EKSISTENSI PARIWISATA PANTAI TOPEJAWA PADA MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP UPAYA PEMENUHAN NAFKAH
MASYARAKAT SETEMPAT DI DESA TOPEJAWA KABUPATEN.
TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
Nur Wahyu Hidayat 105381102717
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2021
v
v MOTTO
Sebaik-Baik Manusia Adalah Manusia Yang Bermanfaat Untuk Sesama
“Karena sesungguhnya ketika kita berbuat baik kepada orang lain, manfaatnya akan kembali kepada kita” (HR. Ahmad, ath-Thabarani, ad-Daruqutni).
Jadilah pendengar yang baik dan bermanfaatlah untuk sesama karena pengabdian yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu untuk melakukan
kerja-kerja kemanusiaan. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kupersembahkan karya ini sebagai darma baktiku untuk Ayahanda
dan Ibundaku tercinta serta Kakak, Keponakan , Keluarga Besar yang amat kusayang
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjat kan kepada kehadiran Allah Subhanahu wata’ala atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat empat ketrampilan berbahasa kepada manusia yang terdiri dari ketrampilan menyemak yang berkaitan dengan pendengaran yang di perintahkan untuk mendengar hal yang baik-baik saja. Kemudian, ketrampilan membaca yang berkaitan dengan penglihatan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah Subhana wata’ala. Selanjutnya, ketrampilan berbicara yang berkaitan dengan ucapan yang bertujuan untuk menyampai kan hal-hal yang positif. Dan ketrampilan menulis yang bertujuan untuk mengikat ilmu yang telah diperoleh. Penulis bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Subhanahu wata’ala.
Selawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Beliau adalah nabi yang telah menggulung tikar-tikar kejahiliahan dan membentangkan permaidani keislaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Sehingga umat manusia dapat merasakan nikmatnya ilmu pengetahuan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua tercinta atas doa dan kasih sayangnya yang tak pernah padam agar menjadi anak yang sukses. Penulis tak pernah lupa atas semua yang telah mereka berikan. Semoga mereka selalu diberikan umur yang panjang, kesehatan, dan dilindungi Allah Subhana Wata’ala.
Teristimewa Orang tua saya Ayahanda Jamaluddin dan Suryani Tercinta yang dengan segala pengorbanan nya tak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk bagi mereka yang merupakan dorongan yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. Terimakasih kepada kakak saya Nur Ayustira J, S.Pd, adek saya Nur Alifya Amigrah dan Nur Zalfah Zahlia, yang telah memberikan dorongan motivasi kepada penulis.
vii
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, M,Pd., Ph.D. Selaku dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Drs. H.
Nurdin, M,Pd. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi. Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph,D. Selaku sekretaris prodi pendidikan sosiologi. Drs. Yumriani, S.Pd.
Selaku Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis dalam penyelesaian Skripsi ini. Risfaisal, S.Pd, M.Pd. Selaku pembimbing II yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama pembimbingan pembuatan Skripsi.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Trio Kampret Abd Asis dan Muh Aldi Rajab yang selalu mensupport untuk menyelesaikan Skripsi ini. Seluruh teman-teman angkatan, terutama untuk kelas Sosiologi A 2017 yang senantiasa mengisi hari-hari penulis menjadi menyenangkan. Teruntuk saudara seperjuangan Aswar yang telah membantu dan mensupport dalam proses penyusunan skripsi ini. Sahabatku seperjuangan didunia perkuliahan Agung Riono, Abdi Adriansyah, Tisar Firdaus, Muhammad Ikhsan Mursyid, Ernawati, Hasbiah Jamaluddin, Haeriani, Lili Evita, Khairun Nisa. Terima kasih juga kepada keluarga besar Karang Taruna Sikatutui Desa Banggae, dan Keluarga Besar Himpunan Pelajar Mahasiswa Takalar Komisariat Unismuh yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Terima kasih kepada Syamsul, Ulla, Jaelani, Yusri, Firda, Risha, yang telah senantiasa mensupport.
viii
Terima kasih kepada kakanda Tafkhilaf Mursalim yang telah membimbing saya. Terima kasih kepada Jusmawati Ridwan yang telah banyak membantu saya dalam mengerjakan penelitian ini, terima kasih kepada Arni Gusmiarni. S, yang telah memberikan dukungannya, terima kasih juga kepada Nurannisa Lira, Sumarni, dan Rahmawati Hidayah, Cindy Ria Vinola, Adiyasulhira, Ulfa dan kakanda Asnani yang telah membantu dan mendukung penulis. Seluruh pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu yang sudah membantu dan memberikan dukungan.
Demikianlah mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT melimpahkan pahala yang berlipat ganda atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, Aamiin Yarobbal Alamin.
Makassar, 25 September 2021 Penulis
Nur Wahyu Hidayat
ix ABSTRAK
Nur Wahyu Hidayat, 2021. Eksistensi Pariwisata Pantai Topejawa Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Upaya Pemenuhan Nafkah Masyarakat Setempat Di Desa Topejawa Kabupaten. Takalar. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh. Yumriani, sebagai pembimbing I dan Risfaisal, sebagai pembimbing II.
Pengertian pariwisata dapat diartikan sebagai sebuah mobilitas sosial untuk mengunjungi sebuah wilayah, kota, ataupun negara tertentu yang memiliki panorama keindahan, dengan kehadiran pariwisata ini tentunya memberikan sebuah dampak, bagi kehidupan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari adanya Pariwisata Pantai Topejawa, serta bertujuan untuk mengetahui apakah peran dan kotribusi Pariwisata Pantai Topejawa pada masa Pandemi Covid-19 terhadap pemenuhan nafkah masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif, dengan menggunakan metode pendekatan fenomenologi dan menggunakan 6 informan. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat, tentu dengan adanya pariwisata pantai topejawa ini dapat memberikan dampak, peran, dan kontribusi terhadap kehidupan masyarakat dalam upaya pemenuhan nafkah, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dimasa pandemi covid-19 ini segala sektor industri terkena dampaknya. Namun sektor industri pariwisata sendiri masih tetap berjalan, namun tidak semaksimal seperti biasanya. Menyikapi hal tersebut pemerintah mengambil langkah dengan memberikan kebijakan masa transisi new normal sehingga sektor pariwisata tetap berjalan dan dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat dari aspek ekonomi berupa peningkatan pendapatan, aspek sosial seperti tersedianya lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat di desa topejawa kabupaten takalar, sehingga hal tersebut dapat membantu dalam hal pemenuhan nafkah masyarakat setempat, serta dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.
Kata Kunci : Dampak, Peran, dan Kontribusi Pariwisata dimasa Pandemi Terhadap Pemenuhan Nafkah Masyarakat
x ABSTRACT
Nur Wahyu Hidayat, 2021. The Existence of Topejawa Beach Tourism During the Covid-19 Pandemic Period Against Efforts to Fulfill the Livelihoods of Local Communities in Topejawa Village, Regency. Takalar. Essay. Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Yumriani, as supervisor I and Risfaisal, as supervisor II.
Understanding tourism can be interpreted as a social mobility to visit a certain region, city, or country that has a panoramic view of beauty. With the presence of tourism, it certainly has an impact on people's lives. The purpose of this study was to find out how the impact of Tojawa Beach Tourism was, and it aimed to find out whether the role and contribution of Tojawa Beach Tourism during the Covid-19 Pandemic on the fulfillment of people's livelihoods. This research is a qualitative research, using a phenomenological approach and using 6 informants. Methods of data collection using interviews, observation and documentation.
