• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Konsep

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : Nur Wahyu Hidayat (Halaman 23-30)

Eksistensi adalah sebuah pemaknaan tentang keberadaan sesuatu hal yang dapat di indrai oleh akal budi dan menolak penafsiran-penafsiran yang bersifat abstrak atau tidak memiliki wujud. (Martin Heidegger. 2015). Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.10 tahun 2009, Pariwisata adalah segala aktivitas kegiatan wisata yang ditunjang oleh berbagai macam fasilitas serta layanan yang telah disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Pariwisata dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan berlibur yang didalamnya ditunjang berbagai fasilitas yang telah disediakan oleh masyarakat dan pemerintah. Jika dipandang dari aspek dimensi akademis pariwisata dapat juga didefinisikan sebagai suatu studi yang mempelajari tentang perjalanan manusia keluar dari lingkunganya, termasuk industry yang merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan. Menurut IGB dan Eka Mahadewi, 2012, Lebih mendalam lagi pariwisata juga mempelajari dampak yang ditimbulkan oleh para pelaku perjalanan maupun industry terhadap lingkungan sosial budaya, ekonomi, maupun lingkungan fisik setempat. Dalam melakukan sebuah perjalanan wisata tentunya akan memberikan pengaruh pada lingkungan sekitar seperti lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Adapun beberapa Pengertian pariwisata menurut Norval dalam Muljadi dan Nurhayati (2002, h.80) adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal, dan pergerakan penduduk baik penduduk lokal maupun mancanegara pada suatu suatu, kota, wilayah, ataupun negara tertentu. Pengertian pariwisata juga dapat diartikan sebagai sebuah mobilitas sosial untuk mengunjungi sebuah wilayah, kota, ataupun negara tertentu yang memiliki panorama keindahan.

Sedangkan ada definisi yang lebih luas mengenai pengertin Pariwisata yang dikemukakan oleh Kodhyat (1983, h.4) yaitu pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang sifatnya sementara, dilakukan secara perorangan atau kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan,ketenangan, dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Pariwisata juga di definisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan oleh individu atau suatu kelompok dari satu tempat ketempat lain yang hanya bersifat sementara untuk menikmati keindahan panorama tempat tersebut yang menimbulkan perasaan bahagia. Selanjutnya menurut Musanef (1995, h.11) ia mengartikan pariwisata sebagai suatu perjalanan yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menikmati keindahana sebuah tempat dalam perjalanan bertamasya dan berekreasi.

Pariwisata harus memenuhi empat kriteria di bawah ini, Menurut Yoeti (2008:8) yaitu: perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan dilakukan di luar tempat kediaman di mana orang itu biasanya tinggal, tujuan

perjalanan dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang, tanpa mencari nafkah di negara, kota atau DTW yang dikunjungi.

Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya, di mana dia bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh karena hasil usaha selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan, dan perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih. Dalam pengertian kepariwisataan terdapat empat faktor yang harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor tersebut adalah perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, perjalanan itu harus dikaitkan dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata semata-mata sebagai pengunjung tempat wisata tersebut.

Sedangkan dalam ilmu sosiologi, Pitana dan Gayatri (2009), mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama, yaitu : A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata, A static element, yaitu singgah di daerah tujuan , A consequential element, atau akibat dari dua hal diatas (khususnya pada masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial budaya dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.

Dengan demikian, dari beberapa pengertian atau definisi tentang pariwisata yang telah dikemukakan oleh beberapa pendapat ahli diatasa dapat kita ketahui bersama bahwa pengertian dari pariwisata itu sendiri adalah segalah aktivitas ataupun kegiatan manusia yang bersifat sementara untuk menikmati keindahan alam dengan melakukan perjalan dari satu tempat ketempat lain, baik dilakukan

secara perorangan maupun secara kelompak pada suatu daerah, kota, wilayah maupun negara.

2. Konsep Pengembanga Desa Wisata

Menurut I. Pitana (2009), Pembangunan dan pengembangan pariwisata secara langsung akan menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat, bisa dampak positif maupun negatif. Bagi masyarakat, pengembangan pariwisata memiliki potensi manfaat yang sangat besar bagi ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan namun terkadang sering terjadi pengembangan pariwisata yang salah justru membawa banyak kerugian bagi masyarakat lokal itu sendiri. Adanya berbagai manfaat dan tantangan memberikan gambaran bahwa pengembangan pariwisata bagaikan mengelola api, dimana pengelola dapat memanfaatkanya untuk kemaslahatan masyarakat namun di satu sisi dapat menimbulkan kerugian jika pengelolaan yang dilakukan tidak efektif.

