• Tidak ada hasil yang ditemukan

..(GUNAKAN TTD ASLI BUKAN SCAN PADA LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ETHESIS, UPLOAD ULANG)..Pelaksanaan Bina Baca Tulis Al-Quran Metode Utsmani dalam Meningkatkan Kualitas Baca Tulis Al-Quran Santri TPA Baiturrahman Desa Munggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "..(GUNAKAN TTD ASLI BUKAN SCAN PADA LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ETHESIS, UPLOAD ULANG)..Pelaksanaan Bina Baca Tulis Al-Quran Metode Utsmani dalam Meningkatkan Kualitas Baca Tulis Al-Quran Santri TPA Baiturrahman Desa Munggung"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN BINA BACA TULIS AL-QURAN METODE UTSMANI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BACA TULIS AL-QURAN SANTRI TPA BAITURRAHMAN DESA

MUNGGUNG KECAMATAN PULUNG

SKRIPSI

OLEH:

FERRY SETIAWAN NIM. 201190085

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023

(2)

ii ABSTRAK

Setiawan, Ferry. 2023. Pelaksanaan Baca Tulis Al-Quran Metode Utsmani Dalam Meningkatkan Kualitas Baca Tulis Al-Quran Santri TPA Baiturrahman Desa Munggung Kecamatan Pulung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam negeri Ponorogo. Pembimbing: Dr. Kharisul Wathani, M.Pd. I.

Kata Kunci: Kualitas Baca al-Quran, Kualitas Menulis al-Quran, Metode Utsmani Permasalahan yang ada di TPA Baiturrahman Desa Munggung adalah rendahnya kualitas membaca al-Quran, santri belum mengetahui makharijul huruf dan tajwid yang benar; Kualitas menulis al-Quran santri juga masih rendah. santri tidak terampil menulis huruf hijaiyah yang ditulis secara tunggal maupun berangkai. Hal ini menyebabkan penguasaan santri terhadap bacaan dan tulisan al- Quran masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pengurus TPA Baiturrahman Desa Munggung memutuskan untuk menerapkan metode utsmani dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-Quran. Keunggulan metode utsmani adalah pembelajaran dilakukan secara individual, sehingga proses penyampaian materi kepada para santri lebih maksimal.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas membaca al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas menulis al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini adalah studi lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles & Huberman dan Saldana dengan tahapan berupa kondesasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran metode utsmani menghasilkan santri yang sudah mampu membaca huruf dan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam meningkatkan kualitas membaca al- Quran santri TPA Baiturrahman dilakukan dengan memberikan materi jilid pemula sampai jilid tujuh. seperti Jilid dua diperuntukkan santri usia 3-6 tahun, yang fokus mengajarkan cara membaca huruf tunggal yang berharokat. Jilid lima diperuntukkan santri usia 10-12 tahun yang fokus mengajarkan tatacara membaca fawatihussuwar dan waqof. Pelaksanaan pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas menulis al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung dilakukan dengan memberikan materi menulis al-Quran secara individual. Santri maju satu per satu untuk menulis di papan tulis yang telah disediakan ustadz.

Kegiatan ini menghasilkan santri yang mampu menulis huruf al-Quran baik tunggal maupun huruf-huruf yang dirangkai dalam satu ayat.

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ferry Setiawan

NIM : 201190085

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Pelaksanaan Program Bina Baca Tulis Al-Quran Metode Utsmani Dalam Meningkatkan Kualitas Baca Tulis Al-Quran Santri TPA Baiturrahaman Desa Munggung Kecamatan Pulung

Dengan ini menyatakan bahwa naskah skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing. Selanjutnya saya bersedia naskah tersebut dipublikasikan oleh perpustakaan IAIN Ponorogo yang dapat diakses di etheses.iainponorogo.ac.id. Adapun isi dari keseluruhan tulisan tersebut sepenuhnya tanggungjawab dari penulis.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ponorogo, 3 Maret 2023

Yang Membuat Pernyataan

Ferry Setiawan NIM. 201190085

(6)

vi

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian... 4

F. Sistematika Pembahasan... 4

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori ... 8

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Pikir ... 28

BAB III : METODE PENELITIAN ... 30

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Data dan Sumber Data ... 31

(8)

viii

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 33

G. Pengecekkan Keabsahan Penelitian ... 34

H. Tahap Penelitian ... 35

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Latar Penelitian ... 36

B. Paparan Data ... 37

C. Pembahasan ... 49

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Makharijul Huruf Menurut Imam Kholil ... 18 Tabel 2.2 Jadwal Shifat-Shifat Huruf Menurut Ibnul Jazari ... 19

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pikir ... 29

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TPA Baiturrahman Desa Munggung merupakan salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan. Diantara materi yang diajarkan adalah cara membaca al-Quran yang sesuai dengan kaidah tajwid yang benar, serta menulis huruf hijaiyah sesuai dengan kaidah yang berlaku. Namun dalam proses pelaksanaannya terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan

Berdasarkan hasil observasi di TPA Baiturrahman Desa Munggung, terdapat beberapa permasalahan dari para santrinya, diantaranya adalah dalam melafalkan huruf hijaiyah mereka masih belum sepenuhnya benar.

Huruf-huruf tersebut diantaranya adalah huruf t>a, t{a, dal, dhal, d{at serta z{o.

Keadaan seperti ini bisa terjadi karena memang mereka belum diajarkan secara detail mengenai jadwal makharijul huruf beserta sifat-sifatnya.

Selain masalah makharijul huruf dan sifat-sifat huruf yang belum diketahui oleh para santri, ada masalah lain yang tidak kalah penting yang menyangkut pemahaman santri, yakni ilmu tajwid yang kenyataannya masih belum dipahami secara menyeluruh. khususnya pada bacaan iqlab, ikhfa’ haqiqi, hukum mi>m sukun, idgham, dan qolqolah. Keadaan tersebut yang menurut Peneliti menjadi indikator rendahnya kualitas baca al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung. Maka dari itu pengajaran ilmu tajwid sangat penting guna mengantarkan anak agar bisa membaca al-Quran dengan baik dan benar1

Disisi lain Peneliti melakukan pengamatan terhadap keterampilan menulis al-Quran para santri di TPA Baiturahman Desa Munggung. Secara sekilas memang masih belum maksimal, namun jika dilihat dari semangat belajar seharusnya santri tersebut mampu memaksimalkan keterampilannya

1 Aso Sudiarjo, Arni Retno Mariana, Wahyu Nurhidayat, “Aplikasi Pembelajaran Ilmu Tajwid, Waqaf dan Makharijul Huruf Berbasis Android,” SISFOTEK GLOBAL, 5, 2 (September, 2015), 54.

(12)

2

dalam menulis al-Quran. hal ini dapat direalisasikan jika pengurus lembaga tersebut mampu menciptakan sebuah inovasi dalam pembelajaran.

Kondisi yang terjadi di TPA Baiturrahman Desa Munggung ini, kemudian berhasil memantik para pengurusnya untuk segera melakukan sebuah terobosan guna mengatasi permasalahan tersebut. terobosan yang dipilih adalah dengan memasukkan metode utsmani dalam kegiatan pembelajaran membaca dan menulis al-Quran. Dengan adanya terobosan ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut.

Metode utsmani dipilih untuk dijadikan sebagai reverensi dalam proses pembelajaran membaca dan menulis al-Quran di TPA Baiturrahman Desa Munggung ini, tentunya didasari dengan beberapa alasan. Diantaranya adalah penjelasan mengenai makharijul huruf lebih detail, sistem pembelajarannya praktis, serta sanadnya lebih jelas.

Menurut Ustadz Ridhoni, metode utsmani sanadnya sudah sangat jelas. Contohnya di TPA Baiturrahman Desa Munggung ini sanadnya diawali dari Ustadz Ridhoni, kemudian K. Muhammad Agus Fatkhurrahman dari Pondok Hudatul Muna Ponorogo, kemudian KH. Saiful Bahri pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman Blitar, kemudian KH.

