• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Kajian Pengelolaan Portofolio Reksadana

Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai strategi pemasaran, perlu dirumuskan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap terbaik, dalam rangka membahas strategi pengelolaan portofolio Reksadana pendapatan tetap untuk menghasilkan Reksadana superior. Ada lima tahapan dalam pengelolaan investasi yang perlu diperhatikan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap, yaitu :

1. Penentuan tujuan investasi.

2. Pembentukkan kebijakan investasi. 3. Pemilihan strategi portofolio. 4. Pemilihan aset.

Proses pengelolaan investasi tersebut dapat diperhatikan pada Gambar 10. Gambar tersebut memperlihatkan evaluasi kinerja yang merupakan input dari tahap penentuan tujuan investasi yang kemudian dapat mengubah tahap pertama sampai ke tahap keempat.

Gambar 10. Proses pengelolaan investasi

Tahap pertama adalah penentuan tujuan investasi. Penentuan tujuan investasi tergantung dari investonya. Misalnya, asuransi jiwa menjual berbagai produk asuransi, dimana perusahaan asuransi tersebut menjanjikan sejumlah keuntungan pada suatu waktu di masa datang atau arus kas dalam sebuah periode. Bila bank mengeluarkan produk investasi dengan biaya tertentu (misalnya tingkat 15%) bank tersebut dapat memberikan pinjaman ke pihak ketiga tidak lebih kecil dari biayanya atau bank tersebut harus mengambil premium atau dalam perbankan dikenal dengan spread.

Tahap kedua membentuk kebijaksanaan investasi untuk memenuhi tujuan investasi tersebut. Penentuan kebijakan investasi dimulai dengan penentuan alokasi aset. Alokasi aset dapat ditentukan berdasarkan tujuan investasi tersebut.

Penentuan Tujuan Investasi

Pembentukan Kebijakan Investasi

Pemilihan Strategi Portofolio

Pemilihan Aset

Misalnya, seorang investor berumur 55 tahun menginginkan dananya tidak berkurang karena lima tahun lagi akan pensiun dan ingin menikmati pensiun. Oleh karenanya, investor ini lebih disarankan alokasi asetnya mendekati 100% pada instrumen berpendapatan tetap. Setelah mengetahui alokasi aset, selanjutnya batasan (constraint) yang dimiliki oleh investor; misalnya besarnya alokasi aset agar risiko yang yang dimiliki tidak berubah, bahkan disesuaikan dengan regulasi yang ada, (asuransi melakukan investasi pada sebuah institusi tidak lebih dari 10% aset yang dimiliki). Perpajakan juga harus diperhatikan untuk membuat kebijakan investasi, misalnya dana pensiun tidak dikenakan pajak bila investasi pada Deposito individual dikenakan pajak final 15%.

Dalam hal alokasi aset, ada tiga pendekatan yang sedang berlaku saat ini. Pendekatan pertama dikenal dengan Aset Alokasi Strategis (Strategic Asset Allocation) yang merupakan hasil konsekuensi dari optimisasi means-varians, dimana aset alokasinya untuk jangka panjang. Dalam hal ini tidak adanya keputusan berdasarkan kondisi pasar.

Pendekatan kedua dikenal dengan Aset Alokasi Taktis (Tactical Asset Allocation) yang mempunyai pandangan bahwa manajer investasi dapat mengalahkan pasar. Disamping itu, umumnya manajer investasi tidak mempunyai konsensus dalam keadaan pasar di masa mendatang, bahkan dikatakan bahwa pasar dalam situasi inefisien. Untuk mengalahkan pasar, manajer investasi memanfaatkan kondisi pasar (market timing opportunity). Pendekatan ini sering merekomendasikan perdagangan kontrarian (contrarian trades), dimana penganut strategi ini merekomendasikan pembelian (penjualan) aset ketika pasar turun (naik). Pendekatan ketiga dikenal dengan Aset Alokasi Dinamis (Dynamic Asset

Allocation) yang hampir menyerupai Aset Alokasi Strategis karena sama-sama mempunyai pandangan bahwa pasar tidak dapat dikalahkan, maka dilakukan penyesuaian terhadap aset alokasi. Pendekatan ini melakukan proteksi terhadap arus pendapatan portofolio dan mencoba menghilangkan downside risk yang dihadapi portofolio (pengendalian risiko). Pendekatan ini disebut juga Asuransi Portofolio (Portfolio Insurance).

Tahapan ketiga yaitu pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio yang sering dikenal adalah Pengelolaan Portofolio Aktif dan Pasif. Dalam strategi portofolio aktif, periode pengelolaan sangatlah temporer dimana manajer investasi seringkali mengganti Obligasi yang merupakan aset alokasi terbesar dari Reksadana pendapatan tetap untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. Dalam hal ini, manajer investasi tidak merasa rugi bila melakukan cut-loss, jika ada Obligasi lain yang menjanjikan pengembalian tinggi dibandingkan dengan Obligasi yang dimiliki saat ini.

Ada dua pandangan penting untuk sukses dalam mengelola portofolio aktif, yaitu harus mempunyai ide bagus bagaimana pandangan alternatif investasi yang lain dan harus tidak setuju dengan konsensus atau tidak setuju terhadap gelombang pergerakan harga Obligasi. Pengelolaan portofolio aktif selalu berkonsentrasi pada jumlah Obligasi kecil dikenal dengan pemilihan Obligasi (bond selection) dan melakukan perubahan keluar atau masuk dengan portofolio yang dikenal dengan pendekatan kondisi pasar (market timing).

