• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAITAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN

C. Kaitan Tindak Pidana Pencucian Uang Dengan Tindak

Tindak pidana pencucian uang mengenal nomenklatur sebagai tindak pidana lanjutan (predicate crime), atau dengan istilah kejahatan asal. Hasil tindak pidana dimaksudkan adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana korupsi, penyuapan, penyelundupan barang, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigrasi, di bidang perbankan, di bidang pasar modal, di bidang asuransi, narkotika, psikotropika, perdagangan manusia, perdagangan senjata gelap, penculikan, terorisme, pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan uang,

perjudian, prostitusi, di bidang perpajakan, di bidang kehutanan, di bidang lingkungan hidup, di bidang kelautan , dan tindak pidana lainnya yang diancam dengan penjara 4 tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara republik Indonesia dan tindak pidana tersebut, juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia.35

Karenanya dengan dilakukannya kriminalisasi terhadap pencucian uang, maka kejahatan tersebut, bukan lagi sebagai kejahatan utama, melainkan sebagai kejahatan yang mengikuti, hal demikian untuk mempermudah pengungkapan dan penanggulangan kejahatan. Kejahatan pencucian uang dikenal dengan cara placement, layering, dan integration. Sehingga proses kejahatan pencucian uang, terhadap penyembunyian hasil kejahatan, agar memperoleh keuntungan dari hasil kejahatan tersebut, dengan upaya merubah sumber dari hasil kekayaan, melalui pencucian uang. Dengan demikian, maka dapatlah dipahami bahwa money la undering, adalah kejahatan yang menyebabkan timbulnya uang atau dana, yang berhubungan dengan perdagangan narkotika, atau kejahatan serius terhadap tatanan internasional yang memerlukan transfer uang.

Harta kekayaan yang cukup besar yang didapat dari kejahatan-kejahatan penyalahgunaan Narkoba, biasanya para pelaku yang biasanya organized crime tidak langsung digunakan oleh pelaku karena adanya rasa takut maupun terindikasi sebagai kegiatan pencucian uang.36

35

Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Bandung, PT Citra Adhitya Bakti, 2010, hal 213.

36

Dikutip dari Bismar Nasution, Rezim Anti Money Laundering, (Bandung: BooksTerrance&Library, 2005), hal. 1, bahwa pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi Internasional merupakan hal baru dibanyak negara termasuk Indonesia. Sebegitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara, sehingga negara-negara di dunia dan organisasi Internasional merasa tergugah dan termotivasi untuk menaruh perhatian yang lebih serius terhadap pencegahan dan pemberantasan kejahatan pencucian uang. Hal ini tidak lain karena kejahatan pencucian uang (money laundering) tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi sistem perekonomian, dan pengaruhnya tersebut merupakan dampak negatif bagi perekonomian itu sendiri. Di dalam praktik money laundering ini diketahui bahwa banyak dana-dana potensial yang tidak dimanfaatkan secara

Terkait dengan hubungan antara pencucian uang dengan tindak pidana narkotika yang paling jelas dapat dilihat dalam pasal 2 angka (1) yang mana dalam pasal tersebut tertera sebagai berikut:

Hasil tindak pidana adalah Harta Kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana: a. korupsi;

b. penyuapan; c. narkotika; d. psikotropika;

e. penyelundupan tenaga kerja; f. penyelundupan migran; g. di bidang perbankan; h. di bidang pasar modal; i. di bidang perasuransian; j. kepabeanan;

k. cukai;

l. perdagangan orang;

m.perdagangan senjata gelap; n. terorisme; o. penculikan; p. pencurian; q. penggelapan; r. penipuan; s. pemalsuan uang; t. perjudian;

optimal karena pelaku money laundering sering melakukan “steril investment (invesatsi yang

aman)” misalnya dalam bentuk investasi di bidang properti pada negara-negara yang mereka anggap aman walaupun dengan melakukan hal itu hasil yang diperoleh jauh lebih rendah.

u. prostitusi; v. di bidang;

v. di bidang perpajakan; w.di bidang kehutanan;

x. di bidang lingkungan hidup;

y. di bidang kelautan dan perikanan; atau

z. tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih,

Dalam hufuf c pasal tersebut terlihat jelas bahwa Narkotika ialah sebagai salah satu tindak pidana asal dari tindak pidana pencucian uang. Keterkaitan lainnya antara tindak pidana narkotika dengan tindak pidana pencucian uang dapat dilihat melalui pola pencucian uang hasil perdagangan narkotika yang marak terjadi. Seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa pencucian uang menggunakan pola yang tergabung dalam 3 (tiga) tahap yang menjadi ciri khas kegiatannya yaitu tahap Placement, Layering, dan Integration dari ketiga pola inilah kita akan mengetahui keterkaitan tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana narkotika. Tahap-tahap tersebut antara lain ialah:

