• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

B. Kajian pustaka 1 Dukungan sosial

Dukungan sosial yaitu suatu kenyamanan perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang atau kelompok lain (maslihah 2011, 106)

2. Problematika

pengertian problematika istilah problema atau problematika berasal dari bahasa inggris yaitu Problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang menimbulkan permasalahan (Diknas, 2008, 276)

20 3. Kepedulian Sosial

Kepedulian Sosial merupakan sikap memperlakukan orang lain dengan penuh kebaikan dan kedermawanan, peka terhadap perasaan orang lain, siap membantu orang yang membutuhkan pertolongan, tidak pernah berbuat kasar, dan tidak menyakiti hati orang lain (Samani, 2013:56). Darmiyati Zuchdi (2011: 170) menjelaskan bahwa, kepedulian sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, kepedulian sosial merupakan sikap selalu ingin membantu orang lain yang membutuhkan dan dilandasi oleh rasa kesadaran. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial

Abu Ahmadi (1999: 172) mengemukakan pendapat dalam bukunya Psikologi Sosial bahwa faktor yang mempengaruhi sikap sosial ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Sama apa yang di kemukakan oleh Sarwono (1997: 89 ) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial seseorang ada dua; pertama faktor intern yaitu faktor pada diri anak itu sendiri, adapun faktor intern ini seperti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati dan yang kedua adalah faktor ekstern yaitu faktor faktor yang berasal dari luar, adapun faktor ini seperti faktor lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah.

21

Dari pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial adalah sebagai berikut; pertama faktor intern yaitu faktor yang muncul dari dirinya sendiri seperti faktor sugesti, identifikasi, dan imitasi. Selanjutnya yang kedua adalah faktor ekstern faktor ini berasal dari luar seperti lingkunga keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi sikap sosial trsebut.

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi sikap sosial anak yang datang dari dalam dirinya sendiri. faktor ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: faktor sugesti, faktor imitasi dan faktor identifikasi.

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing faktor tersebut.

a) Faktor Sugesti

Sugesti adalah suatu proses mempengaruhi dari individu terhadap individu lain, sehingga ia dapat menerima

norma atau pedoman tingkah laku tertentu

22

Sehubungan dengan hal ini pula dalam buku

Psikologi Sosial dijelaskan bahwa: “Baik tidaknya sikap

sosial anak dipengaruhi oleh sugestinya, artinya apakah individu tersebut mau menerima tingkah laku maupun perilaku orang lain, seperti perasaan senang, kerjasama” (Sarwono, 1997 : 65).

Dari pendapat ahli tersebut di atas, dapat dikatakan sugesti dapat mempengaruhi sikap sosial seseorang sedangkan anak yang tidak mampu bersugesti cenderung untuk tidak mau menerima keadaan orang lain, seperti tidak merasakan penderitaan orang lain, tidak bisa bekerjasama dengan orang lain dan sebagainya.

b) Faktor Imitasi

Imitasi berasal dari bahasa latin Imitari yang artinya meniru atau mencontoh. Imitasi yaitu setiap individu memiliki sifat kecendrungan untuk melakukan seperti yang dilakukan oleh orang lain (http://choirul_umam.02 Mei 17. 22.30WIB. Hal 21).

Purwanto menjelaskan dalam buku Psikologi Pendidikan karyanya bahwa, Sikap seseorang yang berusaha meniru bagaimana orang yang merasakan keadaan orang lain maka ia berusaha meniru bagaimana orang yang merasakan sakit, sedih, gembira, dan sebagainya, hal ini

23

penting di dalam membentuk rasa kepedulian sosial seseorang (Purwanto, 1999 : 65).

Dari pengertian tersebut di atas sudah jelas bahwa imitasi dapat mempengaruhi sikap sosial seseorang, di mana seseorang yang berusaha meniru (imitasi) keadaan orang lain akan lebih peka dalam merasakan keadaan orang lain, apakah orang sekitarnya itu dalam keadaan susah, senang ataupun gembira.

c) Faktor Identifikasi.

