• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN - Bab II RKPD Kabupaten Purwakarta Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN - Bab II RKPD Kabupaten Purwakarta Tahun 2016"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107o30’-107o40’ Bujur Timur dan 6o25’-6o45’ Lintang Selatan. Secara administratif Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur;

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan

Kabupaten Bogor.

Luas wilayah Kabupaten Purwakarta 97.172 hektar (971,72 km2) atau 2,81 persen dari luas Wilayah Propinsi Jawa Barat, yang terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa, 9 kelurahan, 475 dusun, 1.084 Rukun Warga (RW), dan 3.455 Rukun Tetangga (RT). Jarak antar kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km yaitu antara Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered, sedangkan jarak terjauh adalah 60 km yaitu antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Sukasari.

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Bagian Barat, Bagian Selatan dan Bagian Timur. Wilayah Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Kecamatan Bungursari, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Babakancikao, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Pondoksalam, Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25-500 m di atas permukaan laut (dpl).

Wilayah Bagian Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Kecamatan Sukasari dimana sebagian wilayahnya merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda yang mempunyai ketinggian 107 m dpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Wilayah Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Kecamatan Maniis, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Sukatani, Kecamatan Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.

Dilihat dari Aspek Topografi, Kabupaten Purwakarta dapat dikelompokkan ke dalam tiga wilayah, yaitu :

 Wilayah Pegunungan, yang terletak di tenggara Kabupaten Purwakarta, dengan ketinggian

(2)

II - 2

 Wilayah Perbukitan, yang terletak di barat laut Kabupaten Purwakarta dengan ketinggian

500-1.100 m dpl, dan meliputi 33,80% dari total luas wilayah.

 Wilayah Dataran, yang terletak di utara Kabupaten Purwakarta dengan ketinggian 35-499

m dpl, dan meliputi 36,47% dari total luas wilayah.

Berikut adalah Gambar Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta.

Luas Wilayah dan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Purwakarta

KECAMATAN

LUAS WILAYAH JUMLAH DESA/

KELURAHAN

KM2 %

1. Jatiluhur 60,11 6,19 10

2. Sukasari 92,01 9,47 5

3. Maniis 71,64 7,37 8

4. Tegalwaru 73,23 7,54 13

5. Plered 31,48 3,24 16

6. Sukatani 95,43 9,82 14

7. Darangdan 67,39 6,94 15

8. Bojong 68,69 7,07 14

9. Wanayasa 56,55 5,82 15

10. Kiarapedes 52,16 5,37 10

(3)

II - 3

KECAMATAN LUAS WILAYAH JUMLAH DESA/

KELURAHAN

KM2 %

11. Pasawahan 36,96 3,80 12

12. Pondoksalam 44,08 4,54 11

13. Purwakarta 24,83 2,56 10

14. Babakancikao 42,40 4,36 9

15. Campaka 43,60 4,49 10

16. Cibatu 54,66 5,63 10

17. Bungursari 56,50 5,81 10

JUMLAH 971,72 100,00 192

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta.

Dari tabel di atas terlihat bahwa Kecamatan Sukatani merupakan wilayah terluas dari luas wilayah Kabupaten Purwakarta yaitu seluas 95,43 km2 atau 9,82%, sedangkan Kecamatan Purwakarta merupakan luas wilayah terkecil yaitu seluas 24,83 km2 atau 2,56%. Untuk jumlah desa/kelurahan terbanyak berada di Kecamatan Plered sebanyak 16 desa.

Gambaran umum demografis wilayah Kabupaten Purwakarta, tercermin dari jumlah penduduk Purwakarta, pada tahun 2010 berdasarkan data hasil Sensus Penduduk tahun 2010 dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebanyak 852.521 jiwa. Dikarenakan Sensus Penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali (tahun berakhiran 0), maka untuk tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta menggunakan data proyeksi. Data penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 diprediksikan mencapai 913.447 jiwa. Peningkatan ini disebabkan selain akibat faktor pertumbuhan penduduk alami, juga dipengaruhi oleh faktor migrasi, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar. Sedangkan berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta, bahwa jumlah Kartu Keluarga (KK) sebanyak 323.766, dengan jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sebanyak 854.137 jiwa, yang terdiri dari 434.756 laki-laki dan 419.381 perempuan.

Perlu juga diketahui bahwa terdapat perbedaan antara jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta,

(4)

II - 4

Tabel 2.2

Penyebaran Penduduk Kabupaten Purwakarta Menurut Kelompok Umur Tahun 2014

No. Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5

1. 0 – 4 45.661 46.054 91,714

2. 5 – 9 49.198 44.441 93.639

3. 10 – 14 50.315 50.490 100.805

4. 15 – 19 39.284 36.691 75.976

5. 20 – 24 43.566 42.515 86.081

6. 25 – 29 37.049 35.840 72.890

7. 30 – 34 35.141 30.016 65.157

8. 35 – 39 39.935 41.933 81.868

9. 40 – 44 32.116 32.614 64.731

10. 45 – 49 26.344 21.146 47.490

11. 50 – 54 24.715 19.398 44.113

12. 55 – 59 12.055 14.112 26.166

13. 60 – 64 12.009 11.961 23.970

14. 65 + 18.059 20.787 38.847

Jumlah 465.448 447.998 913.447

Keterangan : Data Proyeksi

Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 yang terbanyak antara usia 10 – 14 tahun yaitu sebesar 11,04%, dan yang sedikit antara umur 60 – 64 yaitu sebesar 2,62%. Sedangkan berdasarkan gender penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 hampir seimbang, yaitu laki-laki sebanyak 50,96% dan perempuan sebanyak 49,04%.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) menggambarkan besarnya peningkatan produksi yang terjadi dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang telah berlangsung di Kabupaten Purwakarta dalam periode waktu tertentu. Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta tidak lepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum. Perekonomian nasional yang terus menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas pada nilai investasi di Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya.

(5)

II - 5

Tabel 2.3

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

NO. TAHUN INDEKS (%)

1. 2013 7,39

2. 2014*) 7,98

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta tahun 2014 ditargetkan sebesar 7,98 %

atau menguat 0,59 % dibandingkan tahun 2013. Peningkatan angka Laju Pertumbuhan Ekonomi tersebut dipicu oleh tiga sektor dominan sebagai penggerak roda perekonomian di Kabupaten Purwakarta, yakni Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian.

b. Produk Domestik Regional Bruto

Perkembangan produksi baik barang dan jasa di Kabupaten Purwakarta direfleksikan dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki.

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta dari tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini :

Tabel 2.4

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

NO. PDRB

TAHUN

2013 (Rp,00)

2014*) (Rp,00)

1. Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

22.048.342 24.324.755

2. Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

8.800.252 9.346.102

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

(6)

II - 6

PDRB Kabupaten Purwakarta selain menunjukkan pertumbuhan ekonomi, juga dapat menggambarkan struktur ekonomi. Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB total, dimana dari tahun 2014 peranan terbesar didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok Sektor Industri Pengolahan, berikutnya Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kemudian Sektor Pertanian.

c. PDRB Per Kapita Penduduk

Ukuran lain yang digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah atau potensi ekonomi suatu daerah adalah besaran PDRB Per-Kapita Atas Dasar Harga Berlaku. PDRB Per-Kapita merupakan gambaran nilai tambah yang dapat diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi, dapat pula dijadikan gambaran kasar dari rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah. Gambaran kemakmuran tersebut dikatakan kasar karena pada kenyataannya produk yang dihasilkan oleh suatu wilayah belum tentu seluruhnya dinikmati oleh penduduk wilayah yang bersangkutan.

