BAB II KAJIAN TEORI
2.2 Landasan Teori
2.2.6 Kajian Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang memberikan efek
kepada pembaca. Karangan ini, adalah karangan yang menggambarkan suatu
objek atau peristiwa dengan sangat jelas, sehingga pembaca seolah-olah dapat
merasakan, melihat, atau mengalami sendiri hal yang dibahas dalam karangan.
Jenis karangan ini berkaitan dengan panca indera manusia.
Berdasarkan bentuknya, karangan deskripsi dibedakan menjadi dua macam
yaitu, karangan deskripsi faktual dan pribadi. Kedua jenis tersebut sama-sama
membicarakan tentang pelukisan suatu objek. Namun, untuk jenis faktual, penulis
hanya memindahkan fakta-fakta yang ada dalam objek, tanpa memberikan
pendapat dan kesan, sedangkan untuk jenis pribadi, penulis dapat memberikan
pendapatnya dan kesan-kesannya terhadap objek tersebut.
2.2.6.1 Hakikat Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi berasal dari kata “karangan” dan “deskripsi”. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, karangan berarti hasil mengarang, ciptaan, cerita
mengada-ada, dan hasil rangkaian. Deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha
menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu
seolah-olah berada di depan mata pembaca, dan seakan-akan para pembaca melihat
sendiri objek itu (Mulyati, 2014:108). Rahayu, (2007:158) mengatakan, deskripsi
merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang
sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan objek dengan kata-kata
sehingga pembaca seolah-olah dapat menyaksikan objek tesebut. Karangan
deskripsi diharapkan dapat memberikan gambaran tentang sesuatu sesuai dengan
apa yang dilihat oleh pengarang. Karangan deskripsi yang dimaksud dalam
penelitian ini merupakan karangan yang ditulis siswa berdasarkan hasil
pengamatan terhadap objek yang diamati.
2.2.6.2 Jenis-Jenis Karangan Deskripsi
Berdasarkan tujuannya, deskripsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
deskripsi sugestif dan deskripsi teknis atau deskripsi ekspositoris. Dalam deskripsi
sugesti, yaitu menciptakan dan memungkinkan daya khayal (imajinasi) pada para
pembaca dengan perantara tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih penulis untuk
menggambakn ciri, sifat, watak objek. Deskripsi ini bertujuan untuk menciptakan
sebuah pengalaman pada diri pembaca. Pengalaman karena perkenalan secara
langsung dengan objek. Sedangakan deskripsi ekspositoris/teknis, yaitu
memberikan identifikasi atau informasi mengenai obyek hingga pembaca dapat
mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut (Rahayu,
2007:158). Tarigan (dalam Rahayu, 2007) membedakan membedakan karangan
deskripsi berdasarkan bentuknya yaitu pemerian faktual dan pemerian pribadi.
Pemerian faktual adalah pemerian berdasarkan fakta-fakta yang sesungguhnya.
Pemerian faktual beranggapan bahwa substansi-substansi material atau
hakikat-hakikat kebendaan ada dalam keberadaan yang bebas dari yang melihatnya.
ditambahi dan tidak dikurangi, sedangkan pemerian pribadi didasarkan pada
responsi seseorang terhadap objek, suasana, situasi, dan pribadi dengan berusaha
membagi pengalaman penulis kepada pembaca agar dapat dinikmati
bersama-sama dengan harapan dapat menciptakan kembali dan menimbulkan responsi
yang sama. Kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu deskripsi artisti/pribadi dan deskripsi
ekspositorik/faktual. Deskripsi artistik/pribadi berisi tentang penggambaran
mengenai hal yang bersifat menciptakan penghayatan terhadap objek melalui
imajinasi pembaca. Deskripsi ekspositorik/faktual berisi penggambaran mengenai
hal yang sifatnya objektif, apa adanya sesuai kenyataan, dan tanpa adanya kesan
subjektif penulis.
2.2.6.3 Karakteristik Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan
sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, dan mengalaminya
sendiri. Adapun ciri-ciri atau karakteristik karangan deskripsi yaitu (a)
menggambarkan objek dengan apa adanya, (b) melukiskan objek dengan
sehidup-hidupnya, dan (c) tidak ada pertimbangan atau pendapat (Nursisto, 1999:41).