Muhammad Arwani Kudus, kemudian KH. Muhammad Munawwir Krapyak, tokoh yang mempopulerkan qiraah sab’ah di Indonesia yang sanadnya sambung sampai pada Rasulullah. Kejelasan sanad ini sangat diperlukan dalam belajar agama, terutama belajar al-Quran.

Kemudian jika membahas mengenai metode utsmani sebenarnya kurang menarik, pasalnya metode ini sudah lama berkembang di berbagai tempat. Namun menurut pandangan Peneliti proses pelaksanaan metode utsmani di TPA Baiturrahman Desa Munggung ini masuk kategori unik dan perlu untuk diteliti. Alasan utama dari Peneliti melakukan penelitian di lembaga ini adalah proses pembelajaranya yang dilakukan dua kali pertemuan dalam sehari.

Pertama proses pembelajaran dilakukan selama kurang lebih dua jam lamanya. Dimulai pada pukul 14.00 WIB hingga waktu sholat asar sekitar

(13)

3

pukul 16.00 WIB. Dalam kurun waktu tersebut para santri diajarkan membaca dan menulis al-Quran dengan menggunakan metode utsmani.

Kemudian pembelajaran kedua dilaksanakan pada saat hari menjelang malam, lebih tepatnya pukul 18.00 WIB hingga 19.30 WIB. Santri dibiasakan untuk adzan dan sholat magrib secara berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran al-Quran berdasarkan metode utsmani.

Setelah pembelajaran berakhir santri dibiasakan untuk adzan dan sholat isya’ berjamaah. Hal seperti inilah yang membedakan metode utsmani di lembaga ini dengan lembaga lain.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan penjelasan permasalahan diatas, maka Peneliti memfokuskan penelitiannya mengenai proses pelaksanaan kegiatan bina baca tulis al-Quran dengan menggunakan metode utsmani yang merupakan suatu inovasi dari pengurus TPA Baiturrahman Desa Munggung dalam menyelesaikan masalah rendahnya kualitas baca tulis al-Quran para santri yang berada dibawah naungan lembaga tersebut.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan penjelasan mengenai permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan mengenai rumusan masalah dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas baca al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas a menulis al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah Peneliti uraikan di atas, maka tujuan daripada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas baca al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung.

(14)

4

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas menulis santri TPA Baiturrahman Desa Munggung.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, nantinya akan memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat daripada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis, secara teoretis, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi upaya peningkatan kualitas baca al-Quran melalui metode Utsmani.

b. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas baca al-Quran melalui program bina baca al-Quran metode Utsmani.

c. Menambah wawasan kepada khalayak umum mengenai ilmu dalam membaca al-Quran.

2. Manfaat praktis, sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bagi para pengajar al-Quran

Dapat menjadi bahan evaluasi mengenai cara mengembangkan kompetensi individual dalam membaca al-Quran, sehingga mampu mengajar al-Quran dengan berpegang teguh pada ilmu-ilmu yang digunakan dalam membaca al-Quran.

b. Bagi Peneliti

Sebagai tolak ukur bagi diri sendiri sebagai calon pengajar pendidikan agama islam yang tidak lepas dari al-Quran sebagai sumber utama dalam mengajar.

F. Sistematika Pembahasan

Pada sub bab ini berisi tentang susunan bagian-bagian daripada suatu karya ilmiah. Dengan adanya sub bab ini diharapkan akan memudahkan Peneliti dan pembaca dalam memahami setiap bagian bahasan pada karya

(15)

5

ilmiah ini. Adapun sistematika pembahasan pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab pertama, adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah yang didalamnya memuat tentang permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian diantara permasalahan yang terjadi di TPA Baiturrahman Desa Munggung adalah lemahnya pemahaman tentang tajwid serta makharijul huruf serta sanad belajar al-Quran yang kurang jelas, fokus penelitian yaitu pengerucutan daripada masalah yang akan diteliti. Peneliti memfokuskan penelitiannya pada lemahnya pemahaman santri TPA Baiturrahman Desa Munggung terhadap tajwid dan makharijul huruf. Rumusan masalah yang berupa kumpulan pertanyaan yang diajukan oleh seorang peneliti sebagai bahan utama dalam penelitian. Adapun dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yang diajukan oleh Peneliti, diantaranya adalah bagaimana pelaksanaan program pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas baca al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung, dan bagaimana pelaksanaan program pembelajaran metode utsmani dalam meningkatkan kualitas menulis al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung. Tujuan penelitian yang merupakan jawaban atas rumusan masalah, manfaat penelitian yang meliputi manfaat secara teoretis, dan manfaat secara praktis, sistematika pembahasan yaitu penjabaran daripada sistematika Penelitian skripsi dengan tujuan supaya dapat dengan mudah dipahami, dan jadwal penelitian yaitu acuan waktu bagi seorang peneliti untuk melaksanakan tahap demi tahap dalam proses penelitian.

Bab kedua, berisi tentang kajian pustaka yang didalamnya memuat tentang kajian teori yang digunakan sebagai pijakan dalam proses jalannya penelitian. Diantara teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai ilmu tajwid, makharijul huruf, shifatul huruf, penjelasan mengenai metode utsmani serta teori tentang pentingnya menulis al-Quran bagi anak-anak, dalam hal ini anak-anak yang dimaksud adalah para santri TPA Baiturrahman Desa Munggung. Telaah penelitian terdahulu yaitu kajian penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang

(16)

6

isinya sesuai dengan kajian yang akan dilakukan oleh Peneliti. Penelitian ini menggunakan lima penelitian terdahulu yang relevan dengan tema yang dikaji, yakni mengenai penggunaan metode utsmani dalam pembelajaran al- Quran. Kemudian dari teks penelitian terdahulu tersebut akan dicari persamaan dan perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan di lakukan oleh Peneliti. Kerangka berpikir yaitu bagian yang didalamnya berisi kerangka pikiran dari peneliti mulai dari adanya masalah, langkah yang dipilih untuk mengatasi masalah serta hasil daripada langkah yang diambil tersebut

Bab ketiga, berisi tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian apa yang digunakan Peneliti dalam melakukan serangkaian proses penelitian, lokasi dan waktu penelitian yang didalamnya menjelaskan mengenai lokasi tempat dan waktu berlangsungnya penelitian. Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih Peneliti adalah TPA Baiturrahman Desa Munggung. Data dan sumber data merupakan temuan yang didapatkan oleh seorang Peneliti, diantara data yang nantinya akan di cari adalah mengenai ustadz dan santri TPA Baiturrahman Grinting serta langkah-langkahnya dalam melaksanakan pembelajaran al-Quran dengan menerapkan metode utsmani. Prosedur pengumpulan data yang berisi tentang tatacara atau langkah-langkah dari seorang peneliti dalam menggali informasi di lapangan, teknik pengumpulan data yang didalamnya menjelaskan mengenai teknik apa yang digunakan dalam mengumpulkan data, teknik analisis data yang didalamnya membahas tentang cara yang digunakan peneliti dalam mengolah data yang telah ditemukan, dan pengecekkan keabsahan penelitian yang merupakan cara seorang peneliti untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil penelitian.

Bab keempat, yang berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan secara deskriptif mengenai rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya serta situasi dan kondisi dilapangan. Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di TPA Baiturrahman Desa Munggung.

(17)

7

Kemudian mengenai situasi dan kondisi di lapangan nantinya akan di jelaskan berdasarkan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi yang dilakukan oleh Peneliti.

Bab kelima, merupakan bagian akhir dalam skripsi yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Nantinya berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelaksanaan pembelajaran al-Quran di TPA Baiturrahman Desa Munggung, akan ditarik kesimpulan yang mencakup seluruh pembahan pada bab sebelumnya.