Data PDRB Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta dari tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini :

Tabel 2.5

Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

(Atas Dasar Harga Berlaku)

NO. TAHUN JUMLAH

(Rp)

1. 2013 24.572.000,00

2. 2014*) 26.778.000,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

Data PDRB Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta menunjukkan pertumbuhan yang positif. PDRB Per-Kapita Kabupaten Purwakarta tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp26.778.000,00, terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp2.206.000,00.

d. Kemampuan Daya Beli Masyarakat

Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Kemampuan daya beli masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti faktor pendapatan, inflasi dan pola konsumsi masyarakat.

(7)

II - 7

Tabel 2.6

Indeks Daya Beli Masyarakat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

NO. TAHUN INDEKS DAYA BELI

1. 2013 65,09

2. 2014*) 65,79

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, Pertumbuhan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, dengan menghitung tingkat daya beli masyarakat berdasarkan pengeluaran konsumsi per-kapita riil ditargetkankan tahun 2014 sebesar 65,79 point atau mengalami peningkatan sebesar 0,70 point bila dibanding tahun 2013. Salah satu alasan peningkatan ini adalah pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta yang mengalami pertumbuhan positif yang berpengaruh pada kenaikan pendapatan per-kapita masyarakat pada periode yang sama, sehingga hal ini akan mempengaruhi tingkat kemampuan daya beli masyarakat secara umum.

e. Laju Inflasi

Inflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah, hal ini dipengaruhi oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah. Pengukuran inflasi bisa dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB. Perkembangan inflasi sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan, menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan (demand) dengan penyediaan (supply). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta inflasi tahun 2014 mencapai angka 9,35%. Hal ini disebabkan Kenaikan harga BBM bersubsidi yang naik pada tahun 2014 sehingga menyebabkan capaian inflasi tahun 2014 cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini diakibatkan BBM bersubsidi memiliki efek

yang sangat dominan terhadap perubahan harga dari berbagai komoditas yang diteliti baik ketika pada tahap produksi maupun dalam hal distribusi komoditas tersebut.

f. Tingkat Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja

Tingkat kesempatan kerja menunjukkan jumlah ketersediaan lapangan kerja pada suatu daerah, sedangkan tingkat pencari kerja menunjukkan jumlah penduduk yang sedang dalam kondisi mencari pekerjaan. Hal ini tentunya didasarkan kelompok usia tertentu, yaitu kelompok usia penduduk produktif.

Data angkatan kerja, kesempatan kerja dan pencari kerja di Kabupaten Purwakarta tahun

(8)

II - 8

Tabel 2.7

Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

NO. PDRB

TAHUN

2013 2014*)

1. Angkatan Kerja 391.226 375.455

2. Kesempatan Kerja 370.139 343.550

3. Pencari Kerja 21.087 31.905

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Proyeksi

Dari tabel di atas terlihat bahwa Angkatan Kerja di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 375.455 orang atau menurun sebesar 4,03 % dibandingkan tahun 2013. Jumlah Kesempatan Kerja tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 370.139 orang atau menurun sebesar 7,18 % dibandingkan tahun 2013, sedangkan Jumlah Pencari Kerja tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 21.087 orang atau meningkat sebesar 51,30 % dibandingkan dengan tahun 2013.

g. Penduduk Miskin

Kemiskinan menurut pengertian umum adalah keadaan dimana individu atau sekelompok masyarakat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan yang layak. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Adapun Data Penduduk Miskin di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut ini :

Tabel 2.8

Data Penduduk Miskin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

No. Tahun Jumlah (Jiwa)

1 2 3

1. 2013 83.600

2. 2014*) 81.367

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta

(9)

II - 9

2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat

a. Pendidikan

Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018, kebijakan pembangunan urusan pendidikan di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada upaya memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat dengan strategi meningkatkan pemerataan dan kemudahan akses terhadap pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang berkualitas. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan adalah meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi seluruh masyarakat, yang bertujuan guna mewujudkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal (local wisdom) yang berorientasi pada upaya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan.

Pada prinsipnya, pelayanan umum di Sektor Pendidikan yang selama ini dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta ditujukan untuk menciptakan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai salah satu faktor utama pembangunan. Oleh karena itu dalam peningkatan kualitas SDM tersebut terutama lebih difokuskan kepada aksesibilitas masyarakat terhadap bidang pendidikan. Adapun kebijakan umum dan program pembangunan daerah lingkup urusan pendidikan berdasarkan RPJMD 2013-2018 meliputi : Program Pendidikan Anak Usia Dini; Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; Program Pendidikan Menengah; Program Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.

b. Kesehatan

Kebijakan pembangunan urusan kesehatan di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dengan strategi meningkatkan ketersediaan kualitas pemenuhan tenaga kesehatan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat, dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat purwakarta dan bertujuan guna mewujudkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal yang berorientasi pada upaya peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

(10)

II - 10

Pelayanan Kesehatan Anak Balita; Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia; serta Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit.

c. Ketenagakerjaan

Penanganan urusan ketenagakerjaan tidak hanya sebatas pada ketersediaan lapangan kerja, kesejahteraan, pelatihan dan pembinaan tenaga kerja saja namun penanganan penyelesaian masalah-masalah ketenagakerjaan pun menjadi tanggung jawab pemerintah. Kebijakan pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dilaksanakan dengan bertujuan Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal yang Berorientasi pada Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat; dengan sasaran Meningkatnya Kualitas dan Iklim Ketenagakerjaan; dan dilakukan melalui strategi Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja; dengan arah kebijakan Menciptakan Tenaga Kerja Yang Terampil Sesuai Dengan Kebutuhan Pasar, dan Fasilitasi Penyelesaian Masalah-Masalah Ketenagakerjaan. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Ketenagakerjaan, Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; Program Peningkatan Kesempatan Kerja; dan Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta bahwa jumlah pencari kerja yang terdaftar selama tahun 2014 sebanyak 18.632 orang yang terdiri dari 1.515 orang yang berpendidikan SD dan Sederajat, 5.150 orang SLTP, 1.0775 orang SLTA, 451 orang Diploma, dan 741 orang berpendidikan Sarjana. Sedangkan jumlah kesempatan kerja yang ada pada tahun 2014 sebanyak 1.444 orang, sehingga jumlah Angkatan Kerja tahun 2014 tercatat sebanyak 20.076 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.9 dibawah ini:

Tabel 2.9

Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1 2 3

1. SD dan sederajat 1.515

2. SLTP 5.150

3. SLTA 10.775

4. Akademi 451

5. Sarjana 741

JUMLAH 18.632

(11)

II - 11

Dalam rangka menciptakan kesempatan kerja berbagai kebijakan yang mendorong peningkatan iklim investasi termasuk iklim ketenagakerjaan terus diperbaiki. Jumlah pengangguran terbuka yang masih relatif tinggi tidak dapat diatasi melalui program-program ad hoc. Salah satu yang dilakukan adalah mendorong investasi agar dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi para pencari kerja.

