• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 2 3 4 1. IMB 741 5.842.220.900 2. IJIN PRINSIP 45 - 3. PERSETUJUAN PRINSIP 1 - 4. IJIN LOKASI 57 - 5. SP3F 26 19.703.763.600 6. SKFPL/IPPT 27 - 7. SITU 826 - 8. SIUP 1.017 - 9. TDP 1.261 2.650.000 10. TDI 61 - 11. TDG 14 - 12. IUI - - 13. IUKI 1 - 14. IPP - - 15. SIPK 121 - 16. SIUJK 87 - 17. STPW 5 - 18. HO 379 1.618.499.350 19. REKLAME 318 - 20. SIPA (ABT) 56 - 21. SIPAM 2 - 22. IP 1 - 23. IPLC 11 - 24. IPLP 17 - 25. TPS B3 43 - 26. SIUP – KP - - 27. SIUP – PI - - 28. IUKS 9 - 29. IUKU - - 30. IUPTL - -

II - 49

NO. JENIS PERIJINAN/

NON-PERIJINAN JUMLAH IJIN

JUMLAH RETRIBUSI (Rp,00) 31. SIUP-KJA 120 57.500.000 32. SIUP-KAT 9 - 33. TRAYEK 232 54.550.000 34. SIPA/ANGKUTAN/IUA 584 - 35. ISM - - 36. IPRS - - 37. IPRB 1 - 38. IORS 1 -

39. BPU / IZIN KLINIK 28 1.036.000

40. IZIN APOTEK 15 2.480.000 41. PKDTB 27 43.264.000 42. IZIN LAB 2 - 43. KATERING/IPLPS 1 - 44. SIBBW/SIBJK - - 45. SIUK 106 - JUMLAH 6.252 27.325.963.850

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.39

Jumlah Ijin dan Realisasi Retribusi Ijin dan Non Perijinan Kabupaten Purwakarta Tahun 2012-2014

NO. TAHUN JUMLAH PERIJINAN/ NON-PERIJINAN JUMLAH IJIN JUMLAH RETRIBUSI (Rp,00) 1 2 3 4 5 1. 2012 37 6.912 19.347.735.506 2. 2013 41 8.052 20.479.418.668 3. 2014 46 6.252 27.325.963.850

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purwakarta

o. Kebudayaan

Budaya dalam sebuah bangsa selalu identik dengan keragaman kesenian yang dimiliki, budaya sebuah bangsa dapat berupa sesuatu yang khas dan dapat mencerminkan identitas bangsa tidak terbatas pada keragaman keseniannya saja. Kebudayaan bangsa Indonesia yang sering disebut dengan budaya nasional erat kaitannya dengan kepribadian bangsa. Dengan demikian kebudayaan khas Indonesia disertai dengan karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kebudayaan juga merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi kebijakan- kebijakan strategis yang akan diambil. Pelestarian budaya daerah harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah mengingat seni budaya daerah semakin tergerus oleh seni budaya barat dan modern yang dianggap lebih maju, gaul dan tidak kuno. Kebudayaan daerah harus terus dipertahankan dan dipelihara guna mempertahankan nilai-nilai luhur budaya bangsa guna menghadirkan karakteristik budaya daerah dan kearifan lokal pada tiap indrividu di daerah masing-masing.

II - 50

Dalam penanganan dan pengelolaan urusan kebudayaan di daerah, pemerintah daerah lebih menitikberatkan pada pelestarian dan pengembangan situs sejarah dan seni budaya daerah agar tetap hidup dan terpelihara sebagai ciri khas budaya daerah dan menjadi ragam kekayaan budaya nasional. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta terkait dengan pelaksanaan urusan bidang kebudayaan diarahkan pada upaya peningkatan capaian pembangunan yang bertujuan untuk Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal (local wisdom) yang Berorientasi pada Upaya Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan; dengan sasaran strategisnya Meningkatnya Apresiasi Masyarakat Terhadap Budaya Daerah dan Berkembangnya Nilai-Nilai Tradisi dan Budaya dan Kearifan Lokal (local genius); dan strategi yang dilakukan adalah Mengembangkan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal; dengan arah kebijakan Mengembangkan Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Situs Sejarah.

Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Kebudayaan tersebut, Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Pengembangan Nilai Budaya; Program Pengelolaan Keragaman Budaya; Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; dan Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.

p. Kepemudaan dan Olahraga

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan menyebutkan bahwa untuk membangun pemuda diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara berdasar Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Dalam undang-undang itu pula mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab melaksanakan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi pemuda berdasarkan kewenangan dan tanggungjawabnya sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah masing-masing. Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga melalui penetapan kebijakan, penataran/pelatihan, koordinasi, konsultasi, komunikasi, penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba, kompetisi, bantuan, pemudahan, perizinan, dan pengawasan. Ruang lingkup pembangunan olahraga adalah olahraga pendidikan, rekreasi dan prestasi. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan nasional, melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru olahraga yang berkualifikasi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai, sedangkan pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.

Olahraga tradisional sebagai bagian dari pembinaan olahraga rekreasi merupakan satu dari sejumlah aset budaya bangsa yang harus dipertahankan. Olahraga tradisional merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta pada

II - 51

Urusan Kepemudaan dan Olahraga berdasarkan RPJMD 2013-2018 yaitu dengan tujuan Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal (local wisdom) yang berorientasi pada upaya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan, untuk mencapai sasaran berkembangnya potensi generasi muda dan prestasi keolahragaan, dengan strategi mengembangkan potensi dan peran serta pemuda dalam pembangunan, melalui arah kebijakan antara lain mengembangkan potensi dan peran serta pemuda dalam pembangunan serta mengembangkan potensi dan prestasi olahraga. Arah kebijakan umum dan program pembangunan Urusan Kepemudaan dan Olahraga yaitu: Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga, Program Pembinaan Kepemudaan, Keolahragaan dan Keagamaan.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, hingga tahun 2014 Kabupaten Purwakarta tercatat memiliki 58 organisasi kepemudaan, 15 kegiatan pembinaan kepemudaan dan 11 kegiatan pembinaan/ kompetisi olahraga. Adapun prasarana olahraga yang direvitalisasi/dibangun adalah Penataan dan rehabilitasi GOR Purnawarman, dengan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya pembangunan GOR Purnawarman, GOR Purnawarman seluas 10.000 m2; dan kegiatan lanjutan Pembangunan GOR Gunung Cupu (Tahap III).

q. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kabupaten Purwakarta bisa dikatakan berhasil dan cukup kondusif, hal ini tercermin dari pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati/Wakil Bupati Purwakarta, Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Barat dan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), dimana dalam penyelenggaraan pemilihan tersebut tidak terjadi hal-hal yang dapat berpotensi mengancam keamanan, ketentraman dan ketertiban umum. Walaupun suasana politik pada waktu Pilkada Bupati/Wakil Bupati Purwakarta terasa cukup panas, namun cukup terkendali dan kondusif berkat langkah-langkah antisipatif dan persuasif dari semua pihak, karena masyarakat Purwakarta sudah mulai bisa menilai dan belajar mengenai cara berpolitik yang sehat dan damai tanpa harus mengedepanka negoisme dan emosionalisme semata.

Program Pendidikan Politik Masyarakat diharapkan bisa memberikan kesadaran dan pembinaan politik kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan sehingga dapat meminimalisir tindakan anarkis dan potensi kericuhan yang mengancam ketentraman dan ketertiban umum. Upaya-upaya Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam menjaga kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum adalah dengan menitik beratkan pada pengamanan dan pertahanan sipil di desa-desa/kelurahan dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum di setiap lingkungan desa/kelurahan. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di desa dan kelurahan mulai dioptimalkan dan diefektifkan kinerja dan tugas pokok dan fungsinya sebagai petugas keamanan. Bahkan dalam rangka memelihara kebersihan lingkungan pun, sebagian petugas Linmas diberdayakan sebagai Petugas Linmas berbasis K-3.

II - 52

Dalam upaya penataan dan penertiban pedagang kaki lima, penertiban pekerja seks komersial, gelandangan, pengemis dan anak jalanan, Satuan Polisi Pamong Praja pada tahun 2014 telah menggelar beberapa kali operasi penertiban baik operasi mandiri maupun operasi gabungan dengan TNI/Polri. Operasi penertiban yang dilakukan bukan semata-mata sebagai pelaksanaan penegakan Peratuan Daerah saja, tetapi memberikan pembelajaran dan pendidikan kepada masyarakat terkait dengan kebersihan dan kenyamanan penggunaan tempat-tempat umum serta potensi bahaya yang timbul akibat perbuatan yang dilakukannya.