Untuk itu penelitian mengenai dampak ekonomi dianggap sangat diperlukan sebagai langkah evaluasi dan langkah preventif dalam menentukan langkah pengembangan selanjutnya, karena pengembangan desa wisata memiliki karakter aktivitas yang bersifat multisectoral. Pelaksanaan pengembangan pariwisata harus terencana secara terpadu dengan pertimbangan-pertimbangan terutama terhadap aspek ekonomi dan sosial-budaya masyarakat lokal. Pada setiap tahapan pengembangan tersebut, pelaku pariwisata hendaknya dapat meminimalisasi

sebanyak mungkin dampak negatif yang akan timbul serta berkaitan erat dengan pembangunan perekonomian dan sosial-budaya masyarakat setempat.

3. Konsep Dampak Ekonomi Dan Sosial Pariwisata a. Dampak Ekonomi

Menurut I. G. Pitana dan Putu, 2009, Wisatawan yang datang ke sebuah destinasi dalam jangka waktu tertentu, menggunakan sumber daya dan fasilitasnya. biasanya mengeluarkan uang untuk keperluan tertentu, kemudian meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke negaranya. “Jika wisatawan yang datang ke sebuah destinasi tersebut sangat banyak akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah tersebut, baik langsung maupun tidak langsung.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat bersifat positif maupun negatif.

Pitana (2009), Mengemukakan bahwa dampak pariwisata terhadap kondisi ekonomi dikategorikan dalam 8 kategori seperti berikut: dampak terhadap penerimaan devisa, dampak terhadap pendapatan masyarakat, dampak terhadap kesempatan kerja, dampak terhadap distribusi manfaat atau keuntungan, dampak terhadap kepemilikan dan kontrol (ekonomi) masyarakat.

Dampak terhadap pembangunan pada umumnya, dampak terhadap pendapatan pemerintah. Mengingat ruang lingkup penelitian ini hanya pada tingkatan desa dengan instrumen dan metode penelitian yang terbatas, maka kajian mengenai dampak ekonomi yang dilakukan tidak terpaku pada 8

kategori dampak yang diajukan Cohen diatas, dampak terhadap penerimaan devisa dan dampak terhadap distribusi manfaat tidak dikaji dalam penelitian ini.

b. Dampak Sosial

Dengan kehadiran objek pariwisata ini tentunya senantiasa memberikan dampak serta pengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat setempat di Desa Topejawa Kabupaten Takalar. Hal tersebut karena dengan adanya pariwisata ini akan menghadirkan peluang lapangan pekerjaan yang tentunya dapat mengurai tingkat pengagguran yang terjadi.

4. Strategi Pengembangan Pariwisata

Menurut Suryono (2004, h.80),Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan: Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada.

Pengembangan pariwisata pada dasarnya memiliki tujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata, dalam pembangunan objek wisata dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Dalam melaksanakan fungsi dan

peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata sehingga menarik minat para wisatawan untuk senantiasa berkunjung.

5. Keadaan dan Kondisi Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19

Seperti yang kita ketahui bahwa Wabah pandemi Virus Covid-19 mulai menyebar dengan cepat, dimana virus ini pertama kali terindetifikasi di Kota Wuhan Cina pada Desember 2019. Saat ini sudah tercatat banyak negara yang telah terinveksi Virus Covid-19 ini karena proses penyebarannya yang sangat cepat sehinggah tercatat sebanyak 65 Negara yang telah terpapar kasus Covid-19 ini, termasuk salah satunya Indonesia. Dengan munculnya wabah pandemi ini tentunya memengaruh berbagai macam sektor termasuk sektor ekonomi terutama di bidang industri Pariwisata di tiap-tiap daerah juga terdampak dengan adanya pandemi Covid-19, semua pariwisata di yang berada di daerah ditutup sementara oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Kemudian sejak munculnya Wabah Pandemi ini kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara mengalami penurunan karena adanya pembatasan aktivitas dari otoritas kebijakan tiap-tiap negara itu sendiri khususnya di Indonesia serta keterlambatan perjalanan domestik, dikarenakan kekhawatiran masyarakat terpapar Covid-19. Sehingga banyak sekali pedagang yang mengalami kerugian akhirnya banyak pedagang yang gulung tikar karena terdampak dari pandemi

Covid-19, akhirnya berdampak pada penuruan jumlah wisatawan yang berkunjung ke setiap destinasi pariwisata yang ada.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : Nur Wahyu Hidayat (Halaman 23-30)

Dokumen terkait