Dalam menulis karangan deskripsi, penulis harus menggambarkan objek
dengan apa adanya. Penulis tidak diperkenankan melebih-lebihkan obyek atau
dengan kata lain penulis harus menuliskan obyek sesuai fakta yang ada. Selain itu,
penulis juga dituntut untuk dapat melukiskan obyek dengan sehidup-hidupnya.
Tujuannya, agar pembaca seolah-olah dapat melihat dan merasakan langsung
pendapat atau kesan yang penulis tulis haruslah sesuai dengan obyek. Jika penulis
ingin memberikan kesan, sebaiknya kesan tersebut tidak keluar dari obyek yang
sedang penulis tulis. Jadi dapat disimpulkan, karakteristik karangan deskripsi
yaitu menggambarkan objek yang dapat dibuktikan indera manusia sehingga
mampu membuat pembaca seolah-olah turut mendengar, menyaksikan,
mengalami, dan merasakan seperti apa yang dirasakan oleh pengarangnya.
2.2.6.4 Syarat-Syarat Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat.
Syarat-syarat karangan deskripsi yaitu; (a) kejelasan tema, (b) kesesuaian isi dengan
judul, (c) kesesuaian jenis karangan, (d) ketepatan ide dalam paragraf, (e)
ketepatan susunan-susunan kalimat, (f) ketepatan pemilihan kata/diksi, dan (g)
ketepatan penggunaan ejaan (Akhadiah: 1996:91).
Kejelasan tema dalam sebuah karangan sangatlah perlu. Tema sangat
mempengaruhi judul karangan dan isi karangan tersebut. Tema yang baik haruslah
serasi dengan judul yang akan di tentukan, begitu pun sebaliknya. Jika tema dan
judul tidak sesuai, pembaca akan kesulitan untuk memahami isi bacaan tersebut.
Selain itu, penulis juga harus pandai-pandainya membuat sebuah judul, agar
pembaca tertarik dan ingin membaca karangan tersebut. Tema dan judul yang
menarik pun tidak cukup untuk membangun sebuah karangan yang baik. Namun,
judul dan isi karangan pun harus sesuai. Isi karangan yang baik, tidak akan keluar
dari judul dan tema yang telah ditentukan. Oleh karena itu, ketepatan ide penulis
dalam menulis karangan pun sangat diperlukan, agar karangan tidak keluar dari
Dalam menulis karangan, penulis juga harus pandai-pandainya memilih kosa
kata dan menyusun kalimat. Pemilihan kosa kata yang baik, membuat karangan
menjadi lebih hidup dan susunan kalimat yang teratur juga mempengaruhi
pembaca dalam memahami isi bacaan. Selain itu, agar pembaca dapat memahami
dan mudah mengambil kesimpulan, jenis karangan yang ditulis pun harus sesuai.
Oleh karena itu, untuk membangun karangan yang baik penulis harus
memperhatikan syarat-syartanya.
2.2.6.5 Langkah-Langkah Menulis Karangan Deskripsi
Sebelum menulis karangan deskripsi, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan penulis. Langkah-langkah tersebut yaitu, (1) Menentukan apa yang
akan di deskripsikan, (2) Merumuskan tujuan deskripsi, (3) Menetapkan bagian
apa saja yang akan dideskripsikan (fisik, watak, dan lain-lain), dan (4) Memerinci
hal-hal apa saja yang harus dideskripsikan sehigga membuat pembaca tergambar
mengenai apa yang diceritakan penulis (Mulyati, 2015:108).
Langkah pertama, penulis harus menentukan apa yang akan di
deskripsikan. Penulis harus sudah tahu obyek yang akan di deskripsikannya.
Misalnya, penulis ingin mendeskripsikan tentang keindahan Gunung Bromo.
Setelah penulis menentukan obyek yang akan di deskripsikan, penulis
merumuskan tujuan atau alasan penulis memilih obyek tersebut untuk
dideskripsikan. Lalu, penulis menetapkan hal-hal yang akan di deskripsikan
tentang Gunung Bromo. Misalnya, keindahan terbitnya matahari di Gunung
Bromo. Terakhir, penulis merinci dan menyusunnya dengan baik agar pembaca