.4. JUMLAH PEGAWAI

Jumlah Pegawai yang melaksanakan Urusan Wajib Pertanahan sebanyak 8 orang

5.5. ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN

Alokasi dana yang disediakan untuk pelaksanaan program/kegiatan dalam Urusan Pertanahan pada tahun 2015 sebesar Rp. 2.072.850.000,-. Hal ini dimaksudkan guna menyelesaikan target RPJMD di urusan pertanahan dimana pada akhir tahun 2015 diharapkan 177 kelurahan telah melaksanakan kegiatan pendataan bidang tanah di tingkat kelurahan.

Sedangkan untuk kegiatan Fasilitasi Penanganan Konflik-Konflik Pertanahan pada tahun 2015 memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 85.000.000,-.

Anggaran program pelaksanaan Urusan Pertahanan

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Pertanahan adalah sebagai berikut:

Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) REALISASI ANGGARAN (Rp.) PERSEN TASE (%) SKPD : SETDA (Bag. Tata Pemerintahan)

1 Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

2.072.850.000 2.007.817.000 96,86

JUMLAH PROGRAM 2.072.850.000 2.007.817.000 96,86

5.6. PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan pembangunan Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan Undang- undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dalam Forum SKPD. Dari hasil tersebut dijabarkan dalam RKPD dan Renja SKPD untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan RKA dan DPA SKPD. Seluruh dokumen perencanaan tersebut difasilitasi dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMPERDA) dan hasilnya adalah keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kota Semarang setiap tahun.

5.7. SARANA DAN PRASARANA

Secara umum, pada tahun 2015, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada.

h a l | 1 6 7

Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pada masing-masing SKPD dan tiap-tiap urusan pemerintahan cukup bervariasi. Akan tetapi, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2015 mampu mendukung kinerja seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, tanpa ada kendala yang cukup berarti.

5.8. PERMASALAHAN

Permasalahan dalam pelaksanaan Urusan Pertanahan antara lain sebagai berikut : Masih belum optimalnya tingkat keterisian data bidang tanah. Hal ini dikarenakan tidak semua pemilik bidang tanah mengembalikan formulir yang telah dibagikan oleh petugas Kelurahan.

5.9. TINDAK LANJUT

Rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, antara lain sebagai berikut :

Pada Tahun 2016 akan dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P5T). Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat keterisian dan pemeliharaan data bidang tanah di kelurahan.

10. URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

10.1 PROGRAM DAN KEGIATAN

Kebijakan pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil diarahkan pada penyelenggaraan urusan pemerintahan umum bidang administrasi kependudukan dan pelayanan publik.

Adapun program program yang dilaksanakan sebagai berikut : 1. Program-program Penunjang, yang meliputi:

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program ini diarahkan untuk meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran guna menunjang pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil.

c. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur

d. Program ini diarahkan untuk menyediakan berbagai sarana prasarana operasional yang memenuhi syarat guna menunjang pelaksanaan pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil.

e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

h a l | 1 6 8

Program ini diarahkan untuk meningkatkan akuntabilitas pelaporan capaian kinerja kegiatan dan keuangan dalam pengelolaan anggaran.

2. Program Pelaksanaan Urusan yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan Program ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan penataan administrasi kependudukan khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan publik bidang administrasi kependudukan.

10.2 HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Capaian kinerja Pemerintah Kota Semarang dalam Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja berikut :

1. Rasio penduduk ber KTP_el per satuan penduduk.

Jumlah penduduk yang memiliki KTP_el 1.103.749 = --- x 100 = ---

Jumlah penduduk usia > 17 atau telah menikah 1.205.691 = 91,54 per 100

Berdasarkan hasil perhitungan diatas bahwa selama tahun 2015 hingga akhir Desember 2015 terdapat 91,54 % atau 1.103.749 penduduk Kota Semarang yang harus wajib KTP telah memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP_el). Hasil Kinerja tersebut mengalami kenaikan dibandingkan realisasi yang ada pada RPJMD sebesar 83% pada bulan November 2015.

2. Rasio bayi berakta kelahiran.

Jumlah bayi yang berakta kelahiran

= --- x 100% Jumlah kelahiran bayi

18.202

= --- x 100% = 91,38% 19.917

Tingkat kepemilikan Akte Kelahiran bayi penduduk Kota Semarang pada tahun 2015 hingga akhir Desember 2015 terdapat 91,38 % atau 18.202 bayi yang telah memiliki Akta Kelahira dibandingkan pada bulan November 2015 pada realisasi RPJMD sebesar 90,82%.

