• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Kampar 1 Letak dan Luas Wilayah

I II III Faktor Kunci Bobot

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Kabupaten Kampar 1 Letak dan Luas Wilayah

Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur . Sebelah utara berbatasan dengan kota Pekanbaru dan kabupaten Siak, Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Kuantan Singingi, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Propinsi Sumatera Barat, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak (BPS Kampar, 2006)

Luas wilayah Kabupaten Kampar tahun 2005 mencapai 10.983,46 atau ± 11,61 persen dari luas wilayah Propinsi Riau. Secara fisiografis sebahagian besar (68,02 %) wilayah Kabupaten Kampar merupakan daerah perbukitan yang berada di sepanjang Bukit Barisan yang berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat dengan ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut.

Pada tahun 2005 kabupaten Kampar memiliki 12 Kecamatan yang terdiri dari 205 desa/kelurahan, sebanyak 126 desa (61,46 %) merupakan desa swasembada dan 79 desa (38,54 %) merupakan desa swakarsa. Kecamatan Kampar Kiri memiliki luas wilayah yang terbesar, yakni dengan luas 2.194,38 Km² atau 19,98 % dari total luas kabupaten Kampar, diikuti kecamatan XIII Koto Kampar dan Tapung Hulu. Sedangkan kecamatan Bangkinang mempunyai luas wilayah paling kecil (2,34 %). Jumlah desa terbanyak berada di kecamatan Kampar Kiri yakni sebanyak 31 desa, kemudian diikuti oleh kecamatan Kampar dengan 30 desa dan kecamatan Tapung dengan 23 desa. Jumlah desa terkecil terdapat di kecamatan Kampar Kiri Hulu.

4.1.2. Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk kabupaten Kampar pada akhir tahun 2005 adalah 544.543 jiwa, yang terdiri atas laki-laki 274.818 jiwa (50,47 %) dan 267.725 jiwa (49,53 %), dengan jumlah rumah tangga 124.242 RT, dengan rata kepadatan penduduk per km2 sebanyak 50 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Kampar yang mencapai 86.471 jiwa, dan yang terkecil di kecamatan Kampar Kiri Hulu, dengan jumlah penduduk 11.032 jiwa.

Penyebaran penduduk di kabupaten Kampar tidak merata, sehingga kepadatan penduduk per kilometer bervariasi disetiap kecamatan. Penduduk yang terpadat terdapat di kecamatan Bangkinang yang mencapai 244 per km²

sedangkan penduduk yang masih jarang terdapat di kecamatan Kampar Kiri Hulu yakni 13 jiwa per km². Sedangkan rata-rata jiwa setiap rumah tangga berkisar antara 4 dan 5 jiwa setiap rumah tangga. Rata-rata jiwa setiap rumah tangga di kecamatan Kampar dan Bangkinang relatif sama yakni 5 jiwa untuk setiap rumah tangga, sedangakan rata-rata kabupaten 4 jiwa untuk setiap rumah tangga.

Apabila jumlah penduduk dilihat dari kelompok umur, maka di kabupaten Kampar pada tahun 2005 penduduk yang berada kelompok umur 0 – 14 tahun berjumlah 34,78 persen, 15 – 64 tahun mencapai 62,74 persen dan lebih dari 65 tahun 2,48 persen. Hal ini berarti tersedia cukup banyak tenaga kerja yang dapat diandalkan untuk meningkatkan produksi pangan, yang akhirnya meningkatkan pula jumlah pangan yang tersedia.

Bidang pertanian merupakan mata pencaharian utama penduduk di Kabupaten Kampar. Pada tahun 2005 jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian (pertanian/perkebunan/kehutanan) mencapai 67,22 persen. Bila dilihat

dari sisi prosentase penduduk umur 10 tahun keatas yang bekerja di sektor pertanian tersebut, ternyata 21,9 persen bekerja sebagai petani tanaman pangan, 33,81 persen perkebunan, 2,6 persen peternak dan 0,73 persen perikanan.

4.1.3. Pendidikan dan Tingkat Kesejahteraan

Kualitas penduduk dapat dicirikan oleh tingkat pendidikanya, baik pendidikan formal maupun non formal. Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Kampar pada umumnya masih rendah, hal ini dapat dilihat dari komposisi tingkat pendidikan masyarakat dimana 61,27 persen berpendidikan tingkat SD kebawah. Sementara yang memiliki pendidikan SLTP 17,15 persen, SLTA 16,11 persen dan Diploma/Perguruan Tinggi 5,47 persen.

Tingkat kesejahteraan masyarakat, dapat diukur dari kesejahteraan keluarga yang ada. Tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Kampar relatif rendah, hal ini dapat dilihat masih tingginya persentase keluarga miskin di Kabupaten Kampar yakni mencapai 26,88 persen, prevalensi balita yang berstatus gizi buruk dan kurang mencapai 13,6 persen.

