• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.6. Pembahasan Umum

5.6.2. Kadar Hara dalam Tanah

Pergerakan air dapat mempengaruhi kadar hara dalam tanah melalui distribusi kadar air sehingga dapat melarutkan pupuk maupun pergerakan air yang dapat membawa pupuk, hara terlarut, maupun hara yang terikat oleh koloid tanah. Selain itu, hara yang terikat oleh koloid tanah juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik pori dalam tanah. Pada tanah-tanah yang didominasi oleh pori makro, hara yang teradsorpsi lebih mudah lepas ke larutan tanah dibanding hara yang teradsorpsi dalam pori mikro. Berdasarkan data sebaran hara N, P, dan K larutan tanah dari tiap selang 10 cm kedalaman tanah dan antara waktu pengukuran menunjukkan jumlah yang bervariasi. Kelarutan hara dalam tanah, selain dipengaruhi oleh kadar air juga dipengaruhi oleh reaksi kimia yang ada dalam tanah. Namun berdasarkan data sifat-sifat kimia yang dapat mempengaruhi kelarutan dan pergerakan hara dalam tanah seperti pH, kadar C-organik, kapasitas tukar kation, dan jumlah liat dari seluruh petak percobaan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (Lampiran 14). Oleh karena itu perbedaan kadar hara tiap kedalaman dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik pori tanah yang

mempengaruhi kadar air yang dapat melarutkan hara maupun pergerakan air yang dapat membawa hara.

Kedalaman tanah yang dicapai oleh masing-masing hara terlarut (amonium, nitrat, fosfat, dan kalium) berbeda-beda pada tiap umur tanaman. Hal ini berkaitan dengan tingkat kelarutan hara, mobilitas hara, dan pergerakan air yang dapat membawa hara. Menurut Granovsky et al. (1993), pergerakan solute dalam tanah sangat dipengaruhi oleh curah hujan, kadar air awal, maupun karakteristik pori dalam tanah. Hujan ringan pada tanah yang relatif kering tidak mampu menggerakkan hara lebih jauh. Hujan besar dalam waktu singkat cenderung menggerakkan hara, yang hanya melewati pori-pori makro yang kontinu. Adapun hujan ringan yang berlangsung cukup lama dapat menggerakkan hara melewati pori-pori mikro maupun hara yang ada di dalamnya.

Apabila berbagai lahan memiliki karakter kimia yang sama dalam menentukan kadar hara dalam tanah, perbedaan kadar hara tiap kedalaman tanah dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik pori tanah melalui perbedaan pergerakan dan retensi air dan hara yang mempengaruhi distribusi air dan pergerakan hara, maupun perbedaan adsorpsi dan desorpsi hara akibat perbedaan distribusi agregat dalam tanah. Seperti telah dikemukakan di depan bahwa semakin besar ukuran agregat tanah lebih mudah mendesorpsi hara (Linguist et al., 1997). Namun semakin kecil ukuran agregat tanah, lebih banyak didominasi oleh pori mikro yang lebih menahan air dan hara. Oleh karena itu pada tanah-tanah yang didominasi oleh agregat-agregat makro, pupuk lebih tersedia, tetapi peluang terjadinya pencucian juga lebih tinggi. Untuk ini, maka pada suatu wilayah yang memiliki penyebaran curah hujan tertentu, perlu adanya penelitian tentang pengelolaan tanah untuk mencapai proporsi pori yang seimbang untuk pergerakan dan ketersediaan hara, di mana disesuaikan dengan peluang kejadian hujan; sehingga kehilangan hara melalui pori makro pada saat terjadi hujan besar dapat diantisipasi.

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, terlihat bahwa kadar hara dalam larutan tanah meningkat dengan makin banyaknya ruang pori air mobil dan makin rendahnya kadar air dalam tanah. Untuk itu, maka perlu adanya pengelolaan

tanah untuk mencapai proporsi pori yang seimbang antara pori mikro untuk pemegang air, pori air mobil dengan diameter 15 x 10-4 mm < φ < 1x10-2 mm (-15 bar < ψ < -0,3 bar) untuk ketersediaan air dan hara, serta ruang pori drainase untuk aerasi tanah. Ketersediaan air perlu dijaga agar tidak sampai lebih rendah dari potensial – 2 bar, agar hara masih berada dalam ruang pori air mobil, sehingga tidak terdifusi ke dalam ruang pori air imobil. Hal ini dapat dilakukan melalui pengelolaan tanah untuk mencapai laju perubahan storage dan kapasitas retensi air maksimum yang tinggi.