Identifikasi adalah suatu kecendrungan yang tanpa disadari untuk menyamakan diri atau bertingkah laku yang

sama seperti yang dilakukan pihak lain

(http://choirul_umam. 02 Mei 17. 22.30WIB. Hal 22). Selanjutnya dalam buku Psikologi Sosial dijelaskan bahwa; anak yang menggangap keadaan dirinya seperti persoalan orang lain ataupun keadaan orang lain seperti keadaan dirinya akan menunjukkan perilaku sikap sosial yang positif, mereka lebih mudah merasakan keadaan orang

di sekitarnya, sedangkan anak yang tidak mau

mengidentifikasikan dirinya lebih cenderung menarik diri dalam bergaul sehingga lebih sulit untuk merasakan

24

Menurut pendapat para ahli di atas sudah jelas bahwa seseorang yang berusaha mengidentifikasikan diri dengan keadaan orang lain akan lebih mampu merasakan keadaan orang lain, dari pada seorang anak yang tidak mau mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain yang cenderung mampu merasakan keadaan orang lain.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang yang terdapat di luar pribadi anak. Dalam pembentukan dan perubahan sikap ini lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan sehari-hari banyak memiliki peranan. Lingkungan yang dimaksud merupakan lingkungan di mana seseorang hidup dan berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut lingkungan sosial. Menurut Elly M. Setiadi, dkk (2012: 66), lingkungan sosial merujuk pada lingkungan di mana seseorang melakukan interaksi sosial, baik dengan anggota keluarga, teman, dan kelompok sosial lain yang lebih besar. Buchari Alma, dkk (2010: 205-208) membagi faktor yang mepengaruhi sikap kepedulian sosial berdasarkan lingkungan ada tiga yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Dari tiga lingkungan di atas akan di jelaskan sebagai berikut. a) Faktor Lingkungan Keluarga

25

Keluarga merupakan tumpuan dari setiap anak, keluarga merupakan lingkungan yang pertama dari anak dan dari keluarga anak menerima pendidikan, maka dari itu keluarga mempunyai peranan yang sangat penting di dalam perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil yang dialami oleh seorang manusia, lingkungan inilah yang pertama kali mengajarkan manusia bagaimana berinteraksi.

Abu Ahmadi (1991: 278) menjelaskan bahwa interaksi tersebut dapat diwujudkan dengan air muka, gerak-gerik dan suara lalu anak akan belajar memahami gerak-gerik dan air muka orang lain tersebut. Hal ini penting sekali untuk perkembangan anak, dengan belajar memahami gerak-gerik dan air muka seseorang anak tersebut telah belajar memahami keadaan orang lain.

Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap perkembangan anak demikian pula

sebaliknya, “Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang,

perhatian, keluarga yang tidak harmonis, yang tidak memanjakan anak-anaknya dapat mem-pengaruhi sikap sosial bagi anak-anaknya” (Purwanto, 1999 : 89).

Sedangkan pandangan Abuddin nata dalam bukunya ilmu pendidikan Islam mengatakan bahwa tanggung jawab

26

orang tua pada anak tidak hanya bersifat duniawi, melainkan ukhrawi dan teologis untuk itu lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh pada pembentukan kepribadian anak (2010:299).

Sama seperti pendapat Sarwono (1997 : 66) bahwa Keluarga adalah bagian dari keperibadian anak sejak saat dilahirkan, pengaruh orangtua sangatlah besar, didikan orangtua yang terlallu keras, terlalu memberikan kebebasan akan mempengaruhi timbulnya permasalahan pada anak dan anak lebih mudah merasakan keadaan orang lain.

Dari pendapat para tokoh tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa keharmonisan dalam lingkungan keluarga, sebab tanggung jawab otang tua ke anak sangat besar dan anak yang mendapatkan kasih sayang serta keluarga yang selalu memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya merupakan sebuah peluang yang cukup besar di dalam mempengaruhi dan membentuk timbulnya sikap kepedulian sosial anak, karena anak-anak

akan mempelajari mimik muka dari lingkungan

keluarganya.

