• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

5.2 Pemerolehan Leksikon

5.2.11 Leksikon Kegiatan

Tabel 5.11 Leksikon kegiatan Kegiatan

1. main-main, 2. mandi, 3. nyiapin, 4. belajar, 5. pake, 6. jaga, 7. nyapu, 8. mencuci, 9.mengambil 10. buang, 11. menonton, 12. berlari, 13. berjalan, 14. melompat, 15. pergi,

16. membawa, 17. menjemur, 18. menggosok, 19. melipat, 20. mendorong, 21. menarik, 22. makan, 23. belajar, 24. memasukkan, 25. mengeluarkan, 26. mencari, 27. berenang, 28. mengangkat, 29. berdiri, 30. bermain, 31. membeli, 32. antri, 33. menegur, 34. jalan-

jalan,35. membersihkan, 36. beristirahat, 37. menyikat, 38. memarahi, 39. mengulang, 40. berangkat, 41. membantu, 42. berpakaian, 43. menyalam, 44. berpamitan, 45. berjalan, 46. manjat, 46. mengajak, 47. menyapu, 48. minum, 49. ditendang, 50. melihat,

Leksikon pada kategori kegiatan yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Leksikon kategori kegiatan yang diperoleh oleh anak-anak usia 7 tahun hampir sama satu dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh gambar seri yang diberikan kepada mereka pada saat pengambilan data. Yang menarik dari data pada leksikon kategori kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan ketika berada di sekolah ataupun di rumah, misalnya kata membawa adalah kegiatan membawa tas yang dilakukan ketika pergi ke sekolah. Tas yang dibawa agar buku-buku yang akan dipelajari di sekolah tidak susah membawanya karena buku yang dibawa tidak hanya satu, sehingga kata membawa tas karena adanya pengaruh dari kegiatan sehari-hari pada saat sekolah.

5.3 Kelas Kata

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, kelas kata yang ditemukan adalah verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, interjeksi, dan pertindihan kelas.

Berdasarkan hasil penelitian, anak usia 7 tahun sudah memperoleh kelas kata verba. Verba merupakan kata yang menunjukkan seseorang atau sesuatu melakukan sesuatu. Dalam uraian tersebut, tampak bahwa anak usia 7 tahun sudah menguasai verba yang terdapat dalam leksikon yang digunakannya untuk menyampaikan sesuatu. Hal ini tampak dalam hasil uraian yang telah dituliskan, misalnya:

(10) Najwa sedang mencuci baju abis itu menjemurnya. Habis menjemur

najwa menggosoknya habis menggosok najwa menonton televisi.

Berdasarkan uraian diatas verba mencuci, menjemur, menggosok dan menonton merupakan leksikon yang menunjukkan bahwa kelas kata verba sudah diperoleh oleh anak usia 7 tahun. Verba merupakan kata yang menunjukkan seseorang/sesuatu untuk melakukan suatu hal.

Pemerolehan kelas kata verba ini juga karena adanya pengaruh pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan anak usia 7 tahun biasanya lebih banyak kegiatan pada saat bermain. Berikut adalah kelas kata verba yang diperoleh berdasarkan data, di antaranya adalah 1. main-main, 2. Mandi, 3. Nyiapin, 4. Belajar, 5. Pake, 6. Jaga, 7. Nyapu, 8. mencuci, 9. 10. Buang, 11. Menonton, 12. Berlari, 13. Berjalan, 14. Melompat, 15. Pergi, 16. Membawa, 17. Menjemur, 18. Menggosok, 19. Melipat, 20. Mendorong, 21. Menarik, 22. Makan, 23. Belajar, 24.

Memasukkan, 25. Mengeluarkan, 26. Mencari, 27. Berenang, 28. Mengangkat, 29. Berdiri, 30. Bermain, 31. Membeli, 32. Antri, 33. Menegur, 34. Jalan-jalan, 35. Membersihkan, 36. Beristirahat, 37. Menyikat, 38. Memarahi, 39. Mengulang, 40. Berangkat, 41. Membantu, 42. Berpakaian, 43. Menyalam, 44. Berpamitan, 45. Berjalan, 46. Manjat, 46. mengajak, 47. Menyapu, 48. Minum, 49. Ditendang, 50. Melihat, 51. Ngajak.

