BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
E. Kajian Produk Akhir
Produk akhir pada penelitian ini disesuaikan dengan komentar dan saran dari validator materi, validator media TI, dan guru biologi SMA. Adapun komentar dan saran dari ahli materi dan guru biologi SMA terletak pada aspek ”kelayakan isi” dan ”kelayakan penyajian”. Pada aspek ”kelayakan isi” validator (I) memberikan komentar dan saran bahwa gambar ilustrasi pada struktur anatomi tanaman kurang nyata dan konkrit. Sehingga validator menyarankan untuk menggunakan gambar sebenarnya, agar peserta didik dapat membentuk frame gambar didalam pemikirannya yang realistis. Selain itu validator (III) memberikan komentar dan saran bahwa kedalaman materi pada pertemuan dua masih kurang sehingga perlu ditambahkan gambar ilustrasi perkecambahan (hipogeal dan epigeal) agar lebih lengkap dan faktual.
Peneliti melakukan revisi dengan menyisipkan gambar sebenarnya yang diperoleh dari hasil pengamatan dan internet di samping gambar ilustrasi, agar gambar tersebut dapat lebih detail, dan konkrit sehingga peserta didik dapat membentuk frame yang realistis dalam pemikirannya. Peneliti juga menambahkan gambar ilustrasi perkecambahan (hipogeal dan epigeal). Hal ini sejalan dengan pernyataan Tafonao (2018) yang berpendapat bahwa, manfaat media pembelajaran salah satunya ialah memperjelas penyajian materi yang disampaikan oleh guru dengan membuat dan menambahkan gambar pendukung materi, pembelajaran dapat lebih nyata, konkrit dan mendalam. Selain itu, materi yang disampaikan oleh guru lebih jelas diterima oleh peserta didik.
Komentar dan saran lain dari validator (I) ialah perlu adanya revisi pada beberapa keterangan dan pernyataan yang tidak tepat. Contohnya, keterangan pertumbuhan primer, keterangan faktor eksternal pertumbuhan tanaman, dan pernyataan struktur biji monokotil dan dikotil untuk menghidari miskonsepsi pada peserta didik. Pada aspek ”kelayakan penyajian” validator (I) memberikan komentar dan saran mengenai soal test formatif pertemuan tiga nomor sembilan dan soal refleksi nomor satu. Menurut validator soal yang peneliti buat kurang sesuai dan tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Untuk itu peneliti memperbaiki keterangan pertumbuhan primer, pernyataan struktur biji monokotil dan dikotil, soal test formatif pertemuan tiga nomor sembilan, dan soal refleksi nomor satu. Peneliti juga menghapus beberapa keterangan faktor eksternal pertumbuhan tanaman yang tidak tepat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tafonao (2018) yang berpendapat bahwa, manfaat media pembelajaran salah satunya ialah dapat mempelancar pembelajaran dan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan memperbaiki dan menghapus sejumlah keterangan, pernyataan dan soal yang tidak tepat diharapkan peserta didik dapat memahami materi dengan lancar selama mengikuti pembelajaran dan memperoleh hasil belajar yang maksimal setelah mengerjakan soal tes dan refleksi.
Untuk validasi ahli media TI dan guru biologi SMA komentar dan saran perbaikan terletak pada aspek ”media pembelajaran” dan ”komunikasi secara visual”. Pada aspek ”media pembelajaran” validator (III) memberikan komentar dan saran bahwa video referensi pembelajaran perlu diperbanyak agar lebih
bervariasi dan faktual. Secara lisan dan tulis validator (IV) juga memberikan komentar dan saran bahwa perlu adanya perbaikan penulisan yang masih typo, dan pada pertemuan empat perlu ditambahkan gambar ilustrasi perkembangan embrio agar lebih relevan dengan KD. Selain itu, validator memberikan saran bahwa tata letak pada modul, sebaiknya dibuat seperti ”Setiap pertemuan berisi: materi, tes formatif, evaluasi, refleksi, penilaian diri” agar memudahkan peserta didik dalam penggunaan.