Ada hal yang merupakan kontradiksi antara konservasi air dan konservasi hara. Pergerakan air cepat sangat diharapkan untuk drainase air di lahan kering, tetapi pergerakan air yang cepat dapat membawa hara ke luar dari zona perakaran. Untuk mengatasi hal ini, selain dengan pengelolaan untuk mencapai proporsi pori yang seimbang seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dilakukan dengan rotasi penanaman tanaman berakar dalam agar dapat mengektraksi hara di bawah zona perakaran, atau melalui peningkatan retardasi pergerakan hara tanaman. Peningkatan retardasi pergerakan pupuk atau hara dapat dilakukan melalui pengelolaan tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah di zone perakaran dapat memperbaiki/meningkatkan retardasi pergerakan hara, sehingga hara lebih terkonservasi di dalam zona perakaran.

Pengelolaan hara dan air secara terintegrasi dapat mengefisiensikan penggunaan air maupun hara, sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman. Pemberian air di lahan kering, melalui konservasi air yang baik, dapat memperbaiki status hara tanaman. Begitu juga kecukupan hara dapat menghemat dalam penggunaan air. Pemberian air yang cukup diperlukan oleh tanaman untuk pergerakan hara. Kekurangan air pada waktu kemarau di lahan kering dapat menghambat aliran massa dalam pergerakan N dan difusi dalam pergerakan P dan K untuk mencapai akar tanaman. Kekurangan air juga dapat menghambat pergerakan hara dalam tanaman maupun metabolisma tanaman (Roy et al., 2006).

Oleh karena itu untuk mendukung pengelolaan air dan hara di lahan kering, model pergerakan air dan dinamika kadar air pada berbagai karakteristik pori perlu dikembangkan lebih lanjut.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pergerakan air (fluks aliran air maupun laju pergerakan air transient) di lahan kering berhubungan dengan karakteristik pori yang paling menentukan konduktivitas hidrolik, sesuai pada kondisi kadar air tanah. Pada penelitian ini, fluks aliran air lebih ditentukan oleh volume ruang pori air mobil; sedangkan laju pergerakan air transient lebih ditentukan oleh ruang pori mikro

2. Semakin besar jumlah hujan, fluks aliran air makin besar sampai mencapai maksimum (negatif paling besar) konstan dengan model:

q = - 2,12 + 2,36 e - 0,023 CH

Laju pergerakan air transient meningkat sampai maksimum, kemudian cenderung konstan dengan makin besarnya jumlah hujan, dengan model:

dθ/dt =- 0,24 + (CH/(2,92)0,46; CH < CH KL

3a. Pengaruh fluks aliran air dan laju pergerakan air transient terhadap kadar air tanah tergantung pada kapasitas retensi air maksimum tanah dan jumlah hujan.

b. Pengaruh fluks aliran air dan laju pergerakan air transient terhadap kadar hara tanah tergantung pada karakter tanah dan jenis hara. Fluks aliran air maupun laju pergerakan air transient tidak berpengaruh langsung terhadap kadar hara tanah, tetapi melalui perubahan kadar air tanah. Kadar nitrat dan kalium makin berkurang dengan meningkatnya kadar air tanah

4. Selain dipengaruhi oleh kadar air, kadar hara juga dipengaruhi oleh karakteristik pori tanah, baik secara langsung maupun tak langsung Kadar ammonium secara tak langsung meningkat dengan peningkatan ruang pori drainase sangat cepat. Kadar nitrat secara tak langsung menurun dengan peningkatan ruang pori air imobil. Kadar P dan K meningkat dengan makin

besarnya ruang pori air mobil, dan kadar K menurun dengan makin besarnya ruang pori air imobil.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk konservasi tanah dan air serta ketersediaan air dan hara yang optimum di lahan kering, perlu diciptakan proporsi ruang pori air mobil yang seimbang antara di atas dan di bawah kondisi kapasitas lapang, maupun ruang pori mikro untuk pemegang air sesuai sebaran curah hujan setempat. Penelitian seperti ini sangat baik direplikasikan di tempat lain yang memiliki karakteristik pori dan sebaran curah hujan berbeda.