(18)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

Setiap penelitian yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentunya harus berdasarkan pada teori-teori yang sudah secara global dikenal dan digunakan dalam kajian ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Adapun landasan teori yang menjadi pijakan atau sandaran bagi Peneliti dalam mengembangkan laporan hasil penelitian nantinya adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Membaca Al-Quran Dalam Metode Utsmani

Metode utsmani merupakan metode belajar al-Quran yang disusun oleh seorang ulama yang benama KH. Saiful Bahri pengasuh salah satu pondok pesantren besar yang bernama PP. Nurul Iman, Garum Blitar. Pengambilan nama “Utsmani” ini disandarkan pada al- Quran yang disusun pada masa Khalifah Utsman Bin Affan yaitu Mushaf Utsmani atau sering disebut dengan Rasm Utsmani. Hal ini disebabkan karena metode utsmani ini merupakan sebuah metode untuk belajar membaca al-Quran berdasarkan Rasm Utsmani.

Tujuannya adalah untuk mengembalikan metode membaca al-Quran para ulama salaf yang bisa dikatakan semakin menghilang.1

Adapun visi yang digunakan metode utsmani dalam proses keberlangsungan kegiatan belajar al-Quran adalah menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian, dan kemurnian al-Quran agar tetap terbaca sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Kemudian misi dari metode utsmani adalah sebagai berikut:2

1) Menyebarluaskan ilmu baca al-Quran yang benar dengan cara yang benar sesuai dengan Qiro’ah Imam Ashim, Riwayat Imam Hafs dan Toriqoh Imam Syatibi.

1 Ely Rahmawati, “Sejarah Dan perkembangan LPQ Metode Utsmani Di Desa

Tawangsari Kecamatan Garum Kabupaten Blitar Tahun 2009-2016,” (Skripsi, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2017) , 20.

2 Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ), Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al- Quran (PGPQ) (Blitar: Pon.Pes Nurul Iman, 2010) , 4.

(19)

9

2) Menyebarluaskan al-Quran dengan Rasm Utsmani.

3) Mengingatkan kepada guru-guru pengajar al-Quran agar hati- hati dalam mengajarkan bacaan al-Quran.

4) Membudayakan selalu tadarus al-Quran dan musyafahah al- Quran sampai khatam.

5) Meningkatkan kualitas pendidikan ilmu baca al-Quran.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran membaca al-Quran metode utsmani, terdapat beberapa pembagian jilid yang setiap jilidnya mempunyai petunjuk mengajar yang berbeda. Pembagian ini dimulai dari yang paling mudah hingga yang paling sulit. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para santri dalam memahami setiap materi yang disampaikan oleh ustadz. Pembagian jilid dalam metode utsmani adalah sebagai berikut:

1) Jilid Pemula, petunjuk mengajarnya adalah sebagai berikut:3 a. Jelaskan secara sederhana cara mengucapkan huruf yang

benar pada setiap pokok pelajaran, berilah contoh yang benar secara berulang-ulang sampai murid benar-benar mampu menirukannya, lalu tunjukkan bentuk tulisan huruf tersebut (upayakan agar murid memahami bentuk tulisan huruf, jumlah titik, dan letaknya). Berilah contoh sekali lagi sekedar satu atau dua baris, selanjutnya murid membaca sendiri dibawah control guru.

b. Membaca langsung huruf hidup (tanpa dieja) secara berkelompok dengan tanpa memanjangkan suara huruf pertama, kedua atau ketiga (setiap huruf dibaca sama pendeknya)

c. Jangan memberikan materi kelompok dua huruf sebelum murid mampu membaca satu huruf dan jangan memberikan materi kelompok tiga huruf sebelum murid mampu membaca kelompok dua huruf.

3 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran Pemula (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

(20)

d. Kelompok huruf yang sulit, dapat dibaca secara berulang- ulang.

e. Jangan menaikkan ke halaman berikutnya bila murid belum menguasai materi.

f. Mulai halaman 45, murid sudah dapat diberikan Latihan membaca nama-nama huruf sebagaimana yang ada di jilid 1 halaman 1.

g. Halaman 47-49 adalah untuk evaluasi kenaikan juz.

h. Untuk murid yang berusia empat tahun ke bawah, dapat melihat petunjuk mengajar di buku panduan PGPQ.

2) Jilid Satu, petunjuk mengajar jilid 1 adalah sebagai berikut:4 a. Halaman 1 adalah pelajaran Latihan membaca nama-nama

huruf dan angka arab 1-9. Berilah contoh cara membaca nama-nama huruf yang benar secara berulang-ulang sampai murid mampu menirukannya.

b. Jelaskan secara sederhana cara mengucapkan huruf yang ada pada setiap pokok pelajaran, berilah contoh yang benar secara berulang-ulang sampai murid benar-benar mampu menirukannya lalu tunjukkan bentuk tulidsn huruf tersebut.

c. Membaca langsung huruf hidup (tanpa dieja) secara berkelompok dengan tanpa memanjangkan suara huruf pertama, kedua atau ketiga.

d. Materi kolom bawah adalah termasuk yang harus dibaca oleh murid untuk Latihan membaca nama-nama huruf , angka arab dan mengenalkan bentuk-bentuk tilisan huruf hamzah.

e. Halaman 32-42 adalahh pelajaran huruf-huruf berangkai, jelaskan bahwa membaca huruf yang berangkai sama denga huruf-huruf yang tidak berangkai.

4 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran 1 (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

(21)

3) Jilid dua, petunjuk mengajar jilid dua adalah sebagai berikut:5 a. Jelaskan setiap pokok pelajaran secara sederhana sampai

murid benar-benar mampu memahaminya.

b. Halaman satu adalah materi untuk latihan membaca huruf hijaiyah, baik yang berharokat fathah, kasroh, maupun dhommah. Berilah contoh secara berulang-ulang huruf hijaiyah baik yang berharokat fathah, kasroh, maupun dhommah.

c. Halaman 12-18 adalah pelajaran tentang tanwin, berilah latihan membaca tanwin yang benar pada masing-masing huruf hijaiyah terlebih dahulu.

d. Halaman 18 adalah pelajaran tentang macam-macam huruf ta>. Murid hanya diminta untuk memperhatikan bentuk tulisan dan titiknya.

e. Halaman 20 sampai akhir adalah adalah pelajaran tentang mad dan tanda bulatan kecil. Upayakan agar setiap murid benar-benar mampu membaca dengan jelas panjang pendeknya.

4) Jilid tiga, petunjuk mengajar jilid tiga adalah sebagai berikut:6 a. Jelaskan setiap pokok pelajaran secara sederhana sampai

murid benar-benar mampu memahaminya, berilah contoh yang benar secara berulang-ulang pada setiap pokok pelajaran sampai murid benar-benar mampu menirukannya.

b. Halaman 1-5 adalah pelajaran tentang huruf layn ( waw sukun dan ya> sukun sebelum fathah) berilah Latihan membaca materi tersebut secara berulang-ulang.

c. Halaman 8-33 adalah pelajaran tentang sukun. Berilah Latihan membaca sukun pada masing-masing huruf dan perhatikan tebal tipisnya sampai benar-benar terampil.

5 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran 2 (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

6 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran 3 (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

(22)

d. Halaman 36-39 adalah pelajaran tentang tasydid. Berilah Latihan membaca tasydid pada masing-masing huruf sampai murid benar-benar terampil.

e. Halaman 40 adalah pelajaran tentang huruf mad yang bertemu hamzah wasol. Hati-hati! Jangan sampai panjang.

