• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Kemudian mengenai penelitian terdahulu yang digunakan sebagai salah satu sumber rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah seperti

24 Sella Permata Sari, et al., “ Metode Menulis Berantai Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Keterampilan Menulis Pantun Siswa,” BASASTRA, 8, 1 (April, 2020) , 3.

25 Amaliyah Nur Fadhillah, “Penerapan Metode Imla’ Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Lumajang,”

(Skripsi, UIN Malik Ibrahim, Malang, 2020) , 35.

24

berikut ini. Telaah penelitian terdahulu pertama yang Peneliti gunakan adalah skripsi hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulida Nisfu Romadona yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas 1 di MIT Ilhamul Qudus Klego Jenangan Ponorogo.”26 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, pelaksanaan kegiatan belajar al-Quran dengan menggunakan Metode Utsmani di MIT Ilhamul Qudus Klego dimulai dari jam 07.00 WIB hingga jam 08.00 WIB dengan melalui beberapa tahapan diantaranya yaitu pembukaan, apresepsi, penanaman konsep, dan penutup. Kemudian metode pembelajaran yang digunakan adalah metode klasikal yaitu siswa membaca kitab secara bersama-sama. Kedua, dalam peningkatan kemampuan membaca al-Quran di MIT Ilhamul Qudus Klego ini siswa dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dari ketiga tahap ini mempunyai kriteria-kriteria yang nantinya bisa digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi oleh seorang ustadz atau pengajar sendiri. Untuk kategori rendah yaitu siswa yang nilainya 60-70 dengan ciri masih mengalami beberapa kesulitan dalam membedakan dan melafalkan Makharijul Huruf. Kemudian kategori sedang ditujukan kepada siswa yang nilainya 75-90 dengan ciri sudah bisa membedakan makharijul Huruf namun masih sedikit mengalami kesulitan dalam pelafalannya. Lalu kategori tinggi yaitu siswa yang sudah mampu membedakan dan melafalkan makharijul huruf dengan sangat baik, untuk nilainya berada pada angka 90-100. Adapun nilai-nilai tersebut didapatkan oleh Ustadz atau Ustadzah dengan berdasarkan hasil evaluasi pada setiap akhir pertemuan dan pada saat ujian kenaikan jilid. Adapun tindak lanjut dari ketiga kategori siswa tersebut adalah bagi siswa kategori A dan B maka lanjut ke jilid selanjutnya, lalu bagi siswa kategori C maka harus mengulang.

26 Maulida Nisfu Romadona, “Penerapan Metode Utsmani Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas 1 di MIT Ilhamul Kudus Klego Jenangan Ponorogo,” (Skripsi, IAIN Ponorogo, 2021), 12.

25

Persamaan hasil penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti ini adalah sama-sama menggunakan Metode Utsmani dalam upaya peningkatan kualitas baca al-Quran. Adapun perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan Peneliti terlihat cukup signifikan atau lebih jelasnya terletak pada objek yang dikaji. Pada penelitian diatas objek yang menjadi sasaran dalam belajar Metode Utsmani adalah siswa, sedangkan pada penelitian ini yang menjadi sasaran dalam belajar Metode Utsmani adalah para santri al-Quran. Hal ini disebabkan karena lokasi penelitian yang berbeda. Lokasi penelitian yang dipilih oleh Peneliti sebelumnya berada dibawah naungan lembaga pendidikan formal sedangkan lokasi penelitian yang dipilih oleh Peneliti merupakan lembaga swadaya masyarakat.

Telaah penelitian terdahulu yang kedua adalah skripsi karya Kholifatun Ni’mah yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Al-Quran Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) An-Nur Desa Karangsono Kanigoro Blitar tahun 2015/2016.”27 Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif sehingga menghasilkan data yang tidak bisa dituliskan melalui angka. Dalam karya ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan kemampuan membaca al-Quran santri TPQ An-Nur Desa Karangsono Kanigoro Blitar dengan menggunakan metode utsmani dilakukan dengan cara menggunakan jilid-jilid yang ada pada metode utsmani. Adapun metode mengajar dalam tiap-tiap jilid adalah sebagai berikut: untuk tingkatan jilid pemula hingga jilid 2 guru memberi contoh bacaan yang benar, lalu santri memperhatikan serta menirukan bacaan dari guru. Kemudian pada jilid selanjutnya guru siswa membaca jilid dan guru membetulkan jika dalam bacaan santri tersebut terdapat kesalahan. Adapun kriteria penilaian yang digunakan para guru di TPQ An-Nur ini mengacu pada beberapa hal diantaranya adalah: 1. Cara membunyikan atau melafalkan huruf Hijaiyah sesuai dengan makharijul huruf, 2.

27 Kholifatun Ni’mah, “Penerapan Metode Utsmani Dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Al-Quran santri di Taman Pendidikan Quran (TPQ) An-Nur desa Karangsono Kanigoro Blitar Tahun 2015/2016,” (Skripsi, IAIN Tulungagung, 2016) , 20.

26

Pengucapannya harus memenuhi kriteria sifat-sifat huruf yang terdiri dari sifat lazimah, dan sifat arodiyah.

Persamaan dari pembahasan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti adalah sama-sama menggunakan metode utsmani untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Quran terutama pada penekanan makharijul huruf. Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi dilakukannya penelitian dan waktu pelaksanaan pembelajaran berbasis metode utsmani.