and some factors associated with it. Australian Journal of Experimental Agriculture 32:377-382

Addiscott T.M. dan Whitmore A.P. 1991. Simulation of solute leaching in soils of differing permeabilities. Soil Use Management. 7: 94-102.

Akhtar, M.S., B.K. Richard, P.A. Medrano, M. deGroot, dan T.S. Steenhuis. 2003a. Dissolved phosphorus from undisturbed soil cores: related to adsorption strength, flow rate, or soil structure. Soil Sci.Soc. Am. J. 67:458-470.

Akhtar, M.S., T. S. Steenhuis, B.K. Richards, dan M. B. McBride. 2003b. Chloride and lithium transport in large arrays of undisturbed silt loam and sandy loam soil columns. Vadose Zone J. 2: 715-727.

Alexander, M. 1977. Soil Microbiology. John Wiley & Sons. New York.

Allen, R.G., L.S. Pereira, D. Raes, dan M. Smith. 1998. Crop evapotranspiration- Guidelines for computing crop water requirement-FAO Irrigation and drainage paper 56. FAO. Rome.

Amoozegar, A. dan A. W. Warrick. Hydraulic Conductivity of Saturated Soils: Field Methods. In A. Klute (eds) Methods of Soil Analysis. Am. Soc. Agron. Inc, Soil Sci. Soc. Am. Inc Madison, Wisconsin USA.

Arya, L.M., F.J. Leij, P.J. Shouse, dan M.T. Van Genuchten. 1999. Relationship between the hydraulic conductivity function and the particle size distribution. Soil Sci. Soc. Am.J. 63:1063-1070.

Atmosentono, H. 1968. Tanah sekitar Bogor. Laporan Pemetaan Tanah. Lembaga Penelitian Tanah. Bogor.

Aydin, M., T. Yano, dan S. Kilic. 2004. Dependence of zeta potential and soil hydraulic conductivity on adsorbed cation and aqueous phase properties. Soil Sci.Soc. Am. J. 68:450-459.

Bagarello, V., M. Iovino, dan D. Elrick. 2004. A Simplified falling-head technique for rapid determination of field - saturated hydraulic conductivity. Soil Sci. Soc. Am. J. 68:66-73

Baker, R. S., dan D. Hillel. 1990. Laboratory test of a theory of fingering during infiltration into layered soils. Soil Sci. Soc. Am. J. 54: 20-30.

Balesdent, J.,C. Chenu, dan M. Balabane. 2000. Relationship of soil organic matter dynamics to physical protection and tillage. Soil Tillage Res. 53:215-230.

Baver, L. D., W. H. Gardner, dan W. R. Gardner. 1978. Soil Physics. Wiley Eastern Limited. New Delhi.

Bejat, L., E. Perfect, V. L. Quisenberry, M. S. Coyne, dan G. R. Haszler. 2000. Solute transport as related to soil structure in unsaturated intact soil blocks. Soil Sci.Soc. Am. J. 64: 818-826

Blake, G.R. dan K.H. Hartge. 1986. Bulk Density. In A. Klute (eds) Methods of Soil Analysis. Am. Soc. Agron. Inc, Soil Sci. Soc. Am. Inc Madison, Wisconsin USA.

Ben-Hur, M., J. Letey, W.J. Farmer, C.F. Williams, dan S.D. Nelson. 2003. Soluble and solid organic matter effects on atrazine adsorbtion in cultivated soils. Soil Sci. Soc. Am. J. 67:1140-1146.

Beven, K. J. dan P. Germann. 1982. Macropores and water flow in soils. Water Resour. Res. 18: 1311-1325.