3. Rasio pasangan berakta nikah (bagi non Islam)

Jumlah pasangan nikah yang berakta nikah

= --- x 100% Jumlah pemohon akta perkawinan

1.200

= --- x 100% = 100% 1.200

Dari hasil diatas dapat dijelaskan bahwa Jumlah Pasangan Nikah yang telah memiliki Akta Perkawinan sepanjang tahun 2015 hingga akhir Desember mencapai

h a l | 1 6 9

100 % atau 1.200 pasangan yang memiliki Akta Perkawinan sesuai dengan Capaian Realisasi Kinerja yang ditetapkan dalam RPJM.

4. Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 orang

Jumlah penduduk yang memiliki Akta Kelahiran

= --- x 1.000 orang Jumlah penduduk

1.313.429

= --- x 1.000 = 739 per 1000 orang 1.776.618

artinya bahwa pada tahun 2015 terdapat 739 atau 1.313.429 penduduk yang telah memiliki Akta Kelahiran.

5. Rasio Keluarga berKK (Kartu Keluarga)

Jumlah keluarga yang memiliki Kartu Keluarga

= ---x 100 % Jumlah Kepala Keluarga

550.692

= --- x 100 % = 100% 550.692

artinya bahwa pada tahun 2015, seluruh kepala keluarga telah memiliki Kartu Keluarga.

6. Rasio penduduk berNIK (Nomor Induk Kependudukan) Jumlah penduduk berNIK

= --- x 100 % Jumlah penduduk

1.776.618

= --- x 100 % = 100% 1.776.618

artinya bahwa pada tahun 2015, seluruh penduduk Kota Semarang telah memiliki NIK (Nomor Induk Kependudukan).

7. Rasio pasangan cerai berakta perceraian (bagi non Islam) Jumlah pasangan cerai yang ber akta perceraian

= --- x 100 % Jumlah permohonan akta perceraian

200

= --- x 100 % = 100% 200

artinya bahwa pada tahun 2015 terdapat 100 % atau 200 pasangan cerai yang memiliki Akta Perceraian.

8. Rasio penduduk meninggal berakta kematian

Jumlah penduduk meninggal ber akta kematian

= --- x 100 % Jumlah permohonan akta kematian

9.024

= --- x 100 % = 100% 9.024

h a l | 1 7 0

artinya Bahwa pada tahun 2014 terdapat 100 % atau 9.024 penduduk meninggal yang telah memiliki Akta Kematian.

9. Ketersediaan database kependudukan skala Provinsi

Dengan telah menerapkan aplikasi SIAK dari Kementrian Dalam Negeri maka database penduduk Kota Semarang telah berskala Provinsi.

10. Penerapan KTP elektronik (KTP_el)

Pelayanan perekaman KTP elektronik (KTP_el) sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 91,54 % atau sejumlah 1.103.749 wajib KTP_el telah melakukan perekaman data kependudukannya dari target perekaman 1.205.691 wajib KTP_el yang ada di Kota Semarang.

a. Jumlah Database Kependudukan.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang sampai dengan tahun 2015 telah memiliki 4 (empat) buah database yang dikelola, yakni :

1) Database SIAK;

Database SIAK merupakan database yang mengorganisasi skema atau memodelkan database yang dalam pembangunan Sistim Informasi Kependudukan dimanfaatkan untuk diolah menjadi suatu informasi yang disusun sesuai dengan kebutuhan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Database SIAK digunakan sebagai sarana utama penunjang pelayanan administrasi kependudukan khususnya dalam pencetakan dokumen administrasi kependudukan. Selain itu pengelolaan database SIAK juga dapat digunakan sebagai sarana informasi kependudukan yang dapat memberikan angka statistik mengenai penduduk berdasarkan jenis kelamin, agama, kelompok umur, pendidikan, pekerjaan dan berdasarkan kartu keluarga per Kecamatan dalam periode tertentu. SIAK yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010 merupakan aplikasi yang dibangun oleh Kementrian Dalam Negeri yang digunakan di semua Kabupaten / Kota di Indonesia yang selanjutnya pengelolaannya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 tahun 2011 tentang Pedoman Pengkajian, Pengembangan, dan Pengelolaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan SIAK di daerah..

Sampai dengan tahun 2015 pemanfaatan dan pengelolaan database SIAK telah dilakukan pada beberapa kegiatan sebagai berikut :

a) Buku Induk Penduduk (BIP)

b) DRT (Daftar Rumah tangga) untuk pemutakhiran data c) Data urbanisasi penduduk

h a l | 1 7 1

e) Statistik kependudukan

Untuk meningkatkan validitas database kependudukan dari hasil proses transaksi data kependudukan dengan menggunakan database SIAK selama tahun 2015 telah dilakukan updating data sebanyak 75.000 data.

