• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

5.4 Relasi Semantis

Relasi semantis yang terbentuk pada leksikon anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan merupakan hubungan makna yang dipahami secara leksikal.

Pada relasi sinonim merupakan kata yang berbeda secara fonologi, namun memiliki makna yang sama atau hampir sama. Bagaimanapun, tidak ada sinonim yang sempurna karena tidak ada bahasa yang maknanya persis sama.

Leksikon yang terbentuk dalam sinonim pada anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan masih sangat sederhana. Berdasarkan data, sinonim sudah terbentuk dan sudah tampak pada leksikon anak usia 7 tahun. Misalnya, kata kotor dan jorok adalah dua kata bersinonim. Dari data yang ada kata kotor dan jorok, muncul karena dalam cerita ada sampah yang berserakan di halaman. Sampah yang berserakan itu dianggap kotor dan jorok oleh anak usia 7 tahun, sehingga kata tersebut muncul dalam leksikon mereka. Kemudian, kata tiket dan karcis. Kata tiket dan karcis merupakan sinonim yang ditemukan dalam data. Kedua kata tersebut muncul karena dalam cerita yang diberikan terdapat gambar loket untuk membeli tiket.

Berikut adalah contoh-contoh sinonim yang ditemukan dalam data. - kotor = jorok - ribut = bising - tiket = karcis - depan = muka - sampai = tiba - nengok = liat - kawan = teman

Antonim merupakan relasi leksikal yang menggambarkan makna yang bertentangan. Artinya, bahwa antonim berkaitan dengan perbedaan makna. Perbedaan makna ini mengarah kepada makna yang saling berlawanan.

Pembentukan relasi leksikal kategori antonim pada leksikon anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan merupakan didasari oleh perbedaan makna yang bertentangan satu sama lain. Berdasarkan data dua kata yang berbeda ini terlihat dalam hasil uraian yang telah dituliskan. Misalnya,

Kotor X bersih

Kata kotor dan bersih merupakan dua kata yang berbeda. Anak usia 7 tahun memahami jika ada sesuatu yang kotor harus dibersihkan akan terlihat lebih indah dan sehat. Kata kotor dan bersih dapat dilihat pada data berikut.

(29) Gajah dan semut melihat sampah berserakan di taman. Taman jadi

kotor Gajah dan semut mengambil sapu dan serokan. gajah dan semut membersihkan sampah lalu mereka menyapu bersama-sama sampe bersih .lalu gajah dan semut istirahat.

Dari data di atas dipahami bahwa anak usia 7 tahun sudah terlihat relasi leksikal pada antonim terbentuk dalam leksikon mereka. Contoh-contoh antonim yang lain adalah:

- bersih >< kotor - atas >< bawah - datang >< pergi - jatuh >< bangun - naik >< turun - basah >< kering - banyak >< sedikit - sedih >< gembira - kaya >< miskin - diam >< ribut

Pada relasi leksikal hiponim yang merupakan hubungan vertikal dari taksonomi. Pembentukan relasi leksikal hiponim pada leksikon anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan dapat ditemukan dalam data, misalnya kata perabotan terdapat beberapa jenis yang termasuk dalam kata perabotan, yaitu lemari, tempat tidur, meja, kursi, dan sofa.

Dari contoh di atas bahwa anak usia 7 tahun dapat membentuk leksikon yang berkenaan dengan relasi semantis hiponim. Seperti kata yang berkenaan dengan jenis hewan menjadi kata umum (lih. Lyons,1977:291), dan yang menjadi kata khusus dari jenis hewan adalah singa, harimau, sapi, gajah, semut, dll. Pada kelompok kata perabotan adalah kelompok yang muncul menjadi berbagai jenis karena adanya pembelajaran dari sekolah

atau penjelasan guru, buku, dan perabotan yang ada di rumah mereka sendiri.

Untuk relasi leksikal meronim yang merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan hubungan leksikal. Relasi yang terbentuk pada leksikon anak usia 7 tahun pada kategori meronim ini bervariasi ditemukan dalam data. Salah satu contoh meronim adalah berikut.

Kepala

Mata hidung mulut telinga pipi

Gigi lidah

Gambar 5.1 Meronim ‘kepala’

Berdasarkan gambar tersebut dapat dikatakan bahwa pada kepala terdapat mata, hidung, mulut, telinga, dan pipi. Kata yang bercetak miring merupakan bagian dari anggota tubuh yang ada di kepala. Selanjutnya, di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Begitu juga dengan kata gigi dan lidah yang merupakan bagian dari mulut. Hal ini dapat dikatakan bahwa relasi leksikal pada kata kepala yang terdapat dalam leksikon anak usia 7 tahun sudah membentuk relasi meronim.

Pada homonim dan polisemi ditemukan dalam data bahwa anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan memproduksi leksikon tersebut.

Dalam pemerolehan leksikon yang terbentuk pada relasi semantik kategori homonim dapat dilihat dari contoh berikut.

- Nanti1 Nanti ‘menunggu’ 2 ‘waktu kemudian’ - Pake1 Pake ‘menggunakan’ 2 ‘dengan’ - Mau1 Mau

‘keinginan akan sesuatu’

2 ‘akan’

- Sampai1

Sampai

‘ tiba’

2 ‘hingga’

Leksikon yang terbentuk pada relasi semantis homonim salah satunya pada kata nanti memiliki dua makna, yaitu menunggu dan waktu kemudian. Anak usia 7 tahun sudah mulai menampakkan penggunaan kata dengan makna lebih dari satu. Hal ini dapat dilihat dalam contoh kalimat berikut.

(30)...Jangan duduk di atas tembok nanti jatuh.

(31)....nanti ya, aku makan dulu...

Kata nanti pada data 25 berarti waktu kemudian atau menunjukkan akibat, artinya ketika seseorang mengatakan jangan duduk di atas tembok

nanti jatuh menjelaskan bahwa akan ada akibat yang buruk yang akan

terjadi jika seseorang duduk di atas tembok. Pada data 25, kata nanti berarti tunggu. Kata nanti merupakan kata yang memiliki bentuk yang sama secara fonologi namun memiliki arti yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa relasi leksikal homonim telah terbentuk dalam leksikon anak usia 7 tahun.

Data yang ditemukan mengenai polisemi hanya ada pada kata ibu. Kata ibu yang digunakan anak usia 7 tahun terdapat perbedaan makna dan penggunaannya. Berikut adalah contoh makna dari polisemi.

Ibu : ‘ mama’ ‘guru’

Ada dua makna pada kata ibu, yaitu mama dan guru. Mama adalah orang tua kandung , guru adalah orang yang mengajar di sekolah. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada kalimat berikut.

(32)...Ibu guru ada di kelas

(33) Ibu mencuci baju di rumah...

Kata ibu pada data 27 bermakna guru, hal ini dapat dilihat dari lokasi kegiatan yang di lakukan yaitu di dalam kelas, ibu pada kalimat kedua berarti mama. Hal ini menunjukkan bahwa relasi leksikal polisemi sudah terbentuk dalam leksikon anak usia 7 tahun.

Dokumen terkait