Bodhinayake, W., B.Cheng Si, dan C. Xiao. 2004. New method for determining water-conducting macro - and mesoporosity from tension infiltrometer. Soil Sci. Soc. Am. J. 68:760-769

Bot, A. dan J. Benites. 2005. Drought-Resistant Soils. FAO. Rome

Bouma, J., R. B. Brown , dan P.S.C. Rao. 2004. Movement of water: Basics of soil-water relationships-Part III. http://edis.ifas.ufl. edu/pdffiles/ SS/ SS11000.pdf.

Bouma, J., P.S.C. Rao, dan R. B. Brown. 2004. Soil as a porous medium: Basics of soil-water relationships – Part I. http://edis.ifas.ufl.edu/BODY_SS108. Bustarimuddin. 2002. Peta tanah tinjau mendalam dan peta kesesuaian lahan

kota Bogor dan sekitarnya. Skripsi Jurusan Tanah, Faperta, IPB. Bogor. Campbell, C.A., G.P. Lafond, R.P. Zentner, dan Y.W. Jame. 1994. Nitrate

leaching in a Udic Haploboroll as influenced by fertilization and legumes. J. Environ. Qual. 23:195–201.

Campbell, C.A., F. Selles, G. P. Lafond, V. O. Biederbeck, dan R. P. Zenter. 2001. Tillage-fertilizer changes: Effect on some soil quality attributes under long-term crop rotation in a thin Black Chernozem. Can. J. Soil Sci. 81:157-165.

Climate Ark. 2008. Climate change and global warming portal.

http://www.climate ark. org.

Clothier, B.E., M.B. Kirkham, dan J.E. McLean. 1992. In situ measurements of the effective transport volume for solute moving through soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 56:733-736

Communar, G., R. Keren, dan F. H. Li . 2004. Deriving boron adsorption isoterm from soil column displacements. Soil Sci. Soc. Am. J. 68: 481-488. Coquet, Y. 2003. Sorption of pesticides atrazine, isoproturon, and metamitron in

the vadose zone. Vadose Zone J. 2:40-51.

Cote, Cm., K.L.Bristow, dan P.J. Ross. 1999. Quantifying the influence of intra-aggregate concentration gradients on solute transport. Soil Sci. Soc. Am. J. 63:759-767.

Cresswell, H.P., D.E Smiles, dan J.Williams 1992. Soil structure, soil hydraulic properties and the soil water balance. Australian Journal of Soil Research 30(3) 265 – 283.

CSR/FAO Staff. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250 000 scale Atlas Format Procedures. 1983. Centre for Soil Research. Bogor.

De Boodt, M., De Leenheer, L., dan Kirkham, D. 1961. Soil aggregate stability indexes and crop yield. Soil Sci. 91:138-146.

Dunn, G. H. dan R. E. Phillips. 1992. Equivalent diameter of simulated macropore systems during saturated flow. Soil Sci. Soc. Am. J. 56: 52-58. Durner, W. 1994. Hydraulic conductivity estimation for soils with heterogenous

pore structure. Water Resour. Res. 30:211-223.

Edwards, D.R. dan T. C. Daniel. 1993. Effect of litter application rate and rainfall intensity on quality of runoff from fescue grass plots. J. Environ. Qual. 22:361-365.

Edwards, W.M., M.J. Shipitalo, W.A. Dick, dan L.B. Owens. 1992. Rainfall intensity affects transport of water and chemicals through macropores in no-till soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 56: 52-58.

Gentry, L. E., M.B. David, K.M. Smith-Straks, dan D.A Kovacic. 2000. Nitrogen fertilizer and herbicide transport from tile drained fields. J. Environ Qual. 29: 232-240.

Granovsky, A.V., E.L. McCoy, W.A. Dick, M.J. Shipitalo, dan W. M. Edwards. 1993. Water and chemical transport through long-term no-till and plowed soils. Soil Sci. Soc. Am. J. 57:1560-1567.

Gregorich, E.G. dan M.R. Carter. 1997. Soil Quality: For Crop Production and Ecosystem Health. Elsevier. Amsterdam.

Hamblin, A. P. 1985. The influence of soil structure on water movement, crop root growth and water uptake. Advanves in agronomy. 38:95-158.