5) Jilid empat, petunjuk mengajar jilid empat adalah sebagai berikut:7

a. Cara mengajar metode utsmani jilid empat secara umum sama seperti mengajar jilid sebelumnya.

b. Berilah contoh berulang-ulang tafhim dan tarqiq nya huruf ro>, baik yang berharokat maupun yang sukun.

c. Hati-hati dalam mengajarkan tebal tipisnya la>m lafaz Allah, jangan sampai huruf sebelumnya dibaca isyba’.

d. Jelaskan bahwa nu>n sukun selalu ditulis tidak bertanda dan tanwin selalu berbentuk deret apabila dibaca idghom bilaghunnah, ikhfa’, dan idghom bighunnah.

e. Jelaskan bahwa nu>n sukun yang dibaca iqlab selalu ditandai dengan mi>m kecil dan tanwin yang dibaca iqlab selalu ditandai dengan harokat dan mi>m kecil.

f. Hati-hati dalam mengajarkan bacaan nu>n dan mi>m bertasydid, ikhfa’, dan idghom bighunnah, jangan sampai huruf sebelumnya dibaca isyba’.

g. Berilah contoh berulang-ulang bacaan ikhfa’ haqiqi pada masing-masing huruf ikhfa’. Hati-hati murid srtingkali melupakan dengung yang lama.

h. Bacaan iqlab dan ikhfa’ termasuk pelajaran yang sulit. Oleh karena itu berilah contoh berulang-ulang sampai murid benar-benar menguasainya.

7 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran 4 (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

(23)

6) Jilid lima, petunjuk mengajar jilid lima adalah sebagai berikut:8 a. Guru menerangkan setiap pokok pelajaran dan memberikan

contoh bacaan yang benar.

b. Halaman 11 adalah pelajaran yang sulit, berilah contoh berulang-ulang sampai setiap murid mampu menguasainya, begitu pula dengan halaman 17.

c. Halaman 19-21 pelajaran tanda coret yang dibaca 3 alif, berikan contoh cara membaca tanda coret yang benar.

d. Halaman 22-36 adalah pelajaran waqof. Hati-hati pelajaran waqof pada halaman 25, murid sering salah.

e. Halaman 38 adalah pelajaran tentang mad Lyin.

7) Jilid enam, petunjuk mengajar jilid enam adalah sebagai berikut:9

a. Guru menerangkan setiap pokok pelajaran dan memberikan contoh bacaan yang benar.

b. Secara umum pelajaran utsmani jilid 6 ini sangat sulit. Guru dituntut untuk selalu teliti dan hati-hati dalam memberikan contoh dan waspada terhadap bacaan murid.

c. Halaman 1-14 menuntaskan pelajaran tentang tafhim dan tarqiq huruf ro>. Guru harus memberikan contoh secara berulang-ulang.

d. Halaman 19-33 menuntaskan pelajaran waqof. Karena pelajaran ini termasuk sulit, maka guru harus memberikan contoh secara berulang-ulang.

e. Halaman 34-37 pelajaran nu>n iwadh. Dengan memperhatikan pokok pelajaran, Insya Allah murid akan mudah menguasainya.

8 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran 5 (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

9 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran 6 (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

(24)

8) Jilid tujuh, petunjuk mengajar jilid tujuh adalah sebagai berikut:10

a. Guru menjelaskan setiap pokok pelajaran dan memberikan contoh bacaan yang benar.

b. Seluruh murid membaca bersama satu halaman, termasuk tulisan yang ada di kolom bawah.

c. Sekali waktu murid membaca pelajaran yang telah lewat secaa bergantian.

d. Setelah selesai metode utsmani jilid 7 ini, boleh dilanjutkan dengan pelajaran tajwid.

2. Aturan Dalam Pembelajaran Membaca Al-Quran Metode Utsmani Dalam metode utsmani, pelaksanaan pembelajaran membaca al- Quran harus berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh penyusun metode utsmani. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para ustadz ketika menyampaikan materi kepada para santri. Diantara aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:11

1) Membaca langsung huruf hidup tanpa dieja.

2) Langsung mempraktekkan bacaan bertajwid.

3) Materi pembelajaran diberikan secara bertahap dari yang mudah menuju yang sulit dan dari yang umum menuju yang khusus.

4) Menerapkan sistem pembelajaran modul, yaitu satu paket belajar mengajar berkenaan dengan satu unit materi pembelajaran.

5) Menekankan pada banyak latihan membaca (sistem drill), hal ini disebabkan karena membaca al-Quran adalah sebuahg keterampilan, untuk itu semakin banyak latohan, murid akan semakin terampil dan fasih dalam membaca.

6) Belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan murid.

10 Saiful Bahri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Quran 7 (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2

11 Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ), Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al- Quran (PGPQ) (Blitar: Pon.Pes Nurul Iman, 2010) , 5.

(25)

7) Evaluasi dilakukan setiap hari (pertemuan).

8) Belajar mengajar secara talaqqi dan Musyafahah, talaqqi adalah belajar secara langsung dari seorang guru yang sanadnya sampai kepada Rasulullah Saw. sedangkan musyafahah adalah proses belajar mengajar dengan cara berhadap-hadapan antara guru dengan murid, murid secara langsung melihat contoh bacaan dari guru, dan guru melihat secara langsung bacaan murid apakah sudah benar atau belum.

9) Guru harus di tashih dahulu bacaannya.

3. Ilmu Tajwid

a. Pengertian, secara etimologi tajwid bisa diartikan sebagai memperbaiki. Sedangkan arti tajwid secara terminologi adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya, serta memberi hak-haknya, seperti: jelas kuat, lemah dan sifat-sifat huruf, seperti: tebal,tipis, jahr, isti’la, istifal, dan lain-lain.12 Istilah lain yang dapat menggambarkan ilmu tajwid adalah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dari tiap-tiap bacaan dalam al-Quran. hal ini berdasarkan pendapat Imam Jalaluddin yang menyatakan bahwa ilmu tajwid adalah ilmu yang memberikan huruf akan hak-haknya dan tertibnya, mengembalikan huruf pada makhrajnya serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurna tanpa berlebih-lebihan, serampangan, tergesa-gesa, dan dipaksakan. 13Adapun mempelajari ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu kifayah. Sedangkan mengamalkannya adalah fardhu ‘Ain bagi setiap orang yang membaca al-Quran.

b. Sesuai dengan permasalahan yang diuraikan di atas yakni mengenai kelemahan santri TPA Baiturrahman dalam memahami ilmu tajwid khususnya pada bacaan iqlab, ikhfa’

12 Rois Mahfud, Pelajaran Ilmu Tajwid (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), 1.

13 Bejo Suparno, Bachtiar Hariady, “Pengembangan Pembelajaran Membaca Al-Quran Tingkat Dasar Berdasarkan Ilmu Tajwid dengan Metode Joyfull Learning,” Lintang Songo, 3, 1 (2020) ,71.

(26)

haqiqi, hukum mi>m sukun, idgham, dan qolqolah. hukum bacaan tersebut lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

(1) Iqlab, adalah apabila ada Nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf Ba>’. Kemudian cara membacanya adalah dengan menukar suara Nun sukun tersebut dengan suara huruf Mi>m.14

(2) Ikhfa’ haqiqi, secara bahasa terdapat dua kosakata yakni ikhfa’ yang berarti menyanmarkan atau menyembunyikan dan haqiqi yang artinya sungguh-sungguh. Sedangkan dalam istilah ilmu tajwid ikhfa’ haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf yang 15 tersebut. diantaranya adalah Ta>’, Tha>, Ji>m, Da>l, Dha>l, Za>’, Si>n, Shi>n, S}ad, D{at, T{a’ z{a’, Fa>’, Qa>f, Ka>f.

Maka cara membacanya adalah samar-samar antara idhgham dan idzhar.15

(3) Kemudian mengenai hukum mim sukun, terdapat tiga hukum bacaan yakni idzhar syafawi, idgham mimi, dan ikhfa’ syafawi. Adapun makna daripada idzhar syafawi adalah apabila ada Mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah selain huruf Mim dan Ba>’. Cara membacanya adalah terang dan jelas. idgham mimi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf mi>m. Cara bacanya adalah dengan mendengung. ikhfa’ syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf Ba’. Cara membacanya adalah samar antara idham dan idzhar.