2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Kebudayaan lebih menitikberatkan pada pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah agar tetap hidup dan terpelihara sebagai ciri khas budaya daerah dan menjadi ragam kekayaan budaya nasional. Pelestarian budaya daerah harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah mengingat seni budaya daerah semakin tergerus oleh seni budaya barat dan modern yang dianggap lebih maju, gaul dan tidak kuno. Kebudayaan daerah harus terus dipertahankan dan dipelihara guna mempertahankan nilai-nilai luhur budaya bangsa guna menghadirkan karakteristik budaya daerah dan kearifan lokal pada tiap indrividu di daerah masing-masing. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta terkait dengan pelaksanaan urusan bidang kebudayaan diarahkan pada upaya untuk mendorong peningkatan dan pengembangan nilai budaya daerah khususnya budaya yang menjadi ciri khas daerah. Program Pengembangan Nilai Budaya dan Pengelolaan Keragaman Budaya diharapkan dapat mendorong pelestarian seni budaya melalui kegiatan-kegiatan yang diarahkan pada pengenalan budaya daerah, terutama seni budaya yang hampir punah dan perlu dilestarikan dan dilindungi serta dikembangkan. Pagelaran seni budaya yang mulai rutin dilakukan dan digelar pada setiap acara Hari Jadi Purwakarta merupakan bukti dan langkah kongkrit pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah. Kegiatan seperti ini selayaknya harus mendapat apresiasi dan dukungan dari semua pihak terutama para pemerhati budaya/budayawan.

(12)

II - 12

Dalam Pembangunan, melalui Arah Kebijakan antara lain : Mengembangkan Potensi dan Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan serta Mengembangkan Potensi dan Prestasi Olahraga. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, hingga tahun 2014 Kabupaten Purwakarta tercatat memiliki 58 organisasi kepemudaan, 15 kegiatan pembinaan kepemudaan dan 11 kegiatan pembinaan/ kompetisi olahraga. Adapun prasarana olahraga yang direvitalisasi/dibangun adalah Penataan dan rehabilitasi GOR Purnawarman, dengan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya pembangunan GOR Purnawarman, GOR Purnawarman seluas 10.000 m2; dan kegiatan lanjutan Pembangunan GOR Gunung Cupu (Tahap III).

2.1.3 Aspek Pelayanan Wajib

FOKUS URUSAN WAJIB

a. Pendidikan

Adapun capaian kinerja pada Urusan Pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pendidikan dalam rentang waktu 2013-2014. Untuk lebih jelasnya mengenai data Indikator Kinerja Kunci Urusan Pendidikan di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.10 di bawah ini :

Tabel 2.10

Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pendidikan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 2. IKK Penduduk yang berusia dibawah 15 tahun yang

melek huruf (tidak buta aksara)

14. IKK guru-guru yang memenuhi kualifikasi S1/D.IV 79,60 89,62 10,02

(13)

II - 13

Berdasarkan data pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, pada tahun 2014 terjadi capaian peningkatan yang cukup signifikan pada 12 indikator kinerja kunci dari 14 indikator yang tersedia sebagai mana terlihat pada tabel di atas. Capaian IKK penduduk yang berusia dibawah 15 tahun yang melek huruf (tidak buta aksara) mengalami peningkatan sebesar 0,67 point; IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ paket A sederajat mengalami peningkatan sebesar 0,99 point; IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs sederajat mengalami peningkatan sebesar 2,25 point; IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/ SMK sederajat mengalami peningkatan sebesar 18,43 point; tetap mempertahankan IKK Angka Putus Sekolah (APS) SD/ MI sederajat, IKK Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ MTs sederajat, IKK Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA sederajat pada posisi 0,00 point; IKK Angka Kelulusan (AL) SD/ MI, IKK Angka Kelulusan (AL) SMP, IKK Angka Kelulusan (AL) SMA/ SMK/ MA pada posisi 100,00 point; menurunnya IKK Angka melanjutkan dari SD/ MI ke SMP/ MTs sebesar 0,02 point; menurunnya IKK Angka melanjutkan dari SMP/ MTs ke SMA/ SMK/ MA sebesar 0,47 point. Untuk IKK pendidikan anak usia dini yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 13,14 point dan IKK guru-guru yang memenuhi kualifikasi S1/D.IV juga mengalami kenaikan sebesar 10,02 point.

Untuk IKK pendidikan anak usia dini yang mengalami peningkatan sebesar 13,14 point dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 22,62. Peningkatan yang cukup signifikan bagi IKK pendidikan anak usia dini lebih disebabkan faktor internal dan ekternal perkotaan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awalnya program PAUD dilaksanakan hampir diseluruh wilayah Kabupaten Purwakarta kemudian pelaksanaannya bergeser menjadi hanya di wilayah perkotaan saja, akan tetapi disebabkan di wilayah perkotaan peran ibu bersifat ganda, dimana sebagian besar waktunya terbagi untuk pemenuhan mencari nafkah (menjadi buruh/karyawan) pada sektor-sektor industri, maka trend menitipkan anak pada lembaga ini menjadi meningkat tajam walaupun seiring kebijakan pembatasan penerbitan ijin operasional PAUD hanya untuk di wilayah perkotaan saja.

Mengenai penurunan pada 2 (dua) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yaitu IKK Angka melanjutkan dari SD/ MI ke SMP/MTs dan IKK Angka melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dapat dijelaskan bahwa hal ini lebih disebabkan faktor ekternal institusi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga diantaranya perpindahan anak didik mengikuti orang tuanya dan faktor internal anak didik dan atau orang tua yaitu untuk tidak melanjutkan pendidikan formal pada jenjang berikutnya melainkan melanjutkan pada pondok pesantren di luar wilayah Kabupaten Purwakarta.

(14)

II - 14

b. Kesehatan

Dalam kaca mata makro capaian pembangunan urusan kesehatan dapat dilihat dan diukur dari capaian kinerja pada Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat dihitung dari tinggi rendahnya indeks kesehatan, yang dipengaruhi oleh tiga indikator, yaitu : Angka Harapan Hidup (AHH/UHH), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta untuk tahun 2013 dan data proyeksi Bappeda untuk tahun 2014, secara garis besar dalam rentang waktu 2013-2014, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sebesar 73,30 atau mengalami peningkatan sebesar 0,55 point dibandingkan tahun 2013, Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 67,97 atau meningkat sebesar 0,23 point dibandingkan tahun 2013, meningkatnya jumlah kematian ibu pada tahun 2104 sebanyak 10 kasus dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 18 kasus, meningkatnya kasus neonatal sebanyak 13 kasus dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 95 kasus; meningkatnya kasus kematian balita sebanyak 2 kasus, meningkatnya kasus kematian balita sebanyak 2 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 10 kasus, dan meningkatnya kasus kematian bayi sebanyak 2 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 28 kasus. Untuk kematian ibu lebih disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu hamil dan anggota keluarga untuk memeriksakan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, belum efektifnya kemitraan bidan dan paraji (dukun beranak) dan belum efektifnya sistem rujukan ke pelayanan kesehatan. Jumlah kasus kematian bayi dan ibu di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.11 berikut ini :

Tabel 2.11

Jumlah Kasus Kematian Bayi dan Ibu di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

NO. URAIAN

TAHUN

KETERANGAN

2013 2014

1 2 3 4 5

1. Jumlah Kasus Kematian

a. Neonatal 95 108 Penyebab: Asfiksi 26 kasus; BBLR 59 kasus; kelainan kongenital 11 kasus; sepsis 1 kasus; hipotermi 1 kasus, lain-lain 10 kasus

b. Bayi 28 30 Penyebab: ISPA 7 kasus; diare 1 kasus; Pneumoni 5 kasus; lain-lain 17 kasus; diare 1 kasus; lain-lain 1 kasus

c. Balita 10 12

2. Jumlah Kasus Kematian Ibu 18 28 Penyebab: Pendarahan 7 kasus; Eklamsia 6 kasus; infeksi 2 kasus; decompensasi cordis 2 kasus; jantung 3 kasus dan lain-lain 8 kasus.