Hamlen, C.J. dan R.G. Kachanoski. 2004. Influence of initial and boundary conditions on solute transport through undisturbed soil columns. Soil Sci. Soc. Am. J. 68: 404-416 .

Hanks, R. J. dan G. L. Ashcroft. 1986. Applied Soil Physics. Springer-Verlag. Heidelberg.

Hayes, M.H.B., dan U. Mingelgrin. 1990. Interactions between small organic chemicals and soil colloidal constituents. In G.H.Bolt, M.F. De Boodt, M.H.B.Hayes, dan M.B.McBride (eds) Interactions at the soil Colloids - Soil Solution Interface. Dordrecht: Kluwer Acad. Publishers.

Herudjito, D. 1977. Contribution to The Study of Vertical Water Movement in Natural and Conditioned Silty Loam Soil. Doctor Thesis. State University of Ghent. Belgium

Hillel, D., 1980. Fundamentals of Soil Physics. Academic Press. New York. Ingaramo. O.E., Benito R.E., Paz-Gonzalez A., dan Miranda J.G.V. 2004. Fractal

analysis of pore size distributions in tilled soil. http://www.sfst. org/

Proceedings/17WCSS.CD/papers/1169.pdf

Iwata, S., T. Tabuchi, dan B. P. Warkentin. 1995. Soil – Water Interactions. Marcel Dekker, Inc. New York.

Jensen, M. B., H. C. B. Hansen, S. Hansen, P. R. Jorgensen, J. Magid, dan N.E. Nielsen. 1998. Phosphate and tritium transport through undisturbed subsoil as affected by ionic strength. J. Environ. Qual. 27: 139-145. Jury, A.W., W.R. Gardner, dan W.H. Gardner. 1991. Soil Physics. John Wiley

& Sons. Inc. New York.

Kay, D. 1990. Rates of changes of soil structure under different cropping systems. Adv. Soil Sci. 12:1-52.

Kemper, W. D. dan R. C. Rosenau. 1986. Aggregate stability and size distribution In A.Klute (eds) Methods of Soil Analysis. Am. Soc. Agron. Inc, Soil Sci. Soc. Am. Inc Madison, Wisconsin USA.

Klute, A. dan C. Dirksen. 1986. Hydraulic conductivity and diffusivity: laboratory methods. In A. Klute (eds) Methods of Soil Analysis. Am. Soc. Agron. Inc, Soil Sci. Soc. Am. Inc Madison, Wisconsin USA.

Koorevaar, P., G. Menelik, C. Dirksen. 1983. Elements of Soil Physics. Elsevier Science Publishing Company INC. New York.

Kramer, P. J. 1977. Plant and Soil Water Relationships: A Modern Synthesis. Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd.

Kung, K. J. S. 1990 a. Preferential flow in a sandy vadose zone, I, Field observation. Geoderma: 46: 51-58.

Kung, K. J. S. 1990 b. Preferential flow in a sandy vadose zone: Mechanism and implications. Goederma. 46: 59-71.

Lado, M., A. Paz, dan M. Ben-Hur. 2004. Organic matter and aggregate-size interactions in saturated hydraulic conductivity. Soil Sci. Soc. Am. J. 68:234 - 242

Lal, R. dan M. K. Shukla. 2004. Principles of Soil Physics. Marcel Dekker, Inc. New York.

Letey, J. 1985. Relationship between soil physical properties and crop production. Adv. Soil Sci. 1:277-294.

Li, H., G. Sheng, B.J. Teppen, C.T. Johnston, dan S.A. Boyd. 2003. Sorption and desorption of pesticides by clay minerals and humic acid-clay complexes. Soil Sci. Soc. Am. J. 67:122-131.

Linquist, B. A., P.W. Singleton, R.S. Yost, dan K. G. Cassmen. 1997. Aggregate size effects on the sorption and release of phosphorus in an Ultisol. Soil Sci. Soc. Am. J. 61: 160-166.

Luxmoore, R.J. 1981. Micro-, meso, and macroporosity of soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 45:671-672

Marshall, T. J. dan J. W. Holmes. 1988. Soil Physics. Cambridge University Press. New York.