Dari data di atas tampak bahwa verba yang diperoleh anak usia 7 tahun meliputi verba dasar bebas, yaitu mandi, belajar, makan, minum, tidur, dan pergi. Verba bereduplikasi, misalnya jalan-jalan, dan main-main. Hal ini dapat dilihat dalam data berikut.

(11) Gajah dan semut jalan-jalan di halaman. Mereka melihat halamannya kotor. Mereka membersihkan sampah dengan sapu dan serokan. Mereka menyapu sampah sampe kecapean. Mereka beristirahat di bawah pohon.

(12) Gajah jalan-jalan di halaman sama semut. Terus gajah dan semut nampak sampah berserakan. Terus gajah ngajak semut bersihkan halaman. Kata gajah kita ambil sapu yok, kita bersihkan ini.

Kemudian, dalam data terdapat verba nyiapin dan nyapu yang merupakan ragam bahasa informal. Dalam bahasa Indonesia tidak ada imbuhan –ny dan –in. Pada kata nyiapin memiliki kata dasar siap yang diberi imbuhan –ny dan in dan kata nyapu memiliki kata dasar sapu yang diberi imbuhan –ny. Imbuhan –ny dan in tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia, namun, dalam bahasa Jawa ada. Imbuhan –ny merupakan bentuk alomorf dari N- dalam bahasa Jawa.

Secara eksplisit prefiks dan sufiks informal belum selalu diwujudkan. Meskipun pada kata menyapu terkadang sudah muncul. Seperti pada contoh yang terdapat dalam data penelitian berikut.

(13) Gajah dan semut menyapu halaman

Hal ini dapat dikatakan bahwa anak usia 7 tahun sudah memperoleh macam-macam verba dan dapat menggunakannya dalam cerita bergambar. Artinya, tidak ada kesalahan penggunaan verba dalam kalimat.

Pada kelas kata adjektiva anak usia 7 tahun juga sudah memperolehnya. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran data penelitian. Salah satu contoh data penelitian yang terdapat kelas kata adjektiva adalah sebagai berikut:

(14) Nafa nyuci baju abis tu nafa jemur bajunya pas udah kering nafa gosok bajunya abis tu nafa maen sendirian. Nafa tidur karena capek.

Dalam data tersebut terdapat kelas kata adjektiva yaitu kering, dan capek yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun. Pada kata kering telah dipahami bahwa kain yang dijemur di bawah matahari akan mengering pada beberapa saat, sehingga ketika kain sudah mengering maka kain sudah bisa digosok. Kemudian, kata capek muncul dalam data karena adanya rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh subjek dalam cerita, mulai dari mencuci, menjemur, menggosok, dan bermain, maka subjek dalam cerita merasa capek. Artinya anak usia 7 tahun sudah memahami kata capek berdasarkan data yang ditemukan. Beberapa leksikon pada kelas kata adjektiva yang ditemukan dalam data, yaitu kering, siap, kotor, bersih, senang, selesai, kaya, miskin, susah, senang, gembira, panas, dingin, besar, kecil, keras,

lembut, gemuk, kurus, gelap, terang, panjang, pendek, basah, kering, senang, sedih, jahat, baik, cantik, jelek, kasar, halus.

Nomina merupakan kata benda. Secara umum nomina lebih sering digunakan oleh anak dalam memproduksi sebuah kata. Hal ini terjadi karena anak usia 7 tahun memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang dilihatnya. Secara umum benda yang dilihatnya adalah benda yang kongkrit yaitu benda yang dapat dilihat secara jelas dan langsung. Rasa keingintahuan atas sesuatu atau benda yang dilihatnya membuatnya selalu bertanya secara mendalam. Leksikon pada kelas kata yang diperoleh anak usia 7 tahun dalam data, yaitu rian, endang, farras, ajil, bara, adit, fares, najwa, riski, azri, dayat, qiara, farhan, alya, nabil, nopal, pandu, dimas, farel, rehan, nafa, dedek, nabila, nazwa, rina, firman, nafisha, liza, melisa, zaki, kawi, gayatri, sofi, hari, bola, teman, lapangan, baju, minggu, tiket, kuda, orang, tembok, pak, polisi, gajah, semut, sampah, sapu, serokan, sabun, tv, sampo, nasi, ikan, sayur, susu, orang tua, sekolah, kaki, sendirian, guru, halaman, rumah, ayah, ibu, taman, kain, jemuran, berserakan, pohon, becek, air, seragam, kelas, berlumpur, nasi goreng, gigi, sepatu, kaos kaki, telur, tas, topi, dasi, badan, ikan tongkol, ikan dencis.