Sudah jelas bahwa lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya di dalam membentuk sikap kepedulian sosial seorang anak, apalagi dengan didikan orangtua yang penuh

27

dengan kasih sayang, akan lebih mudah dalam membentuk sikap sosial pada anak.

b) Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk belajar meningkatkan kemampuan intelektual akan tetapi juga membantu anak untuk dapat mengembangkan emosi, berbudaya, bermoral, bermasyarakat, dan kemampuan fisiknya.

Menurut Abuddin nata lingkungan sekolah adalah tempat seorang anak mendapatkan berbagai informasi tentang ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan dalam kehidupannya (2010:300).

Berbeda dengan pandangan Ahmadi bahwa ketika lingkungan sekolah cara penyajian materi yang kurang tepat serta antara guru dengan murid mempunyai hubungan yang kurang baik akan menimbulkan gejala kejiwaan yang kurang baik bagi anak yang akhirnya mempengaruhi sikap sosial seorang anak (1996 : 65).

Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka faktor lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi sikap sosial anak adalah cara penyajian materi, perilaku maupun sikap dari para gurunya, serta fasilitas atau peraturan-peraturan

28

sekolah yang didapat oleh anak itu juga dapat mempengaruhi sikap kepedulian sosial anak.

c) Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan tempat berpijak para remaja sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa melepaskan diri dari masyarakat. Anak dibentuk oleh lingkungan masyarakat dan dia juga sebagai anggota masyarakat, kalau lingkungan sekitarnya itu baik maka akan membantu di dalam pembentukkan kepribadian dan mental seorang anak, begitu pula sebaliknya kalau lingkungan sekitarnya kurang baik maka akan berpengaruh kurang baik pula terhadap sikap sosial seorang anak, seperti tidak mau merasakan keadaan orang lain.

Menurut Sarwono lingkungan masyarakat sangat

berpengaruh pada anak-anak karena “Lingkungan

masyarakat yang dapat mempengaruhi timbulnya berbagai sikap sosial pada anak seperti cara berperilaku yang baik atau sebaliknya berperilaku yang kurang baik” (1997 : 59).

Sedangkan menurut Abuddin nata (2010:301) dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan bahwa kalo di dalam masyarakat tersebut terdapat berbagai

29

peluang bagi manusia untuk memperoleh pengalaman yang kelak akan berguna bagi kehidupannya di masa depan.

Uraian pendapat para tokoh tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukkan sikap sosial seorang anak, begitu pula sebaliknya lingkungan masyarakat yang kurang baik akan menimbulkan sikap sosial yang kurang baik pula terhadap anak, karena lingkungan masyarakat menjadi faktor memperoleh pengalaman yang akan digunakan di masa depan.

b. Bentuk-bentuk kepedulian sosial

Dalam bukunya Zubaedi (2006:13) yang berjudul pendidikan bebasis masyarakat, kepedulian sosial terdiri atas beberapa hal di antaranya yaitu:

1) Loves (kasih sayang)

Kasih sayang ini terdiri atas; pengabdian, kekeluargaan, tolong menolong, dan kesetiaan di bawah ini penjelasannya. a) Pengabdian

Memilih diantara dua alternatife yaitu merefleksikan sifat-sifat Tuhan yang mengarah menjadi pengabdi-pihak-lain (Ar-rahman dan Ar-rahim) atau pengabdi diri sendiri. Pengabdi pihak lain bukan berarti tidak ada perhatian sama sekali terhadap diri sendiri, sehingga semisalnya tidak makan

30

sama arti bunuh diri. Tapi senantiasa berusaha mencintai orang lain sepert mencintai diri sendiri. Perhatiannya sama besar baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Apa yang tidak patut diperlakukan terhadap dirinya tidak patut pula diperlakukan terhadap pihak lain.