(4) Mengenai bacaan idgham, santri di TPA Baiturrahman Desa Munggung masih belum memahami tentang bacaan idham bighunnah, dan idgham bilaghunnah. Definisi daripada idgham bighunnah adalah apabila ada Nu>n sukun

14 Zarkasyi, Pelajaran Tajwid Qaidah Bagaimana Mestinya Membaca Al-Qur’an (Ponorogo: Trimurti Gontor Ponorogo, 1987) , 5.

15 Zulqarnaini Umar, Panduan Ilmu Tajwid Praktis (Riau: Universitas Islam Riau Press, 2020) , 22.

(27)

17

atau tanwin bertemu dengan salah stau huruf Ya>’, Nu>n, M>m, dan Wau. Maka cara bacanya adalah mentasydidkan dengan disertai dengung yang lama. Sedangkan bacaan idgham bilaghunnah adalah apabila ada Nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf Lam dan Ra’.

Cara membacanya adalah dengan mentasydidkan dengan tidak disertai dengung.16

(5) Qolqolah dapat diartikan sebagai suara kuat yang timbul setelah menekan makharaj daripada huruf yang 5 yakni Qa>f, T}a’, Ba>’ Jim, dan Dal.

c. Petunjuk mengajar ilmu tajwid, Adapun petunjuk dalam mengajar ilmu tajwid yang mudah dipahami murid adalah sebagai berikut:17

(1) Mengajar ilmu tajwid sebaiknya bersamaan dengan pelajaran membaca al-Quran.

(2) Awal pelajaran diisi ilmu tajwid.

(3) Setelah murid faham, dilanjutkan dengan pelajara membaca al-Quran secara bergiliran satu atau dua ayat, sedangkan yang lain menyimak.

(4) Berilah pertanyaan jika terdapat kalimat yang mengandung pelajaran tajwid yang telah diajarkan.

(5) Setiap pelajaran selalu diakhiri dengan tanya jawab ilmu tajwid secara hafalan.

(6) Ajarkan ilmu tajwid sedikit demi sedikitdan upayakan anak bisa hafal tanpa ada kesulitan.

16 Ibid.

17 Saiful Bahri, Tatacara Membaca Al-Qur’an Dengan Baik dan benar Ilmu Tajwid Praktis (Blitar: Pon.Pes “Nurul Iman”, 2010) , iii.

(28)

18

4. Makhraj dan Shifat huruf hijaiyah

Mengenai makhraj dan shifat huruf hijaiyah dapat dipahami melalui tabel berikut:18

Tabel 2.1

Jadwal Makharijul Huruf Menurut Imam Kholil

NO MAKHRAJ HURUF

1. Rongga mulut dan tenggorokan ؤئ آ

2. Pangkal tenggorokan ه ء

3. Tengah tenggorokan ع ح

4. Puncak tenggorokan غ خ

5. Pangkal lidah mengenai langit-langit yang berada diatasnya ق 6. Pangkal lidah yang agak depan mengenai langit-langit ك

7. Tengah lidah mengenai langit-langit ىجش

8. Sisi (kanan kiri) lidah mengenai sisi gigi seri atas bagian dalam ض 9. Sisi bagian depan lidah mengenai gusi gigi depan ل 10. Ujung lidah agak ke dalam mengenai gusi gigi seri pertama ر 11. Ujung lidah mengenai gusi gigi seri pertama yang atas ن 12. Punggung ujung lidah mengenai pangkal gigi seri pertama atas

sambal mengenai gusinya

ت د ط

13. Ujung lidah menghadap dan mendekat diantara gigi seri atas dan bawah

ز س ص

14. Ujung lidah dan ujung dua gigi seri pertama atas ظذث 15. Bibir bawah bagian dalam mengenai ujung gigi seri atas ف

16. Kedua bibir atas dan bawah وبم

17. Rongga pangkal hidung ن م

18 Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ), Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al- Quran (PGPQ) (Blitar: Pon.Pes Nurul Iman, 2010) , 18-19.

(29)

19

Tabel 2.2

Jadwal Shifat-Shifat Huruf Menurut Ibnul Jazari

NO NAMA ARTINYA HURUFNYA

1. Jahr Tertahannya nafas دج ضغئءراقنزومظع

بلط

2. Hams Terlepasnya nafas تكس صخشهثحف

3. Syiddah Tertahanyya suara تكبطقدجا

4. Rokhowah Terlepasnya suara صوشضفظحثغذخ

ىز هاس Bainiyah Tengah antara syiddah dan rokhowah رمع نل 5. Isti’la Naiknya lidah ke langit-langit ظقطغضصخ

6. Istifal Turunnya lidah kea rah bawah ذاهفرحدوجىنمزعتبث لش

اكس

7. Itbaq Terkatupnya lidah pada langit-langit ظ طضص

8. Infitah Renggangnya lidah dari langit-langit قح اكزفةعسدجوذجانم هل

برش

ثىغ

9. Ismat Berat diucapkan ذاةقثدصطخ اسثغزج هظعو

كضحى

10. Izlaq Ringan diucapkan بلنمرف

11. Qolqolah Suara tambahan yang kuat, yang keluar setelah menekan makhraj

بطق دج

12. Inhirof Condongnya huruf kepada

makhraj/shifat huruf yang lainnya

ل ر

13. Sofir Suara tambahan yang mendesis زسص 14. Takrir Bergetarnya ujung lidah ر 15. Tafassy Berhamburnya angin di mulut ش 16. Istitolah Memanjangnya suara dalam makhraj ض 17. Lyin Mudah diucapkan tanpa

memberatkan lidah

ىا ؤا

(30)

20

5. Pembelajaran Menulis Al-Quran Metode Utsmani

Dalam metode utsmani juga dibekali dengan cara menulis huruf al-Quran atau huruf hijaiyah yang praktis. Hal ini memudahkan para ustadz dalam menyampaikan materi kepada santri, dan santripun juga lebih mudah menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh ustadz. Adapun langkah-langkah pembelajaran materi menulis dalam metode utsmani adalah sebagai berikut:19

1) Guru memberi petunjuk cara memegang alat tulis yang benar.

2) Upayakan agar murid menulis dengan pensil (lebih baik jika pensil 2b)

3) Arahkan jarak pandang dengan buku, jangan sampai kurang dari 25 cm.

4) Menulis arab dimulai dari arah kanan ke kiri, sesuai dengan cara membacanya.

5) Kenalkan nama-nama huruf hijaiyah akan di tulis.

6) Guru menerangkan dengan sederhana dengan memberi contoh dipapan tulis. Jangan lupa Gerakan tangan harus sesuai dengan cara menulis, agar murid menirukannya.

7) Murid cukup menebali atau menirukan tulisan yang ada disamping/atas kolom latihan.

8) Ketika murid menebali atau menirukan tulisan, seharusnya guru keliling untuk mengamati cara murid dalam mengerjakan tulisannya.

9) Jika murid sudah selesai mengerjakan tulisannya, maka guru harus memberi nilai.

10) Jika menulis di buku Latihan kurang baik, atau guru ingin menguji, murid bisa menulis di buku tulisan harian.

11) Usahakan murid sudah menulis dengan baik sebelum melanjutkan ke jilid berikutnya.

19 Saiful Bahri, Metode Praktis Menulis Huruf Arab (Blitar: Pondok Pesantren Nurul Iman, 2009) , 2.

(31)

21

Lalu yang dimaksud dengan kemampuan menulis al-Quran adalah suatu keterampilan yang dimiliki santri melalui latihan gaya menulis huruf-huruf al-Quran dengan benar. Huruf al-Quran ialah kumpulan huruf hijaiyah yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran.

sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan menulis huruf al-Quran adalah menulis huruf hijaiyah dengan berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku atau sesuai dengan teks aslinya (al- Quran).