Pada usia 7 tahun anak sudah menguasai leksikon pada kelas kata nomina. Pada kelas kata nomina terdapat kata ikan. Kata ikan muncul setelah diketahui bahwa makhluk yang hidup di air ini merupakan salah satu lauk pauk yang dapat dimakan bersama nasi. Dalam data muncul kata ikan dencis dan ikan tongkol yang diketahui bahwa kedua jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan sering dijadikan lauk untuk makan. Hal ini dapat dilihat dalam data penelitian berikut.

(15) Saya bangun tidur. Setelah itu saya mandi memakai sabun, sikat gigi dan sampoan. Saya memakai baju. Saya makan sayur bayem ikan tongkol. Setelah itu saya berpamitan bersama ibu dan bapak. Saya mau pergi sekolah jalan kaki. Saya sudah sampai di sekolah.

(16) Saya bangun tidur, terus mandi di kamar mandi pake sabun, terus sikat gigi. Terus saya memakai baju. Saya makan memakai nasi goreng ikan dencis. Setelah itu saya berpamitan bersama ibu dan bapak. Lalu saya berangkat ke sekolah.

Kemudian, pada kelas kata nomina terdapat kategori teknologi informatika. Leksikon anak usia 7 tahun yang terdapat pada kategori teknologi informatika adalah tab, laptop, komputer, hp dan tv. Pemerolehan kata laptop ataupun tv karena adanya pengaruh dari faktor lingkungan (lih. Dardjowidjojo, 2000:263). Artinya, lingkungan yang ada di sekitar anak terdapat beberapa barang teknologi. Pada zaman sekarang, hampir semua keluarga memiliki tv. Berdasarkan hasil penelitian, anak-anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan, memperoleh kata tv karena di rumah mereka sudah ada tv. Begitu juga dengan kata laptop, meskipun tidak semua subjek penelitian memiliki laptop, namun anak sudah dikenalkan kata tersebut di sekolah.

Kelas kata pronomina sudah muncul dalam leksikon anak usia 7 tahun dan digunakan dalam mengungkapkan sesuatu. Hal ini dilihat berdasarkan data yang telah ditemukan, yaitu mereka, saya, dia, –nya, sendiri.

Kata mereka digunakan untuk menggantikan orang dalam jumlah banyak, artinya lebih dari satu orang, saya berfungsi untuk menggantikan diri sendiri, -nya digunakan untuk menggantikan orang ketika yang

menyatakan kepemilikan. Berikut contoh yang terdapat dalam data penelitian.

(17) Adit membawa bola kelapangan adit bermain bola dengan teman-temannya. Adit terjatuh. Adit menangis. Adit pulang kerumahnya. Adit mencuci bajunya.

Dari contoh diatas tampak bahwa pronomina –nya menggantikan nama diri dari Adit. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa anak usia 7 tahun sudah memperoleh pronomina intratekstual, yaitu yang menggantikan nomina dan masih terdapat dalam wacana tersebut (lih. Kridalaksana, 1994:76).

Pada kelas kata numeralia ditemukan leksikon yang menunjukkan numeralia tak tentu pada uraian yang ditulis berdasarkan gambar seri, misalnya banyak dan semua. Kedua kata yang diperoleh dikatakan numeralia tak tentu karena mengacu pada jumlah yang tidak pasti. Pada numeralia tentu ditemukan dalam data, yaitu kata satu. Berikut adalah salah satu contoh data penelitian yang terdapat kelas kata numeralia.