Senantiasa memberi dengan kecintaan tanpa pamrih dan membalas kebaikan pihak lain dengan yang lebih baik hanya karena kecintaan.

b) Kekeluargaan

Kekeluargaan kalau di dalam anggota keluarga sendiri memang hal ini mudah didapatkan dan dirasakan sebab

dalam kekeluargaan “saling memberi jaminan yang

menimbulkan rasa aman tidak ada rasa kekhawatiran dan kecemasan dalam menghadapi hidup karena ada jaminan dari sesama saudara” (Ilyas, 2007: 224). Tetapi ketika sudah berada di luar lingkup keluarga sendri rasanya akan sedikit

sulit untuk mendapatkannya. Kekeluargaan sangat

dibutuhkan bagi setiap indvidu, dengan adanya kekeluargaan kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan.

c) Tolong Menolong

Menurut Yunahar ilyas dalam bukunya yang berjudul kuliah akhlak menerangkan tolong menolong dalam bahasa arabnya adalah ta’awun, sedangkan menurut istilah

31

pengertian ta’awun adalah sifat tolong menolong diantara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam ajaran Islam tolong menolong merupakan kewajiban setiap muslim, sudah semestinya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan syariat Islam, dalam artian tolong-menolong yang kuat menolong yang lemah, yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan (Ilyas, 2007:224).

Firman Allah swt dalam potongan dalam Q.S. Al- Maidah ayat 2, sebaagai berikut:

ۚ ِنا َوْدُعْلا َو ِمْثِ ْلْا ىَلَع اوُن َواَعَت َلَ َو ۖ ٰى َوْقَّتلا َو ِّرِبْلا ىَلَع اوُن َواَعَت َو

ََّاللَّ َّنِإ ۖ َ َّاللَّ اوُقَّتا َو

ِ اَقِعْلا ُدٌِدَد

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhya Allah ama berat siksa-Nya (Kemenag RI, 2013:106).

Ayat ini sebagai dalil yang jelas akan wajibnya tolong menolong dalam kebaikan dan takwa serta dilarang tolong- menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran.

Dalam ayat ini Allah Ta'ala memerintahkan seluruh manusia agar tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan dan takwa yakni sebagian kita menolong sebagian yang lainnya dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan saling member semangat terhadap apa yang Allah perintahkan serta

32

beramal dengannya. Sebaliknya, Allah melarang kita tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran (Ilyas, 2007:224).

d) Kesetiaan

Firman Allah SWT dalam Q.S Al an’am ayat 162- 163:

َِّ ِلِل ًِتاَمَم َو َياٌَ ْحَم َو ًِكُسُن َو ًِتلاَص َّنِإ ْلُق

َنٌِمَلاَعْلا ِّ َر

(

٢٦١

( َنٌِْمِلْسُمْلا ُل َّوَأ اَنَأ َو ُت ْرِمُأ َكِلَذِب َو ُهَل َكٌِرَد َلَ )

٢٦١

)

Artinya: Katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah Allah, Tuhan semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali mnyerahkan diri kepada Allah(Kemenag RI, 2013:150).

Rangkaian kata-kata tersebut sering kita ucapkan langsug kepada Allah dalam setiap shalat kita. Sebagai bukti kesetiaan dan kepasrahan diri kita seutuhnya kepada Allah SWT. Setia dan rela hanya Allah lah Tuhan kita. Dengan begitu kita sudah menyatakan segalanya untuk Allah, shalat, ibadah, hidup, bahkan mati pun hanya untuk Allah semata. Betapa setianya kita setiap kali itu diucapkan dalam shalat. Kesetiaan yang sekaligus perwujudan kepasrahan kepada Allah, hanya Allah lah yang berhak mengatur kita, hanya

33

Allah lah yang berhak dan wajib disembah dan ditaati segala perintah dan larangan-Nya.

Sebagai seorang muslim yang berusaha untuk taat dan bertakwa, kita senantiasa dituntut untuk berbuat yang benar dan baik dalam hidup ini. Jangan sampai ucapan kesetiaan dan kepasrahan kita kepada Allah dalam setiap shalat hanya sebagai lipstick alias penghias bibir saja. sementara hati kita dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari bertolak belakang dengan apa yang kita ucapkan dalam sholat.