2) Database Penduduk Sementara WNI

Database yang berisi hasil proses transaksi entry data penduduk sementara WNI yang melakukan permohonan pencetakan Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS). Pada tahun 2015 jumlah penduduk sementara yang mengajukan permohonan dan telah diterbitkan SKTS sebanyak 589 lembar. 3) Database Penduduk Sementara WNA

Database yang berisi hasil proses transaksi entry data penduduk sementara WNA yang melakukan permohonan pencetakan Surat Keterangan Tinggal Tetap (SKTT). Pada tahun 2015 jumlah penduduk Sementara WNA yang mengajukan permohonan dan telah diterbitkan SKTT sebanyak 607 lembar. 4) Database afis KTP_el

Database yang berisi data kependudukan hasil perekaman KTP_el yang memuat antara lain biometric penduduk (iris mata, sidik jari), tanda tangan dan foto. Database afis KTP_el mulai dibangun sejak perekaman data penduduk KTP_el dilaksanakan mulai tahun 2012 dan sampai dengan tahun 2015 telah direkam sebanyak 1.103.749 data.

b. Tingkat Validasi Database Kependudukan.

Tingkat validasi database penduduk pada tahun 2015, mencapai 96 %, sisanya sebesar 4 % merupakan data rusak (data yang karena kesalahan proses pelaporan, misalnya kepala keluarga / header KK meninggal / pindah, namun tidak melakukan perubahan susunan, sehingga data anggota keluarga tidak sesuai dengan kondisi riil) dan data yang sedang dalam proses transaksi LAMPID (lahir, mati, pindah dan datang). Untuk capaian validasi dan akurasi database penduduk pada tahun 2015 tersebut karena penerapan sistem aplikasi SIAK Online yang secara terus menerus dilakukan pengembangan oleh Pemerintah Pusat.

c. Jumlah Warga Kota Semarang.

Potensi penduduk di Kota Semarang pada tahun 2015 mencapai 1.776.618 jiwa, sedangkan tahun 2014 sebesar 1.761.414 jiwa sehingga terdapat peningkatan jumlah penduduk sebesar 15.204 jiwa atau sebesar 0,86% karena adanya mutasi penduduk lahir, mati, pindah, datang (LAMPID).

h a l | 1 7 2

Berdasarkan data permohonan pelayanan KTP, maka capaian kepemilikan KTP pada tahun 2015 adalah 1.103.749 orang atau sebesar 91,54 % dari jumlah wajib KTP sebesar 1.205.691 orang. Sedangkan sejumlah 50.250 orang atau 8,46 % adalah jumlah penduduk mutasi dan wajib KTP pemula yang belum memiliki KTP. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional untuk tahun 2015, KTP Non elektronik hanya berlaku sampai dengan Desember 2014 dan digantikan KTP elektronik terhitung mulai 1 Januari 2015.

e. Jumlah Kepala Keluarga Kota Semarang.

Sampai dengan akhir tahun 2015 jumlah kepala keluarga di Kota Semarang sebanyak 550.692 kepala keluarga. Terdapat peningkatan jumlah dari tahun 2014 sebesar 2,09 % atau bertambah 11.291 kepala keluarga dari tahun 2014 sebanyak 539.401 kepala keluarga.

f. Jumlah Kepala Keluarga Kota Semarang yang telah memiliki Kartu Keluarga yang telah memiliki Kartu Keluarga.

Dari sejumlah kepala keluarga sebesar 550.692 kepala keluarga sampai akhir tahun 2015 telah seluruhnya memiliki kartu keluarga (KK) atau 100 % kepemilikan Kartu Keluarga.

g. Jumlah Ruang Pelayanan Kependudukan yang Representatif di Wilayah Kecamatan.

Sesuai standarisasi gedung TPDK Kecamatan dari Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil maka spesifikasi ruang pelayanan di 16 TPDK Kecamatan adalah gedung yang berdiri sendiri dengan luas 130 m2 dan memiliki sarana dan prasarana perlengkapan dan peralatan pendukung pelayanan publik yang memadai baik untuk kelancaran proses komunikasi data maupun kenyamanan dalam pelayanan bagi pemohon administrasi kependudukan. Sampai dengan tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang telah memiliki 11 (sebelas) gedung yang sesuai standar yaitu di Kecamatan Banyumanik, Tembalang dan Ngaliyan yang dibangun pada tahun anggaran 2011. Kemudian pada tahun 2012 dibangun 4 (empat) gedung TPDK Kecamatan yaitu di Semarang Timur, Gunung Pati, Mijen dan Genuk. Pada tahun yang sama 4 (empat) gedung TPDK Kecamatan lainnya dibangun oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Semarang, yaitu gedung TPDK Kecamatan Pedurungan, Semarang Utara, Semarang Barat dan Semarang Selatan. Untuk 5 (lima) gedung TPDK Kecamatan yang belum sesuai standar telah dilakukan rehab dan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana gedung, peralatan dan perlengkapan yang ada agar tetap dapat