Martens, D. A. 2000. Management and crop residue influence soil aggregate stability. J. Environn. Qual. 29:723-727.

Mengel, K. dan E. A. Kirkby. 1982. Principles of Plant Nutrition. International Potash Institute . Bern, Switzerland.

Mengel, K. 1985. Dynamics and availability of major nutrients in soils. In

Stewart, B.A. (ed) Adv. Soil Sci. 2:65-131

Nemati, M.R., O Banton, J. Caron, dan L. Delaporte. 2003. Contamination by slaked fragments with sorbed compounds in a structured soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 67:694-702.

Newman, A.C.D. dan M.H.B. Hayes. 1990. Some properties of clay and of other soil colloids and their influences on soils. In M.F. De Boodt, M.H.B. Hayes, and A. Herbillon (eds) Soil Colloids and Their Associations in Aggregates. Plenum Press. New York .

Oades, J. M. 1986. Aggregation in Soils. In Rengasamy, P. (Ed) Soil Structure And Aggregate Stability. Proc. of A Seminar, Inst. For Irrigation and Salinity Res. Tatura, 4 th August, 1986.

Page A.L. 1982. Methods of Soil Analysis. 2nd edition, Part 2. Chemical and Microbiological Properties. Madison, Wisconsin. USA.

Pearson, C. J., D. W. Norman, dan J. Dixon. 1995. Sustainable Dryland Cropping in Relation to Soil Productivity. FAO Soils Bulletin 72. FAO. Rome. Perfect, E. M. C. Sukop, dan G. R. Haszler, 2002. Predictiopn of dispersivity for

undisturbed soil columns from water retention parameters. Soil Sci. Soc. Am. J. : 696-701.

Peterson, T.A. dan M.P. Russelle. 1991. Alfalfa and the nitrogen cycle in the Corn Belt. J. Soil Water Conserv. 44:229–235.

Ross, S. 1989. Soil Prosesses. A. Systematic Approach. Roudledge :London. New York.

Roy, R. N., A. Finck, G. J. Blair, dan H.L.S. Tandon. 2006. Plant Nutrition for Food Security. FAO, Rome.

Saxton, K. E., W. J. Rawls, J. S. Romberger, dan R. I. Papendick. 2004. Estimating generalized soil-water characteristics from texture. http:// www.bsyse.wsu.edu/saxton/soilwater/Article.html.

Scott, C. A., L. D. Geohring, dan M. F. Water. 1998. Water quality impacts of tile drains in shallow, sloping, structural soils as affected by manure application. Appl. Eng. Agric. J. 14:599-603.

Sharpley, A. N. 1997. Rainfall frequency and nitrogen and phosphorous runoff from soil amended with poultry litter. J. Environ. Qual. 26:1127-1132. Shaxson, F. dan R. Barber. 2003. Optimizing Soil Moisture for Plant Production.

FAO Soils Bull. 79. http://www.fao.org/DOCREP/006/Y4690E00.HTM. Shipitalo, M.J., W.M. Edwards, W.A. Dick, dan L.B. Owens. 1990. Initial storm effects on macropore transport of surface-applied chemicals in no-till soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 54: 1530-1536.

Simard, R. R. , S. B. Beauchemin, dan P. M. Haygarth. 2000. Potential for preferential pathways of phosphorus transport. J. Environ. Qual.29:97-105. Sims, J. T., R. R. Simard, dan B.C. Joern. 1998. Phosphorus loss in agricultural drainage: Historical perspective and current research. J. Environ. Qual. 27: 277-293

Six, J., E.T. Elliott, dan K. Paustian. 1999. Aggregate and soil organic matter dynamics under conventional and no-tillage system. Soil Sci. Soc. Am.J. 63:1350-1358.

So, H. B. dan T. Woodhead. 1986. Alleviation of soil physical limits to productivity of legumes in Asia. In Food legume improvement for Asian Farming Systems. edited by E.S. Wallis and D.E. Byth. Proceedings of an international workshop held in Khon Kaen, Thailand, 1-5 September 1986. Southwick, L. M., G. H. Wills, D. C. Johnsons, dan H. M. Selim. 1995. Leaching of nitrate, atrazine, and metribuzin from sugarcane in southern Louisiana. J. Environ. Qual. 24: 684-690.