2) Responsibility (tanggung jawab)

Tanggung jawab adalah totalitas pengerjaan tugas hingga tuntas dan berkualitas (Sumarna, 2014:70). Jadi individu yang bertanggung jawab itu akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh, bila melakukan kesalahan berani mengakuinya dan ketika mengalami kegagalan tidak mencari kambing hitam.

Tanggung jawab ini ter bagi atas; niilai rasa memiliki, empati, disiplin. Berikut pemaparannya:

a) Nilai Rasa Memiliki

Pendidika nilai membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang tahu sopan santun, memiliki cita rasa, dan mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, bersikap

34

hormat terhadap keluhuran martabat manusia, memiliki cita rasa oral dan rohani.

b) Empati

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata empati adalah keadaan yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan pikiran yang sama dengan orang atau kelompok (2008:369). Sama seperti apa yang di kemukakan oleh Saleem Harja Sumarna (2014:43) dalam bukunya yang berjudul Kepribadian Yang Super mengatakan bahwa Empati yaitu suatu sikap atau kepribadian yang memposisikan diri kita dalam keadaan yang sama dengan yang dialami orang lain.

Dari pengertian di atas dapat saya tangkap makna empati adalah seperti kemampuan kita dalam meyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya, kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut, dan kemampuan kita dalam merespon keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan ini dapat dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan orang lain.

c) Disiplin

Disiplin disini dimaksud yaitu cara kita mengajarkan kepada anak tentang perilaku moral yang dapat diterima

35

kelompok. Tujuan utamanya adalah memberitahu dan menanamkan pengertian dalam diri anak tentang perilaku mana yang baik dan mana yang buruk, dan untuk mendorognya memiliki perilaku yang sesuai dengan standar ini. Alam disiplin, ada tiga unsur yang penting, yaitu hukum atau peraturan yang berfungsi sebagai pedoman penilaian, sanksi atau hukuman bagi pelanggaran peraturan itu, dan hadiah untuk perilaku atau usaha yang baik.

3) Life Harmony (keserasian hidup)

Life Harmony ini terdiri dari; Toleransi, kerjasama, keadilan. Berikut penjelasannya:

a) Toleransi

Toleransi artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.

Sikap toleransi ini di dalam masyarakat dipergunakan untuk saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga segala macam bentuk kesalahpahaman dapat dihindari (Ilyas, 2007:223). Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarka itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi.

36 b) Kerja sama

Semangat kerja sama ini haruslah diajarkan secara berkesinambungan. Jangan melakukan aktifitas-aktifias yang mendorong adanya semangat kompetisi. Tapi gunakan bentuk-bentuk aktifitas dan permainan yang bersifat saling membantu. Tunjukkan bahwa usaha-usaha setiap individu fit dalam kehidupan ini.

c) Keadilan

Istilah keadilan berasal dari kata „adl (dalam bahasa arab), yang mempunyai arti antara lain sama dan seimbang. Keadilan dapat di artikan menjadi dua bagian (Ilyas, 2007:235) yaitu;

(1) Pertama keadialan adalah membagi sama banyak, atau memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau kelompok dengan status yang sama.

(2) Yang kedua keadilan dapat diartikan memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau memberi seseorang sesuai dengan kebutuhannya.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-a’raf ayat 29 sebagai berikut:

ِطْسِقْلاِب ًِّبَر َرَمَأ ْلُق

Artinya: Katakanlah Tuhanku menyuruh

37

Dan ada ayat lagi yang menjelaskan mengenai keadilan yaitu dalam Surat An- nahl ayat 90 berikut ini:

ٰىَهْنٌَ َو ٰىَب ْرُقْلا يِذ ِءاَتٌِإ َو ِناَسْحِ ْلْا َو ِلْدَعْلاِب ُرُمْأٌَ َ َّاللَّ َّنِإ

ْمُكَّلَعَل ْمُكُظِعٌَ ۚ ًِْغَبْلا َو ِرَكْنُمْلا َو ِءاَدْحَفْلا ِنَع

َنوُرَّكَذَت

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)

berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (Kemenag RI, 2013: 277).

38

BAB III

Dokumen terkait