Ada dua pengertian untuk istilah „program‟ yaitu pengertian secara khusus dan umum. Menurut pengertian secara umum program dapat diartikan sebagai rencana menurut Arikunto (2004:2), apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu:
1. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan
2. Terjadi dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan
Pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi program prioritas yang harus dilakukan untuk mneingkatkan kesejahteraan masyarakat dalam upaya mewujudkan agenda Cilegon sejahtera. Sebagai wujud implementatif dari agenda Cilegon Sejahtera itulah, maka pemerintah Kota Cilegon menggulirkan Satu Kecamatan Satu Milyar untuk wirausaha sebagai program pro rakyat di Kota Cilegon, dan merupakan salah satu program prioritas dalam percepatan penanggulangan kemiskinan. Dana program satu kecamatan satu milyar berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Cilegon dan PT. Krakatau Steel.
UPT PEM adalah Unit Pelaksana Teknis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang melaksanakan tugas dalam bidang perencanaan, pengelolaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kota Cilegon
1. Maksud dan tujuan
A. Maksud dari pembentukkan UPT PEM adalah untuk memberikan pelayanan terpadu dan berkesinambungan kepada calon wirausaha baru dan Usaha Menengah Kecil (UMK) dengan menggunakan teknik pendekatan yang lebih individual dan profesional meliputi: Sumber Daya Manusia (SDM. Pembiayaan, informasi bisnis dan pemasaran serta pendampingan.
B. Tujuan
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin (RTS) b. Meningkatkan minat masyarakat untuk berusaha
d. Meningkatkan kepedulian perusahaan (BUMN/S) termasuk perbankan dalam pemanfaatan dan CSR yang terintegrasi dengan program pemerintah Kota Cilegon.
2. Sasaran dan Target
A. Rumah Tangga Sasaran (RTS), kriterianya calon mitra binaan adalah: a. Masyarakat Kota Cilegon
b. Tercantum dalam data RTS
c. Diprioritaskan usia kerja dan masih produktif d. Diprioritaskan yang sudah memiliki/memulai usaha.
e. Diprioritaskan yang belum pernah mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan atau pihak lain.
f. Tidak mempunyai tunggakan pinjaman ke berbagai lembaga keuangan atau pihak lain.
B. Usaha Mikro Kecil (UMK), kriteria calon mitra binaan adalah: a. Masyarakat kota Cilegon
b. Memiliki/sudah berusaha
c. Diprioritaskan berusaha di sektor produk unggulan daerah dan mampu menyerap tenaga kerja
d. Untuk koperasi, sudah berbadan hukum minilam 2 tahun, pinjaman untuk pembiayaan usaha produktif (bukan untuk usaha simpan pinjam) e. Tidak mempunyai tunggakan kredit ke berbagai lembaga keuangan,
C. Koperasi
a. Koperasi primer yang berbadan hukum minimal 2 tahun
b. Memiliki anggota yang melakukan usaha yang produktif, pada semua sector ekonomi.
c. Melaksanakan RAT setiap tahun
d. Memiliki pengurus dan pengawas yang dipilih dan diangkat oleh anggota
e. Diprioritaskan yang belum pernah medapata bantuan dari pemerintah maupu BUMN
f. Pengurus koperasi tidak terlibat dalam penyelahgunaan kredit program atau dana bantuan pemerintah dan bersedia bertanggung jawab atas penggunaan dana bergulir baik dimanfaatkan oleh koperasi maupun anggotanya
3. Mekanisme Pemberian Pinjaman
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis KEcamatan (PEMBK) dilakukan dalam upaya mendekatkan pelayanan kepada msayarakat yang membutuhkan pinjaman moda usaha. Kegiatan pengelolaan pinjaman dari muali rekruitasi sampai pendampingan dilakukan di sub unit UPT PEM Kecamatan.
A.Tahap pemberian pinjaman a. Rekruitasi
b. Seleksi (administrasi dan survey lapangan) c. Analisa kelayakan/kebutuhan pinjamna d. Pemutusan besar pinjaman
e. Pembekalan kepada calon mitra binaan f. encairan pinjaman
g. Pendampingan B. Jenis pinjaman
a. Peretasan/perintisan usaha yang ditujukan pada Rumah Tangga Sasaran (RTS)
b. Penguatan usaha, sasarannya adalah Usaha Kecil Menengah (UMK) non RTS termasuk koperasi
c. Pengembangan usaha, sasarannya adalah UMK dan koperasi C.Biaya atau jasa administrasi pinjaman
a. Peretasan/perintisan usahan 0-3% pertahun b. Penguatan dan pengembangan usaha 6% pertahun D. Jangka waktu pinjaman
a. Peretasan/perintisan usaha = 1 minggu sampai dengan 5 bulan b. Penguatan usaha = 6 sampai dengan 12 bulan
c. Pengembangan usaha = 12 sampai dengan 24 bulan E. Angsuran pinjaman
a. Peretasan/perintisan usaha = harian/mingguan b. Penguatan usaha = mingguan/bulanan
c. Pengembangan usaha = Bulanan F. Plafon pinjaman
a. Peretasan/perintisan usaha = Rp. 0,-s/d Rp. 1.000.000 b. Penguatan usaha = Rp. 1.000.000,-s/d Rp. 5.000.000
c. Pengembangan usaha = Rp. 3.000.000,-s/d Rp. 30.000.000 G. Grace period
Untuk calon mitra binaan yang berasal dari RTS diberikan waktu angsuran pinjaman.