We can know that tourism is one of the sectors that contributes to income for the government and the community. Of course, with the existence of this Tojawa beach tourism, it can have an impact, role, and contribution to the community in an effort to fulfill a living, although it cannot be denied that during the Covid-19 pandemic all sectors industry is affected. However, the tourism industry sector itself can still run, although not as much as usual where the government provides a new normal transition period policy so that the tourism sector continues to run so that it can contribute to society from economic aspects such as increasing income, social aspects such as the availability of jobs for the local community. In Topejawa Village, Takalar Regency, this can help in terms of fulfilling the livelihoods of the local community, and can improve their welfare.
Keywords: Impact, Role, and Contribution of Tourism during the Pandemic Towards the Fulfillment of Community Livelihoods.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………i
HALAMAN PENGESAHAN……….ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………..iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN………..iv
MOTTO ... 1
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 8
BAB II ... 9
TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Kajian Konsep ... 9
1. Konsep Pariwisata ... 9
2. Konsep Pengembanga Desa Wisata ... 12
3. Konsep Dampak Ekonomi Dan Sosial Pariwisata ... 13
4. Strategi Pengembangan Pariwisata ... 14
5. Keadaan dan Kondisi Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19 ... 15
B. Kajian Teori ... 16
1. Teori Fakta Sosial (Emile Durkheim)... 16
2. Perubahan Sosial (Maximilian Weber) ... 17
C. Kerangka Pikir ... 23
xii
Gambar Kerangka Pikir... 23
D. Penelitian Yang Relevan ... 24
BAB III ... 26
METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
C. Fokus Penelitian ... 27
D. Informan Penelitian ... 27
E. Jenis dan Sumber Data ... 27
F. Instrumen Penelitian ... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ... 29
1. Metode Observasi ... 29
2. Metode Wawancara ... 30
3. Dokumentasi ... 31
H. Teknik Analisis Data ... 31
I. Teknik Keabsahan Data ... 33
J. Etika Penelitian ... 34
BAB IV ... 36
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 36
A. Deskripsi Umum Kabupaten Takalar Sebagai Daerah Penelitian ... 36
1. Sejarah Kabupaten Takalar ... 36
B. Letak Geografi dan Topografi ... 38
1. Letak Geografi ... 38
2. Keadaan Topografi ... 39
C. Keadaan Sosial Budaya dan Penduduk ... 40
a. Keadaan Sosial Budaya ... 40
b. Keadaan Penduduk ... 41
1. Kondisi Geografis Desa ... 41
2. Iklim ... 42
3. Wilayah Administrasi Pemerintah Desa ... 42
4. Jumlah Penduduk ... 42
xiii
5. Mata Pencaharian ... 43
D. Keadaan Pendidikan ... 43
BAB V ... 44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Hasil Penelitian ... 44
1. Dampak yang Ditimbulkan Dari Adanya Pariwisata Pantai Topejawa... 44
a. Keberadaan Pariwisata ... 45
b. Dampak Pariwisata Terhadap Desa ... 50
c. Kondisi Pariwisata... 55
2. Peran dan Kontribusi Pariwisata Pantai Topejawa Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Pemenuhan Nafkah Masyarakat ... 58
a. Peran Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19 ... 59
b. Kontribusi Pariwisata Dimasa Pandemi Covid-19 ... 65
B. Pembahasa ... 72
1. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Adanya Pariwisata Pantai Topejawa... 72
a. Keberadaan Pariwisata ... 73
b. Dampak Pariwisata Terhadap Desa ... 74
c. Kondisi Pariwisata... 76
2. Peran dan Kontribusi Pariwisata Pantai Topejawa Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Pemenuhan Nafkah Masyarakat ... 77
a. Peran Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19 ... 78
b. Kontribusi Pariwisata Dimasa Pandemi Covid-19 ... 81
BAB VI ... 85
PENUTUP ... 85
A. KESIMPULAN ... 85
B. SARAN ... 86
1. Saran Bagi Tempat Penelitian ... 86
2. Saran Bagi Pembaca... 86
3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 1
xiv
LAMPIRAN ... 3
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian. ... 4
BIODATA INFORMAN ... 6
PEDOMAN OBSERVASI ... 8
PEDOMAN WAWANCARA ... 9
DOKUMENTASI ... 10
RIWAYAT HIDUP ... 2
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga mendapat julukan sebagai Negara Maritim terbesar di dunia yang terdiri atas 17.508 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kemudian luas laut Indonesia sekitar 3,1 juta km2 yang terdiri atas 0,8 juta km2 perairan teritorial, dan 2,3 juta km2 perairan Nusantara. Selain itu sejak tahun 1982, Indonesia diberi kewenangan oleh UNCLOS (United Nation Convention on Law of the Sea) untuk memanfaatkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 2,7 juta km2, dalam hal pemanfaatan seperti eksplorasi, eksploitasi, dan pengelolaan sumberdaya hayati dan nonhayati, dengan penelitian dan yurisdiksi mendirikan sebuah instalasi yang besar. Hal tersebut belum memberikan kontribusi yang berarti terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional (Ambo Tuwo, 2011: v).
Dengan wilayah yang dikeliling oleh pulau maka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi salah satu negara yang memiliki ke unikan, yakni negara yang terdiri dari ribuan pulau yang disatukan oleh laut. Bagi Indonesia, laut adalah sumber daya yang sangat penting yang menjamin kelangsungan hidupnya dalam catatan sejarah sepanjang zaman. Laut tidak hanya berfungsi dan berperan sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat, tetapi laut dan wilayah pesisir pantai juga memiliki fungsi ekowisata.
Bahkan jika ditinjau dari berbagai aspek, ekowisata pesisir dan laut merupakan bentuk wisata yang mengarah ke metatourism. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek wisata itu berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata. Di Indonesia sendiri tentunya memiliki banyak wilayah ataupun tempat dengan panorama pariwisata yang indah dan menarik, karena keindahannya itulah yang menarik minat para wisatawan ataupun pengunjung baik lokal maupun mancanegara untuk datang berkunjung dan berlibur di Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam dan keberagaman budaya yang dapat memberi berbagai macam sumbangan kreatif dalam menciptakan suatu produk yang dapat menjadi ciri khas suatu daerah, seperti kuliner, cindera mata atau souvenir yang menjadi nilai tambah bagi perekonomian suatu dearah daya tarik wisata. Saat ini pariwisata telah menjadi sektor unggulan bagi perekonomian.
Khususnya Indonesia sendiri, perkembangan pariwisata dari tahun ke tahun sangat memberi dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia disuatu daerah khususnya dalam bidang industry pariwisata seperti dalam bidang biro perjalanan wisata, dan industry lainnya seperti kerajinan dari hasil kreatifitas yang dapat membangkitkan perekonomian masyarakat setempat yaitu perekonomian dalam industry kreatif. Dalam hal ini perindustrian pariwisata berlomba-lomba menciptakan produk pariwisata yang lebih bervariasi dengan keunikan tersendiri untuk menarik minat wisatawan berkunjung kesuatu daerah wisata.