(15)

II - 15

Adapun Perkembangan Data Pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut ini :

Tabel 2.12

Perkembangan Data Pembangunan Bidang Kesehatan Di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

No. Jenis Tahun 2013 Tahun 2014

1 2 3 4

1. Jumlah Rumah Sakit Pemerintah 1 1

2. Jumlah Rumah Sakit TNI/POLRI 1 1

3. Jumlah Rumah Sakit Swasta 12 11

4. Jumlah Puskesmas 20 20

5. Jumlah Puskesmas Poned 12 12

6. Jumlah Puskesmas DTP + Poned 5 5

7. Jumlah Puskesmas Pembantu 44 44

8. Jumlah Puskesmas Keliling 38 40

9. Jumlah Posyandu 992 1.006

10. Jumlah Polindes/Poskesdes 14/7 14/7

11. Jumlah Klinik Swasta (BP) 88 89

12. Jumlah Rumah Bersalin (RB) 18 18

13. Jumlah Apotik 41 41

14. Jumlah Laboratorium 10 10

15. Rasio Puskesmas Per Penduduk 1 : 42.178 1 : 42.178

16. Rasio Puskesmas Per Puskesmas Pembantu

1 : 2,5 1 : 2,5

17. Rasio Puskesmas Keliling Per Puskesmas

1 : 1,05 1 : 1,05

18. Rerata Posyandu Per Desa/Kelurahan 4,97 4,97

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

(16)

II - 16

Tabel 2.13

Data-Data Pendukung/Supporting Pembangunan Pada Bidang Kesehatan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Uraian Jumlah

1 2 3

A. Promosi Kesehatan

1. Jumlah Posyandu 1,006

2. Jumlah Poskesdes/Polindes 15

3. Jumlah Desa Siaga 160

4. Jumlah Rumah Tangga Yang Ber-PHBS 150

5. Jumlah Rumah Tangga Dipantau 235,718

B. Sarana Prasarana

1. Jumlah RS PONEK 1

2. Jumlah Ambulans di Puskesmas 11

3. Jumlah Puskesmas Pembantu 44

4. Jumlah Puskesmas PONED 12

5. Jumlah Puskesmas Keliling Roda 4 40

6. Jumlah Ibu Hamil (Orang) 24,994

7. Jumlah Ibu Bersalin (Orang) 23,858

C. Farmasi

1. Persentase Penggunaan Obat Rasional di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar 2.86 Pemerintah

2. Persentase Puskesmas Perawatan yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai 15 Standar

3. Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin 53.33

4. Persentase Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 90.25

D. Imunisasi

1. Jumlah Desa/Kelurahan UCI 183

2. Imunisasi Campak Pada Anak Kelas 1 SD (Sederajat) (Pada BIAS Campak) 15,735 3. Imunisasi DT Pada Anak Kelas 1 SD (Sederajat) (Pada BIAS DT) 16,490 4. Imunisasi Td Pada Anak Kelas 2 dan 3 SD (Sederajat) (Pada BIAS Td) 33,890

E. Penyakit

1. Kasus Baru Kusta PB Pada Anak 4

2. Kasus Baru Kusta PB Dewasa 4

3. Kasus Baru Kusta MB Pada Anak 4

4. Kasus Baru Kusta MB Dewasa 50

5. Kasus Cacat Tingkat 2 8

6. Kasus Kusta Pada Perempuan 22

7. Penduduk Yang Minum Obat Filariasis di Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang 0 Melakukan POMP Filariasis

8. Anak SD dan MI dan Balita Yang Minum Obat Cacing 104,399

F. Kesehatan Lingkungan

1. Penduduk Yang Akses Terhadap Air Minum Yang Layak 581.830 2. Penduduk Yang Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak 522.359

3. Jumlah Sampel PDAM Yang Diperiksa 142

4. Jumlah Sampel PDAM Yang Memenuhi Syarat 100

5. Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) 17

G. SDM Kesehatan

(17)

II - 17

No. Uraian Jumlah

1 2 3

2. Jumlah Dokter Gigi di Puskesmas 23

3. Jumlah Perawat di Puskesmas 193

4. Jumlah Bidan di Puskesmas 327

H. Ketenagaan di Puskesmas

1. Jumlah Tenaga Dokter Spesialis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 0 2. Jumlah Tenaga Dokter Umum di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 51 3. Jumlah Tenaga Dokter Gigi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 23 4. Jumlah Tenaga Perawat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 193 5. Jumlah Tenaga Perawat Gigi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 18 6. Jumlah Tenaga Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 327 7. Jumlah Tenaga Teknis Kefarmasian di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 22 8. Jumlah Tenaga Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 11 9. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 17 10. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 19 11. Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 21 12. Jumlah Tenaga Perekam Medis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 1 13. Jumlah Tenaga Teknisi Transfusi Darah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 5 14. Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 150 15. Jumlah SDM Kesehatan yang melanjutkan Pendidikan Tugas Belajar (APBD dan APBN) 3 16. Jumlah SDM Kesehatan Yang Melanjutkan Pendidikan PPDS/PPDGS 6 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.14

Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan dan Gizi Bayi, Balita dan Ibu Hamil di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Indikator Capaian

Tahun 2013

Capaian Tahun 2014

1 2 3 4

1. Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) 85,02 % 85,95 % 2. Persentase Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan 100,00 % 100,00 % 3. Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif 46,45 % 53,20 % 4. Persentase 6-59 Bulan Dapat Kapsul Vitamin A 97,77 % 98,89 % 5. Persentase Ibu Hamil Mendapat Fe 90,87 % 96,87 % 6. Persentase RT Yang Mengonsumsi Garam Beryodium* 83,10 % 88,53 % 7. Persentase Penyediaan Bufferstock MP-ASI Untuk Daerah Bencana 100,00 % 100,00 % 8. Persentase Yang Melaksanakan Surveilans Gizi 100,00 % 100,00 % Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

(18)

II - 18

c. Pekerjaan Umum

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Purwakarta Bidang Pekerjaan Umum merupakan prioritas utama, dengan meningkatkan ketersediaan infrastruktur wilayah yang layak dan mampu untuk mendukung tumbuh kembangnya aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dalam pendistribusian barang dan jasa. Sebagai daerah yang terus berkembang, kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur wilayah yang baik seperti jalan, jembatan, irigasi, drainase, dan air bersih terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Purwakarta diarahkan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan, namun juga agar terjadi pemerataan. Kebijakan ini ditempuh mengingat masih adanya ketimpangan antar wilayah dikhawatirkan dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan berpotensi memicu konflik. Untuk itu kebijakan pembangunan diarahkan pada upaya untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada tingkat lokal, sehingga seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta dapat berkembang secara lebih berimbang, dengan cara:

a) Percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana dasar sampai ke pelosok desa; b) Mempertahankan kondisi infrastruktur dan sarana prasarana dasar yang ada;

c) Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur dan sarana prasarana dasar di daerahnya.