Dalam peranannya menjaga ketentraman dan ketertiban umum, termasuk menjaga pengamanan para pengunjuk rasa, pengamanan di hari besar nasional, pengamanan di Hari Jadi Purwakarta dan pengamanan pada acara-acara atau kegiatan-kegiatan tertentu, tentunya harus didukung dan ditunjang oleh keberadaan dan jumlah personil yang memadai sebagai barisan terdepan dalam pengamanan ketentraman dan ketertiban umum serta dalam penjagaan pejabat publik dan penjagaan asset pembangunan daerah.

Perkembangan jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.40 berikut ini :

Tabel 2.40

Perkembangan Jumlah Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

NO. STATUS TAHUN 2013 2014 1 2 3 4 1. PNS 117 134 2. CPNS - - 3. PTT 33 37

4. Tenaga Harian Lepas (THL) 9 40

5. SUKWAN 6

Jumlah 159 217

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan data tahun 2014 pada Kantor Polisi Pamong Praja, anggota satlinmas Kabupaten Purwakarta berjumlah 2.880, frekuensi penanganan Kantribmas sebanyak 112 kali, frekuensi pengendalian kantribmas sebanyak 13 kali, frekuensi penertiban kantribmas sebanyak 22, penertiban pekerja seks komersial sebanyak 20 kali, penertiban gelandangan 10 kali, penertiban pengemis sebanyak 10 kali, penertiban anak jalanan sebanyak 10 kali, penertiban anak yang tertangkap tangan sebanyak 10 kali, penertiban pedagang kaki lima sebanyak 13 kali, dan jumlah pelanggaran Perda sebanyak 94 kali.

r. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan

II - 53

kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan. Pemerintah daerah, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintah daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan. Urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, kepegawaiandan persandian diselenggarakan untuk mewujudkan kepentingan nasional, tujuan nasional dan good governance, maka salah satu fungsi pemerintahan yang perlu diterapkan secara utuh adalah penyelenggaraan pemerintahan umum sebagai suatu sistem pemerintahan negara yang dilakukan secara terpadu dan terintegrasi oleh suatu perangkat pemerintahan yang memiliki kewenangan secara terpusat, baik dalam masalah kebijakan maupun dalam pelaksanaannya. Sedangkan tugas dan kewajiban pemerintah adalah membuat regulasi tentang pelayanan umum, pengembangan sumber daya produktif, melindungi ketentraman dan ketertiban masyarakat, pelestarian nilai-nilai sosio-kultural, kesatuan dan persatuan nasional, pengembangan kehidupan demokrasi, pencapaian keadilan dan pemerataan, penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, mendukung pembangunan nasional dan mengembangkan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila.

Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pemerintah daerah dituntut untuk melakukan penataan kembali baik kelembagaan maupun sumber daya manusianya (SDM) sehingga akan terjadi suatu pemerintahan yang ramping struktur kaya fungsi.

Ada dua hal penting yang harus mendapatkan perhatian, yaitu Pertama, menentukan arah kebijakan prioritas bidang pemantapan desentralisasi, peningkatan kualitas hubungan pusat daerah, dan antar-daerah dan pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/ kota, meningkatkan kerja sama daerah, serta meningkatkan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Arah kebijakan pembangunan tersebut merupakan pedoman bagi penyusunan berbagai strategi pembangunan. Kedua, menentukan arah kebijakan peningkatan kapasitas pemerintahan daerah dengan membentuk pemerintah daerah yang mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas, mendorong terbentuknya organisasi perangkat daerah yang efisien dan efektif, serta memiliki kemampuan keuangan yang tinggi dan akuntabel sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik. Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian diarahkan pada upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas kelembagaan pemerintah daerah; meningkatkan kapasitas pengelolaan sumberdaya aparatur

II - 54

pemerintah daerah yang profesional dan kompeten; meningkatkan efektivitas dan optimalisasi sumber-sumber penerimaan daerah yang berkeadilan termasuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan dunia usaha dan investasi, guna merealisasikan kebijakan tersebut diatas diwujudkan diantaranya melalui program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota, penataan peraturan perundang-undangan, pengembangan wilayah perbatasan, peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah, peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, pembinaan dan pengembangan aparatur.

Dalam upaya meningkatkan kualitas aparatur yang handal di bidangnya telah dilaksanakan kegiatan pengelolaan ujian nasional keahlian pengadaan barang/jasa melalui 2 kali pelaksanaan ujian barang/jasa, serta sosialisasi proses pemilihan penyedia barang/jasa kepada 100 orang peserta dan sosialisasi sistem informasi pembangunan kepada 80 orang peserta.