Pariwisata juga memiliki peranan dan fungsi bagi kehidupan masyarakat, dengan adanya sebuah destinasi pariwisata tentunya masyarakat dapat memaksimalkan sumber daya manusia yang mereka miliki seperti dapat menemabah kesempatan bagi penduduk atau masyarakat yang tinggal di sekitar Kawasan Wisata tersebut. Sehingga objek pariwisata tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk. Menurut pitana (2009:69-75), sumber daya pariwisata mencakup beberapa aspek seperti aspek linkungan (alam), aspek manusia, aspek budaya.
Ketiga aspek tersebut tentunya memiliki komponen yang sangat penting dalam membangun pariwisata.
Salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di Indonesia, tepatnya berada di Provinsi Sulawesi-Selatan, Kabupaten Takalar, Desa Topejawa yaitu Pariwisata Pantai Topejawa. Wisata ini termasuk wisata yang tempatnya strategis karena jaraknya tidak terlalalu jauh dari pusat kota Makassar hanya memakan waktu kurang lebih sekitar 1 jam setengah perjalanan atau sekitar 50 km. Wisata ini menjadi destinasi liburan yang ramai dikunjungi oleh pengunjug lokal maupun mancanegara karena panorama keindahannya yang mempesona.
Tempat wisata ini terbilang wisata yang belum lama di bangun pada Tahun 2017, yang dikelolah oleh pihak swasta Bapak H. Lapang dan pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Takalar. Menurut Spillane, 1994, Pariwisata juga memiliki peranan dalam pembangunan negara secara makro yang terdiri dari tiga aspek yakni aspek ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), aspek sosial (penciptaan
lapangan kerja), dan aspek kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kepada para wisatawan).
Ketiga aspek ini tentunya tidak saja berlaku bagi para wisatawan asing, tetapi juga berlaku untuk wisatawan-wisatawan domestik yang kian meningkat peranannya. Jadi tentu dengan adanya Wisata Pantai Topejawa ini, dapat memberikan keuntungan tersendiri sebab berdampak bagi kehidupan Ekonomi masyarakat yang berada disekitar wisata tersebut, khususnya masyarakat Desa Topejawa, karena dengan adanya wisata ini masyarakat dapat berjualan disekitan tempat wisata tersebut. Seperti menjajakan cidra mata dan ole-ole khas yang ada di Desa Topejawa itu sendiri, kemudian secara tidak langsung dengan adanya objek wisata Pantai Topejawa ini masyarakat di daerah tersebut dapat melestarikan dan memperkenalkan keragaman budaya dan makanan tradisoanl khas daerah tersebut. Kemudian mengenai biaya akomodasi yang harus dikeluarkan para pengunjung untuk dapat menikmati destinasi berlibur pada Wisata Pantai Topejawa ini di bagi menjadi dua kategori yaitu pada hari biasa seperti Senin-Jumat budgetnya atau biayanya Rp. 35.000, sedangkan pada waktu weekend Sabtu-Minggu biayanya Rp. 50.000.
Kemudian dengan adanya wisata ini tentunya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan tentunya akan berdampak pada pengurangan tingkat pengangguran di masyarakat yang ada di Desa Topejawa, pembangunan pariwisata ini juga mendapat respond positif dari masyarakat setempat. Karena selain dapat membantu pendapatan perekonomian daerah dan masyarakat setempat, serta mengurangi tingkat pengangguran di Desa Topejawa juga dapat
membantu memperkenalkan kawasan wisata lain di sekitarnya seperti wisata pantai Lamangkia dan wisata pantai Punaga.
Kotribusi nyata dengan adanya pariwisata ini adalah terlihat dari segi pendapatan masyarakat yang notabenya mata pencaharian masyarakat di Desa Topejawa adalah sebagai nelayan dan petani dengan jumlah pendapatan sekitar Rp. 400.000 per hari sebelum adanya Pariwisata ini, dapat dibandingkan setelah hadirnya wisata ini banyak masyarakat yang mendapat penghasilan tambahan dengan berjualan disekitar area wisata tersebut sebagai penjual barang campuran maupun souvenir dengan omset keuntungan kisaran Rp. 700.000 per hari.
Namun keadaan tersebut mulai berubah ketika Wabah pandemi Virus Covid- 19 (Coronavirus Disease Of 2019). Mulai menyebar dengan cepat, dimana virus ini pertama kali terindetifikasi di Kota Wuhan Cina pada Desember 2019. Saat ini sudah tercatat banyak negara yang telah terinveksi Virus Covid-19 ini karena proses penyebarannya yang sangat cepat sehinggah tercatat sebanyak 65 Negara yang telah terpapar kasus Covid-19 ini, termasuk salah satunya Indonesia. Dimana tercatat sejak terindetifikasinya virus Covid-19 ini pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah awal kasus yang terindetifikasi sebanyak dua kasus. Namun seiring berjalannya waktu penyebaran kasus pandemi Covid-19 mulai tidak terkendali dimana pada tanggal 31 Maret 2020 jumlah yang terpapar kasus Covid- 19 ini mulai bertambah sebanyak 1.528 kasus dengan angka kematian sebanyak 136 kasus. Bahkan sampai hari ini sudah tercatat peningkatan kasus sejak tanggal 31 Maret 2020 sampai dengan 16 Februari 2021 mencapai 1.233.959 kasus dengan angka kematian sebanyak 33.596 orang dan yang terkonfirmasi sembuh
sebanyak 1.039.674 orang. Kemudian upaya penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia itu sendiri pemerintah mengambil kebijakan lockdown berskala nasional dan PSBB berskala daerah serta PPKM. Tentunya Wabah Pandemi ini memberikan dampak dan pengaruh bagi negara itu sendiri khususnya di Indonesia tidak hanya berimbas pada melemahnya perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat tetapi juga mempengaruhi kawasan Pariwisata. Sehingga dapat kita lihat terjadi penurunan derastis dari industri pariwisata itu sendiri dimana sejak munculnya Wabah Pandemi ini kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara mengalami penurunan karena adanya pembatasan aktivitas dari otoritas kebijakan tiap-tiap negara itu sendiri khususnya di Indonesia serta keterlambatan perjalanan domestik, dikarenakan kekhawatiran masyarakat terpapar Covid-19. Tentunya hal ini berdampak pada pengusaha UMKM, serta terganggunya lapangan pekerjaan. Padahal kita ketahui sendiri bahwa sektor pariwisata merupakan padat karya menyerap lebih dari 13 juta pekerja.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini perlu untuk dilakukan agar dapat mengetahui bagaimana keberadaan dan kondisi pariwisata itu sendiri pada masa Pendemi Covid-19 mengingat pariwisata sendiri memiliki peran dan kontribusi besar dalam kehidupan masyarakat setempat sehingga masyarakat perlu mengoptimalkan sumberdaya manusia untuk dapat ikut serta dalam kegiatan pariwisata di wilayahnya guna meningkatkan pendapatan mereka, karena bagaimanapun kegiatan pariwisata tidak terlepas dari interaksi masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu kegiatan kepariwisataan pada kawasan wisata Pantai
Topejawa sudah semestinya diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi dalam bentuk pendapatan dan peningkatan tingkat kesejahteraan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari adanya Pariwisata Pantai Topejawa?
2. Apakah peran dan kontribusi Pariwisata Pantai Topejawa pada masa Pandemi Covid-19 terhadap pemenuhan nafkah masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari adanya Pariwisata Pantai Topejawa!