Huruf yang terdapat dalam al-Quran terdiri dari 28 atau 30 huruf (termasuk huruf rangkap yakni Lam Alif dan Hamzah) semua itu disebut dengan huruf hijaiyah. Cara penulisan huruf hijaiyah berbeda dengan cara penulisan huruf latin, jika dalam penulisan huruf latin dimulai dari kiri ke kanan, maka dalam penulisan huruf hijaiyah dimulai dari kanan ke kiri. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran menulis al- Quran adalah proses pemberian bimbingan, fasilitas, serta motivasi kepada santri mengenai cara membentuk alphabet arab yakni huruf hijaiyah yang tertulis di dalam al-Quran.

Pembelajaran menulis al-Quran sangat penting untuk segera diajarkan pada anak usia dini. Karena mengenalkan abjad arab tentu lebih sulit dibandingkan mengenalkan huruf abjad latin. Hal ini disebabkan oleh keseharian mereka yang selalu berinteraksi menggunakan huruf-huruf serta kosakata berbahsa indonesia. Selain itu urgensi dari pengenalan tatacara menulis huruf arab disebabkan karena penulisan hruf arab dimulai dari kanan ke kiri. Selain itu jika terdapat kesalahan menulis huruf arab baik huruf maupun struktur kata maka akan merubah makna yang terkandung didalamnya20

Melihat betapa pentingnya pembelajaran membaca dan menulis al-Quran, pemerintah pun juga turut berkontribusi dengan dikeluarkannya sebuah peraturan. Peraturan tersebut nantinya menjadi

20 Abdul Aziz Sebayang et al, “Desain Pembelajaran Imla’ Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Tulisan Arab Di Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan,” Edu Religia, 1, 4 (Oktober-Desember 2017) , 575.

(32)

22

landasan bagi setiap guru untuk aktif dalam mengajarkan baca tulis al- Quran di berbagai lembaga pendidikan islam. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pasal 24 menyatakan bahwa pendidikan al-Quran meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan isi kandungannya.21

Kemudian mengenai metode pendekatan yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran menulis al-Quran adalah keaksaraan fungsional (functional literacy). Adapun keaksaraan fungsional secara sempit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Lalu dalam arti yang lebih luas kekasaraan fungsional dapat diartikan sebagai kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mengatasi dan memberantas masyarakat yang mengalami kendala buta aksara dengan cara mengembangkan kemampuan mereka dalam membaca, menulis, berhitung, serta kemampuan mengamati yang berorientasi pada pola kehidupan sehari-hari artinya metode ini diperuntukkan bagi semua kalangan dengan kondisi apa adanya22

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran menulis al-Quran, terdapat beberapa metode yang cocok untuk diterapkan, khususnya diterapkan pada anak-anak usia dini. Diantara metode tersebut adalah sebagai berikut:

1) Metode Kontekstual, metode ini dilakukan dengan menghubungkan materi menulis dengan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari baik berupa benda maupun suatu kejadian.23

21Ulfah, et al., “ Kemampuan Menulis Al-Quran Siswa Madrasah Ibtidaiyah Melalui Strategi Practice Rehearsal Pairs,” Al-Tarbiyah, 30, 2 (Desember, 2020) , 102.

22 Muhammad Nurman, “Pemberantasan Buta Huruf Arab (Huruf Hijaiyah) Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Di Desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara,” el-Tsaqifah, 16, 1 (Januari-Juni) , 78.

23 Nurhayati Malik, “Keefektifan Pembelajaran Menulis Berbasis Outbond Terhadap Hasil Belajar Menulis Siswa Kelas IV SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone,” (Tesis, Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar, 2016), 17

(33)

23

2) Metode Konvensional, pelaksanaan metode ini adalah dengan cara guru menjelaskan materi yang akan ditulis oleh siswa. Kemudian setelah selesai menjelaskan guru menugasi siswa untuk menulis.24

Secara umum tujuan diadakannya pembelajaran menulis al- Quran atau menulis huruf Arab bagi siswa atau santri adalah sebagai berikut:25

1) Mampu menulis huruf hijaiyah dengan harakat dan mampu membunyikannya.

2) Mampu menulis huruf hijaiyah secara terpisah maupun bersambung dan mampu mengetahui perbedaan huruf hijaiyah berada di awal, tengah maupun akhir.

3) Memahami dengan benar mengenai teori penulisan bahasa arab.

4) Mengetahui bentuk-bentuk tulisan.

5) Mampu menulis dari arah kanan ke kiri.

6) Mengetahui tanda baca dan fungsinya.

7) Mampu mengaktualisasikan ide atau gagasan dalam bahasa tulisan dan susunan kalimat yang baik.

Keterampilan dalam menulis huruf-huruf hijaiyah akan sangat bermanfaat bagi santri. Hal ini disebabkan karena keindahan al-Quran salah satunya terletak pada keindahan tulisannya untuk dikembangkan menjadi seni kaligrafi. Menyadari betapa pentingya membekali santri dengan keterampilan menulis al-Quran, maka perlu adanya tinjauan dan perhatian khusus dari para ustadz terhadap proses keberlangsungan pembelajaran al-Quran.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Kemudian mengenai penelitian terdahulu yang digunakan sebagai salah satu sumber rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah seperti

24 Sella Permata Sari, et al., “ Metode Menulis Berantai Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Keterampilan Menulis Pantun Siswa,” BASASTRA, 8, 1 (April, 2020) , 3.

25 Amaliyah Nur Fadhillah, “Penerapan Metode Imla’ Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Lumajang,”

(Skripsi, UIN Malik Ibrahim, Malang, 2020) , 35.

(34)

24

berikut ini. Telaah penelitian terdahulu pertama yang Peneliti gunakan adalah skripsi hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulida Nisfu Romadona yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas 1 di MIT Ilhamul Qudus Klego Jenangan Ponorogo.”26 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, pelaksanaan kegiatan belajar al-Quran dengan menggunakan Metode Utsmani di MIT Ilhamul Qudus Klego dimulai dari jam 07.00 WIB hingga jam 08.00 WIB dengan melalui beberapa tahapan diantaranya yaitu pembukaan, apresepsi, penanaman konsep, dan penutup. Kemudian metode pembelajaran yang digunakan adalah metode klasikal yaitu siswa membaca kitab secara bersama-sama. Kedua, dalam peningkatan kemampuan membaca al-Quran di MIT Ilhamul Qudus Klego ini siswa dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dari ketiga tahap ini mempunyai kriteria-kriteria yang nantinya bisa digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi oleh seorang ustadz atau pengajar sendiri. Untuk kategori rendah yaitu siswa yang nilainya 60-70 dengan ciri masih mengalami beberapa kesulitan dalam membedakan dan melafalkan Makharijul Huruf. Kemudian kategori sedang ditujukan kepada siswa yang nilainya 75-90 dengan ciri sudah bisa membedakan makharijul Huruf namun masih sedikit mengalami kesulitan dalam pelafalannya. Lalu kategori tinggi yaitu siswa yang sudah mampu membedakan dan melafalkan makharijul huruf dengan sangat baik, untuk nilainya berada pada angka 90- 100. Adapun nilai-nilai tersebut didapatkan oleh Ustadz atau Ustadzah dengan berdasarkan hasil evaluasi pada setiap akhir pertemuan dan pada saat ujian kenaikan jilid. Adapun tindak lanjut dari ketiga kategori siswa tersebut adalah bagi siswa kategori A dan B maka lanjut ke jilid selanjutnya, lalu bagi siswa kategori C maka harus mengulang.

26 Maulida Nisfu Romadona, “Penerapan Metode Utsmani Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas 1 di MIT Ilhamul Kudus Klego Jenangan Ponorogo,” (Skripsi, IAIN Ponorogo, 2021), 12.