Steenhuis, T. S., J. Boll, G. Shalit, J. S. Selker, dan I. A. Merwin. 1994. A simple equation for predicting preferential flow solute concentration. J. Environ. Qual. 23: 1058-1064.

Sugita, F., T. Kishii, dan M. English. 2004. Effects of macropore flow on solute transport in a vadose zone under repetitive rainfall events. Proceedings of Groundwater Quality 2004, the 4th International Groundwater Quality Conference, held at Waterloo, Canada, July 2004.

Tan, K.H. 1982. Principles of Soil Chemistry. Marcel Dekker, Inc. New York.. Tan, K. H. 1994. Environmental Soil Science. Marcel Dekker, Inc. New York.

Thornthwaite, C.W. dan J. R. Mather. 1957. Instruction and Tables for Computing Potential Evapotranspiration and The Water Balance. Publications in Climatology. Centerton, New Jersey.

Timlin, D. J., G.C. Heathman, dan L. R. Ahuja. 1992. Solute leaching in crop row vs. interrow zones. Soil Sci. Soc. Am. J. 56: 384-392.

Tisdale, S. L, W.L. Nelson, J.D. Beaton, dan J.L.Havlin. 1993. Soil Fertility and Fertilizers (fifth ed.). Macmillan Publishing Company.. New York.

Tisdall, J. M. dan J. M. Oades. 1982. Organic matter and water-stable aggregates in soils. J. Soil Sci. 33:141-163.

Toride, N., M. Inoue, dan F. J. Leij. 2003. Hydrodynamic dispersion in an unsaturated Dune sand. Soil Sci. Soc. Am. J. 67:703–712 .

Torr, G.S., L.M. Condron, H.J.Di, dan K. C. Cameron. 2004. Seasonal fluctuations in phosphorus loss by leaching from a grassland soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 68:1429-1436.

Trojan, M. D. dan D. R. Linden. 1992. Microrelief and rainfall effect on water and solute movement in earthworm burrows. Soil Sci. Soc. Am. J. 56: 727-733

Unger, P. W., O.R. Jones, J. D. McClenagan, dan B.A. Stewart. 1998. Aggregation of soil cropped to dryland wheat and grain sorghum. Soil Sci. Soc. Am. J. 62:1659-1666.

USDA. 1991. Irrigation. National Engineering Handbook Section 15-1. 2nd

Edition. Soil Conservation Service.

Vanderborght, J., A. Timmerman, dan J. Feyen. 2000. Solute transport for steady-state and transient flow in soils with and without macropores. Soil Sci. Soc. Am. J. 64: 1305-1317.

Varvel, G.E. dan T.A. Peterson. 1990. Residual soil nitrogen as affected by continuous, two-year, and four-year crop rotation systems. Agron. J. 82:958–962.

Vervoort, R.W., D.E. Radcliffe, dan L.T.West. 1999. Soil structure development and preferential solute flow. Water Resource Research 35:913-928. Vrugt, J. A., J. W. Hopmans, dan J. Simunek, 2001. Calibration of a

Wagenet, R. J. 1986. Water and Solute Flux. In A. Klute (eds) Methods of Soil Analysis. Am. Soc. Agron. Inc, Soil Sci. Soc. Am. Inc Madison, Wisconsin USA.

Wang, X., R.S. Yost, dan B.A. Linguist. 2001. Soil aggregate size affects phosphorus desorption from highly weathered soils and plant growth. Soil Sci. Soc. Am. J. 65:139-146.

Whalen, J.K., Q. Hu, dan A. Liu. 2003. Compost applications increase water-stable aggregates in conventional and no-tillage systems. Soil Sci. Soc. Am. J. 67:1842-1847.

William, A. G., D. Schofield, J. F. Dowd, N. Holden, dan L. Deeks. 2000. Investigating preferential flow in a large intake soil block under pasture. Soil Use Manage. 16: 264-269

William, A. G., John F. D., D. Schofield, Nicholas M. H., dan Lynda K. D. 2003.