2. Untuk mengetahui apakah peran dan kotribusi Pariwisata Pantai Topejawa pada masa Pandemi Covid-19 terhadap pemenuhan nafkah masyarakat!
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi para pembaca dan peneliti lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau sumber referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya terkait tentang bagaimana Eksistensi Pariwisata Di Desa Topejawa Kabupaten Takalar pada masa Pandemi Covid-19 terhadap pemenuhan nafkah masyarakat setempat.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang peran dan kontribusi Pariwisata Topejawa Terhadap Pemenuhan Nafkah Masyarakat Setempat Di Desa Topejawa Kabupaten Takalar pada masa Pandemi Covid-19.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat di Desa Topejawa agar memiliki pemahaman tentang bagaimana pontensi dan peran Pariwisata Daerah.
E. Definisi Operasional
a. Eksistensi adalah sebuah pemaknaan tentang keberadaan sesuatu hal yang dapat di indrai oleh akal budi dan menolak penafsiran-penafsiran yang bersifat abstark atau tidak memiliki wujud. (Martin Heidegger. 2015).
b. Wabah pandemi Virus Covid-19 mulai menyebar dengan cepat, dimana virus ini pertama kali terindetifikasi di Kota Wuhan Cina pada Desember 2019. Saat ini sudah tercatat banyak negara yang telah terinveksi Virus Covid-19 ini karena proses penyebarannya yang sangat cepat sehinggah tercatat sebanyak 65 Negara yang telah terpapar kasus Covid-19 ini, termasuk salah satunya Indonesia. (Sugihamretha, I. 2020).
c. Pariwisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menikmati keindahana sebuah tempat dalam perjalanan bertamasya dan berekreasi. (Musanef 1995, h.11).
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep 1. Konsep Pariwisata
Eksistensi adalah sebuah pemaknaan tentang keberadaan sesuatu hal yang dapat di indrai oleh akal budi dan menolak penafsiran-penafsiran yang bersifat abstrak atau tidak memiliki wujud. (Martin Heidegger. 2015). Menurut Undang- Undang Kepariwisataan No.10 tahun 2009, Pariwisata adalah segala aktivitas kegiatan wisata yang ditunjang oleh berbagai macam fasilitas serta layanan yang telah disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Pariwisata dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan berlibur yang didalamnya ditunjang berbagai fasilitas yang telah disediakan oleh masyarakat dan pemerintah. Jika dipandang dari aspek dimensi akademis pariwisata dapat juga didefinisikan sebagai suatu studi yang mempelajari tentang perjalanan manusia keluar dari lingkunganya, termasuk industry yang merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan. Menurut IGB dan Eka Mahadewi, 2012, Lebih mendalam lagi pariwisata juga mempelajari dampak yang ditimbulkan oleh para pelaku perjalanan maupun industry terhadap lingkungan sosial budaya, ekonomi, maupun lingkungan fisik setempat. Dalam melakukan sebuah perjalanan wisata tentunya akan memberikan pengaruh pada lingkungan sekitar seperti lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Adapun beberapa Pengertian pariwisata menurut Norval dalam Muljadi dan Nurhayati (2002, h.80) adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal, dan pergerakan penduduk baik penduduk lokal maupun mancanegara pada suatu suatu, kota, wilayah, ataupun negara tertentu. Pengertian pariwisata juga dapat diartikan sebagai sebuah mobilitas sosial untuk mengunjungi sebuah wilayah, kota, ataupun negara tertentu yang memiliki panorama keindahan.
Sedangkan ada definisi yang lebih luas mengenai pengertin Pariwisata yang dikemukakan oleh Kodhyat (1983, h.4) yaitu pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang sifatnya sementara, dilakukan secara perorangan atau kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan,ketenangan, dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Pariwisata juga di definisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan oleh individu atau suatu kelompok dari satu tempat ketempat lain yang hanya bersifat sementara untuk menikmati keindahan panorama tempat tersebut yang menimbulkan perasaan bahagia. Selanjutnya menurut Musanef (1995, h.11) ia mengartikan pariwisata sebagai suatu perjalanan yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menikmati keindahana sebuah tempat dalam perjalanan bertamasya dan berekreasi.
Pariwisata harus memenuhi empat kriteria di bawah ini, Menurut Yoeti (2008:8) yaitu: perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan dilakukan di luar tempat kediaman di mana orang itu biasanya tinggal, tujuan
perjalanan dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang, tanpa mencari nafkah di negara, kota atau DTW yang dikunjungi.
Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya, di mana dia bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh karena hasil usaha selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan, dan perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih. Dalam pengertian kepariwisataan terdapat empat faktor yang harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor tersebut adalah perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, perjalanan itu harus dikaitkan dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata semata-mata sebagai pengunjung tempat wisata tersebut.
Sedangkan dalam ilmu sosiologi, Pitana dan Gayatri (2009), mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama, yaitu : A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata, A static element, yaitu singgah di daerah tujuan , A consequential element, atau akibat dari dua hal diatas (khususnya pada masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial budaya dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian atau definisi tentang pariwisata yang telah dikemukakan oleh beberapa pendapat ahli diatasa dapat kita ketahui bersama bahwa pengertian dari pariwisata itu sendiri adalah segalah aktivitas ataupun kegiatan manusia yang bersifat sementara untuk menikmati keindahan alam dengan melakukan perjalan dari satu tempat ketempat lain, baik dilakukan
secara perorangan maupun secara kelompak pada suatu daerah, kota, wilayah maupun negara.
2. Konsep Pengembanga Desa Wisata
Menurut I. Pitana (2009), Pembangunan dan pengembangan pariwisata secara langsung akan menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat, bisa dampak positif maupun negatif. Bagi masyarakat, pengembangan pariwisata memiliki potensi manfaat yang sangat besar bagi ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan namun terkadang sering terjadi pengembangan pariwisata yang salah justru membawa banyak kerugian bagi masyarakat lokal itu sendiri. Adanya berbagai manfaat dan tantangan memberikan gambaran bahwa pengembangan pariwisata bagaikan mengelola api, dimana pengelola dapat memanfaatkanya untuk kemaslahatan masyarakat namun di satu sisi dapat menimbulkan kerugian jika pengelolaan yang dilakukan tidak efektif.
Untuk itu penelitian mengenai dampak ekonomi dianggap sangat diperlukan sebagai langkah evaluasi dan langkah preventif dalam menentukan langkah pengembangan selanjutnya, karena pengembangan desa wisata memiliki karakter aktivitas yang bersifat multisectoral. Pelaksanaan pengembangan pariwisata harus terencana secara terpadu dengan pertimbangan-pertimbangan terutama terhadap aspek ekonomi dan sosial-budaya masyarakat lokal. Pada setiap tahapan pengembangan tersebut, pelaku pariwisata hendaknya dapat meminimalisasi
sebanyak mungkin dampak negatif yang akan timbul serta berkaitan erat dengan pembangunan perekonomian dan sosial-budaya masyarakat setempat.