(35)

25

Persamaan hasil penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti ini adalah sama-sama menggunakan Metode Utsmani dalam upaya peningkatan kualitas baca al-Quran. Adapun perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan Peneliti terlihat cukup signifikan atau lebih jelasnya terletak pada objek yang dikaji. Pada penelitian diatas objek yang menjadi sasaran dalam belajar Metode Utsmani adalah siswa, sedangkan pada penelitian ini yang menjadi sasaran dalam belajar Metode Utsmani adalah para santri al-Quran. Hal ini disebabkan karena lokasi penelitian yang berbeda. Lokasi penelitian yang dipilih oleh Peneliti sebelumnya berada dibawah naungan lembaga pendidikan formal sedangkan lokasi penelitian yang dipilih oleh Peneliti merupakan lembaga swadaya masyarakat.

Telaah penelitian terdahulu yang kedua adalah skripsi karya Kholifatun Ni’mah yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Al-Quran Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) An-Nur Desa Karangsono Kanigoro Blitar tahun 2015/2016.”27 Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif sehingga menghasilkan data yang tidak bisa dituliskan melalui angka. Dalam karya ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan kemampuan membaca al-Quran santri TPQ An-Nur Desa Karangsono Kanigoro Blitar dengan menggunakan metode utsmani dilakukan dengan cara menggunakan jilid-jilid yang ada pada metode utsmani. Adapun metode mengajar dalam tiap-tiap jilid adalah sebagai berikut: untuk tingkatan jilid pemula hingga jilid 2 guru memberi contoh bacaan yang benar, lalu santri memperhatikan serta menirukan bacaan dari guru. Kemudian pada jilid selanjutnya guru siswa membaca jilid dan guru membetulkan jika dalam bacaan santri tersebut terdapat kesalahan. Adapun kriteria penilaian yang digunakan para guru di TPQ An-Nur ini mengacu pada beberapa hal diantaranya adalah: 1. Cara membunyikan atau melafalkan huruf Hijaiyah sesuai dengan makharijul huruf, 2.

27 Kholifatun Ni’mah, “Penerapan Metode Utsmani Dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Al-Quran santri di Taman Pendidikan Quran (TPQ) An-Nur desa Karangsono Kanigoro Blitar Tahun 2015/2016,” (Skripsi, IAIN Tulungagung, 2016) , 20.

(36)

26

Pengucapannya harus memenuhi kriteria sifat-sifat huruf yang terdiri dari sifat lazimah, dan sifat arodiyah.

Persamaan dari pembahasan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti adalah sama-sama menggunakan metode utsmani untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Quran terutama pada penekanan makharijul huruf. Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi dilakukannya penelitian dan waktu pelaksanaan pembelajaran berbasis metode utsmani.

Telaah penelitian terdahulu yang ketiga dalam penelitian ini berdasarkan skripsi karya Siti Sakdiyah yang berjudul “Metode Ustmani Dalam Pembelajaran Membaca Al-Quran di TPQ (Taman Pedidikan al- Quran) Nurul Muhtadin Desa Jimbe Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar”.28 Dalam menggali data peneliti pada penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memperoleh data bahwa strategi dalam mengajar Metode Utsmani menggunakan lima jenis yaitu individual/sorogan, klasikal, klsaikal individual, klasikal baca simak, klasikal baca simak murni. Kemudian kelebihan dan kekurangan dari Metode Utsmani, serta persepsi ustadzah terhadap penerapan Metode Utsmani dalam pembelajaran membaca al-Quran.

Persamaan hasil penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakaukan oleh Penulis adalah sama-sama meneliti Metode Utsmani dengan menggunakan paradigma metode kualitatif. Adapun perbedaannya tedapat pada hasil penelitian, jika pada diatas memperoleh data mengenai jenis strategi dalam mengajar Metode Utsmani, kelebihan dan kekurangan Metode Utsmani, serta persepsi ustadzah terhadap Metode Utsmani sebagai jembatan dalam belajar al-Quran. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan Penulis ini lebih menekankan pada pelaksanaan dan hasil yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan belajar Metode Utsmani.

Kemudian telaah atau hasil penelitian terdahulu yang keempat yang digunakan Peneliti dalam menambah wawasan adalah tesis karya Nopita

28 Siti Sakdiyah, “Metode Utsmani dalam pembelajaran membaca Al-Quran di TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) Nurul Muhtadin Desa Jimbe Kecamatan Kademangan Kabupaten Bltar,” (Skripsi, IAIN Tulungagung, 2010) , 15.

(37)

27

yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani Pada Pembelajaran Al-Quran Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Quran”.29 Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma penelitian kualitatif yang berbasis penelitian lapangan. Adapun informasi atau data yang diperoleh dalam karya ilmiah tersebut diantaranya adalah keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Quran melalui metode utsmani sebagai sarananya. Pelaksanaan metode utsmani diawali dengan membaca atau murojaah al-Quran terlebih dahulu, guru mempersilahkan membuka buku 3 paket metode utsmani serta menjelaskan kepada para murid mengenai ilmu tajwid atau ilmu yang membahas tata cara membaca al-Quran dengan baik dan benar. Lalu guru memerintahkan siswa untuk membuka 1 buku yang berisikan Latihan membaca al-Quran sesuai dengan materi yang disampaikan pada saat itu, dalam satu kesempatan tersebut guru juga mengajarkan membaca buku tersebut sesuai dengan petunjuk yang sudah tertulis di buku, yakni dengan cara mencontohkan dan murid mengikuti. Seperti itulah pelaksanaan pembelajaran al-Quran berbasis metode utsmani.

Persamaan antara karya ilmiah tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan Peneliti terletak pada penggunaan metode utsmani dalam pembelajaran al-Quran serta harapan yang ingin dicapai, yakni peningkatan kemampuan atau kualitas baca al-Quran para murid atau santri. Proses pelaksanan metode utsmani juga terdapat suatu persamaan antara hasil karya ilmiah diatas dengan apa yang akan diteliti oleh Peneliti. Adapun perbedaannya terletak pada lokasi penelitian. Dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Nopita dijelaskan bahwa penelitina dilakukan di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Ar-raihan Bandar Lampung. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan Peneliti adalah bertepatan di TPA Baiturrahman Grinting. Dari sini dapat diketahui perbedaan yang sangat signifikan yaitu usia peserta didik atau santrinya.

29 Nopita, “Penerapan Metode Utsmani Pada Pembelajaran Al-Quran Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Quran”, (Tesis, UIN Raden Intan, 2019) , 37

(38)

28

Kajian penelitian terdahulu yang kelima adalah skripsi karya Diah Kurniawati yang berjudul “Penerapan Metode Utsmani Dalam Pembelajaran Al-Quran PTQ Al-Utsmani Jakarta Timur”.30 Peneliti dalam proses melakukan pencarian data menggunakan metode penelitian kualitatif yang berbasis studi kasus. Pada intinya isi kandungan dalam karya ilmiah ini menjelaskan mengenai penerapan metode utsmani dalam pembelajaran Al-Quran. Menurut perspektif peneliti skripsi ini, ditemukan bahwa pelaksanaan metode utsmani di PTQ Al-Utsmani Jakarta Timur ini berhasil.

Dengan indikator yaitu siswa mampu menguasai tahsin seperti makharijul huruf atau tempat keluarnya huruf serta mampu membaca al-Quran dengan tajwid yang benar.

Persamaan antara karya ilmiah ini dengan proses penelitian yang akan ditempuh Peneliti ialah sama-sama membahas mengenai pelaksanaan metode utsmani dalam suatu lembaga keagamaan yang berkembang di masyarakat. Adapun perbedaanya terletak pada proses pelaksanaan metode utsmani dimana dalam skripsi karya Diah Kurniawati ini menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran berbasis metode utsmani di PTQ Al-Utsmani Jakarta Timur dilakukan dengan menggunakan nasyid dan metode lima langkah. Nasyid yang digunakan ialah nasyid yang mudah ditirukan oleh anak-anak. Sedangkan metode lima langkah tersebut terdiri dari baca dari depan, baca dari belakang, baca acak, talaqqi atau klasikal dan qiraah fardiyah atau baca buku individual. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di TPA Baiturrahman Grinting yang cenderung menggunakan metode klasikal baca simak antara ustadz dan santri.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan bahwa kualitas atau kemampuan baca Al-Quran santri TPA Baiturrahman Grinting masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator bacaan al-Quran para santri dikatakan rendah. Diantara indikator-indikator tersebut adalah masih

30 Diah Kurniawati, “Penerapan Metode Utsmani Dalam Pembelajaran Al-Quran di PTQ Al-Utsmani Jakarta Timur,” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2019) , 22.

