• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kajian mengenai pemerolehan bahasa sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti khususnya dalam bahasa Indonesia. Beberapa penelitian tersebut menjadi sumber acuan dalam penelitian ini. Pertama, Ramli (2002) dalam artikelnya yang berjudul “Hubungan Penguasaan Kosakata dan Struktur Kalimat dengan Pemahaman Informasi”. Penelitian ini merupakan kajian teoretis yang memfokuskan hakikat penguasaan kosakata, struktur kalimat dan hubungan antara penguasaan kosakata dengan pemahaman informasi. Hasil penelitian tersebut

membuktikan bahwa variabel kosakata dan struktur kalimat mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemahaman informasi. Peneliti juga menyarankan bahwa pengajaran kosakata dan struktur kalimat perlu diberi penekanan dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, yang dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pengajaran membaca pemahaman juga harus diperhatikan agar seseorang dapat membaca dengan baik.

Ramli tidak menyinggung pemerolehan bahasa dalam artikelnya khususnya pemerolehan leksikon. Penelitian tersebut didasari oleh kajian teoretis mengenai penguasaan kosakata. Kontribusi penelitiannya terletak pada konsep kosakata. Hasil penelitiannya dapat memperkaya wawasan dalam mengkaji kosakata dalam bahasa Indonesia.

Kedua, Raja (2008) dalam artikelnya yang berjudul “Pelambatan dan Pertumbuhan Kosakata” mendiskusikan pertumbuhan kosakata yang terjadi pada anak usia 1 tahun 9 bulan. Kajian ini merupakan telaah ulang atas hasil penelitian pengamatan libat naturalistik atas produksi kebahasaan seorang anak laki-laki yang bernama Mika. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gejala pelambatan dan pertumbuhan kosakata Mika diikuti oleh kemajuan yang cukup pesat pada aspek leksikal, fonologi, morfologis, sintaksis, dan semantis. Selanjutnya, peneliti menyimpulkan bahwa proses pemerolehan bahasa yang sesungguhnya mulai terjadi saat anak menunjukkan gejala pelambatan pertumbuhan kosakata dengan alasan bahwa saat inilah anak mulai menginternalisasi dan mencipta ulang sistem leksikogrammar dari bahasa target.

Kajian Raja sangat menarik dan memberi inspirasi karena penelitian yang dilakukan membutuhkan waktu satu tahun dalam pengumpulan data. Meskipun penelitiannya tidak membicarakan mengenai pemerolehan leksikon, uraian yang terdapat dalam pelambatan dan pertumbuhan kosakata anak bermanfaat untuk menjelaskan perkembangan bahasa anak, khususnya kosakata.

Ketiga, Pelenkahu (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Pertama Anak kembar Usia Dua Tahun Delapan Bulan” mengemukakan pemerolehan bahasa khususnya perkembangan morfologi anak kembar yang berusia dua tahun delapan bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik naturalistik, yaitu mengamati pola pendidikan yang dilakukan orangtua terhadap anak-anaknya dan melakukan perekaman pengembangan pemerolehan bahasa anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pelenkuhu menunjukkan bahwa anak kembar usia dua tahun delapan bulan yang menjadi subjek penelitian ini dalam mengujarkan satu, dua dan tiga kata mengawalinya dengan mengujarkan suku kata awal dan akhir secara bergantian.

Dalam pemerolehan morfologinya anak sangat bergantung pada pola kehidupan berbahasa yang ada di lingkungan keluarganya, maksudnya sedikit banyaknya bergantung pada pola berbahasa yang dilakukan oleh ibu mereka, kemudian ayah, dan saudara-saudaranya. Kebanyakan kata yang mampu diujarkan merupakan gambaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam kehidupan kedua anak tersebut. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa kedua anak tersebut kurang memiliki bakat bahasa yang dibawa sejak lahir sehingga orang tua

perlu mengembangkannya agar tidak mengalami keterlambatan dalam pemerolehan bahasa yang baik dan benar.