4.1.4.Penggunaan Tanah dan Produktivitas Pertanian

Dari 1.092.820 Ha luas Kabupaten Kampar, pada tahun 2006 diantaranya 11.542 Ha atau 1,06 persen digunakan untuk tanah sawah dan 1.081.278 Ha atau 98,93 persen merupakan lahan kering (Tabel 9). Lahan sawah di Kabupaten Kampar, merupakan sawah irigasi ½ teknis, sederhana, desa dan tadah hujan. Luas lahan sawah yang ditanami padi , dua kali dalam setahun baru mencapai 1.423 Ha atau 12,33 persen dari total lahan sawah. Sedangkan tanah sawah yang dimanfaatkan satu kali satu tahun mencapai 4.711 Ha atau 40.82 persen. Terdapat pada tahun 2006, tanah sawah yang tidak ditanami seluas 2.243 Ha, dan

tanah sawah yang sementara tidak dimanfaatkan seluas 3.165 ha atau 27,42 persen (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Riau , 2007).

Penggunaan tanah kering di kabupaten Kampar, persentase terbesar digunakan untuk perkebunan (kecuali hutan) yakni sebesar 311.775 atau 28,53 persen, diikuti lahan yang ditanami kayu-kayuan seluas 262.589 Ha atau 24,03 persen. Disamping itu masih terdapat lahan yang tidak ditanami seluas 71.788 atau 6,57 persen.

Tabel 9. Penggunaan Tanah di Kabupaten Kampar Tahun 2006 No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) (%)

1 Lahan sawah 1.1542 1,06

2 Pekarangan, lahan bangunan 50.000 4,58

3 Tegal atau kebun 64.060 5,86

4 Ladang atau huma 13.419 1,23

5 Penggembalaan padang rumput 6.141 0,56

6 Rawa-rawa yang tidak ditanami 5.845 0,53

7 Tambak 12.638 1,16

8 Kolam atau empang 1.133 0,10

9 Lahan kering sementara tidak ditanami 71.788 6,57

10 Lahan yang ditanami kayu-kayuan 262.589 24,03

11 Hutan negara 174.991 16,01

12 Perkebunan 311.775 28,53

13 Lain-lain 106.899 9,78

J u m l a h 1.092.820 100,00

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturan Provinsi Riau, 2007

Kondisi penggunaan tanah di kabupaten menunjukkan, bahwa masih terdapat potensi dan peluang untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Mengingat produktivitas tanaman pangan yaitu produktivitas tanaman padi di kabupaten Kampar pada tahun 2006 mencapai 28,48 kw/Ha. Bila dibanding kan dengan produktivitas pada tahun 2001, belum menunjukkan peningkatan yang berarti karena hanya mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen setiap tahunnya.

Produktivitas jagung dan ubikayu, menunjukkan perkembangan yang kurang baik, karena terjadi penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2006,

produktivitas jagung mencapai 21,94 kw/ha, bila dibanding produktivitas tahun 2001, ternyata mengalami penurunan 0,07 persen setiap tahunnya. Begitu juga dengan produktivitas ubikayu yang mengalami penurunan 0,42 persen setiap tahunnya (Tabel 10).

Tabel 10. Perkembangan Produktivitas Padi, Jagung dan Ubi Kayu di Kabupaten KamparTahun 2001 - 2006 (Kw/Ha)

No. Tahun Padi Jagung Ubi Kayu

1. 2001 28.01 22.02 11.06 2 2002 28.63 21.53 10.52 3 2003 28.39 21.67 10.68 4 2004 28.35 21.96 10.79 5 2005 28.50 21.53 10,79 6 2006 28.48 21.94 10.83 Gr (%) 0.33 -0.07 -0.42

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturan Provinsi Riau, 2007

4.1.5. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki beberapa perbedaan dengan Kabupaten / Kota lainnya di Propinsi Riau. Di Kabupaten Kampar terdapat institusi lingkup pertanian yang relatif lengkap, yaitu, Dinas Pertanian Holtikultura dan Pengairan, Badan Ketahanan Pangan dan Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian (KIPP), yang merupakan wadah kegiatan Penyuluhan di Kabupaten Kampar. Di Tingkat Kecamatan selain Kantor Cabang masing-asing Dinas, masih terdapat Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIP) sama dengan BPP pada waktu sebelum otonomi bergulir.

Struktur kelembagaan sudah diatur oleh Perda secara keseluruhan baik dari tingkat Kabupaten sampai tingkat kecamatan. Perubahan kebijakan yang terjadi membawa pengaruh dalam penetapan anggaran dan pelaksanaan program.

Yang dulunya wilayah kerja PPL sangat luas sekarang lebih sempit sehingga penyuluh dapat memberikan perhatian lebih kepada petani

Jumlah Penyuluh di Kabupaten Kampar sebnyak 210 orang yang terdiri dari 111 orang sarjana dan 99 orang non Sarjana yang didukung oleh 19 Orang kontak tani. Penyuluh Pertanian yang sarjananya jumlahnya cukup banyak dibanding Kabupaten lainnya. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya kualifikasi penyuluh yang menghendaki pendidikan dasar sarjana dan ini segera dimanfaatkan oleh penyuluh di Kabupaten Kampar karena mobilitas dan

aksesibilitas mereka cukup tinggi untuk mengikuti pendidikan ke Kota Pekanbaru.

4.2. Kabupaten Pelalawan