(18) Pandu, firman, faras, farhan membeli tiket di loket satu. Mereka mau nonton lomba lari kuda. Mereka antri membeli tiket karena banyak

yang membeli tiket jadi tiketnya habis. Mereka tidak bisa masuk. Mereka nonton dari atas tembok. Kemudian pak polisi datang turun dari atas tembok kalau tidak turun nanti jatuh kata pak polisi.

Dari data tersebut, diketahui bahwa anak usia 7 tahun telah memperoleh kelas kata numeralia tentu dan tak tentu. Dalam data, numeralia tak tentu ditemukan dalam penelitian, begitu juga dengan numeralia tentu muncul kata satu dalam data.

Leksikon yang berkaitan dengan kelas kata adverbia pada uraian yang telah dituliskan anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan di

antaranya adalah sangat, pagi-pagi, duluan, tiba-tiba. Berdasarkan data uraian yang dituliskan anak usia 7 tahun, kelas kata adverbia sangat sedikit ditemukan. Namun, dua jenis adverbia yaitu adverbia bentuk dasar dan adverbia bentuk reduplikasi sudah diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada data berikut.

(19) Azil bangun tidur pagi-pagi. Terus dia mandi pake sabun dan sampo biar badannya bersih. Abistu dia sarapan nasi pake ikan dan sayur dan minum susu. Kemudian dia salaman sama orang tuanya.

Kelas kata interogativa yang ditemukan dalam data hanya ada satu anak yang menggunakan interogativa. Contoh interogativa yang digunakan oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan adalah di mana yang digunakan untuk menerangkan tempat. Seperti pada kalimat yang terdapat dalam uraian yang telah ditulis, misalnya:

(20) Di mana Faras beli tiket?

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa anak usia 7 tahun sudah memperoleh kelas kata interogativa. Meskipun dalam uraian hanya ada satu data yang muncul pada kelas kata interogativa, namun hal ini diyakini bahwa anak usia 7 tahun sudah meguasai kelas kata interogativa. Hal ini dapat dibuktikan dalam pengamatan sehari-hari di dalam kelas yang telah dilakukan, bahwa anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan selalu bertanya untuk mengetahui pelajaran baru yang belum pernah diketahui sebelumnya atau sesuatu yang tidak jelas dilihat. Misalnya bu, buah apa

yang bentuknya seperti ini?

Kelas kata artikula merupakan sebuah partikel. Kelas kata artikula ini tidak dapat berafiksasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan, kelas kata

artikula ditemukan dalam uraian yang telah dituliskan oleh anak usia 7 tahun sebagai subjek penelitian ini. Dalam Chaer (2008:104) dinyatakan bahwa artikula dapat dikatakan sebagai kata sandang yang berfungsi sebagai penentu suatu nomina, adjektiva atau kelas kata lain.

Berdasarkan data yang ditemukan mengenai leksikon anak usia 7 tahun pada kelas kata artikula ditemukan kata si yang menyandang sebuah nomina. Berikut merupakan kelas kata artikula yang terdapat dalam data penelitian.

(21) Si gajah dan si semut melihat ada banyak sekali sampah berserakan di depan rumah. Lalu gajah dan semut mengambil sapu lalu gajah dan semut menyapu sampe bersih lalu gajah dan semut duduk di bawah pohon.

Kata si mendampingi nomina gajah dan semut. Artikula si tersebut bertugas untuk mengkhususkan nomina dalam bentuk singular, sehingga terdapat makna yang lebih spesifikasi.

Anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan sudah memperoleh kelas kata preposisi. Berdasarkan data yang ditemukan dalam data penelitian yang telah dilakukan, terdapat contoh preposisi, yaitu pada, dari, di, ke, sama, dan sampe. Preposisi yang diperoleh dalam data merupakan preposisi bentuk dasar. Untuk preposisi bentuk turunan, bentuk gabungan, dan preposisi yang berasal dari kategori lain tidak ditemukan dalam data. Contoh kelas kata preposisi yang terdapat dalam data penelitian adalah sebagai berikut.

(22) Pada hari minggu ada lomba lari kuda. Saya, nopal, rizki, firman pergi beli tiket tapi tiketnya sudah habis karena banyak yang mau nonton. Trus kami naik tembok. Trus datang pak polisi kami ketakutan. Kami disuruh turun sama pak polisi.