Untuk memperbaiki peneliti memperbanyak video referensi pembelajaran yang lebih faktual, memperbaiki penulisan yang typo, menambahkan gambar ilustrasi perkembangan embrio pada pertemuan empat dan mengubah tata letak modul agar dapat meningkatkan perhatian, efisiensi penggunaan website, dan pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lautfer (1999), bahwa media pembelajaran yang baik dapat meningkatkan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pada aspek ”komunikasi secara visual” validator (II) menyarankan perlu adanya sentuhan warna hijau pada menu lainnya agar selaras dengan tema, konsisten, dan menarik perhatian peserta didik. Selain itu, header judul juga perlu diperbaiki. Peneliti memberikan sentuhan warna hijau pada menu lainnya dan mengganti header dengan icon agar modul yang dikembangkan lebih menarik secara visual. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tafonao (2018), media pembelajaran yang menarik secara visual memiliki manfaat untuk meningkatkan minat dan motoviasi belajar peserta didik. Purnama (2010) juga menambahkan sentuhan warna hijau dapat menarik secara visual dan kesan yang menyejukan.
Produk akhir penelitian ini adalah sebuah modul interaktif berbasis pembelajaran reflektif menggunakan google sites pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup untuk kelas XII. Modul ini terdiri atas, Halaman utama, petunjuk, KI dan KD, indikator ketercapaian, pertemuan I yang berisi materi pengertian pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, tes formatif, evaluasi, refleksi, dan penilaian diri, pertemuan II yang berisi materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, tes formatif, evaluasi, refleksi, dan penilaian diri, pertemuan III yang berisi materi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, tes formatif, evaluasi, refleksi, dan penilaian diri, pertemuan IV yang berisi materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan manusia, tes formatif, evaluasi, refleksi, penilaian diri, video pembelajaran, kontak, daftar pustaka, dan informasi.
Adapun interaktif yang terakomodasi dalam modul ini untuk menarik minat belajar peserta didik terletak pada menu kontak, materi, test formatif, evaluasi, refleksi dan penilaian diri. Pada saat peserta didik menekan menu tersebut, maka peserta didik akan langsung terhubung dengan guru dan teman sekelas untuk diskusi terkait permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran belangsung. Selain itu peserta didik juga dapat leluasa mengoperasikan modul ini dengan menekan ikon panah yang teletak pada menu materi. Hal ini sesuai dengan pernyatan Kuswanto (2019) yang menyatakan bahwa sebuah modul dapat dikatakan interaktif jika dapat menciptakan susana pembelajaran jarak jauh yang aktif dan dua arah.
Untuk ranah reflektif yang terakomodasi dalam modul ini terletak pada menu evaluasi, refleksi dan penilaian diri. Pada saat peserta didik mengerjakan soal tersebut, maka akan muncul kesadaran dan kehendak dari dalam diri peserta didik untuk menuliskan kesan, dan perasaan mereka selama mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna. Hal ini sejalan dengan pernyataan Pranyoto (2014) yang menyatakan refleksi berarti sebuah aktivitas berupa penilaian atau umpan balik yang berisi ungkapan, kesan, dan perasaan untuk menemukan kembali nilai dan makna hidup yang hakiki dari pembelajaran yang telah diikuti.
Pada proses pembelajaran jarak jauh modul ini diimplementasikan di tahap inti dan penutup. Pada tahap inti guru memberikan link kepada peserta didik untuk dapat mengakses modul sebagai alat bantu untuk mencari referensi, dan konsultasi kepada guru. Pada tahap penutup guru memberikan link modul interaktif sebagai media untuk membantu mengerjakan tes formatif, evaluasi, refleksi, dan penilaian diri agar guru dan peserta didik mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik.
Penggunaan modul interaktif berbasis pembelajaran reflektif menggunakan google sites ini sebagai media pembelajaraan jarak jauh diharapkan dapat memudahkan guru untuk menyampaiakan materi, menciptakan suasana belajar yang aktif antara guru dan peserta didik, menumbuhkan minat belajar dan memberikan pengalaman baru kepada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kuswanto (2019), penggunaan modul interaktif sebagai media pembelajaran dapat menciptakan susana pembelajaran jarak jauh yang aktif dan
dua arah. Herawati dan Muhtadi (2018) menambahkan penggunaan modul interaktif dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik, memberikan pengalaman baru bagi peserta didik, dan membantu peran guru dalam mempresentasikan informasi kepada peserta didik.