1. Pla cement (Penempatan Uang)

Upaya menempatkan dana tunai yang dihasilkan dari suatu kegiatan tindak pidana dalam bentuk yang lebih mudah untuk dipindahkan dan tidak dicurigai untuk selanjutnya diproses ke dalam sistem keuangan, terutama sistem perbankan, sehingga jejak asal usul dana tersebut dapat dihilangkan.37

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa tahap ini ialah tahap menempatkan dana dari hasil tindak pidana yang dalam hal ini ialah tindak pidana perdagangan narkotika dengan cara memasukkannya ke dalam sistem keuangan

37

melalui lembaga perbankan. Lembaga perbankan yang menjadi tempat penyimpanan uang hasil perdagangan narkoba adalah bank-bank di luar negeri yang tergolong beresiko tinggi (high risk foreign banks). High risk foreign banks menjadi sarana penempatan uang hasil perdagangan narkoba dikarenakan memiliki mekanisme dan instrumen keuangan, antara lain:

a. rekening tanpa nama (anonymous bank account); b. layanan internet banking dan phone banking; c. kartu ATM dan kartu kredit;

d. ketersediaan layanan perbankan di mana pun; e. penarikan tunai tanpa batasan; dan

f. transfer keuangan tanpa perlu menyertakan nama pengirim (anonymity).

2. Layering (Pelapisan)

Pada tahap ini berbagai cara dapat dilakukan yakni dengan tujuan menghilangkan jejak, baik ciri-ciri aslinya atau asal usul uang tersebut sehingga uang tersebut tidak terlihat sebagai uang hasil tindak pidana perdagangan narkotika. 38Misalnya melakukan transfer dari berbagai rekening ke lokasi lainnya atau dari suatu Negara ke Negara lain dan dapat dilakukan berkali-kali, memecah- mecah jumlah dananya di bank dengan maksud mengaburkan asal-usulnya, mentransfer dalam bentuk valuta asing, membeli saham, melakukan transaksi derivatif dan lain-lain.

Tahap layering dalam pencucian uang hasil perdagangan narkoba dilakukan untuk melapisi, memecah atau mengaburkan uang hasil perdagangan narkoba yang terdapat dalam sistem keuangan agar sulit untuk dideteksi. Kegiatan

38

la yering dalam pencucian uang hasil perdagangan narkoba antara lain smurfing, money cha nger dan membeli portofolio saham di pasar bursa.

a . Smurfing

Smurfing merupakan kegiatan mentransfer sejumlah uang ke berbagai rekening lain yang terdapat di bank dalam atau luar negeri.

b. Money cha nger

Money changer dalam pencucian uang hasil perdagangan narkoba adalah kegiatan menukarkan sejumlah uang hasil perdagangan narkoba dengan mata uang asing. Akibat dari penukaran uang tersebut ialah terdapat perbedaan nilai mata uang yang telah ditukarkan tersebut. Kasus money cha nger dalam kegiatan pencucian uang hasil perdagangan narkoba marak terjadi di Kolombia, Panama dan Indonesia.

c. Membeli portofolio sa ha m

Pasar bursa merupakan sarana pencucian uang yang cukup efektif. Menurut Freddy R. Saragih, hal ini dikarenakan, berbagai investor, baik dalam dan luar negeri dapat melakukan beragam transaksi keuangan di bursa saham. Uang hasil perdagangan narkoba ditransfer kepada broker untuk kemudian dikelola dalam bursa saham. Uang tersebut digunakan untuk membeli sejumlah portofolio saham yang berasal dari perusahaan- perusahaan yang dicap infamous companies.

3. Integra tion (Penyatuan Uang)

Integra tion sebagai kegiatan akhir dalam proses pencucian uang hasil perdagangan narkoba tidak lagi memiliki hubungan yang langsung dengan

kajahatan asal-nya. Terdapat tiga alasan melakukan bisnis integration dalam pencucian uang hasil perdagangan narkoba yaitu:

a. Berusaha untuk tidak melibatkan banyak orang dalam bisnis tersebut; b. Memiliki staf bisnis yang memiliki kecakapan kerja; dan

c. Mencipatakan bisnis yang bergerak dalam bidang perdagangan dan memiliki nilai produksi yang murah.

Dokumen terkait