h a l | 1 7 3

memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat pemohon yaitu di Kecamatan Tugu, Gayamsari, Candisari, Gajahmungkur dan Semarang Tengah. h. Jenis Pelayanan Administrasi Kependudukan.

Dalam tabel jumlah penerimaan jenis pelayanan administrasi kependudukan, capaian pelayanan tahun 2015 disebabkan antara lain sebagai berikut : kesadaran masyarakat untuk mengurus administrasi kependudukan, regulasi yang berpihak kepada masyarakat dan pengembangan teknologi yang diterapkan pada penyelenggaraan pelayanan dengan sebagai berikut :

1) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengurus administrasi kependudukan. Upaya yang telah dilakukan untuk hal tersebut antara lain dengan kegiatan sosialisasi kebijakan kependudukan baik secara langsung maupun melalui media lainnya (leaflet, banner dan iklan).

2) Regulasi yang berpihak kepada masyarakat yaitu dengan terbitnya Undang- undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, di dalam Pasal

79A disebutkan bahwa “Pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan

tidak dipungut biaya”. Di Kota Semarang ditindak lanjuti dengan menerbitkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum yang membebaskan Retribusi Penggantian Biaya Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

3) Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan online yang dilaksanakan sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan (Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan). Penerapan SIAK online dapat meminimalisir kesalahan proses cetak, karena tidak perlu konsolidasi data antara server TPDK Kecamatan dengan Dinas, yang sebelumnya proses konsolidasi data sering mengalami kegagalan dan menimbulkan kerusakan pada data penduduk. Hal tersebut dapat menimbulkan adanya kemungkinan data ganda dalam database kependudukan, selain itu kegagalan konsolidasi data juga menyebabkan tidak sinkronnya antara server di TPDK Kecamatan dengan Dinas, dampak dari itu proses cetak KK banyak mengalami kesalahan. Pada tahun 2015 SIAK Online telah diupgrade menjadi aplikasi yang lebih

h a l | 1 7 4

akuntabel yaitu dengan versi 5.0 yang diharapkan dapat memperbaiki kinerja pelayanan yang lebih cepat, tepat dan akurat.

i. Jumlah Warga Miskin yang Mendapat Pembebasan Retribusi.

Pemberian pembebasan Retribusi biaya cetak KK, KTP dan Akta Kelahiran bagi warga miskin Kota Semarang yang merupakan salah satu kebijakan Walikota Semarang dan merupakan program yang berkelanjutan dari tahun ke tahun.

Adapun tabel pemberian pembebasan retribusi bagi warga miskin dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015, adalah sebagai berikut:

Jumlah Pembebasan Retribusi Pelayanan KK, KTP dan Akta Kelahiran Bagi Warga Miskin Tahun 2014 – 2015

TAHUN JENIS

PERMOHONAN JUMLAH PERMOHONAN JUMLAH RUPIAH

2014 Kartu Keluarga Kartu Tanda Penduduk Akta Kelahiran 39 16 413 0,- 0,- 20.650.000,- 2015 Akta Kelahiran 319 15.950.000,-

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2015

j. Kegiatan Penerapan KTP_el

Sesuai Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang dimaksud Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP_el, adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana. Dalam peraturan tersebut disebutkan juga masa berlaku KTP_el seumur hidup sepanjang tidak ada perubahan elemen data dalam KTP (Pasal 64 ayat 7 huruf a.). Adapun untuk fungsi dan kegunaan KTP_el adalah :

1) Sebagai identitas jati diri yang berlaku secara nasional. 2) Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP.

3) Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan.

k. Pelaksanaan penerapan KTP_el pada tahun 2015, terdiri dari : 1) Perekaman data penduduk

Kegiatan perekaman data penduduk dilaksanakan setiap hari di 16 (enambelas) TPDK Kecamatan dan di kantor Dinas dengan target 1.205.691 wajib KTP_el. Untuk percepatan pencapaian target perekaman KTP_el yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dilakukan perekaman wajib KTP_el yang belum melaksanakan perekaman di mobil keliling dan pelayanan langsung di

Dokumen terkait