Jenis infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum, meliputi jaringan jalan, irigasi dan air bersih. Berdasarkan data Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta, panjang Jalan Kabupaten sampai dengan tahun 2014 sepanjang 727,550 km, yang terdiri tipe perkerasan Jalan Hotmix sepanjang 511,922 km atau 70,36%, Jalan Aspal Lapen sepanjang 99,908 km atau 13,73%, Jalan Beton sepanjang 55,970 km km atau 7,69%, Jalan Batu/Kerikil sepanjang 55,405 km atau 7,62% dan Jalan Tanah sepanjang 4,345 km km atau 0,60%. Komposisi jenis permukaan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.15 dan Grafik 2.1 berikut ini :

Tabel 2.15

Komposisi Jenis Permukaan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO. TIPE PERMUKAAN TAHUN (KM)

1 2 3

1. Jalan Aspal (Hotmix) 511,922

2. Jalan Aspal (Lapen) 99,908

3. Jalan Beton 55,970

4. Jalan Batu/Kerikil 55,405

5. Jalan Tanah 4,345

JUMLAH 727.550

(19)

II - 19

Grafik 2.1

Prosentase Jalan Kabupaten Tipe Perkerasan di Kabupaten Purwakarta Hingga Tahun 2014

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Apabila dilihat dari kondisinya, jalan kabupaten dalam kondisi baik sepanjang 456.628 km atau 62,76 % kondisi sedang sepanjang 141.64 km atau 19,47 %, kondisi rusak sepanjang 84.997 km atau 11,68 % dan kondisi rusak berat sepanjang 44.285 km atau 6,09 %. Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.16 dan Grafik 2.2 berikut ini :

Tabel 2.16

Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO. KONDISI JALAN TAHUN (KM)

1 2 3

1. Baik 456,628

2. Sedang 141,640

3. Rusak 84,997

4. Rusak Berat 44,285

JUMLAH 727.550

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Grafik 2.2

Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

(20)

II - 20

Adapun lokasi dan panjang ruas jalan dengan kondisi rusak berat dapat dilihat pada Tabel 2.17 berikut ini :

Tabel 2.17

Lokasi dan Panjang Ruas Jalan dengan Kondisi Jalan Rusak Berat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Lokasi Wilayah Kecamatan Panjang (Km)

1 2 3

1. Babakancikao 2,300

2. Bojong 2,350

3. Bungursari 2,785

4. Campaka 0,535

5. Cibatu 6,640

6. Darangdan 0,500

7. Maniis 3,125

8. Pasawahan 1,500

9. Pondoksalam 5,500

10. Sukasari 16,300

11. Sukatani 2,150

12. Tegalwaru 0,600

Jumlah 44,285

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Kondisi Jalan Kabupaten dengan Kondisi Mantap di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sepanjang 572,803 km atau 78,73%. Bila dibandingkan dengan kondisi jalan matap pada tahun 2013 yang panjangnya 554,837 km, maka mengalami peningkatan sepanjang 17,970 km. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan meningkatkan kondisi Jalan Kabupaten terus lebih baik. Data tingkat kemantapan jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.18 dan Grafik 2.3 berikut ini :

Tabel 2.18

Tingkat Kemantapan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO. KONDISI JALAN TAHUN (KM)

1 2 3

1. Mantap 572,803

2. Kurang Mantap 110,462

3. Kritis 44,285

JUMLAH 727.550

(21)

II - 21

Grafik 2.3

Tingkat Kemantapan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kanupaten Purwakarta

Data capaian kinerja bidang kebinamargaan di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 2.19 berikut ini :

Tabel 2.19

Capaian Kinerja Bidang Kebinamargaan Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO. URAIAN KEGIATAN HASIL

1 2 3

1. Panjang Jalan Aspal/Beton Rusak yang Rusak Berat yang Direhanbilitasi (KM)

32,05 KM

2. Panjang Jalan Aspal/Beton Kondisi Sedang dan Baik yang Ditangani (KM)

14,25 KM

3. Jembatan Rusak yang Diperbaiki (Titik) 2 Titik 4. Jumlah Gorong-Gorong yang Diperbaiki (unit) 5 Titik 5. Jumlah Alat Berat dalam Kondisi Baik 12 Unit

6. Luas Sawah Beririgasi (HA) 10794 Ha

7. Bangunan Air Dalam Kondisi Baik (unit) 112 Buah 8. Panjang Saluran Air Bersih Perpipaan yang Dibangun (km) - 9. Panjang Jalan Kabupaten yang Ditingkatkan (km) 50,875 KM 10. Jumlah Jembatan yang Ditingkatkan (unit) 1 Unit 11. Jumlah Perkumpulan P3A (kelompok) 205 Kelompok

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Sistem irigasi di Kabupaten Purwakarta terdiri dari Irigasi Teknis, Semi Teknis dan Pedesaan. Sistem Irigasi Teknis secara umum menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat dengan luasan 1.000 Ha sampai dengan 3.000 Ha. Irigasi teknis terdiri dari tiga daerah irigasi, yaitu :

(22)

II - 22

Untuk daerah Irigasi Pedesaan (Semi Teknis dan Sederhana) seluas 10.788 Ha. Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, bahwa pengelolaan jaringan irigasi di Kabupaten Purwakarta menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Daerah, Perum Jasa Tirta II dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)/Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A). Dalam upaya perbaikan jaringan irigasi, Pemerintah Kabupaten Purwakarta tahun 2014, melaksanakan program dan berbagai kegiatan, antara lain: melaksanakan Rehabilitasi Bangunan dan Saluran Irigasi di 11 (sebelas) Daerah Irigasi yaitu: Cikembang, Cipanasleuweung, Cisagu 3, Cisagu 4, Citengah, Cicalibur, Cobogo, Nangerang, Nangewer, Cipedang, Leuwikawung, Cilembang, Cibingbin.

Data Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat di lihat pada Tabel 2.20 dan Tabel 2.21 berikut ini :

Tabel 2.20

Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO. URAIAN KEGIATAN HASIL

1 2 3

1. Rehabilitasi Saluran (Pas. Batu belah) 1,944 m 2. Rehabilitasi Saluran (Beton Bertulang) 20 m 3. Rehabilitasi Lining (Pas. Batu belah) 896 m 4. Rehabilitasi TPT/Sayap Pas. Batu Belah 100 m 5. Rehabilitasi Bendung 4 unit 6. Rehabilitasi Free Intake 1 unit 7. Rehabilitasi Bangunan Bagi 1 unit 8. Rehabilitasi Pintu Air 4 unit

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.21

Pembangunan Jaringan Irigasi di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Uraian Kegiatan Hasil

1 2 3

1. Pembuatan TPT/Sayap Pas. Batu Belah 284,80 m

2. Pembangunan Terjunan 4 unit (22m)

3. Pembangunan Pas. Bronjong 60 m

4. Gorong-Gorong 1 unit

5. Saluran Tanah 2.065,6 m

6. Lantai Beton K175 195,5 m

7. Pengadaan Scottbulk 5.00 unit

(23)

II - 23

d. Perumahan

Kebutuhan hunian yang layak di Kabupaten Purwakarta semakin tinggi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat dan para pengembang kawasan perumahan, namun jumlah keluarga yang belum memiliki tempat tinggal sendiri ternyata masih sangat besar. Kendala yang dihadapi dalam penyediaan perumahan diantaranya adalah ketidakstabilan makro ekonomi yang mempengaruhi harga bahan-bahan bangunan serta keterbatasan kemampuan pembiayaan sebagian kelompok masyarakat.