3. Konsep Dampak Ekonomi Dan Sosial Pariwisata a. Dampak Ekonomi
Menurut I. G. Pitana dan Putu, 2009, Wisatawan yang datang ke sebuah destinasi dalam jangka waktu tertentu, menggunakan sumber daya dan fasilitasnya. biasanya mengeluarkan uang untuk keperluan tertentu, kemudian meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke negaranya. “Jika wisatawan yang datang ke sebuah destinasi tersebut sangat banyak akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah tersebut, baik langsung maupun tidak langsung.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat bersifat positif maupun negatif.
Pitana (2009), Mengemukakan bahwa dampak pariwisata terhadap kondisi ekonomi dikategorikan dalam 8 kategori seperti berikut: dampak terhadap penerimaan devisa, dampak terhadap pendapatan masyarakat, dampak terhadap kesempatan kerja, dampak terhadap distribusi manfaat atau keuntungan, dampak terhadap kepemilikan dan kontrol (ekonomi) masyarakat.
Dampak terhadap pembangunan pada umumnya, dampak terhadap pendapatan pemerintah. Mengingat ruang lingkup penelitian ini hanya pada tingkatan desa dengan instrumen dan metode penelitian yang terbatas, maka kajian mengenai dampak ekonomi yang dilakukan tidak terpaku pada 8
kategori dampak yang diajukan Cohen diatas, dampak terhadap penerimaan devisa dan dampak terhadap distribusi manfaat tidak dikaji dalam penelitian ini.
b. Dampak Sosial
Dengan kehadiran objek pariwisata ini tentunya senantiasa memberikan dampak serta pengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat setempat di Desa Topejawa Kabupaten Takalar. Hal tersebut karena dengan adanya pariwisata ini akan menghadirkan peluang lapangan pekerjaan yang tentunya dapat mengurai tingkat pengagguran yang terjadi.
4. Strategi Pengembangan Pariwisata
Menurut Suryono (2004, h.80),Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan: Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada.
Pengembangan pariwisata pada dasarnya memiliki tujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata, dalam pembangunan objek wisata dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Dalam melaksanakan fungsi dan
peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata sehingga menarik minat para wisatawan untuk senantiasa berkunjung.
5. Keadaan dan Kondisi Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19
Seperti yang kita ketahui bahwa Wabah pandemi Virus Covid-19 mulai menyebar dengan cepat, dimana virus ini pertama kali terindetifikasi di Kota Wuhan Cina pada Desember 2019. Saat ini sudah tercatat banyak negara yang telah terinveksi Virus Covid-19 ini karena proses penyebarannya yang sangat cepat sehinggah tercatat sebanyak 65 Negara yang telah terpapar kasus Covid-19 ini, termasuk salah satunya Indonesia. Dengan munculnya wabah pandemi ini tentunya memengaruh berbagai macam sektor termasuk sektor ekonomi terutama di bidang industri Pariwisata di tiap-tiap daerah juga terdampak dengan adanya pandemi Covid-19, semua pariwisata di yang berada di daerah ditutup sementara oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Kemudian sejak munculnya Wabah Pandemi ini kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara mengalami penurunan karena adanya pembatasan aktivitas dari otoritas kebijakan tiap-tiap negara itu sendiri khususnya di Indonesia serta keterlambatan perjalanan domestik, dikarenakan kekhawatiran masyarakat terpapar Covid-19. Sehingga banyak sekali pedagang yang mengalami kerugian akhirnya banyak pedagang yang gulung tikar karena terdampak dari pandemi
Covid-19, akhirnya berdampak pada penuruan jumlah wisatawan yang berkunjung ke setiap destinasi pariwisata yang ada.
B. Kajian Teori
1. Teori Fakta Sosial (Emile Durkheim)
Menurut Durkheim fakta sosial dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu fakta sosial yang dialami sebagai paksaan eksternal ketimbang dorongan internal dan fakta sosial merupakan hal yang umum melekat di seluruh masyarakat atau tidak melekat pada setiap diri individu khusus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakta sosial adalah cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat berperilaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal, atau bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial adalah cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari manifestasi individual. Fakta sosial eksistensinya bersifat independen pada tingkat sosial, karena independen, maka fakta sosial tidak direduksi dalam fakta individu.
Dalam artian, untuk mejelaskan fakta sosial, maka kita harus mengamati fakta sosial itu sendiri bukan fakta individu. Durkheim juga berpendapat bahwa masyarakat merupakan wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antara sesama manusia, masyarakat berada diatas segalanya. Oleh karena itu kita
harusnya senantiasa melihat realitas dan fakta sosial yang terjadi didalam sebuah masyarakat, tentang bagaimana perilaku, interaksi, maupun hubungan masyarakat dan individu itu sendiri.
2. Perubahan Sosial (Maximilian Weber)
Menurut Max Weber perubahan sosial adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian unsur-unsur didalamnya.
Lebih lanjut tentang ketidaksesuaian unsur-unsur tersebut adalah adanya jumlah dan jenis individu serta tindakan mereka, adanya hubungan antar unsur seperti ikatan sosial, loyalitas, ketergantugan, hubungan antar individu, integritas, adanya unsur-unsur didalam sistem seperti peran pekerja yang dimainkan oleh individu dan diperlukannya tindakan tertentu untuk melestarikan ketertiban sosial, adanya pemeliharaan batas seperti kriteria untuk menentukan siapa saja yang masuk anggota system, syarat penerimaan individu dalam kelompok, prinsip- prinsip rekrutmen dalam organisasi, dan sebagainya, adanya subsistem dengan jumlah dan jenis seksi, segmen, atau devisi khusus yang dapat dibedakan, adanya lingkungan alam atau lokasi geopolitik. Pemikiran Weber yang menjelaskan mengenai proses perubahan sosial dalam masyarakat berkaitan erat dengan perkembangan rasionalitas manusia, menurut Weber (dalam Salim,2002) bentuk rasionalitas manusia meliputi mean (alat) yang menjadi sasaran utama serta ends (tujuan) yang meliputi aspek kultural, sehingga dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya oraang besar mampu hidup dalam pola pikir yang rasional yang ada pada seperangkat alat yang dimiliki dan kebudayaan yang mendukung kehidupannya.
Weber menyebutkan ada empat tipe rasionalitas yang mewarnai perkembangan manusia, yang pertama, traditional rationality (rasionalitas tradisional), kedua affective rationality (rasionalitas afektif), ketiga value oriented rationality (rasionalitas yang berorientasi pada nilai), keempat instrumental rationality (rasionalitas instrumental). Pada tipe rasionalitas ini manusia tidak hanya menentukan tujuan yang ingin dicapai, namun ia secara rasional telah mampu menetukan alat (instrument) yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Rasionalitas ini merupakan rasionalitas yang tertinggi menurut Weber (Johnson,1994;Ritzer,2002). Weber mengambil contoh dari kehidupan masyarakat khususnya di Jerman, menurutnya perkemanga kapitalisme merupakan sebuah wujud perkembangan rasionalitas manusia. Rasionalitas ini dimotori adanya semangat untuk maju yang di dasari doktri agama (Protestan).
Baginya, kapitalisme merupakan sebuah tipe masyarakat ideal yang telah mampu menggunakan rasionalitasnya.
Etika protestan, menurut Weber merupakan motor penggerak berkembangnya kapitlisme dibarat ini. Etika prottan mengajarkan kepada para pemeluknya bahwa untuk dapat mencapi kesuksesan di dunia, manusia harus memiliki semangat, bekerja eras harus hidup hemat. Padangan ini bagi umat kristen muncul karena adanya kepanikan dikalangan manusia akan nasib dirinya setalah mengalami kematian. Bagi umat Kristen, Tuhan hanya akan memberikan peluang kepada hambanya yang mau bekerja keras (Johnson, 1994;Salim,2002).
Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan, walaupun dalam taraf yamg paling kecil sekalipun, masyarakat yang didalamnya terdiri atas banyak sekali individu akan selalu berubah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang kecil sampai pada taraf perubahan yang sangat besar bagi aktivitas atau perilaku manusia. Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun aspek yang luas, aspek yang sempit dapat berupa perilaku dan pola pikir individu. Aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya dapat memengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan datang.
Perubahan sosial dapat di pandang sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial, dengan kata lain terdapat sebuah perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berbeda. Menurut Sztompka, 1994 Untuk itu konsep dasar tentang perubahan sosial di bagi menjadi tiga aspek, yang pertama aspek mengenai perbedaan, kedua aspek tentang waktu yang berbeda, ketiga aspek tentang sistem sosial yang sama.
Dalam artian untuk dapat melakukan studi perubahan sosial, tentunya kita harus melihat adanya sebuah perbedaan atau perubahan kondisi sebuah objek yang sedang kita amati. Kemudian studi perubahan harus memiliki konteks waktu yang berbeda, dalam artian kita harus membandingkan sebuah peristiwa pada dua konteks waktu yang berbeda. Serta senantiasa menfokuskan pada dua objek yang sama. Menurut Aguste Comte ia mengartikan sebuah perubahan sosial dengan melihat fenomena pada masyarakat melalui tiga metode yang pertama pengamatan, yang kedua eksperimen, dan yang ketiga perbandingan.
Dalam artian bahwa pertama-tama kita harus mengamati keadaan masyarakat terlebih dahulu, kemudian melakukan sebuah penelitian atau eksperimen dan terakhir melakukan perbandian dua objek yang sama dengan konteks waktu yang berbeda. Karl Marx juga berpendapat mengenai pengertian perubahan sosial, Marx berpendapat bahwa struktur ekonomi adalah penggerak sistem sosial yang akan menyebabkan perubahan sosial, lingkungan ekonomi menjadi dasar segala perilaku manusia.
Kemudian menurut Durkheim tentang perubahan sosial dapat dilihat dari adanya solidaritas sosial di masyarakat, mulai dari solidaritas mekanik sampai ke solidaritas organik, sedangkan menurut Ferdinand Tonnies ia mengartikan perubahan sosial kedalam dua konsep yaitu Gemeinschaft (kelompok atau asosiasi) dan Gesellschaft (masyarakat). Dari beberapa pendapat ahli diatasa maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian dari perubahan sosial adalah sebuah perubahan tatanan kehidupan masyarakat baik dari aspek lingkungan,lembaga sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang terjadi pada tatanan individu maupun kelompok.
Kemudian alasan peneliti mengambil dua teori ini adalah karena penelitian ini berlandaskan atas fakta dan realitas sosial, serta mengkaji tentang bagaimana dampak dari adanya pariwisata. Sehingga teori fakta sosial dan perubahan sosial sangat dapat membantu peneliti didalam melakukan kegiatan penelitiannya.
a. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Berikut beberapa faktor penyebab perubahan sosial (Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto, 2005:56), membaginya kedalam dua aspek yaitu adanya faktor internal atau faktor dari dalam, seperti bertambahnya jumlah penduduk, adanya penemuan baru, terjadinya pemberontakan atau revolusi, dan ideologi.
Kemudian adapun faktor eksternal atau factor dari luar seperti, lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
b. Tipe-tipe Perubahan Sosial
Menurut Soekanto (1993:77), Perubahan sosial dapat terjadi dalam segala bidang yang wujudnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian, Yaitu sebagai berikut: Perubahan lambat dan perubahan cepat, perubahan yang memiliki pengaruh besar dan kecil, perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, perubahan sebagai suatu kemajuan dan sebagai suatu kemunduran.
c. Perubahan Sosial Yang Terjadi di Masyarakat
Didalam mengkaji sebuah perubahan sosial Hari. Poerwanto, 2000:56, Melihat fenomena hari ini banyak sekali perilaku yang menunjukkan perubahan sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Perubahan jumlah penduduk, Perubahan kualitas penduduk, perubahan sistem pemerintahan, perubahan mata pencaharian, perubahan gaya hidup, perubahan karena adanya teknologi, perubahan budaya, dampak perubahan sosial.
Menurut Hari. Poerwanto, 2000:58, ia juga berpendapat bahwa sebuah Perubahan sosial yang tengah terjadi di masyarakat bukan hanya sekedar membawa pengaruh atau berimplikasi positif terhadap kehidupan masyarakat, namun juga membawa dampak negatif bagi masyarakat tersebut, hal tersebut tentunya akan menjadi perhatian bersama di masyarakat agar senantiasa dapat meminimalisir setiap dampak negatif yang terjadi agar tidak terjadi sebuah kesenjangan sosial di masyarakat itu sendiri.
1. Dampak Positif
Menjadikan masyarakat lebih tahu tentang bagaimana perkembangan zaman sehinnga membuat masyarakat lebih maju, menjadikan masyarakat lebih Makmur, menjadikan sebuah masyarakat menjadi masyarakat yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif dari perubahan sosial apabila masyarakat dengan kebudayaanya tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan gerak perubahan.
Ketidak mampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi atau perpecahan.
Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat.
C. Kerangka Pikir
Pembangunan sebuah Pariwisata tentunya memberikan dampak dan pengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat, khususnya masyarakat yang berada disekitar Pariwisata itu sendiri. Dengan adanya Pariwisata Pantai Topejawa ini yang berada di Provinsi Sulawesi-Selatan tepatnya di Kabupaten Takalar, Desa Topejawa setidakya telah memberi sebuah kontribusi kepada masyarakat di masa pandemi covid-19, baik dari aspek sosial maupun ekonomi.
Gambar Kerangka Pikir Desa Topejawa
Kontribusi Pariwisata pantai Topejawa pada masa Pandemi Covid-19 sebagai berikut
Kontribusi pariwisata pantai Topejawa pada kehidupan sosial masyarakat.
Kontribusi pariwisata pantai Topejawa pada kehidupan ekonomi masyarakat.
Kontribusi Pariwisata pantai Topejawa terhadap pemenuhan nafkah masyarakat setempat.
Kehidupan Masyarakat
Eksistensi dan dampak Pariwisata. Dengan keberadaan pariwisata ini telah memberikan Dampak pada aspek kehidupan sosial.
Dampak pada aspek kehidupan ekonomi.
Serta dampak terhadap pemenuhan nafkah masyarakat setempat.
D. Penelitian Yang Relevan
1. Hary Hermawan (2016) Melakukan sebuah penelitian yang berjudul Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Hasil penelitian diketahui bahwa aktifitas pengembangan Desa Wisata Nglanggeran dinilai cukup baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembagan desa wisata membawa dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat lokal di Desa Nglanggeran, diantaranya : penghasilan masyarakat meningkat; meningkatkan peluang kerja dan berusaha;
meningkatkan kepemilikan dan kontrol masyarakat lokal.