H. Jaminan
Jaminan yang harus dipenuhi oleh mitra binaan lebih bersifat pembinaan, sebagai tanggungjawab mitra binaan terhadap kewajiban yang harus diselesaikan sesuai perjanjian.
1. Peretasan/perintisan usaha dan penguatan usaha. Jaminan berupa: a. Kelayakan usaha, atau
b. Personal garansi, atau
c. Fotocopy jaminan berwujud seperti BPKB, AJB, sertifikat tanah atau jaminan tidak berwujud seperti surat berharga
2. Pengembangan usaha
Pinjaman pengembangan usaha bersumber dari dana PKBL PT Krakatau Steel, dengan demikian jaminan yang seharusnya dipenuhi berupa BPKB, AJB, sertifikat (sesuai perjanjian antara Pemerintah Kota Cilegon dengan PT> Krakatau Steel No: 500/84-HUK/2011 dan 19/C/DV-KS/Kontr/2011 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Krakatau Steel)
2.7 Kerangka Berfikir
Dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Kota Cilegon, pemerintah Kota Cilegon membentuk agenda program perwujudan Cilegon Sejahtera salah satunya adalah program Satu Kecamatan Satu Milyar. Program ini merupakan kerja sama Pemerintah Kota Cilegon dengan PT Krakatau Steel yang berupa pinjaman modal usaha bagi masyarakat Kota Cilegon baik calon wirausahawan baru dan yang mengembangkan kapasitas usahanya. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi angka kemiskinan di Kota Cilegon dan melatih kemandirian maskayarakatnya. Sesuai peraturan Peraturan Walikota no 16 tahun 2011 tentang pembentukkan organisasi dan tata kerja UPT PEM Kota Cilegon, maka program ini dilaksanakan oleh UPT PEM Kota Cilegon.
Dalam penyusunan kerangka berfikir, peneliti menggunakan model evaluasi milik Nurcholis (2007:277) yang meliputi
1. Input : Merupakan masukan apa saja yang diperlukan agar program Satu Kecamatan Satu milyar dapat terlaksana dengan baik
2. Proses : Bagaimana kebijakan Satu Kecamatan Satu Milyar diwujudkan dalam bentuk pelayanan langsung pada masayarakat 3. Output : hasil dari pelaksanaan kebijakan. Apakah suatu kebijakan
menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
4. Outcomes (dampak), adalah apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyata pada kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan.
Jika keempat faktor ini tidak mendukung satu sama lain, ada kemungkinan kebijakan tidak berjalan sesuai rumusan yang telah ditetapkan di awal.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mendeskripsikan evaluasi program Satu Kecamatan Satu Milyar yang sudah berjalan selama 5 tahun di Kota Cilegon. Data-data dan informasi diperoleh dengan pengamatan dan wawancara dengan para stakeholders, kemudian peneliti akan mengkaitkan data tenemuan dengan teori yang digunakan. Untuk lebih lebih jelasnya berikut gambaran kerangka berfikir peneliti:
Gambar 2.6 kerangka berfikir
1. Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana yang kurang mendukung keberhasilan pelaksanaan Program Satu Kecamatan Satu Milyar di Kecamatan Jombang Kota Cilegon.
2. Tidak adanya kepastian waktu dalam panduan pelaksanaan program yang mendukung program. berjalan tidak tepat waktu dan menyebabkan ketidakpastian berapa lama calon mitra binaan harus menunggu proposalnya disetujui.
3. Pola fikir masyarakat yang salah tentang program dan menganggap dana dari pemerintah adalah hibah.
4. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah pada masyarakat tentang program Satu Kecamatan Satu Milyar.
5. Tidak ditetapkannya sanki yang pasti dalam buku panduan pelaksanaan program bagi mitra binaan yang bermasalah ditengah-tengah angsuran. 6. Tidak ada fasilitas pendukung usaha dari Pemerintah Kota Cilegon bagi
masyarakat yang telah menjadi mitra binaan. Baik itu berupa fasilitas fisik maupun pelatihan.
7. Program kurang tepat sasaran, sebagian besar mitra binaan bukan berasal dari kalangan Rumah Tangga Sasaran (RTS).
8. Tujuan utama program pengentasan kemiskinan dan peningkatan jumlah wirausahawan serta minat berwirausaha terutama dari kalangan RTS, tidak terealisasikan.
Program Satu Kecamatan Satu Milyar
UPT PEM Kota Cilegon UPT PEM Kec. Jombang
Evaluasi kebijakan publik menurut Nurcholis (2007:277) 1. Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan
kebijakan
2. Proses, yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan langsung kepada masyarakat
3. Output : hasil dari pelaksanaan kebijakan. Apakah suatu kebijakan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
4. Outcomes (dampak), adalah apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyata pada kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan.
Berkurangnya angka kemiskinan serta mengingkatnya jumlah wirausahawan dan minat masyarakat Kecamatan Jombang untuk berwirausaha
2.8 Asumsi Dasar
Berdasakan hasil obeservasi awal, peneliti berasumsi bahwa pelaksanaan kebijakan atau program Satu Kecamatan Satu Milyar Pemerintah Kota Cilegon di Kecamatan Jombang, belum berhasil (berdampak) sebagaimana tujuan awal program dibuat.