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan rumah tangga, kawasan permukiman di Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun semakin tersebar luas dan padat. Agar derajat kesehatan dan tingkat produktifitas penduduk yang tinggal didalamnya tidak terganggu, kawasan permukiman tersebut perlu didukung oleh sarana prasarana dasar yang memadai. Kenyataannya ketersediaan sarana prasarana dasar di banyak lokasi permukiman dapat dikatakan masih minim. Jumlah fasilitas dan utilitas yang ada belum sebanding dengan penduduk yang harus dilayani. Sementara fasilitas dan utilitas yang ada terus mengalami degradasi seiring dengan perjalanan waktu.

Untuk menghadapi realitas di atas, pemerintah daerah merasa perlu mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka mewujudkan lingkungan permukiman yang layak dan terjangkau bagi masyarakat. Dalam hal ini, kebijakan pembangunan bidang perumahan rakyat diarahkan pada upaya meningkatkan dan/atau menstimulir pembangunan rumah sederhana sehat, meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas dan utilitas lingkungan permukiman, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman.

Kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas dan utilitas lingkungan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan yaitu dengan mengupayakan penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana air bersih baik perpipaan maupun non perpipaan. Pembangunan sarana prasarana air bersih di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 telah dilaksanakan dengan penambahan jaringan primer PDAM dan jaringan air bersih pedesaan.

e. Penataan Ruang

(24)

II - 24

Pelaksanaan Program Perencanaan Tata Ruang memiliki keluaran (output) seperti Tersusunnya 6 Dokumen Teknis Rencana Detail Tata Ruang, yaitu RDTR Kawasan Perkotaan Bojong, Pondoksalam, Bungursari, Sukatani, Campaka dan Pasawahan; Tersusunnya 1 Dokumen Teknis Peraturan Zonasi, yaitu Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Babakancikao; Tersusunnya Masterplan Kawasan Pasar Rebo dan Pasar Simpang; dan Tersusunnya Kajian Penataan Perumahan Berskala Kecil di Kawasan Perkotaan Purwakarta. Pelaksanaan Program Pemanfaatan Ruang memiliki keluaran (output) seperti terselenggaranya pendataan pemanfaatan ruang dan pelayanan pengesahan rencana tapak atau site plan. Pelaksanaan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang memiliki keluaran (output) seperti Tersusunnya Rancangan Peraturan Daerah 4 (Empat) Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Perkotaan di Kabupaten Purwakarta; Terlaksananya Penertiban dan Pembongkaran Reklame; Terlaksananya Penataan dan Pembuatan Panggung Reklame; Terlaksananya Pengadaan dan Pemasangan Neon Box; Terlaksananya Pengadaan Audio Megatron; Terlaksananya Pemeliharaan Panggung Reklame dan Billboard Tol Cipularang; dan Terlaksananya Relokasi Panggung Reklame.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah daerah adalah mengirimkan aparat untuk dilatih sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang. Sebagaimana dimaklumi bahwa dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang terdapat ancaman pengenaan sanksi pidana terhadap pelanggar tata ruang. Oleh karena itu, PPNS Penataan Ruang diperlukan sebagai unsur pemerintah daerah yang berhak menegakkan hukum tata ruang. Dari pelaksanaan ketiga program pembangunan serta upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah dalam bidang penataan ruang selama tahun 2014, dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

a) Tersedianya Dokumen Studi Sebagai Dasar Pengajuan Raperda tentang Rencana Detail Tata Ruang;

b) Kelengkapan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Semakin Meningkat; dan

c) Semakin Terbukanya Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah.

(25)

II - 25

Tingkat pencapaian penyusunan dokumen rencana rinci tata ruang adalah 55,55 persen. Untuk dapat dioperasionalisasikan, semua rencana rinci tata ruang tersebut harus ditetapkan dengan peraturan daerah. Sampai tahun 2014, belum ada rencana rinci tata ruang yang ditetapkan menjadi peraturan daerah.

Tabel 2.22

Tingkat Pencapaian Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang di Kabupaten Purwakarta Sampai Tahun 2014

No. Rencana Rinci Tata Ruang Jumlah Yang

Diamanatkan RTRW

Sumber : Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.23

Rencana Rinci Tata Ruang Yang Telah Disusun Sampai Tahun 2014

11. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Perkotaan Cibatu

12. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Perkotaan Sawit - Darangdan

13. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Sadang

(26)

II - 26

No. Rdtr/Rtr Ksk

Status

DOKUMEN RAPERDA PERDA

1 2 3 4 5

14. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Agropolitan Tenggara Kabupaten Purwakarta

15. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Jatiluhur

Sumber : Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Kabupaten Purwakarta

f. Perencanaan Pembangunan

Keberhasilan pembangunan Kabupaten Purwakarta bukan hanya dilihat dari pencapaian kuantitatif setiap bidang atau sektor/urusan pembangunan, tetapi justru terlihat dari tertanamnya nilai-nilai strategis yang telah ditargetkan. Dengan demikian, pembangunan tersebut tidak hanya bersifat growth oriented, tetapi berbasis nilai atau value based. Pembangunan nilai-nilai itu menjadi tanggungjawab lintas sektoral yang bersifat societal (mencakup seluruh bidang kehidupan).

Kondisi itu merupakan realitas paradoks di era otonomi daerah. Delegasi kewenangan dari pemerintah pusat ke daerah pada dasarnya memberikan tanggungjawab besar kepada pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan pembangunan. Dengan demikian, setiap kebijakan harus disusun dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik dan potensi daerah, permasalahan sosial, ekonomi, politik yang muncul, dan sasaran yang realistis. Pilihan kebijakan yang dianut pada dasarnya tergantung pada kondisi aktual yang dihadapi Kabupaten Purwakarta itu sendiri. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat mendorong kemandirian pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta khususnya dalam mewujudkan pemberdayaan pembangunan secara efektif, efisien, dan professional. Realisasi tujuan pembangunan harus dilaksanakan secara tepat, komprehensif dan terintegrasi mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sehingga otonomi yang diberikan kepada daerah akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(27)

II - 27

Pencapaian kinerja target makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, selengkapnya disajikan pada tabel 2.24 berikut ini :

Tabel 2.24

Capaian Kinerja Target Makro Pembangunan Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

10. Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

1,78 1,72 -0,06

11. Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

83.600 81.367 -2,233

12. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) (%)

7,39 7,98 0,59

13. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

22.048.342 24.324.755 2.276.413

14. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar 18. Kesempatan Kerja 370.139 343.550 -26,589 19. Pencari Kerja 21.087 31.905 10,818

20. Inflasi 9,32 9,35 0,03

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta *) Data proyeksi

Dengan melihat di atas, capaian kinerja target makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun

(28)

II - 28

Beli sebesar 2,83 point; menurunnya 15.771 angkatan kerja, berkurangnya -26,589 kesempatan kerja baru sehingga meningkatkan jumlah pencari kerja baru sebanyak 10.818 pencari kerja pada tahun 2014.

Pada tabel di atas terlihat terjadi penurunan jumlah angkatan kerja sebesar 15.771 angkatan kerja dan penurunan sebesar 26.589 kesempatan kerja jika dibandingkan dengan capaian kinerja indikator makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: seperti kita ketahui bersama bahwa tingkat kesempatan kerja yang secara langsung mempengaruhi persentase jumlah pengangguran. Tingkat kesempatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah lapangan kerja dan jumlah tenaga kerja. Dimana jumlah tenaga kerja akan dipengaruhi oleh laju peningkatan angkatan kerja. Sedangkan jumlah lapangan kerja dipengaruhi oleh peningkatan lapangan kerja yang disebabkan faktor pertumbuhan ekonomi, peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan jumlah industri, dimana ketersediaan sektor dan jumlah industri pengolahan relatif cukup besar di Kabupaten Purwakarta. Sektor ini mempunyai kontribusi cukup besar dalam lapangan kerja utama masyarakat Purwakarta. Sedangkan pengurangan lapangan kerja dipengaruhi oleh laju penurunan lapangan kerja yang disebabkan oleh fraksi peningkatan harga BBM yang terjadi pada rentang waktu antara tahun 2013-2014 yang berimbas pada sektor industri khususnya manufaktur dan pengolahan.

Upaya program keluarga berencana dan keluarga sejahtera membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, dimana pada tahun 2014 terjadi penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Purwakarta sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 1,78%. Hal ini berdampak positif pada peningkatan daya beli dan indeks daya beli di Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan PPP sebesar Rp2.830,00 dibandingkan tahun sebelumnya sehingga turut mendongkrak meningkatnya indeks daya beli sebesar 0,70 point. Sejalan dengan perkembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Cikopo-Cikampek sebagai pintu gerbang wilayah Utara Kabupaten Purwakarta, secara tidak langsung akan berimplikasi pada peningkatan aktivitas perkotaan dan meningkatnya jumlah penduduk melalui migrasi masuk dan fenomena commuter ke Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 15,446 jiwa dibandingkan tahun 2013 sebanyak 898.001 jiwa. Disisi lain, terjadi pergeseran capaian negatif laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 2.233 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya dimana sebagian besar disebabkan kebijakan pro poor Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dalam bentuk suplly driven kepada penduduk miskin, pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, pembukaan lapangan kerja melalui masuknya sektor-sektor industri baru dan perbaikan dan penyediaan kegiatan perekonomian tradisional dan listrik bagi warga miskin.

g. Perhubungan

(29)

II - 29

waktu selalu mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan peningkatan kebutuhan pelayanan trasportasi ini, maka tidak sedikit timbul persoalan di dalam penyelenggaraannya.

Kebijakan pembangunan sistem trasportasi yang sedang dilaksanakan hendaknya dipadukan dalam sebuah bingkai sistem trasportasi yang berkelanjutan yaitu suatu sistem yang memungkinkan kebutuhan akses yang mendasar dari masyarakat dapat terpenuhi dengan selamat, terjangkau, efisien, memberikan pilihan moda trasportasi, dan mendukung perkembangan ekonomi. Selain itu pembangunan sistem trasportasi berkelanjutan membatasi emisi/limbah, dan meminimasi konsumsi sumberdaya yang tak terbarukan. Kepemilikan kendaraan bermotor yang tercatat di Kantor Samsat Kabupaten Purwakarta pada tahun 2014 terdiri dari kendaraan jenis bus sebanyak 349 unit, truk/pick-up sebanyak 5.044 unit dan minibus sebanyak 53 unit. Sedangkan banyaknya kendaraan yang diuji pada tahun 2014 sebanyak 13.536. Banyaknya Kendaraan yang Diuji Menurut Jenis Kendaraan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 dan Data Terminal di Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.25 dan Tabel 2.26 berikut ini :

Tabel 2.25

Banyaknya Kendaraan yang Diuji Menurut Jenis Kendaraan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2012-2013

NO. JENIS PELAYANAN TAHUN (UNIT)

2013 2014

1 2 3 4

Mobil Bus

1. Bus Besar 127 290

2. Bus Sedang 120 156

3. Mini Bus (Bus Kecil) 54 43

4. Angkutan Kota 823 962

5. Angkutan Perkotaan 823 1.016

Mobil Barang

1. Truck/Bak Terbuka 2.956 3.452

2. Pick Up 3.646 6.034

3. Box/Bak Tertutup 799 1.303

4. Tanki 50 73

5. Tacktor 12 14

6. Kereta Gandengan 1 2

7. Kereta Tempelan 12 15

8. Bland Van 25 46

9. Ambulance 3 4

10. Derek 2 2

11. Bestel Wagon 48 37

Kendaraan Khusus

1. Kendaraan Bermotor TNI - 6

2. Kendaraan Bermotor POLRI - -

3. Alat Berat (Forklift, Crane, Buldozer, Mesin Gilas, Loader)

2 -

4. Penyandang Cacat - -

JUMLAH 9.534 13.536

(30)

II - 30

Tabel 2.26

Data Terminal di Kabupaten Purwakarta Sampai Dengan Tahun 2014

NO. NAMA TERMINAL LOKASI KECAMATAN LUAS (M2) TIPE

1 2 3 4 5

1. Ciganea Kec. Jatiluhur 1.500 C

2. Simpang/Gembong Kec. Purwakarta 600 3. Wanayasa (Pos) Kec. Wanayasa 1.000 4. Sawit (Pos) Kec. Darangdan 1.000

5. Su-Citeko Kec. Plered 8.650

Sumber: Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta

Sasaran pembangunan bidang perhubungan ditujukan pada tersedianya sistem transportasi yang mendukung kelancaran dan keamanan lalu lintas. Kebijakan tersebut diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, serta Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor.

g. Lingkungan Hidup

Pembangunan bidang lingkungan hidup merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan aktivitas sosial-ekonomi masyarakat terhadap lingkungan hidup. Fokus utama pembangunan bidang lingkungan hidup pada tahun 2014 adalah mengendalikan pencemaran, menjaga sumber daya alam, dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Implementasi fokus pembangunan bidang lingkungan hidup sebagaimana disebutkan di atas diwujudkan ke dalam pelaksanaan : Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan; Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam; Program Penyadaran dan Penegakan Hukum Lingkungan; Program Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah; Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; dan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Pelaksanaan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini antara lain : Terlaksananya koordinasi persiapan penilaian Adipura; Terlaksananya pembinaan dan pemantauan pelaku usaha dalam melakukan penerapan AMDAL, UKL-UPL; Terlaksanaya penyusunan laporan SLHD

(31)

II - 31

Pelaksanaan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dengan keluaran (output) antara lain : Tersusunnya sebagian data status kerusakan lahan untuk produksi biomassa; Terlaksananya pemeliharaan terhadap taman burung di Situ Buleud; Terlaksananya sosialisasi dan gerakan kebersihan sungai di 2 Sungai yaitu Sungai Cimunjul dan Cigalugur; Terlaksananya pembuatan sumur resapan; Tersusunnya profil pengelolaan tutupan vegetasi program Menuju Indonesia Hijau (MIH) Kabupaten Purwakarta Tahun 2014; dan Terlaksananya penanaman pohon di sekitar mata air dan sungai.

Pelaksanaan Program Penyadaran dan Penegakan Hukum Lingkungan dengan keluaran (output) antara lain : Terlaksananya rekomendasi tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan; dan Penyusunan dokumen Raperda tentang KLHS dan RPPLH belum terlaksana secara tuntas.

Pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini antara lain : Terlaksananya pengadaan bahan kimia; Terlaksananya analisa kualitas air permukaan, limbah cair, dan kualitas udara; Terlaksananya peningkatan kapasitas dan kinerja laboratorium lingkungan; dan Terlaksananya pengajuan akreditasi laboratorium lingkungan.

Pelaksanaan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini diantaranya adalah : Terlaksananya pengadaan dan perbaikan sarana prasarana pengelolaan persampahan; Terlaksananya pembangunan dan pemeliharaan lokasi TPA Cikolotok; dan Terlaksananya sosialisasi peraturan daerah (PERDA) retribusi sampah dan retribusi pelayanan sedot tinja.

Pelaksanaan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini diantaranya adalah : Terlaksananya penataan taman-taman di wilayah perkotaan Purwakarta dan batas kabupaten; Terlaksananya pembangunan Situ Buleud; Terlaksananya penataan dan pemelihaaraan lampu hias dan letter sign; dan Terlaksananya pengadaan sarana prasarana pendukung pemeliharaan taman.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup adalah meningkatkan kualitas aparatur yang melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup. Saat ini jumlah aparatur daerah yang memiliki latar belakang terkait pengelolaan lingkungan hidup masih sangat terbatas. Padahal hal ini sangat menentukan kualitas pelayanan yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga membuka kesempatan dan bahkan mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan lingkungan hidup daerah. Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam mewujudkan purwakarta yang bersih, hijau, indah dan lestari.

Dari pelaksanaan program-program pembangunan serta upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah dalam bidang lingkungan hidup selama tahun 2014, dapat diperoleh hasil antara lain meningkatnya upaya perlindungan sumber daya alam; terkendalinya kadar polutan baik di air dan udara; dan meningkatnya kenyamanan dan kebersihan lingkungan.

(32)

II - 32

Data konservasi air pada sungai utama di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 2.27 berikut ini :

Tabel 2.27

Upaya Konservasi Air Sungai Utama di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

(M3/Detik) Permasalahan Upaya Konservasi

1 2 3 4 5 6

Banyak sampah, keruh. Irigasi, Pengamanan sempadan sungai. 4. Ciampel 14 Maks :22,00

Min : 0,07

Banyak sampah, keruh. Irigasi, Pengamanan sempadan sungai. 5. Cilalawi 10 Maks : 320,00

Min : 0,40

Banyak sampah, keruh. Irigasi, Pengamanan sempadan sungai. 6. Cisomang 30 Maks : 320,00

Min :0,20

Banyak sampah, keruh. Irigasi, Pengamanan sempadan sungai.

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta

Data Konservasi Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel Tabel 2.28 berikut ini :

Tabel 2.28

9,00 144,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi 2. Situ Cisaat Desa Kertamukti

Kec. Campaka

7,00 23,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi 3. Situ Cibodas Desa Cibodas

Kec. Campaka

5,00 8,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi 4. Situ Cigangsa Desa

Campakasari Kecamatan Campaka

6,50 8,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi dan Pariwisata 5. Situ Buleud Kelurahan

Nagrikidul Kecamatan Purwakarta

4,00 80,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Pariwisata,

(33)

II - 33

3,80 28,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi dan Pariwisata 8. Situ Cikumpay Desa

Cikumpay Kecamatan Cibatu

5,00 2,60 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi

9. Situ Girang Desa Karangmukti Kecamatan Cibatu

4,00 1,60 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi

10. Situ Tulangkuda Desa Benteng Kecamatan Campaka

0,50 0,20 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi

11. Situ Bungurbiuk Desa Gurudug Kecamatan Pondoksalam

1,00 0,40 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi

12. Situ Rawamekar Kelurahan Purwamekar Kecamatan Purwakarta

1,00 0,40 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi

13. Situ Rawasari Kelurahan Tegalmunjul Kecamatan Purwakarta

2,00 1,60 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi

14. Situ Margasari Desa Cisalada Kecamatan Jatiluhur

0,80 0,32 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi

15. Situ Conggeang Desa Cilangkap Kecamatan Babakancikao

0,50 0,20 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi dan Pariwisata 16. Situ Kamojing Desa

Cinangka Kecamatan Bungursari

62,76 314,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Untuk Irigasi dan Pariwisata 17. Waduk Jatiluhur Kecamatan

Jatiluhur, Sukasari, Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta

Data jumlah titik mata air yang dapat dipelihara/yang masih terjaga dengan baik di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada tabel Tabel 2.29 berikut ini :

Tabel 2.29

Jumlah Titik Mata Air yang Dapat Dipelihara/Yang Masih Terjaga dengan Baik di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Nama / Lokasi Debit Air

(M3/Detik) Permasalahan Upaya Konservasi

(34)

II - 34

No. Nama / Lokasi Debit Air

(M3/Detik) Permasalahan Upaya Konservasi

(35)

II - 35

No. Nama / Lokasi Debit Air

(M3/Detik) Permasalahan Upaya Konservasi

(36)

II - 36

No. Nama / Lokasi Debit Air

(M3/Detik) Permasalahan Upaya Konservasi

28. Mata Air : Cilegok vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200

0,115 Tanah milik masyarakat dan masih adanya penebangan pohon disekitar mata air.

Dengan menjaga tutupan vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 meter.

30. Mata Air : Cibulakan

Lokasi : Blok RT 11/03, Ds. Ciracas, Kec. Kiarapedes.

0,123 Tanah milik masyarakat dan masih adanya penebangan pohon disekitar mata air.

Dengan menjaga tutupan vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 meter.

34. Mata Air : Darmaga

Lokasi : Blok RT. 12, Ds. Pasanggrahan, Kec. Bojong.

0.355 Tanah milik masyarakat dan masih adanya penebangan pohon disekitar mata air.

Dengan menjaga tutupan vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 meter.

35. Mata Air : Darmaga

Lokasi : Blok RT. 12, Ds. Pasanggrahan, Kec. Bojong.

0.355 Tanah milik masyarakat dan masih adanya penebangan pohon disekitar mata air.

Dengan menjaga tutupan vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 vegetasi disekitar mata air sampai radius minimal 200 meter.

Gambar

Tabel 2.10
Tabel 2.11  Jumlah Kasus Kematian Bayi dan Ibu
Tabel 2.13 Data-Data Pendukung/Supporting Pembangunan
Tabel 2.14  Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan dan Gizi Bayi, Balita dan Ibu Hamil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan antena mikrostrip multilayer parasitic dapat menjadikan dimensi antena berkurang namun tetap menghasilkan gain yang besar jika

BATU Kali/ UNTUK PONDASI/ rit colt rit BATU KALI/ UNTUK PONDASI BATU KALI/ UNTUK PONDASI/ RIT truck rit F.. BAHAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh varietas dan kelompok terhadap sifat agronomi tanaman gandum dengan analisis ragam peubah ganda dan mengetahui

pembelajaran berbasis prezi dilakukan oleh 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media, guru mata pelajaran geografi serta siswa SMA Negeri 1 Kubung kelas X IPS

Berangkat dari pemikiran umum tentang kenyataan dan tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam dan realitas empirik yang terjadi pada lembaga-lembaga MTs di

Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu

• Untuk Penanganan Kandungan Sedimen dan Sampah pada Intake, penanganan selain Relokasi intake dapat direkomendasikan. Relokasi intake tidak dapat direkomendasikan karena

t test and F test result with α = 10%, the effect is variable level of education, bussines duration, labor force, and capital, while the F-test indicates that the