Telaah penelitian terdahulu yang ketiga dalam penelitian ini berdasarkan skripsi karya Siti Sakdiyah yang berjudul “Metode Ustmani Dalam Pembelajaran Membaca Al-Quran di TPQ (Taman Pedidikan al-Quran) Nurul Muhtadin Desa Jimbe Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar”.28 Dalam menggali data peneliti pada penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memperoleh data bahwa strategi dalam mengajar Metode Utsmani menggunakan lima jenis yaitu individual/sorogan, klasikal, klsaikal individual, klasikal baca simak, klasikal baca simak murni. Kemudian kelebihan dan kekurangan dari Metode Utsmani, serta persepsi ustadzah terhadap penerapan Metode Utsmani dalam pembelajaran membaca al-Quran.

Persamaan hasil penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakaukan oleh Penulis adalah sama-sama meneliti Metode Utsmani dengan menggunakan paradigma metode kualitatif. Adapun perbedaannya tedapat pada hasil penelitian, jika pada diatas memperoleh data mengenai jenis strategi dalam mengajar Metode Utsmani, kelebihan dan kekurangan Metode Utsmani, serta persepsi ustadzah terhadap Metode Utsmani sebagai jembatan dalam belajar al-Quran. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan Penulis ini lebih menekankan pada pelaksanaan dan hasil yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan belajar Metode Utsmani.

Kemudian telaah atau hasil penelitian terdahulu yang keempat yang digunakan Peneliti dalam menambah wawasan adalah tesis karya Nopita

28 Siti Sakdiyah, “Metode Utsmani dalam pembelajaran membaca Al-Quran di TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) Nurul Muhtadin Desa Jimbe Kecamatan Kademangan Kabupaten Bltar,” (Skripsi, IAIN Tulungagung, 2010) , 15.

27

yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani Pada Pembelajaran Al-Quran Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Quran”.29 Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma penelitian kualitatif yang berbasis penelitian lapangan. Adapun informasi atau data yang diperoleh dalam karya ilmiah tersebut diantaranya adalah keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Quran melalui metode utsmani sebagai sarananya. Pelaksanaan metode utsmani diawali dengan membaca atau murojaah al-Quran terlebih dahulu, guru mempersilahkan membuka buku 3 paket metode utsmani serta menjelaskan kepada para murid mengenai ilmu tajwid atau ilmu yang membahas tata cara membaca al-Quran dengan baik dan benar. Lalu guru memerintahkan siswa untuk membuka 1 buku yang berisikan Latihan membaca al-Quran sesuai dengan materi yang disampaikan pada saat itu, dalam satu kesempatan tersebut guru juga mengajarkan membaca buku tersebut sesuai dengan petunjuk yang sudah tertulis di buku, yakni dengan cara mencontohkan dan murid mengikuti. Seperti itulah pelaksanaan pembelajaran al-Quran berbasis metode utsmani.

Persamaan antara karya ilmiah tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan Peneliti terletak pada penggunaan metode utsmani dalam pembelajaran al-Quran serta harapan yang ingin dicapai, yakni peningkatan kemampuan atau kualitas baca al-Quran para murid atau santri. Proses pelaksanan metode utsmani juga terdapat suatu persamaan antara hasil karya ilmiah diatas dengan apa yang akan diteliti oleh Peneliti. Adapun perbedaannya terletak pada lokasi penelitian. Dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Nopita dijelaskan bahwa penelitina dilakukan di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Ar-raihan Bandar Lampung. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan Peneliti adalah bertepatan di TPA Baiturrahman Grinting. Dari sini dapat diketahui perbedaan yang sangat signifikan yaitu usia peserta didik atau santrinya.

29 Nopita, “Penerapan Metode Utsmani Pada Pembelajaran Al-Quran Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Quran”, (Tesis, UIN Raden Intan, 2019) , 37

28

Kajian penelitian terdahulu yang kelima adalah skripsi karya Diah Kurniawati yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani Dalam Pembelajaran Al-Quran PTQ Al-Utsmani Jakarta Timur”.30 Peneliti dalam proses melakukan pencarian data menggunakan metode penelitian kualitatif yang berbasis studi kasus. Pada intinya isi kandungan dalam karya ilmiah ini menjelaskan mengenai penerapan metode utsmani dalam pembelajaran Al-Quran. Menurut perspektif peneliti skripsi ini, ditemukan bahwa pelaksanaan metode utsmani di PTQ Al-Utsmani Jakarta Timur ini berhasil.

Dengan indikator yaitu siswa mampu menguasai tahsin seperti makharijul huruf atau tempat keluarnya huruf serta mampu membaca al-Quran dengan tajwid yang benar.

Persamaan antara karya ilmiah ini dengan proses penelitian yang akan ditempuh Peneliti ialah sama-sama membahas mengenai pelaksanaan metode utsmani dalam suatu lembaga keagamaan yang berkembang di masyarakat. Adapun perbedaanya terletak pada proses pelaksanaan metode utsmani dimana dalam skripsi karya Diah Kurniawati ini menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran berbasis metode utsmani di PTQ Al-Utsmani Jakarta Timur dilakukan dengan menggunakan nasyid dan metode lima langkah. Nasyid yang digunakan ialah nasyid yang mudah ditirukan oleh anak-anak. Sedangkan metode lima langkah tersebut terdiri dari baca dari depan, baca dari belakang, baca acak, talaqqi atau klasikal dan qiraah fardiyah atau baca buku individual. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di TPA Baiturrahman Grinting yang cenderung menggunakan metode klasikal baca simak antara ustadz dan santri.

Dokumen terkait