Pelenkahu tidak menyinggung secara khusus pemerolehan leksikon, namun penelitiannya sangat menarik karena data diambil dengan teknik naturalistik. Dalam penelitian tersebut, kontribusi yang diberikan terletak pada teori pemerolehan bahasa yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Referensi yang digunakan oleh Pelenkahu juga memberikan banyak manfaat sebagai acuan tambahan dalam kajian ini.

Keempat, Andriany (2009) dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Stimuli terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah” bertujuan mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak, mengetahui perkembangan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun dari aspek pemerolehan kosakata, dan mengetahui responden yang masih melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik yang sama. Responden dalam penelitian ini adalah anak prasekolah yang berusia 4 tahun dengan sampel 10 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitiannya menggunakan angket dan wawancara. Alat yang digunakan berupa gambar- gambar benda melalui tiga langkah, yaitu prauji, reinforcement (penguatan) dan pascauji. Pada tahap reinforcement peneliti melakukan proses pemberian stimulus kepada responden dengan menunjukkan gambar-gambar yang menjadi instrumen. Selanjutnya data dianalisis melalui metode induktif. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menemukan bahwa pemberian stimulus kepada anak usia 4 tahun sangat memengaruhi perkembangan bahasa anak, artinya dengan pemberian

stimuli secara intensif, pemerolehan kosakata responden berkembang dengan cepat.

Kesimpulan Andriany adalah bahwa anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama. Selain itu apabila lingkungan memberikan stimuli secara intensif, semakin pesat perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah. Penelitian Andriany berfokus pada pengaruh pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata anak. Namun , kontribusi yang diberikan dalam penelitian ini adalah pada metode penelitian khususnya metode pengumpulan data dan bermanfaat juga untuk menjelaskan pemerolehan leksikon anak.

Kelima, Mangarnap (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemerolehan Semantik Leksikal Siswa Sekolah Dasar” bertujuan mendeskripsikan pemaknaan leksikal siswa di tingkat sekolah dasar, yaitu di kelas V. Penelitiannya mempersoalkan kesesuaian makna yang diberikan siswa dengan makna kamus, melihat perbedaan makna kata yang diberikan siswa laki-laki dan perempuan, dan perbedaan makna kata yang diberikan siswa laki-laki dan perempuan berdasarkan tingkat ekonomi siswa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik, yaitu teori referensial, teori kontekstual, teori mentalisme, dan teori pemakaian makna. Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mangarnap menunjukkan bahwa dalam kesesuaian pemberian makna dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), siswa laki-laki lebih banyak yang sesuai dibandingkan dengan siswa

perempuan. Pada siswa laki-laki tingkat kesesuaiannya sebanyak 36% (108 kata) dan untuk siswa perempuan sebanayak 10% (30 kata). Perbedaan makna kata yang diberikan siswa laki-laki dan perempuan berdasarkan tingkat ekonomi siswa berpengaruh pada pola pikir siswa. Siswa yang berlatar belakang dari keluarga mampu dalam memberi makna lebih kepada makna fungsi dan aksi dari makna kata tersebut, dan mengutamakan fisik dan aksi dalam pemberian makna. Dalam kesesuaian makna dengan makna kamus dapat digambarkan bahwa siswa laki-laki dan siswa perempuan lebih banyak memberikan makna yang sesuai pada adjektiva, sedangkan ketidaksesuaian makna`lebih dominan pada nomina dan verba.

Mangarnap tidak menyinggung pemerolehan leksikon. Leksikon disinggung hanya pada penyesuaian makna yang dipahami anak dengan makna kamus, sedangkan penelitian ini membahas leksikon anak yang dihubungkan dengan relasi semantis. Dalam penelitian tersebut, kontribusi yang diberikan adalah pada teori pemerolehan bahasa secara umum dan referensi yang berkenaan dengan pemerolehan leksikon.

Semua hasil penelitian terdahulu sangat membantu dalam menentukan tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu, penulis dapat membandingkan hasil yang telah didapatkan dalam penelitian tersebut.

Dokumen terkait