Data paket pelelangan yang dilaksanakan oleh Pusat Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 melalui LPSE Purwakarta secara elektronik, dapat dilihat pada Tabel 2.41 berikut ini :

Tabel 2.41

Paket Pelelangan Yang Dilaksanakan Oleh

Pusat Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten PurwakartaTahun 2014

No. Uraian Jumlah

1 2 3

1. Pegawai Yang Bersertifikat Pengadaan Barang/Jasa Yang Masih Aktif

120 orang

2. Paket Yang Dilelangkan (257 paket) yang terdiri dari :

a. Pengadaan Barang 41 Paket (17,45%)

b. Pekerjaan Konstruksi 142 Paket (60,43%)

c. Jasa Konsultansi 45 Paket (19,15%)

d. Jasa Lainnya 7 Paket (2,98%)

3. Pagu Anggaran yang Dilelangkan Rp263.231.771.122,00 4. HPS yang dilelangkan Rp260.022.630.237,00

5. Kontrak Rp250.081.127.722,00

6. Sisa Tender Rp12.663.133.400,00

Sumber : Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Purwakarta

Dalam rangka mewujudkan masyarakat dan aparat yang tertib hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan maka disusun dan dibentuklah produk hukum, pembentukan produk hukum daerah sebagai tindak lanjut peraturan perundang-undangan dan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan perkembangan sosial kemasyarakatan. Maksud perumusan produk hukum daerah adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan aparat dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan. Upaya sosialisasi produk hukum senantiasa dilakukan agar masyarakat mengetahui dan memahami regulasi yang berlaku, untuk mewujudkan hal tersebut maka Kabupaten Purwakarta tercatat telah menetapkan dan menerbitkan Peraturan Daerah sebanyak 5 Perda, 154 Perbup, 974Kepbup, 30 Nota Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama dengan

II - 55

pihak ketiga. Data Jumlah Produk Hukum Daerah yang telah diterbitkan pada tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.42 berikut ini :

Tabel 2.42

Jumlah Produk Hukum Daerah yang Diterbitkan Tahun 2014

No. Produk Jumlah

1 2 3

1. Peraturan Daerah 5

2. Peraturan Bupati 154

3. Keputusan Bupati 974

4. Nota Kesepakatan/ Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Ketiga

30

Sumber : Bagian Hukum Setda Kabupaten Purwakarta

Sementara itu, dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Purwakarta, selama kurun waktu 2014, telah direalisasikan penyaluran Raskin sebanyak 8.695.530 kg dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 2.43 berikut ini :

Tabel 2.43

Data Penyaluran Raskin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Periode RTS-PM (KK) Alokasi Beras Yang Disalurkan (Kg/RTS-PM/Bln) 1 2 3 4 5 1. Tahun 2014 48.354 15 8.695.530

Sumber : Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Kabupaten/Kota, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota. Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota mempunyai tugas pokok dan fungsi Sekretariat DPRD, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DRPD menerangkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD dibentuk Sekretariat DPRD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah; dan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pasal 4 menerangkan Sekretariat Dewan Perwakilan yang selanjutnya disebut Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, sedangkan Sekretariat DPRD Kabupaten Purwakarta dibentuk melalui Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Pasal 4 menerangkan Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

II - 56

Daerah. Untuk lebih jelasnya capaian kinerja program dan kegiatan pada Sekretariat DPRD, dapat dilihat pada Tabel 2.44 berikut ini :

Tabel 2.44

Capaian Kinerja OPD Sekretariat DPRD Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Uraian Jumlah

1 2 3 1. Keputusan DPRD 16 2. Keputusan Pimpinan DPRD 7 3. Keputusan Bersama 7 4. Peraturan Daerah 5 Jumlah 35

Sumber : Sekretariat Dewan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tahun 2014 tercatat telah dikeluarkan dan disahkan 16 keputusan DPRD, 7 Keputusan Pimpinan DPRD, 7 Keputusan Bersama, 5 Peraturan Daerah dengan total jumlah keputusan sebanyak 35 keputusan.