(23) Nafisha bangun tidur. Kemudian dia mandi. Nafisha makan nasi pakai ikan, pakai sayur bayam dan minum susu. Nafisha bersalaman dengan orang tuanya. Nafisha pergi ke sekolah berjalan kaki. Nafisha duduk sendirian di kelas karena temannya belum datang.

Kelas kata konjungsi sudah diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kelas kata konjungsi yang diperoleh adalah konjungsi intra-kalimat, contohnya adalah dan, kemudian, setelah itu, abistu, terus, lalu, karena.

Pada kelas kata konjungsi telah dikuasai oleh anak usia 7 tahun dan penggunaannya dalam kalimat juga sudah tepat. Pada kata dan digunakan untuk menghungkan pada dua nomina atau lebih. Sebagaimana yang dikatakan Chaer (2008: 98) mengatakan bahwa konjungsi dan digunakan untuk menghubungkan atau menambahkan. Kelas kata konjungsi yang muncul dapat dilihat dalam data penelitian berikut.

(24) Saya bangun tidur. Terus saya mandi tidak lupa saya gosok gigi, abis

mandi saya sarapan nasi dan minum susu. Saya bersalaman dengan orang tua. Lalu saya pergi ke sekolah berjalan kaki. Saya duduk sendirian di kelas.

Kata terus merupakan konjungsi yang ditemukan dalam data, yang memiliki bermakna kemudian. Anak usia 7 tahun sudah dapat menggunakan konjungsi pada tempat yang tepat, meskipun kata terus merupakan ragam kata informal yang diperoleh anak usia 7 tahun.

Kelas kata kategori fatis merupakan kelas kata yang bertugas untuk menegaskan atau mengukuhkan sutau komunikasi kepada lawan bicara. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kelas kata kategori fatis yang ditemukan dalam data penelitian yang ditulis anak usia 7 tahun di SD

Negeri 067690 Medan adalah kok. Berikut merupakan data penelitian yang terdapat kelas kata kategori fatis

(25) Pandu, Zaki, Nopal, Firman mengantri mau beli tiket nonton lomba lari kuda. tapi tiketnya habis jadi mereka naik ke tembok. Mereka nonton dari atas tembok terus mereka di datangin pak polisi. Pak polisi bilang kok kalian nonton diatas tembok, ayo turun.

Kata kok merupakan bentuk ekspresi pak polisi yang heran dengan keadaan yang dilihatnya bahwa anak-anak berani duduk di atas tembok tanpa pengawasan.

Selanjutnya kelas kata interjeksi sudah diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan. Dari data yang ada, kelas kata interjeksi yang ditemukan adalah leksikal aduh dan ayo. Kata aduh yang ditemukan dalam data merupakan kata yang menyatakan suatu kesakitan atau kesedihan terhadap sesuatu. Hal ini dapat dilihat dalam data berikut.

(26) Faras bawa bola mau main di lapangan sama kawan-kawannya. Faras seneng main bola kaki, dia pake baju bola, pake sepatu, kaos kaki maen bola. Pas main Faras jatuh di lapangan karena lapangannya becek, katanya aduh dia kesakitan. Baju faras basah dan kotor. sampe di rumah Faras nyuci bajunya sendiri supaya bersih karena bajunya kotor.

Berdasarkan data, kata aduh digunakan karena seorang anak jatuh di lapangan bola pada saat bermain bola, karena lapangan tersebut becek maka anak yang bermain bola terjatuh. Sehingga ekspresi yang digunakan secara spontan adalah kata aduh yang menyatakan kesakitan.

Kelas kata pada pertindihan kelas yang diperoleh anak usia 7 tahun muncul dalam data adalah sampe. Penggunaa kata sampe dalam kalimat tampak bahwa terdapat perbedaan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain. Seperti yang muncul dalam data berikut.

(27) Saya sampe di sekolah

(28) Gajah dan semut nyapu sampe bersih

Pada kalimat pertama, kata sampe digolongkan sebagai verba yang berarti tiba, dan kata sampe pada kalimat kedua sebagai preposisi yang berarti hingga.

Dokumen terkait