2. Ida Bagus Gede Paramita, I Gede Gita Purnama Arsa Putra (2020) Melakukan penelitian dengan judul New Normal Bagi Pariwisata Bali Di Masa Pandemi Covid, hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
strategi pemulihan pariwisata Bali dalam new normal diantaranya, menerapkan standar kebersihan dan keamanan yang memadai bagi wisatawan, memberikan alternatif pola berwisata baru: staycation, niche tourism, solo travel tour, wellness tour, virtual tourism.
3. I Dewa Gde Sugihamretha (2020) Melakukan penelitian dengan judul, Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-19 Pada Sektor Pariwisata. Hasil penelitian Covid-19 berdampak besar hampir di semua aspek kehidupan termasuk sektor pariwisata karena meningkatnya pembatasan perjalanan, pembatalan acara besar dan keengganan untuk melakukan perjalanan internasional dan domestik.
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pada kegiatan penelitian kali ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang mengkaji terkait tentang Eksistensi Pariwisata Pantai Topejawa Terhadap Kontribusi Pemenuhan Nafkah Masyarakat Setempat Di Desa Topejawa Kabupaten Takalar, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mendapatkan data secara mudah. Menurut Creswell (1998), penelitian kualitatif merupakan gambaran secara keseluruhan, meneliti kata-kata laporan secara terinci dari paradiga responden dalam melakukan studi pada situasi yang alami.
Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian yang berusaha menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Lokasi ini dipilih oleh peneliti karena letak wilayahnya yang memiliki potensi pengembangan wisata yang dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat baik dari aspek sosial maupun ekonomi.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini, dilaksanakan sejak 12 Januari 2021 sampai tanggal 12 Februari 2021 terhitung sejak dikeluarkannya izin penelitian oleh Dosen mata kuliah yang bersangkutan dalam
kurang waktu kurang lebih 2 bulan untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti.
C. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah dimana peneliti dalam melakukan penelitiannya lebih fokus kepada Eksistensi Pariwisata Pantai Topejawa pada masa Pandemi Covid-19 serta bagaimana kontribusi dan perannya terhadap pemenuhan nafkah masyarakat setempat.
D. Informan Penelitian
Informan dalam proses penelitian ini adalah peneliti mengklasifikasi atau mengelompokkan informan berdasarkan karakter hubungan. Adapun informan yang dimaksud antara lain: 1). Kepala Desa. 2). Sekretaris Desa. 3). Tokoh Masyarakat. 4). Masyarakat Setempat. 5). Tokoh Pemuda. 6). Tokoh Pemuda.
E. Jenis dan Sumber Data
Adapun sumber data yang dikumpulkan peneliti adalah, sebagai berikut:
1. Data Primer
Kuncoro (2009:148) ia mengemukakan pendapat tentang pengertian data primer adalah sebuah data yang diperoleh seorang peneliti dengan survei lapangan dengan menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada objek. Untuk melengkapi data, maka dilakukan wawancara secara langsung dan mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini yaitu sumber data utama (data primer)
diperoleh secara langsung dari setiap informan yang diwawancarai dalam penelitian.
2. Data Sekunder
Sementara menurut Kuncoro (2009:148) pengertian data sekunder adalah sebuah data yang dikumpulkan dalam proses kegiatan penelitian oleh lembaga pengumpulan data dan disampaikan kepada masyarakat pengguna data.
Kemudian melakukan wawancara langsung kepada beberapa informan yang mengetahui mengenai bagaimana kontribusi wisata Pantai Topejawa yang ada di Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
Adapun yang menjadi Informan kunci pada kegiatan penelitian ini yaitu, Anwar Dg. Nyonri, S. Sos. Selaku Kepala Desa Topejawa, dan yang menjadi Informan Pendukung yaitu, H. Sukri Dg. Tojeng selaku Tokoh Masyarakat, Muhlis Dg. Pasang selaku Kepala Dusun, Ridwan Kudus selaku Sekretaris Desa Topejawa, Nurjayanti selaku Tokoh Pemuda, dan Sabri juga selaku Tokoh Pemuda.
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam kegiatan penelitiannya yaitu peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi, panduan wawancara, dokumentasi dan peneliti itu sendiri. Sebagai pendukung dalam kegiatan penelitian. Adapun instrumen penelitian yang di maksud sebagai berikut:
1. Catatan Lapangan, berisi sebuah catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan kegiatan pengamatan langsung dilapangan.
2. Pedoman wawancara, berisi seperangkat daftar atau susunan pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan.
3. Kamera yang digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam kejadian penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto, maupun video.
4. recorder. Recorder digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara, observasi dan sebagainya.
5. Peneliti itu sendiri.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data yang mendukung dalam kegatan penelitiannya.
Kegiatan penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Dalam proses pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam kegiatan penelitiannya yaitu dengan menggunakan metode observasi, dimana peneliti langsung terjun kelapangan untuk melihat keadaan sosial masyarakat dengan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, kehidupan saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek pada keadaan waktu itu. Observasi atau pengamatan dilakukan peneliti dengan mengfokuskan mengamati fenomena-fenomen sosial yang sedang diteliti.
Pada awal penelitian hal yang pertama dilakukan peneliti untuk melakukan metode observasi yaitu dengan mendatangi atau mengunjungi tempat penelitian, setelah itu peneliti mulai melihat, mengamati dan merasakan keadaaan sekitar untuk melakukan observasi terhadap masyarakat yang akan diteliti.
Proses penelitian membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 2 Minggu untuk melakukan observasi di tempat penelitian. Setelah data observasi di rasa telah cukup untuk memberikan informasi maka peneliti menghentikan observasi dan melanjutkan ke metode selanjutnya.
2. Metode Wawancara
Dalam metode wawancara peneliti, sebelum melakukan kegiatan wawancara peneliti terlebih dahulu membuat susunan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan atau narasumber sebelum itu perlu ditetapkan terlebih dahulu informan kunci yang akan pertama kali di wawancarai.
Wawancara dilakukan selama 3 minggu dan hal yang dilakukan sebelum wawancara dengan para informan yaitu dengan mendatangi setiap informan secara langsung serta meminta izin dan membuat janji terlebih dahulu menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara dengan informan. Setelah semuanya siap maka dilakukan wawancara dengan informan dimana pada awal wawancara peneliti terlebih dahulu menanyakan mengenai identitas informan seperti Nama, Umur dan Pekerjaan.
Serta peneliti juga diwajibkan untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada informan agar informan lebih yakin dan percaya terhadap peneliti dan
informasi yang didapatkan dapat maksimal. Setelah itu peneliti mulai menanyakan satu persatu pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebagai panduan dalam melakukan wawancara dengan informan agar informan yang didapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti sehingga dibutuhkan daftar pertanyaan yang sudah dibuat terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara, peneliti menulis informasi serta merekam informasi atau pendapat yang telah disampaikan oleh informan.
Wawancara dilakukan dengan cara bertahap yaitu mulai dari informan kunci lalu setelah itu peneliti mulai melakukan wawancara terhadap beberapa informan pendukung yang dianggap tahu mengenai keadaan setempat dan permasalahan yang diteliti oleh peneliti.
3. Dokumentasi
Agar dapat membuktikan kegiatan penelitian maka sebagian besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, rekaman suara, laporan dan foto.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengolah, mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data. Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis kualitatif.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jelas.