Oleh karenanya, pekerjaan manajer investasi bukanlah meramalkan tingkat pengembalian secara akurat, tetapi meramalkan secara akurat dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Strategi Portofolio aktif ini dapat disingkat

dalam kotak pertama pada Tabel 14, dimana manajer investasi harus mempunyai kemampuan baik dalam memilih Obligasi yang harganya di bawah harga wajar (undervalued).

Strategi kedua dalam mengelola portofolio dikenal dengan strategi pengelolaan pasif, yang merupakan lawan dari strategi pengelolaan aktif. Dalam strategi ini diasumsikan bahwa pasar sangatlah efiisien dan akibatnya manajer investasi tidak dapat sukses dalam mengelola portofolio dengan pendekatan kondisi pasar (market timing) dan pemilihan Obligasi. Oleh karenanya, portofolio harus sangat terdiversifikasi dangan tingkat risiko yang ditentukan sebelumnya dan Saham-Saham yang menjadi portofolio tidak banyak berubah untuk jangka panjang. Strategi portofolio pasif ditandai dengan tingkat turnover perdagangan cukup kecil, biaya transaksi kecil selalu mengurangi pengeluaran pengelolaan dan risiko cukup kecil. Strategi ini dapat diperhatikan pada kuadran keempat, dimana manajer investasi mempunyai kemampuan lemah dalam meramalkan pasar dan memilih Obligasi yang harganya di bawah nilai wajar (undervalued).

Tabel 15. Matriks keputusan taktik portofolio

Kemampuan Meramalkan Pasar Kemampuan Menilai

Sekuritas Undervalue Bagus (Good) Lemah (Poor)

Bagus (Good)

1. Konsentrasi pada sejumlah Obligasi yang undervalue

2. Ubah risiko Obligasi (beta) ke atas dan ke bawah rataan jangka panjang berdasarkan ramalan pasar

1. Konsentrasi pada sejumlah Obligasi yang

undervalue

2. Pertahankan beta stabil pada tingkat yang diharapkan dalam jangka panjang

Lemah (Poor)

3. Investasi dengan

diversifikasi yang sangat luas (Obligasi terdaftar) 4. Ubah risiko Obligasi (beta)

ke atas dan ke bawah rataan jangka panjang berdasarkan ramalan pasar

3. Investasi dengan diversifikasi yang sangat luas (Obligasi terdaftar)

4. Pertahankan beta stabil pada tingkat yang diharapkan dalam jangka panjang

Tahapan keempat dalam portofolio adalah pemilihan aset. Tahapan ini dapat dilakukan setelah strategi portofolio dipilih. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan pemilihan Saham, terutama untuk strategi portofolio aktif. Tahapan ini mencoba mendapatkan Saham yang harganya masih murah (undervalued). Dalam memilih Saham ini ada beberapa pendekatan perhitungan harga Obligasi yang dapat digunakan, yaitu manajer investasi berusaha membentuk sebuah portofolio efisien yang memberikan tingkat pengembalian tinggi pada tingkat risiko tertentu, atau risiko terendah dengan tingkat pengembalian tertentu.

Tahapan terakhir melakukan pengukuran, serta evaluasi kinerja dan dari portofolio. Dalam hal ini tingkat pengembalian portofolio, serta risikonya dihitung dan dibandingkan dengan patokan (benchmark). Hasil dan tahapan ini merupakan input kepada tahapan pertama untuk melakukan perubahan. Pemilihan patokan harus hati-hati. Misalnya, pemilikan Indeks Harga Obligasi Gabungan yang dihitung Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjadi patokan portofolio Obligasi tidaklah tepat, karena Indeks Harga Obligasi Gabungan tersebut tidak menyatakan keadaan pasar yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan indeks tersebut terlalu rendah kenaikannya ketika harga naik dan penurunannya terlalu rendah, ketika harga turun yang disebabkan harganya dengan harga tertutup.

Tahapan tersebut dapat dipadatkan menjadi empat tahapan seperti yang dikemukakan oleh Maginn and Tuttle (1990), yaitu pertama menentukan tujuan investor preferensi dan batasan-batasan (constraints) dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan pengembangan kebijakan investasi.

Kedua, menentukan ekspektasi pasar. Dalam tahapan ini dilakukan ekspektasi pasar dengan memperhatikan indikator ekonomi yang relevan, faktor

sosial, politik dan keamanan, sehingga diketahuinya ekspektasi pasar

Tahap ketiga, membangun portofolio. Dalam tahapan ini portofolio dibangun dengan berbagai metode untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Pada tahap ini dituntut kejelian para manajer investasi untuk melakukan diversifikasi portofolio pada Saham atau Obligasi yang menguntungkan.

Tahap keempat, melakukan evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahapan ini dilakukan penentuan patokan dan kinerja portofolio. Hasil yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan patokan, sehingga kelihatan bahwa manajer investasi outperformance atau underperformance. Manajer investasi yang underperformance harus menyusun strategi untuk meningkatkan kinerjanya.

Dokumen terkait