Pengawasan pada hakekatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang leader atau top manajemen dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab seorang kepala pemerintahan, seperti di lingkup pemerintah kabupaten merupakan tugas dan tanggung jawab bupati. Namun karena katerbatasan kemampuan seseorang, mengikuti prinsip-prinsip organisasi, maka tugas dan tanggung jawab pimpinan tersebut diserahkan kepada pembantunya. Maksud pengawasan itu dalam rumusan yang sederhana adalah untuk memahami dan menemukan apa yang salah demi perbaikan di masa mendatang. Hal itu sebetulnya sudah disadari oleh semua pihak baik yang mengawasi maupun pihak yang diawasi termasuk masyarakat awam. Sedangkan tujuan pengawasan itu adalah untuk meningkatkan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan guna untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government) maka dari itu sesuai tugas pokok dan fungsi Inspektorat yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2008 yang dijabarkan dalam Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2008, Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh seorang Inspektur yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi diatas Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Dalam melaksanakan tugas pokok Inspektorat menyelenggarakan fungsi: perencanaan program pengawasan; perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Untuk mendukung dan mewujudkannya kebijakan

II - 57

tersebut di atas pemerintah Kabupaten Purwakarta telah melaksanakan program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH serta Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan.

Pelaksanaan tugas pembinaan dan pengawasan didasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa di Kabupaten Purwakarta dituangkan dalam PKPT (Program Kerja Pengawasan Tahunan) yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa secara reguler dilaksanakan sesuai dengan PKPT terhadap 5 badan, 13 dinas, 4 kantor, 11 bagian di sekretariat daerah, 1 sekretariat DPRD, 1 RSUD, 17 Kecamatan, berupa audit kinerja meliputi: kebijakan daerah, kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah dan barang daerah dengan sasaran pemeriksaan meliputi penilaian ketaatan terhadap peraturan yang berlaku; penilaian efisiensi dan efektivitas atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; penilaian efisiensi dan efektifitas atas program dan kegiatan serta penilaian atas kelayakan pelaporan.

Pengawasan internal yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 telah menemukan sebanyak 525 temuan dengan rincian tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah sebanyak 500 temuan telah selesai atau 95,24%, sebanyak 9 temuan dalam proses atau 1,71%, dan sebanyak 16 temuan belum selesai atau 3,05%. Baiknya capaian tindak-lanjut hasil pemeriksaan mengindikasikan semakin baiknya Inspektorat dalam melakukan pembinaan internal pada masing-masing OPD. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah temuan dan tindak-lanjut hasil pemeriksaan oleh Inspektorat Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Tabel 2.45 berikut ini :

Tabel 2.45

Jumlah Temuan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Oleh Inspektorat Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Uraian Jumlah

Temuan/LHP Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

1 2 3 4

1. Temuan 525 S (selesai)= 500 LHP DP (dalam Proses)= 9 LHP B (Belum) 16= LHP

2. LHP 51 51

Sumber : Inspektorat Kabupaten Purwakarta

Disamping melalukan pemeriksaan reguler, Inspektorat juga melaksanakan penanganan kasus pengaduan sesuai amanat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 serta menangani setiap kasus yang timbul di pemerintahan daerah dengan melaksanakan Pemeriksaan Khusus Non PKPT sebanyak 57 laporan diantaranya perceraian/perselingkuhan sebanyak 35 laporan, pelanggaran disiplin 1 laporan, pemeriksaan khusus berakhirnya masa jabatan kepala desa sebanyak 10 laporan, monitoring dan evaluasi program/kegiatan sebanyak 4 laporan, tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (kendaraaan yang hilang) sebanyak 7 laporan.

II - 58

Dalam melaksanakan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, pada tahun 2014, Inspektorat melaksanakan kegiatan pelaksanaan pengawasan internal secara berkala terhadap 42 SKPD 183 Desa dan 9 kelurahan; penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah; tindak lanjut hasil temuan pengawasan, koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif yang dilaksanakan sebanyak 4 kali koordinasi pengawasan terhadap OPD, pelaksanaan evaluasi berkala hasil temuan sebanyak 4 kali evaluasi. Begitupun dalam rangka peningkatan profesional tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, pihak Inspektorat telah melaksanakan workshop strategi meraih status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada 150 orang peserta.

Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah, antara lain: Pengelolaan Pendapatan Daerah, Pengelolaan Belanja Daerah, dan Pengelolaan Pembiayaan Daerah. Pendapatan Daerah Kabupaten Purwakarta sebagian besar masih tergantung dari Pemerintah Pusat dan Provinsi, baik berupa Dana Perimbangan maupun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Purwakarta terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Purwakarta masih relatif kecil, hal ini dikarenakan masih terbatasnya sumber pendapatan daerah yang ada.

Dokumen terkait