• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap model think talk write berbantuan media komik dalam meningatkan kualitas pembelajaran IPS. Adapun penelitian tersebut adalah :

2.2.1. Dalam penelitian Widya Nurhayati tahun 2012 dengan judul Peningkatan Komunikasi Ilmiah Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe Think Talk Write menunjukan Pada siklus I rata-rata perolehan skor kemampuan guru adalah 3,16 dengan kategori baik, pada siklus II rata-rata perolehan skor kemampuan guru meningkat menjadi 3,8 dengan kategori sangat baik, 2) Aktivitas siswa pada siklus I diperoleh total skor 2,54 dengan kategori baik, dan pada siklus II perolehan skor meningkat menjadi 3,3 dengan kategori sangat baik, 3) Pada siklus I ketuntasan hasil belajara klasikal mencapai 72,7% (24 dari 33 siswa yang tuntas mencapai KKM ≥ 63) dengan rerata kelas adalah 73,3 dan pada siklus II ketuntasan hasil belajar klasikal meningkat menjadi 87,9% (29 dari 33 siswa) dengan rerata kelas adalah 81,4. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui model kooperatif tipe Think Talk Write dapat meningkatkan, kemampuan guru, aktivitas komunikasi siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Bulu Lor Semarang.

2.2.2. Dalam penelitian Ni Wayan Juniasih pada tahun 2013 dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (Ttw) Berbantuan Media Konkret Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sd menunjukan Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA

antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbantuan media konkret dan model pembelajaran konvensional. Hal ini dike-tahui dari hasil analisis hipotesis dengan uji-t, thitung > ttabel (thitung =3,26>ttabel=2,000 dan skor rata-rata siswa yang belajar dengan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbantuan media konkret lebih tinggi yaitu 15,72, sedangkan skor rata-rata siswa yang be-lajar dengan model pembelajaran konvensional yaitu 12,22. Jadi, model pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbantuan media konkret berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di Gugus V Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2012/2013.

2.2.3. Dalam penelitian Tika Sari Asmoro pada tahun 2014 dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Strategi Think Talk Write (Ttw) menunjukan Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada siklus I dengan menerapkan strategi Think Talk Write menunjukkan adanya peningkatan. Hasil analisis data nilai keteram-pilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Palur 5 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan naik sebesar 35,72% dari tahap prasiklus sebesar 35,71% meningkat menjadi 71,43% pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan pada nilai keterampilan membaca pemahaman. Dari 14 siswa kelas V SD Negeri Palur 5, siswa yang memenuhi nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak 13 siswa (92,86%), dan hanya 1 siswa (7,14%) yang belum memenuhi KKM. Nilai tertinggi adalah 92,5, nilai terendah 65, dan rata-rata kelas adalah 82,5. Berdasarkan hasil penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan keterampilan membaca pema-haman siswa kelas V SD Negeri Palur 5 Mojo-laban Sukoharjo tahun ajaran 2013/ 2014.

2.2.4. Dalam penelitian Dyah Dwi Hapsari pada tahun 2013 dengan judul Media Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan menunjukan bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis karangan sebelum tindakan hanya sebesar 67,5, pada siklus I menjadi 71,17, dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 84,22. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (≥75) hanya sebanyak 7 siswa (38,89%), pada siklus I meningkat menjadi 9 siswa (50%), dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 15 siswa (83,33%). Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media komik dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan.

2.2.5. Dalam penelitian Kurnia Indah Cahyani pada tahun 2014 dengan judul Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi menunjukan bahwa pada prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 64,59 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 25%, pada siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 68,36 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 39,13%, dan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 74,29 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,96%. Persentase tersebut telah melampaui indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media komik dapat meningkatkan keterampilan me-nulis narasi pada siswa kelas IVA SD Negeri

2.2.6. Utama (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V” menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan diketahui, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran think talk write dengan siswa yang belajar menggunakan model konvensional di Gugus V Kecamatan Tegallalang tahun pelajaran 2013/2014. Perbedaan hasil belajar dapat diketahui berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh siswa. Skor rata-rata siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran think talk write lebih tinggi yaitu 20,59. Sedangkan skor rata-rata siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional lebih rendah yaitu 17,4. Selain itu, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel yaitu thitung = 2,54 dan ttabel = 2,00. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan think talk write dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.

2.2.7. Dalam penelitian Noviana pada tahun 2014 dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Media Komik Di Sekolah Dasar menunjukan bahwa (1) Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V B Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara dengan menggunakan Media Komik dari base line 2,6

meningkat pada siklus I 3,2 dan kembali meningkat menjadi 3,7 pada siklus II. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VB Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara dengan menggunakan Media Komik dari base line 2,75 meningkat pada siklus I 3,43 menjadi 3,68 pada siklus II. (3) Peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VB Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara dengan Menggunakan Media Komik dari base line 43,74% meningkat siklus I sebesar 65,62% meningkat pada siklus II menjadi 92,19%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara, hasil data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V B maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan media komik pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V B Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Selatan sebagai berikut.

2.2.8. Zaheer Ahmad (2010) dengan judul “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement” (Pengaruh Pembelajaran Kooperatif vs Tradisional Instruksi Calon Belajar Pengalaman dan Prestasi Guru) Data dianalisis dengan menggunakan salah satu cara diulang tindakan analisis varians (ANOVA) secara terpisah untuk kedua pengalaman belajar dan prestasi. Hasil penelitian mengenai pertanyaan pertama "apakah ada perubahan pengalaman belajar calon guru di bawah tiga berbeda kondisi pembelajaran yaitu instruksi

tradisional, CL longgar terstruktur dan STAD model CL? "Mengungkapkan bahwa ada signifikan secara statistik Perbedaan antara calon guru skor pengalaman belajar di tiga kondisi (Wilks Lambda = .32, F (2, 28) = 29,26 p <0,01 multivariat eta parsial kuadrat = .68). Sebagai perbedaan berarti pada pengalaman belajar adalah signifikan pada p <0,01, perbandingan berpasangan dijalankan untuk mengetahui efek perbandingan kondisi yang berbeda pada pengalaman belajar siswa.

Dokumen terkait