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah deskripsi yang dikumpulkan berupa kata-kata gambaran bukan berupa angka-angka. Data yang diperoleh di lapangan kemudian diolah secara kualitatif dengan melalui tiga tahap reduksi data, yaitu:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang menjadi substansi atau hal pokok, memfokuskan pada hal penting, dicari tema dan polanya dan menghilangkan data yang tidak diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan sebuah gambaran yang lebih jelas untuk mempermudah proses peneliti dalam melakukan pengumpulan data, dan mencarinya jika diperlukan.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Melalui penyajian data maka terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, diagram atau sejenisnya.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara konduktif, kesimpulan yang diambil kemudian diverifikasi dengan jalan meninjau ulang catatan lapangan dan mendiskusikannya guna mendapatkan kesepakatan intersubjektif, hingga dapat diperoleh kesimpulan yang kokoh.
I. Teknik Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data dari penelitian Tentang Eksistensi Pariwisata Pantai Topejawa pada masa Pandemi Covid-19 Terhadap Kontribusi Pemenuhan Nafkah Masyarakat Setempat Di Desa Topejawa Kabupaten Takalar, adalah dengan triangulasi. Hal ini dilakukan untuk menganalisis data hasil penelitian yang berupa hasil wawancara dan observasi melalui pengecekan ulang dari berbagai informan.
1. Triangulasi Sumber dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sama pada informan yang berbeda mengenai Eksistensi Pariwisata Pantai Topejawa Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Kontribusi Pemenuhan Nafkah Masyarakat Setempat.
2. Triangulasi Teknik dilakukan dengan melakukan observasi langsung setelah melakukan wawancara dari berbagai informasi seperti data tentang Eksistensi Pariwisata Pantai Topejawa dan Kontribusi Pariwisata tersebut di masyarakat.
3. Triangulasi Waktu dilakukan untuk pengecekan hasil wawancara observasi sehingga peneliti melakukan wawancara 3-6 orang informan dalam waktu yang berbeda dan melakukan observasi mendalam secara berkala.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu Kurniawan (2015) membagi etika menjadi beberapa bagian yang harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain :
1. Informed Consent (Surat Persetujuan)
Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian informan consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengerti dampaknya. Jika subjek tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden atau subjek. Jika subjek bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika pendidikan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Kerahasiaan
Semua informasi yang telah dikumpulkan maupun masalah-masalah lainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
4. Jujur
Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode, dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda sebagai pekerjaan anda.
5. Objektif
Upaya Meminimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/ sponsor peneliti.
6. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulus, upayakan selalu menjaga konsisten pikiran dan perbuatan.
7. Keterbukaan, Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat, dan sumber daya penelitian terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
36 BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Kabupaten Takalar Sebagai Daerah Penelitian 1. Sejarah Kabupaten Takalar
Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan tentang sejarah lokasi penelitian dimana, Kabupaten Takalar yang merupakan salah satu daerah dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Kabupaten Takalar berada sekitar 45 kilometer di sebelah selatan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, kota Makassar dapat dicapai dengan jarak tempuh sekitar satu jam melalui jalur darat. Jika melewati jalan nasional di daerah ini, tidak terlihat adanya keistimewaan. Padahal daerah yang terdiri dari kawasan pantai, daratan dan perbukitan ini, memiliki potensi alam dan budaya yang patut diperhitungkan.
Daerah ini juga terus berupaya memperkenalkan potensi daerahnya, agar menjadi salah satu Kabupaten yang memiliki daya tari baik dari berbagi aspek khususnya pada aspek sektor pariwisata. Kabupaten Takalar yang hari jadinya pada tanggal 10 Februari 1960. Sebelumnya, Takalar sebagai Onder afdeling yang tergabung dalam daerah Swatantra MAKASSAR bersama-sama dengan Onder afdeling Makassar, Gowa, Maros, Pangkajene Kepulauan dan Jeneponto. Onder afdeling Takalar, membawahi beberapa district (adat gemen chap) yaitu: District Polombangkeng, District Galesong, District Topejawa, District Takalar, District Laikang, District Sanrobone.
Setiap District diperintah oleh seorang Kepala Pemerintahan yang bergelar Karaeng, kecuali District Topejawa diperintah oleh Kepala Pemerintahan yang bergelar Lo’mo. Setelah terbentuknya Kabupaten Takalar, maka Districk Polombangkeng dijadikan 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Polombangkeng Selatan dan Polombangkeng Utara, Districk Galesong dijadikan 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Galesong Utara, Districk Topejawa, Districk Takalar, Districk Laikang dan Districk Sanrobone menjadi Kecamatan TOTALLASA (Singkatan dari Topejawa, Takalar, Laikang dan Sanrobone) yang selanjutnya berubah menjadi Kecamatan Mangarabombang dan Kecamatan Mappakasunggu.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2001 terbentuk lagi sebuah Kecamatan yaitu Kecamatan Pattallassang (Kecamatan Ibu kota) dan terakhir dengan Perda Nomor 3 Tahun 2007 tanggal 27 April 2007 dan Perda Nomor 5 Tahun 2007 tanggal 27 April 2007, dua kecamatan baru terbentuk lagi yaitu Kecamatan Sanrobone (Pemekaran dari Kecamatan Mappakasunggu) dan Kecamatan Galesong (Pemekaran dari Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Galesong Utara). Kemudian sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Takalar nomor 03 Tahun 2019 tentang pembentukan Kecamatan Kepulauan Tanakeke.
Sehingga dengan demikian sampai sekarang Kabupaten Takalar terdiri dari 10 (sepuluh) buah Kecamatan, sebagaimana telah disebutkan terdahulu. Kesepuluh kecamatan ini membawahi sejumlah 82 Desa/Kelurahan, dengan jumlah penduduk + 252,275 jiwa. Kemudian pada gambar logo Kabupaten Takalar
terdapat semboyan yang dituliskan dengan aksara lontara yang berbunyi “PANRANNUANGKU” berarti harapanku atau amanahku merupakan sugesti bagi Pemerintah Daerah dan segenap aparaturnya untuk senantiasa berbuat dan bertindak sesuai dengan amanat penderitaan rakyat.
B. Letak Geografi dan Topografi 1. Letak Geografi
Secara geografis Kabupaten Takalar terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 40 km dari Kota Metropolitan Makassar dan terletak antara 5031 sampai 50381 Lintang Selatan dan antara 1990221 sampai 1990391 Bujur Timur dengan luas wilayah 566,51 Km2, yang terdiri dari kawasan hutan seluas 8.254. Ha (14,57%), sawah seluas 16.436, 22 Ha (29,01%), perkebunan tebu PT. XXXII seluas 5.333,45 Ha (9,41%), tambak seluas 4.233,20 Ha (7,47%), tegalan seluas 3.639,90 Ha (6,47%), kebun campuran seluas 8.932,11 Ha (15,77%), pekarangan seluas 1,929,90 Ha (3,41%) dan lain-lain seluas 7.892,22 Ha (13,93%).
Adapun batas wilayah Kabupaten Takalar sebagai berikut, dimana Bagian Utara Kabupaten Takalar berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa, Bagian Selatan dibatasi oleh Laut Flores, serta Bagian Barat dibatasi oleh Selat Makassar. Kabupaten Takalar juga merupakan salah satu Kabupaten yang di dominasi oleh laut dengan hal tersebut tentunya potensi industry pariwisata menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menfaatkan potensi tersebut, wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan masing-