• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.7 Media Komik Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu untuk menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif. Sependapat dengan itu Asyhar (2013:8) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang direncanakan guna menyampaikan pesan dari suatu sumber secara efisien dan efektif. Lebih lanjut Hamodjojo (dalam Arsyad, 2013:4) mengung-kapkan bahwa media pembelajaran adalah semua bentuk perantara yang digu-nakan oleh

manusia untuk menyampaikan ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media pembelajaran ada-lah suatu alat atau bahan yang mendukung proses pembelajaran dapat dijadi-kan sebagai penyalur pesan dalam belajar guna memudahkan pencapaian tujuan pem-belajaran.

2.1.7.2. Fungsi media pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Sependapat dengan itu Asyhar (2013:29) mengemukakan media pembelajaran tidak sekadar menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan suatu strategi dalam pembelajaran. Sebagai strategi media pembelajaran memiliki fungsi. Fungsi media pembelajaran menurut Suprihatiningrum (2013:320) adalah: fungsi atensi, fungsi motivasi, fungsi afeksi, fungsi kompensatori, fungsi psikomotorik, fungsi evaluasi.

Menurut Munadi (2013:37-48) Fungsi media pembelajaran diantaranya: 1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.

2. Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata, makna, atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik.

3. Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya.

4. Fungsi psikologis memiliki beberapa sub fungsi diantaranya: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi imajinatif, dan fungsi motivasi.

5. Fungsi sosio-kultural yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar untuk mempermudah siswa menerima konsep atau informasi yang disampaikan guru.

2.1.7.3. Manfat penggunaan media pembelajaran

Midun (dalam Asyar 2012:42) menjelaskan manfaat penggunaan media pembelajaran antara lain:

1. Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto dan narasumber. Dengan demikian peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing.

2. Dengan menggunakan berbagai jenis media, peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran.

3. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik.

4. Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik. Dengan media pembelajaran keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat diatasi.

5. Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru.

6. Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian

peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.

7. Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinyam, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreatifitas dan karya-karya inovatif.

2.1.7.4. Landasan penggunaan media pembelajaran

Menurut Bruner dalam Gunawan (2011:10) terdapat tiga tingkatan utama modus pembelajaran yaitu: pengalaman langsung (evactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Ketiga pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, sikap, dan keterampilan). Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Dale menyimpulkan, semakin bawah menunjukkan, pengetahuan yang diperoleh semakin kecil. Berikut ini adalah kerucut pengalaman Edgar Dale:

Berdasarkan bagan 4.1 dapat disimpulkan bahwa ketika penggunaan media pembelajaran lebih konkrit atau dengan pengalaman langsung maka pesan (informasi) pada proses pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa akan tersampaikan dengan baik. Akan tetapi sebaliknya jika penggunaan media pembelajaran semakin abstrak maka pesan (informasi) akan sulit untuk diterima siswa dengan kata lain siswa menghadapi kesulitan dalam memahami dan mencerna apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini diperjelas oleh Arsyad (2011:7) yang menyebutkan bahwa “pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan– perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya”. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran akan memberikan dampak baik secara langsung atau tidak terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari peserta didik atau siswa.

2.1.7.5. Jenis media pembelajaran

Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya di bidang elektronika, telekomunikasi dan informasi melahirkan media pembelajaran baru. Media pembelajaran kini tampil dengan berbagai jenis dan format, seperti visual, video, tape recorder, program radio, internet dan sebagainya. Media pembelajaran perlu digolongkan dan diklasifikasikan secara sistematis untuk memudahkan pemahaman.

a. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Contoh media visual antara lain poster, gambar, peta, dan sebagainya

b. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perha-tian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.

c. Media Audio Visual

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar.

Asyhar (2012:45) mengklasifikasikan media menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media audio-visual dan multimedia. Multimedia merupakan media berbasis komputer yang menggunakan berbagai jenis media secara terintegrasi dalam satu kegiatan. Itulah sebabnya pembelajaran dengan media interaktif, internet dan lain-lain sering dianggap pembelajaran dengan multimedia.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menggunakan media pembelajaran visual grafis berbentuk komik pembelajaran. Jenis media ini melibatkan penglihatan dan pemahaman sekaligus dalam satu proses pembelajaran. Sehingga pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal.

2.1.7.6. Media komik

Komik adalah gambar 2 dimensi yang mengungkapkan karakter dan

memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan

dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca (Sudjana dan Rivai, 2010:64).

Dalam penggunaan media komik secara efektif pada saat proses belajar mengajar,

guru diwajibkan untuk menggunakan motivasi potensial dari buku komik yang dipadu

dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang

efektif (Sudjana dan Rivai, 2010:68). Dengan demikian komik akan dapat

difungsikan sebagai media instruksional edukatif. Kelebihan komik yang lainnya adalah penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Hal inilah yang menginspirasi komik yang isinya materi-materi pelajaran (Daryanto, 2010:116).

Karakteristik komik menurut Sudjana dan Rivai (20010:64) adalah sebagai

berikut: (a) komik terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung; (b) komik bersifat

menarik dan menyenangkan; (c) perwatakan lain dari komik harus dikenal agar

kekuatan medium ini bisa dihayati; (d) cerita pada komik mengenai diri pribadi

sehingga pembaca dapa segera mengidentifikasi dirinya melalui perasaan serta

tindakan dari perwatakan tokoh utamanya; (e) ceritanya ringkas dan menarik

perhatian; (f) dilengkapi dengan aksi bahkan dalam lembaran surat kabar dan

buku-buku; dan (g) komik dibua lebih hidup serta diolah dengan warna-warna utama secara

bebas.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan komik merupakan suatu bentuk kartun yang berupa gambar yang memerankan suatu cerita yang

dirancang untuk memberikan hiburan. Penggunaaan komik sebagai media pengajaran yang dipadukan dengan model pembelajaran think talk write akan menjadi alat pembelajaran yang efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Dengan dipadukan model pembelajaran think talk write menggunakan komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca siswa, yang juga akan memotivasi siswa lebih giat belajar.

2.1.7.7. Jenis-jenis komik

Berdasarkan uraian tersebut, media komik merupakan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar dengan alur dan materi tertentu untuk membantu tenaga pendidik agar antusias dan minat peserta didik meningkat. Menurut Arjuna (2012) beberapa jenis komik adalah sebagai berikut:

1) Komik karikatur

Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana di dalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe kartun/ karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya. Bisa dilihat pada surat kabar maupun majalah yang menampilkan gambar kartun/ karikatur dari sosok tokoh tertentu.

2) Komik Strip

Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan

diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/ banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.

3) Buku Komik

Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan 32 halaman, pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komik karikatur atau kartun karena usia pada masa anak sekolah dasar sangat senang dan gemar dengan kartun. Kartun sangat sesuai dengan perkembangan kognitif siswa usia anak SD. Selain itu, warna-warni dan gambar dalam komik ini sangat menarik siswa untuk membaca dan memahami materi atau pesan yang disampaikan. Peneliti mengambil tokoh yang dikartunkan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Tokoh tersebut diambil dari Indonesia asli, sehingga diharapkan mendukung pendidikan karakter bangsa. Cerita dalam komik ini berkaitan dengan materi yang dibelajarkan guru kepada siswa, yaitu mengenai peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan.

2.1.8. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran Menggunakan Model

Dokumen terkait