(39)

29

kurang tepatnya makharijul huruf dan pemahaman yang kurang mengenai kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam membaca al-Quran.

Melihat kondisi santrinya yang seperti itu, pengurus TPA Baiturrahman Grinting tidak tinggal diam. Mereka mencoba membuat suatu terobosan untuk menanggulangi permasalahan tersebut. salah satu terobosan yang terlihat sangat mencolok adalah dengan diadakannya metode utsmani dalam proses belajar al-Quran di TPA Baiturrahman Grinting. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Peneliti inovasi tersebut berhasil meningkatkan kualitas atau kemampuan baca al-Quran para santri setelah berjalan kurang lebih 3 bulan. Uraian tersebut jika digambarkan maka akan terlihat kerangka pikir seperti dibawah ini

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Masalah

Tindakan

Hasil

Kemampuan baca tulis al-Quran Santri TPA Baiturrahman yang masih rendah

Mengadakan program bina baca tulis al-Quran metode utsmani

Kualitas baca tulis al-Quran Santri TPA Baiturrahman Grinting meningkat

(40)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Mengenai pendekatan yang akan digunakan oleh Peneliti dalam penelitian ini adalah mengacu pada pendekatan penelitian kualitatif.

Menurut gagasan yang diungkapkan Creswell, penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan atau penelusuran yang mempunyai tujuan yang unik yaitu untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral.1 Untuk memahami suatu gejala sentral tersebut tentu diperlukan sebuah penelitian yang dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Adapun gejala sentral pada penelitian ini adalah tentang rendahnya kualitas baca tulis al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung serta upaya peningkatannya melalui program bina baca tulis al-Quran metode utsmani.

Kemudian jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus, bisa diartikan dengan istilah penelitian lapangan. Adapun penelitian lapangan merupakan studi atau penelitian terhadap fenomena atau kenyataan yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat secara langsung.2 Jenis penelitian ini sesuai dengan kasus yang akan menjadi objek penelitian Peneliti, yaitu melihat dan memahami rendahnya kualitas baca tulis al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung, serta upaya dalam menindaklanjuti fenomena atau gejala sentral tersebut melalui pelaksanaan Metode Utsmani dalam meningkatkan kualitas baca al-Quran para santri tersebut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih Peneliti adalah TPA Baiturrahman Grinting. Lembaga ini dalam proses pembelajaran al-Quran sudah menggunakan metode utsmani. Pemilihan lokasi ini sesuai dengan topik yang akan dikaji oleh Peneliti yakni pelaksanaan bina baca tulis al-Quran

1 J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010) , 7.

2 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia (Surakarta:2014) , 125.

(41)

31

metode utsmani dalam meningkatkan kualitas baca tulis al-Quran santri TPA Baiturrahman Desa Munggung.

Kemudian mengenai waktu penelitian, Peneliti menyesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Perlu diketahui bahwa kegiatan pembelajaran aL- Quran di TPA Baiturrahman Desa Munggung dilaksanakan pada sore dan petang hari, tepatnya pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB dan 18.00 WIB hingga 19.00 WIB. Dalam kurun waktu 2 jam dan 1 jam tersebut Peneliti melakukan pengamatan dan observasi terhadap keberlangsungan proses pembelajaran. Lalu Peneliti juga melakukan wawancara terhadap ustadz atau tutor metode utsmani di TPA tersebut. waktu pelaksanaannya yakni setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Hal ini diharapkan tidak mengganggu proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lembaga tersebut.

C. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan dua jenis data yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh Peneliti secara langsung dari berbagai pihak yang menjadi informan. Adapun informan pada penelitian ini terdiri dari santri dan ustadz TPA Baiturrahman Grinting.

Sedangkan Peneliti memperoleh data sekunder dari berbagai buku, jurnal serta penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian Peneliti.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan dua cara yakni observasi dan wawancara. Observasi dilakukan selama kegiatan penelitian berlangung dengan menggunakan catatan lapangan. Adapun langkah-langkah dalam melakukan wawancara adalah sebagai berikut:3

1. Memastikan tujuan penelitian, seorang peneliti harus menentukan sejak awal informasi apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian yang hanya dapat diketahui melalui metode wawancara.

3 Mita Rosaliza, “Wawancara Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif,”

Ilmu Budaya, 11, 2 (2015) , 74

(42)

32

2. Menentukan subjek kajian/ narasumber, keberadaan narasumber atau informan sangat dibutuhkan, namun alangkah lebih baiknya kalau jumlah narasumbernya lebih sedikit karena akan menghemat tenaga, pikiran, dan biaya.

Maka dari itu Penulis hanya melakukan wawancara terhadap salah satu ustadz dan perwakilan santri TPA baiturrahman Grinting.

3. Menjalin hubungan yang baik dengan narasumber, wawancara akan terasa semakin berkesan jika antara peneliti dan narasumber mempunyai hubungan yang baik. Hal ini bisa diawali dengan peneliti mengetahui latar belakang narasumber sebelum melakukan wawancara, kemudian membuat janji akan melakukan wawancara serta hal-hal apa saja yang akan dibahas ketika proses wawancara berlangsung.

4. Mendapatkan informasi yang tepat, informasi yang tepat dan akurat dapat diperoleh dengan cara kerjasama yang baik serta pemilihan pertanyaan atau instrument yang baik.

5. Teknik merekam informasi, jawaban yang disampaikan oleh narasumber harus direkam dengan baik. Hal ini bertujuan supaya apa yang telah disampaikan oleh narasumber dapat diakomodasi dengan baik. Selain itu merekam informasi juga dapat menghindarkan peneliti dari pengulangan pertanyaan yang jawabannya sama.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik dalam mengambil data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi terhadap proses pembelajaran metode utsmani di TPA Baiturrahman Desa Munggung. Pengertian wawancara menurut Bodan dan Biklen (1982) adalah percakapan yang yang mempunyai suatu tujuan yang jelas dan biasanya dilakukan diantara dua orang (tetapi kadang-kadang lebih) yang

Referensi

Dokumen terkait

Audit Energi pada Proses Produksi Susu Pasteurisasi di Unit Usaha Pengolahan dan Pemasaran Susu (UUPP) Gabungan Koperasi Susu Indonesia.. (GKSI) Ujung Berung Bandung, Jawa

Pada tahun 1972, Pakistan yang di wakili oleh PM Zulfiqor Ali Bhutto dan India yang diwakili oleh PM Indhira Gandhi bertemu di Simla dan bersepakat untuk mengakhiri

Perubahan gambaran histopatologis pada penelitian ini ternyata ditemukan gambaran degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik, dan nekrosis sel hepar pada kelompok

Pada tahap penghargaan kelompok, terlihat bahwa siswa yang menerima penghargaan sangat senang dan lebih termotivasi, sedangkan yang belum menang akan berusaha

menunjukkan bahwa variabel Kepribadian (X1) berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) dan variabel Orientasi Kerja (X2) tidak berpengaruh

5) Persentase penyuluhan kelompok keluarga / pendamping dan pengunjung pasien rawat inap (penyuluhan kelompok bagi keluarga / pendamping / pengunjung adalah

Infestasi ektoparasit pada anjing yang berumur kurang dari 1 (satu) tahun memiliki sebaran rata-rata (41.6%) lebih tinggi dari anjing.. Anjing yang berumur kurang

Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah kredit baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang bank yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode