• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEDULIAN SOSIAL ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT MARGOSARI STUDI DESKRIPTIF ANAK-ANAK SANGGAR BELAJAR MARGOSARI, SIDOREJO, SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEPEDULIAN SOSIAL ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT MARGOSARI STUDI DESKRIPTIF ANAK-ANAK SANGGAR BELAJAR MARGOSARI, SIDOREJO, SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEDULIAN SOSIAL ANAK

DI LINGKUNGAN MASYARAKAT MARGOSARI

STUDI DESKRIPTIF ANAK-ANAK SANGGAR BELAJAR

MARGOSARI, SIDOREJO, SALATIGA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH:

NUR IKHWANI

NIM 111-13-192

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO HIDUP

ِسانلِل ْمُهُعَفْنَأ ِسانلا ُرْيَخ

“Sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat bagi manusia lainnya” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di

dalam Shahihul Jami‟ no:3289)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak Ibuku yang tercinta Bapak Sukarmin (alm) dan Ibu Suparti yang selalu memberiku nasihat, kasih sayang, bimbingan dan do’a yang tak pernah putus untuk anak-anaknya.

2. Kakak-kakakku yang tersayang mbak Sulis, mas Mahbub, mas Hamid, mbak Karti, mas Syarif, dan mbak Prapti yang selalu memberikan dorongan motivasi dan nasehat yang membangun.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segenap rasa puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang dengan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, skripsi dengan judul Kepedulian Sosial

Anak di Lingkungan Masyarakat (Studi Kasus Anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga) ini bisa terselesaikan.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad

SAW, manusia inspiratif penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa’atnya

di hari kiamat. Tidak lupa shalawat dan salam juga disampaikan kepada keluarga,

sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istikomah di jalan kebaikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis juga menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang

senantiasa memberikan wejangan inspirasinya.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) IAIN Salatiga.

4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd., selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam proses

(7)

vii

5. Bapak Drs. Nasafi, M.Pd.I., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang

dengan kesabarannya, membimbing penulis dari waktu ke waktu.

6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.

7. Mas Indra Apriyanto Selaku pimpinan Sanggar Belajar Margosari yang telah

memberikan ijin dalam penelitian ini.

8. Anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga

9. Sahabat perjuangan di masjid Baiturrahman Margosari yang telah

membersamai dalam setiap waktu.

10. Sahabat perjuangan di GEMAS (Generasi Masjid) Margosari. Tetaplah dalam

semangat nafas perjuangan.

11. Sahabat perjuangan di IMADISA. Tetaplah dalam semangat nafas perjuangan.

12. Sahabat perjuangan teman-teman PAI angkatan 2013. Terima kasih kawan dan

tetaplah dalam semangat nafas perjuangan.

13. Teman inspiratif di masa senang dan sedih yang senantiasa memberikan

semangat kepada penulis.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis. Terima

kasih atas dorongan, semangat, motivasi, dan inspirasinya.

Terima kasih atas kebersamaan selama ini, penulis hanya bisa turut do’a

semoga Allah Swt meridloi setiap langkah dan mencatatnya sebagai amal sholeh. Jazakumullahu bi ahsanil jaza‟.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih banyak kekurangan, baik secara substantif ataupun teknis. Oleh

(8)

viii

menjadi evaluasi dan perbaikan untuk ke depannya. Semoga skripsi ini bisa

memberikan manfaat kepada pembaca semua khususnya kepada pribadi penulis.

Salatiga, 11 September 2017

(9)

ix ABSTRAK

Ikhwan, Nur. 2017. Kepedulian Sosial Anak di Lingkungan Masyarakat Margosari Studi Deskriptif Anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri. Dosen Pembimbing; Imam Mas Arum M.Pd.

Kata Kunci: Kepedulian Sosial, Dukungan masyarakat.

Latar belakang penelitian ini yaitu Kehidupan masyarakat sekarang bergeser menjadi individualis, kebersamaan dan tolong menolong yang dulu menjadi ciri khas masyarakat kita semakin menghilang. Kepedulian kepada sesamapun semakin menipis, pergeseran kehidupan ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor arus moderenitas menjadi faktor pendukung utama perubahan sosial. Kepedulian sosial perlu diajarkan sejak kecil karena kepedulian seseorang tidak tumbuh begitu saja tanpa adanya rangsangan baik itu berupa pendidikan ataupun pembiasaan. Salah satu upaya dalam mengajarkan anak-anak pentingnya mempunyai kepedulian sosial dalam berteman dan bermasyarakat yang baik, seperti yang dilakukan anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga. Objek penelitian ini yaitu anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin peneliti jawab adalah: (1) Bagaimana kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat? (2) Bagaimana dukungan masyarakat terhadap anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga? dan (3) Bagaimana problematika kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat?

(10)

x DAFTAR ISI

Sampul i

Persetujuan Pembimbing ii

Pengesahan Naskah Skripsi iii

Pernyataan Keaslian Tulisan iv

Motto dan Persembahan v

Kata Pengantar vi

Abstrak ix

Daftar Isi x

Daftar Tabel xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Fokus Penelitian 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Kegunaan Penelitian 5

E. Batasan operasional 6

F. Metode Penelitian 7

G. Sistematika Penulisan 14

BAB II KAJIAN TEORI 17

A. Kajian Yang terdahulu 16

B. Kajian pustaka 29

(11)

xi

A. Paparan Data 38

B. Temuan Penelitian 46

BAB IV PEMBAHASAN 61

A. Kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar Margosari,

Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat 61

B. Dukungan masyarakat terhadap anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga 71

C. Problematika kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatigadi lingkungan masyarakat 73

BAB V PENUTUP 76

A. Kesimpulan 76

B. Saran 77

Daftar Pustaka 78

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 - Struktur Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga 43

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Nota Pembimbing Skripsi

2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

3. Daftar SKK(Satuan Kredit Kegiatan)

4. Lembar Konsultasi

5. Pedoman Wawancara

6. Hasil Wawancara

7. Triangulasi Data

8. Dokumentasi

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memang tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut sosial.

Karena memang manusia itu merupakan makhluk sosial, makhluk yang

memerlukan orang lain, berkomunikasi dengan sesama, bertukar pikiran,

tolong-menolong. Dalam pandangan Islam seseorang tidak akan dikatakan

sempurna imannya sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai

dirinya sendiri. Meskipun pandangan Islam sudah demikian benar, namun

kenyataannya masih banyak orang yang kurang peka terhadap permasalahan

sosial sekarang ini. Sehingga tatanan sosial menjadi kurang seimbang yang

akhirnya terjadilah banyak kekacauan seperti pencurian, perampokan,

pembunuhan, yang mungkin saja hal ini terjadi yang disebabkan salah satunya

karena faktor kurang peduli terhadap permasalahan sosial. Hal tersebut dapat

dimanifestasikan dalam berbagai hal, seperti saling menolong, memberi,

mengasihi akan tetapi dalam kenyataanya masih banyak muslim yang apatis

terhadap tanggung jawab sosial tersebut.

Kehidupan masyarakat sekarang bergeser menjadi individualis,

kebersamaan dan tolong menolong yang dulu menjadi ciri khas masyarakat

kita semakin menghilang. Kepedulian kepada sesamapun semakin menipis.

(15)

2

adalah faktor arus moderenitas menjadi faktor pendukung utama perubahan

sosial. interaksi antara satu orang dengan yang lainnya didasari atas

kepentingan, baik itu kepentingan karir, politik, bisnis, ekonomi dan

kepentingan lainnya. Setiap manusia dengan hati nuraninya sesungguhnya

memiliki kepekaan sosial, manusia memiliki perasaan dan emosi yang mudah

trenyuh, terharu, prihatin dan sebagainya, bila melihat sekelilingnya

membutuhkan bantuan atau pertolongan.

Persoalannya, tidak semua perasaan trenyuh melihat penderitaan atau

kekurangan di sekitar kita. Empati itu lebih banyak dilokalisasi pada

partisipasi pribadi. Kita mengetahui penderitaan orang lain maupun merasa

prihatin terhadap sebuah masalah sosial yang kita ketahui langsung maupun

lewat media, namun keprihatinan hanya tersimpan dalam hati karena berbagai

alasan ketidak mampuan, jarak dan waktu atau alasan situasi lainnya.

Kepedulian sosial perlu diajarkan sejak kecil karena kepedulian

seseorang tidak tumbuh begitu saja tanpa adanya rangsangan baik itu berupa

pendidikan ataupun pembiasaan. Seseorang akan peka terhadap kondisi sosial

yang ada pada lingkungan sekitarnya apabila ketika seseorang itu sudah

menanamkan jiwa sosialnya dan seseorang tersebut akan lebih mudah dalam

bersosialisasi serta akan lebih dihargai di masyarakat. Dimulai dengan hal

yang kecil seperti membantu teman sebayanya untuk belajar bersama semisal

mengerjaka PR(pekerjaan rumah) atau membantu temannya ketika temannya

mendapatkan kesuliatan memahami materi pelajaran yang sudah diajarkan

(16)

3

temannya atau di sumbangkan ke tempat yang menampung buku bacaan

semisal perpustakaan, menjenguk temannya yang sakit, aktif dalam kegiatan

yang ada di masyarakat semisal kegiatan gotong royong membersihkan

lingkungan, meramaikan masjid dan suka berinfaq.

Salah satu upaya untuk melatih anak supaya bisa bersosialisasi dalam

masyarakat dengan baik sebagaimana yang ada di Sanggar Belajar Margosari,

Sidorejo, Salatiga. Setiap hari anak-anak datang melakukan berbagai aktifitas

kegiatan. Sanggar ini mengajarkan anak-anak pentingnya mempunyai rasa

kepedulian dalam berteman dan bermasyarakat seperti perilaku anak-anak di

Sanggar tersebut perilakunya waktu memperlakukan teman seumuran atau

lebih muda darinya tersebut saling menghormati, berbicara sopan, tanggung

jawab, dan saling membantu meringankan kesusahan temannya.

Anak-anak di Sanggar juga aktif dalam kegiatan di masyarakat seperti

kegiatan infaq mandiri, kerja bakti, dan di Sanggar tersebut ada sebuah

kegiatan yang sampai sekarang masih aktif berjalan yaitu santunan warga

muslim yang kurang mampu, pengajian akbar satu tahun dua kali, pengajian

satu bulan dua kali pada hari minggu pagi, pengajian remaja di hari Jum’at selepas maghrib setiap minggunya dan infaq keluarga mandiri. Dalam semua

program tersebut, anak-anak Sanggar bertugas untuk menghendel semua.

Keadan anak yang ada di Sanggar tersebut ada yang masih dalam taraf

belajar dan ada juga yang sudah berwirausaha. Anak yang sudah dewasa atau

remaja memiliki peran untuk selalu membimbing anak-anak yang masih muda

(17)

4

tersebut sangat berpengaruh dalam kontribusinya di Sanggar terutama dalam

memberikan contoh dan menuntun anak-anak yang masih muda dalam

menjalankan kegiatan atau program-program yang sudah di sepakati bersama.

Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik untuk mengadakan

penelitian kualitatif dengan judul kepedulian sosial anak di lingkungan

masyarakat Margosari studi deskriptif anak-anak Sanggar Belajar Margosari,

Sidorejo, Salatiga Tahun 2017.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar Margosari,

Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat?

2. Bagaimana dukungan masyarakat terhadap anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga?

3. Bagaimana problematika kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian dan rumusan masalah di atas, tujuan dari

(18)

5

1. Untuk mengetahui kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat.

2. Untuk mengetahui dukungan masyarakat terhadap anak-anak Sanggar

Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga.

3. Untuk mengetahui problematika kepedulian sosial anak-anak Sanggar

Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat.

D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritik

Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai bahan

pengembangan khazanah terkait dalam pelaksanaan kepedulian sosial

anak, khususnya bagi anak-anak Sanggar Belajar Margosari Sidorejo

Salatiga supaya lebih bisa meningkatkan kepedulian sosialnya.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Sanggar bahwa

kepedulian sosial sangat diperlukan untuk dipertahankan dan

dikembangkan untuk anak-anak dan masyarakat.

b. Bagi pimpinan Sanggar Belajar bisa dijadikan sebagai bahan acuan

untuk terus berkarya dalam meningkatkan kepedulian sosial.

E. Batasan operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran judul di atas,

maka perlu adanya batasan pada beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi

(19)

6 1. Kepedulian Sosial

Kepedulian Sosial merupakan sikap memperlakukan orang lain

dengan penuh kebaikan dan kedermawanan, peka terhadap perasaan orang

lain, siap membantu orang yang membutuhkan pertolongan, tidak pernah

berbuat kasar, dan tidak menyakiti hati orang lain (Samani, 2013:56)

2. Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga

Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh

suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan.

Sanggar Belajar Margosari adalah suatu tempat berkumpul anak-anak

Margosari, letaknya berada di tengah-tengah lingkungan pemukiman

masyarakat Margosari, Sidorejo, Salatiga. Sanggar ini berdiri dari gagasan

beberapa pemuda setempat yang awalnya melihat konsep kehidupan sosial

di Jogokaryan letaknya di daerah kota Jogjakarta yang membuatnya

termotivasi dan ingin menciptakan suasana di lingkungannya seperti apa

yang sudah di lihat dan dirasakan selama berada di Jogokaryan. Kemudian

konsep tersebut di bawa ke kampungnya dengan melibatkan bantuan dan

dukungan berbagai pihak untuk membentuk suatu Sanggar. Sanggar

tersebut terbentuk pada tanggal 5 Muharam 1434H/ 19 November 2012.

Sanggar Belajar Margosari ini dapat naungan dari Yayasan Nururl Iman

letaknya yang berada di Jl. Margosari II No.26 RT 05/01 Salatiga tepatnya

(20)

7 F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beriku:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu

penelitian yang mempunyai maksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, sikap,

motivasi, dll dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah (moelong, 2009:6).

Menurut bogdan dan Biklen (1992, 22) teori pendekatan kulaitatif

ada 5 yaitu: pendekatan fenomenologis, interaksi simbolis, kebudayaan

dan etnometodologi. Dari 5 teori pendekatan tersebut, maka jenis

penelitian ini termasuk pendekatan etnometodologi, yaitu berupaya

memahai bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan

menggambarkan tata hidup mereka sendiri. Etnometodologi berusaha

memahami bagaimana orang-orang mulaimelihat, menerangkan, dan

menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup.

2. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti mutlak diperlukan.

Hal ini dikarenakan instrument penelitian dalam penelitian kualitatif

adalah peneliti itu sendiri. Moleong (2009:168) mengemukakan

(21)

8

merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis penafsiran

data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian atau tempat dimisalkan seperti penelitian di suatu

perusahaan, lembaga, organisasi, program studi. Peneliti tidak sulit

mencari, menetapkan dan mengidentifikasikan responden yang memenuhi

kriteria (Hamidi, 2010:78). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini

untuk mendapatkan data adalah di Sanggar Belajar Anak-anak di

Margosari Sidorejo Salatiga. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data

mengenai kepedulian sosial anak di lingkungan masyarakat.

4. Sumber Data

a. Data utama atau data primer

Data primer atau utama adalah data yang diperoleh langsung

dari tempat penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong,

2009:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata dan tindakan. Sumber data utama di catat melalui catatan tertulis

atau melalui perekaman video/audio recorder. Sumber data utama

dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan

data dari ketua Yayasan Nururl Iman yang menaungi Sanggar Belajar

anak-anak Margosari Sidorejo Salatiga, pimpinan Sanggar Belajar

Margosari Sidorejo Salatiga, anak-anak Sanggar yang aktif, dan warga

(22)

9 b. Data kedua atau data sekunder

Data kedua atau data sekunder adalah data tambahan yang

berasal dari sumber tertulis dan berbagai sumber lainnya yang

berkaitan dengan kepedulian sosial anak dalam masyarakat di Sanggar

Belajar anak-anak Margosari Sidorejo Salatiga.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Sugiyono (2011:309) mengatakan bahwa data dapat dilakukan

dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pada

penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan dengan natural setting

(kondisi alamiah), dan sumber data primer. Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Penjelasan dan penggunaan dari macam-macam teknik

pengumpulan data tersebut dipaparkan dalam uraian berikut ini.

a. Teknik observasi

Nasution (Sugiyono, 2011:310) menyatakan bahwa, observasi

adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Lalu Moleong, lexy (2002:126)

menyatakan bahwa pengamatan atau observasi mengoptimalkan

kemampuan peneliti dari segi kepercayaan, perhatian, perilaku

taksadar, kebiasaan sehingga memungkinkan pengamat untuk melihat

dunia sebagaimana yang dilihat oleh subjek penelitian. Dan Suharsimi

(23)

10

dilakukan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Maka dalam penelitian ini data dikumpulkan berdasarkan fakta

kenyataan dengan mengoptimalkan dari segi kepercayaan, perilaku,

perhatian, terhadap sesuatau objek dengan seluruh alat panca indra.

b. Teknik wawancara

Wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu”

(Moleong, 2009:186). Deddy Mulyana (2010:180) mengemukakan

wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperolech informasi dari seorang lainnya

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan

tertentu. Teknik ini penulis gunakan untuk mencari data yang didapat

baik dari sumber data primer maupun data sekunder. Penulis dalam

penelitian ini akan melakukan wawancara dengan pimpinan Sanggar,

Ketua Yayasan Nururl Iman, anak-anak Sanggar dan masyarakat

setempat.

c. Teknik dokumentasi.

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang

dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa

benda-benda yang tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian (Arikunto, 2013:201)

(24)

11

pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan pada subjek

penelitian, namun melalui dokumen-dokumen. Teknik dokumentasi ini

peneliti mencari dokumen-dokumen penting atau arsip-arsip yang

mendukung data yang berkaitan dengan penelitian dan untuk

memperkuat data-data yang didapat.

6. Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2009:248)

mendenifisikan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang

lain.

Analisis data penelitian ini dijabarkan sebagaimana uraian berikut:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode atau teknik

pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2012:240). Hal ini

bertujuan untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk

(25)

12 b. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polannya

(Sugiyono, 2012:247). Reduksi data ini berguna untuk meninjau

kembali data-data yang kurang atau data-data yang sekiranya tidak

perlu dapat dipertimbangkan kembali apakah data tersebut perlu tidak

dicantumkan dalam penulisan penelitian.

c. Penyajian Data

Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi yang

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya.

Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat memahami isi

dalam penelitian ini.

d. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya

(Sugiyono, 2012:252). Penarikan kesimpulan ini digunakan peneliti

untuk menarik suatu masalah yang ada.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini peneliti berusaha

memperoleh keabsahan temuan. Teknik yang dipakai untuk menguji

(26)

13

dengan tujuan untuk mengecek kembali data-data yang sudah terkumpul,

agar tidak terjadi salah memasukkan data yang terkumpul.

Teknik triangulasi Menurut Lexy J. Moleong (2009:330-331)

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data. Sama seperti pendapat Sugiyono (2012:273)

bahwa triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulangi yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu :

a. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data berarti, untuk menguji kredibilitas data

yang dilakukan dengan mengecek data yang teleh diperoleh melalui

beberapa sumber (Sugiyono, 2012:274). Triangulasi sumber data

berarti membandingkan data-data yang diperoleh dari informasi satu

dengan informan yang lainnya dan juga mengecek kebenaran dan

kepercayaan suatu informasi.

b. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,

2012:274). Metode ini digunakan untuk pengecekan keabsahan data

untuk mengetahui hasil temuan ini benar-benar hasil temuan sendiri

(27)

14 8. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap sebelum ke lapangan

Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok

pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada

pembimbing dalam penyusunan surat ataupun proposal penelitian,

dilanjutkan penyelesaian perizinan lokasi penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan

wawanacara, observasi, dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini

penulis memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut

dilakukan.

c. Tahap analisis data

Penulis melakukan analisis data yang diperoleh melalui

wawancara mendalam dan dokumentasi dengan anak anak Sanggar

dan masyarakat sekitar Margosari.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh maka penulis membuat

sistematika yang terbagi dalam beberapa bab:

Bab I Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan operasional,

(28)

15

Bab II landasan teori yaitu berisi :kajian terdahulu dan kajian pustaka

yang berupa pengertian kepedulian sosial faktor-faktor dan bentuk-bentuk

kepedulian sosial

Bab III paparan data dan temuan penelitian yang berisi tentang :

Gambaran Lokasi Penelitian,Sejarah Singkat tentang Sanggar Belajar,

Keadaan Geografis Sanggar Belajar, Keadaan Masyarakat di sekitar Sanggar

Belajar, Sarana dan Prasarana, Visi dan Misi, Struktur Sanggar, Gambaran

Informan dan temuan

Bab IV pembahasan yaitu berisi tentang : bentuk-bentuk kepedulian

sosial anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga dilingkungan

masyarakat, dukungan masyarakat terhadap anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga, dan problematika anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga di lingkungan Masyarakat

Bab V penutup yang merupakan bab terakhir yang berupa : Kesimpulan

(29)

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian yang terdahulu

Berdasarkan penelusuran terhadap berbagai penelitian yang telah

ada, ditemukan berbagai penelitian karya ilmiah (skripsi) terdahulu yang

sealur dengan tema kajian ini. Berikut hasil penelusuran tentang skripsi

yang berkaitan dengan tema penelitian ini, diantaranya:

Pertama: Lita Ayu Sofiana, Program Studi Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berjudul: “Implementasi

Karakter Kepedulian Sosial Melalui Kegiatan Gotong Royong (Studi

Kasus Pembangunan Jalan Di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren

Kabupaten Ngawi)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan implementasi karakter kepedulian sosial melalui kegiatan

gotong royong di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten

Ngawi, mendeskripsikan hambatan-hambatan yang mempengaruhi

implementasi karakter kepedulian sosial melalui kegiatan gotong royong

di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi,

mendeskripsikan solusi untuk mengatasi implementasi karakter kepedulian

sosial melalui kegiatan gotong royong di Desa Widodaren Kecamatan

Widodaren Kabupaten Ngawi. Hasil dari penelitian ini yaitu: Hasil

(30)

17

Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi memiliki karakter

kepedulian sosial yaitu mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan

masyarakat, dan cinta damai dalam menghadapi persoalan. (2) hambatan

yang mempengaruhi adalah kurangnya semangat warga dalam melakukan

pembangunan jalan, rendahnya sarana prasarana, dan ada warga yang tidak

mengikuti kegiatan. (3) solusi untuk mengatasi hambatan adalah tidak ada

warga yang marah karena ada yang tidak mengikuti kegiatan, memberikan

denda berupa uang atau makanan, dan membangun semangat gotong

royong dalam pembangunan jalan (http://eprints.ums.ac.id 18.38,

20-07-2017).

Kedua: Skripsi Cahyo Waskito Adi, Fakultas Tarbiyah Ilmu

Keguruan, Program studi Ilmu Pendidikan Agama Islam, yang berjudul: “Penanaman Kepedulian Sosial Di Mts Satu Atap Hidayatul Mubtadi‟in

Kalitapen Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penanaman kepedulian

sosial di MTs Satu Atap Hidayatul Mubtadi’in Kalitapen, Kecamatan

Purwojati Kabupaten Banyumas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

penanaman nilai kepedulian sosial di MTs Satu Atap Hidayatul

Mubtadi’in Kalitapen terdapat beberapa tahapan sebagai berikut: Tahap

Transformasi, tahap transaksi nilai dan tahap traninternalisasi. untuk

menunjang dalam menanamkan kepedulian sosial pada siswa guru

(31)

18

pengkondisian lingkungan (http://repository.iainpurwokerto.ac.id 18.38,

20-07-2017).

Ketiga: Galing Faizar Rahman, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta, yang berjudul: “Pendidikan Nilai

Kepedulian Sosial Pada Siswa Kelas Tinggi Di Sekolah Dasar Negeri

Muarareja 2 Kota Tegal Tahun Ajaran 2013/2014”. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui pendidikan nilai kepedulian sosial pada siswa

kelas tinggi di Sekolah Dasar Negeri Muarareja 2 Kota Tegal. Hasil

penelitian tersebut yaitu guru sudah menanamkan nilai kepedulian sosial

di SD N Muarareja 2 Kota Tegal. Penanaman tersebut meliputi; (1) cara

verbal melalui motivasi, nasihat, cerita, teguran, hukuman, pujian, dan cara

non verbal melalui pembiasaan perilaku, teladan; (2) strategi keteladanan,

kegiatan spontan teguran, pengondisian lingkungan, dan kegiatan rutin

belum dilaksanakan dengan baik dan maksimal; (3) guru menggunakan

model gabungan dengan mengintegerasikan penanaman nilai melalui

pelajaran dan luar pelajaran (http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14410 18.38,

20-07-2017).

Dari ketiga karya ilmiah di atas memiliki kesamaan yaitu

sama-sama membahas mengenai kepedulian sosial, akan tetapi dari tiga karya

ilmiah di atas memiliki perbedaan dengan karya ilmiah yang saya teliti

sekarang ini.

Perbedaan dari skripsi yang pertama dari saudari Lita Ayu Sofiana

(32)

19

kepedulian sosial, sedangkan skripsi yang kedua dari saudara Cahyo

Waskito Adi skripsi tersebut membahas tentang tahapan penanaman nilai

kepedulian sosial, dan skripsi yang terakhir atau ketiga dari saudara Galing

Faizar Rahman skripsinya tersebut juga membahas tentang penanaman

pendidikan nilia kepedulian sosial.

Dari tiga kajian karya Ilmiah yang relevan di atas tersebut dengan

penelitian yang sekarang saya teliti, tidak memiliki kesamaan sama sekali,

karena yang saya teliti adalah kepedulian sosial dan dukungan masyarakat

yang berjudul kepedulian sosial anak di lingkungan masyarakat Margosari

studi deskriptif anak-anak Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga

tahun 2017.

B. Kajian pustaka 1. Dukungan sosial

Dukungan sosial yaitu suatu kenyamanan perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang

atau kelompok lain (maslihah 2011, 106)

2. Problematika

pengertian problematika istilah problema atau problematika

berasal dari bahasa inggris yaitu Problematic yang artinya persoalan

atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti

hal yang belum dapat dipecahkan yang menimbulkan permasalahan

(33)

20 3. Kepedulian Sosial

Kepedulian Sosial merupakan sikap memperlakukan orang lain

dengan penuh kebaikan dan kedermawanan, peka terhadap perasaan

orang lain, siap membantu orang yang membutuhkan pertolongan,

tidak pernah berbuat kasar, dan tidak menyakiti hati orang lain

(Samani, 2013:56). Darmiyati Zuchdi (2011: 170) menjelaskan

bahwa, kepedulian sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu

ingin memberi bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa, kepedulian sosial merupakan sikap selalu ingin membantu

orang lain yang membutuhkan dan dilandasi oleh rasa kesadaran.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial

Abu Ahmadi (1999: 172) mengemukakan pendapat dalam

bukunya Psikologi Sosial bahwa faktor yang mempengaruhi sikap

sosial ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Sama apa yang

di kemukakan oleh Sarwono (1997: 89 ) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap sosial seseorang ada dua; pertama faktor

intern yaitu faktor pada diri anak itu sendiri, adapun faktor intern

ini seperti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati dan yang

kedua adalah faktor ekstern yaitu faktor faktor yang berasal dari

luar, adapun faktor ini seperti faktor lingkungan keluarga,

(34)

21

Dari pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial adalah

sebagai berikut; pertama faktor intern yaitu faktor yang muncul

dari dirinya sendiri seperti faktor sugesti, identifikasi, dan imitasi.

Selanjutnya yang kedua adalah faktor ekstern faktor ini berasal dari

luar seperti lingkunga keluarga, lingkungan masyarakat, dan

lingkungan sekolah.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing faktor

yang mempengaruhi sikap sosial trsebut.

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi sikap

sosial anak yang datang dari dalam dirinya sendiri. faktor ini

dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: faktor sugesti, faktor

imitasi dan faktor identifikasi.

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing faktor

tersebut.

a) Faktor Sugesti

Sugesti adalah suatu proses mempengaruhi dari

individu terhadap individu lain, sehingga ia dapat menerima

norma atau pedoman tingkah laku tertentu

(35)

22

Sehubungan dengan hal ini pula dalam buku

Psikologi Sosial dijelaskan bahwa: “Baik tidaknya sikap

sosial anak dipengaruhi oleh sugestinya, artinya apakah

individu tersebut mau menerima tingkah laku maupun

perilaku orang lain, seperti perasaan senang, kerjasama” (Sarwono, 1997 : 65).

Dari pendapat ahli tersebut di atas, dapat dikatakan

sugesti dapat mempengaruhi sikap sosial seseorang

sedangkan anak yang tidak mampu bersugesti cenderung

untuk tidak mau menerima keadaan orang lain, seperti tidak

merasakan penderitaan orang lain, tidak bisa bekerjasama

dengan orang lain dan sebagainya.

b) Faktor Imitasi

Imitasi berasal dari bahasa latin Imitari yang artinya

meniru atau mencontoh. Imitasi yaitu setiap individu

memiliki sifat kecendrungan untuk melakukan seperti yang

dilakukan oleh orang lain (http://choirul_umam.02 Mei 17.

22.30WIB. Hal 21).

Purwanto menjelaskan dalam buku Psikologi

Pendidikan karyanya bahwa, Sikap seseorang yang

berusaha meniru bagaimana orang yang merasakan keadaan

orang lain maka ia berusaha meniru bagaimana orang yang

(36)

23

penting di dalam membentuk rasa kepedulian sosial

seseorang (Purwanto, 1999 : 65).

Dari pengertian tersebut di atas sudah jelas bahwa

imitasi dapat mempengaruhi sikap sosial seseorang, di mana

seseorang yang berusaha meniru (imitasi) keadaan orang

lain akan lebih peka dalam merasakan keadaan orang lain,

apakah orang sekitarnya itu dalam keadaan susah, senang

ataupun gembira.

c) Faktor Identifikasi.

Identifikasi adalah suatu kecendrungan yang tanpa

disadari untuk menyamakan diri atau bertingkah laku yang

sama seperti yang dilakukan pihak lain

(http://choirul_umam. 02 Mei 17. 22.30WIB. Hal 22).

Selanjutnya dalam buku Psikologi Sosial dijelaskan

bahwa; anak yang menggangap keadaan dirinya seperti

persoalan orang lain ataupun keadaan orang lain seperti

keadaan dirinya akan menunjukkan perilaku sikap sosial

yang positif, mereka lebih mudah merasakan keadaan orang

di sekitarnya, sedangkan anak yang tidak mau

mengidentifikasikan dirinya lebih cenderung menarik diri

dalam bergaul sehingga lebih sulit untuk merasakan

(37)

24

Menurut pendapat para ahli di atas sudah jelas

bahwa seseorang yang berusaha mengidentifikasikan diri

dengan keadaan orang lain akan lebih mampu merasakan

keadaan orang lain, dari pada seorang anak yang tidak mau

mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain yang

cenderung mampu merasakan keadaan orang lain.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang yang terdapat di luar

pribadi anak. Dalam pembentukan dan perubahan sikap ini

lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan sehari-hari

banyak memiliki peranan. Lingkungan yang dimaksud

merupakan lingkungan di mana seseorang hidup dan

berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut lingkungan

sosial. Menurut Elly M. Setiadi, dkk (2012: 66), lingkungan

sosial merujuk pada lingkungan di mana seseorang melakukan

interaksi sosial, baik dengan anggota keluarga, teman, dan

kelompok sosial lain yang lebih besar. Buchari Alma, dkk

(2010: 205-208) membagi faktor yang mepengaruhi sikap

kepedulian sosial berdasarkan lingkungan ada tiga yaitu:

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

Dari tiga lingkungan di atas akan di jelaskan sebagai berikut.

(38)

25

Keluarga merupakan tumpuan dari setiap anak,

keluarga merupakan lingkungan yang pertama dari anak

dan dari keluarga anak menerima pendidikan, maka dari itu

keluarga mempunyai peranan yang sangat penting di dalam

perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan

sosial terkecil yang dialami oleh seorang manusia,

lingkungan inilah yang pertama kali mengajarkan manusia

bagaimana berinteraksi.

Abu Ahmadi (1991: 278) menjelaskan bahwa

interaksi tersebut dapat diwujudkan dengan air muka,

gerak-gerik dan suara lalu anak akan belajar memahami

gerak-gerik dan air muka orang lain tersebut. Hal ini

penting sekali untuk perkembangan anak, dengan belajar

memahami gerak-gerik dan air muka seseorang anak

tersebut telah belajar memahami keadaan orang lain.

Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh

yang baik terhadap perkembangan anak demikian pula

sebaliknya, “Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang,

perhatian, keluarga yang tidak harmonis, yang tidak

memanjakan anak-anaknya dapat mem-pengaruhi sikap

sosial bagi anak-anaknya” (Purwanto, 1999 : 89).

Sedangkan pandangan Abuddin nata dalam bukunya

(39)

26

orang tua pada anak tidak hanya bersifat duniawi,

melainkan ukhrawi dan teologis untuk itu lingkungan

keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh

pada pembentukan kepribadian anak (2010:299).

Sama seperti pendapat Sarwono (1997 : 66) bahwa

Keluarga adalah bagian dari keperibadian anak sejak saat

dilahirkan, pengaruh orangtua sangatlah besar, didikan

orangtua yang terlallu keras, terlalu memberikan kebebasan

akan mempengaruhi timbulnya permasalahan pada anak

dan anak lebih mudah merasakan keadaan orang lain.

Dari pendapat para tokoh tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa keharmonisan dalam lingkungan

keluarga, sebab tanggung jawab otang tua ke anak sangat

besar dan anak yang mendapatkan kasih sayang serta

keluarga yang selalu memberikan perhatian yang lebih

kepada anak-anaknya merupakan sebuah peluang yang

cukup besar di dalam mempengaruhi dan membentuk

timbulnya sikap kepedulian sosial anak, karena anak-anak

akan mempelajari mimik muka dari lingkungan

keluarganya.

Sudah jelas bahwa lingkungan keluarga sangat besar

pengaruhnya di dalam membentuk sikap kepedulian sosial

(40)

27

dengan kasih sayang, akan lebih mudah dalam membentuk

sikap sosial pada anak.

b) Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk belajar

meningkatkan kemampuan intelektual akan tetapi juga

membantu anak untuk dapat mengembangkan emosi,

berbudaya, bermoral, bermasyarakat, dan kemampuan

fisiknya.

Menurut Abuddin nata lingkungan sekolah adalah

tempat seorang anak mendapatkan berbagai informasi

tentang ilmu pengetahuan serta keterampilan yang

diperlukan dalam kehidupannya (2010:300).

Berbeda dengan pandangan Ahmadi bahwa ketika

lingkungan sekolah cara penyajian materi yang kurang

tepat serta antara guru dengan murid mempunyai hubungan

yang kurang baik akan menimbulkan gejala kejiwaan yang

kurang baik bagi anak yang akhirnya mempengaruhi sikap

sosial seorang anak (1996 : 65).

Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka faktor

lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi sikap sosial

anak adalah cara penyajian materi, perilaku maupun sikap

(41)

28

sekolah yang didapat oleh anak itu juga dapat

mempengaruhi sikap kepedulian sosial anak.

c) Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan tempat berpijak

para remaja sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai

makhluk sosial tidak bisa melepaskan diri dari masyarakat.

Anak dibentuk oleh lingkungan masyarakat dan dia juga

sebagai anggota masyarakat, kalau lingkungan sekitarnya

itu baik maka akan membantu di dalam pembentukkan

kepribadian dan mental seorang anak, begitu pula

sebaliknya kalau lingkungan sekitarnya kurang baik maka

akan berpengaruh kurang baik pula terhadap sikap sosial

seorang anak, seperti tidak mau merasakan keadaan orang

lain.

Menurut Sarwono lingkungan masyarakat sangat

berpengaruh pada anak-anak karena “Lingkungan

masyarakat yang dapat mempengaruhi timbulnya berbagai

sikap sosial pada anak seperti cara berperilaku yang baik

atau sebaliknya berperilaku yang kurang baik” (1997 : 59). Sedangkan menurut Abuddin nata (2010:301) dalam

bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan bahwa

(42)

29

peluang bagi manusia untuk memperoleh pengalaman yang

kelak akan berguna bagi kehidupannya di masa depan.

Uraian pendapat para tokoh tersebut di atas dapat di

simpulkan bahwa lingkungan masyarakat sangat besar

pengaruhnya terhadap pembentukkan sikap sosial seorang

anak, begitu pula sebaliknya lingkungan masyarakat yang

kurang baik akan menimbulkan sikap sosial yang kurang

baik pula terhadap anak, karena lingkungan masyarakat

menjadi faktor memperoleh pengalaman yang akan

digunakan di masa depan.

b. Bentuk-bentuk kepedulian sosial

Dalam bukunya Zubaedi (2006:13) yang berjudul

pendidikan bebasis masyarakat, kepedulian sosial terdiri atas

beberapa hal di antaranya yaitu:

1) Loves (kasih sayang)

Kasih sayang ini terdiri atas; pengabdian, kekeluargaan,

tolong menolong, dan kesetiaan di bawah ini penjelasannya.

a) Pengabdian

Memilih diantara dua alternatife yaitu merefleksikan

sifat-sifat Tuhan yang mengarah menjadi pengabdi-pihak-lain

(Ar-rahman dan Ar-rahim) atau pengabdi diri sendiri.

Pengabdi pihak lain bukan berarti tidak ada perhatian sama

(43)

30

sama arti bunuh diri. Tapi senantiasa berusaha mencintai

orang lain sepert mencintai diri sendiri. Perhatiannya sama

besar baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Apa yang

tidak patut diperlakukan terhadap dirinya tidak patut pula

diperlakukan terhadap pihak lain.

Senantiasa memberi dengan kecintaan tanpa pamrih

dan membalas kebaikan pihak lain dengan yang lebih baik

hanya karena kecintaan.

b) Kekeluargaan

Kekeluargaan kalau di dalam anggota keluarga sendiri

memang hal ini mudah didapatkan dan dirasakan sebab

dalam kekeluargaan “saling memberi jaminan yang

menimbulkan rasa aman tidak ada rasa kekhawatiran dan

kecemasan dalam menghadapi hidup karena ada jaminan dari

sesama saudara” (Ilyas, 2007: 224). Tetapi ketika sudah berada di luar lingkup keluarga sendri rasanya akan sedikit

sulit untuk mendapatkannya. Kekeluargaan sangat

dibutuhkan bagi setiap indvidu, dengan adanya kekeluargaan

kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan.

c) Tolong Menolong

Menurut Yunahar ilyas dalam bukunya yang berjudul

kuliah akhlak menerangkan tolong menolong dalam bahasa

(44)

31

pengertian ta’awun adalah sifat tolong menolong diantara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam ajaran

Islam tolong menolong merupakan kewajiban setiap muslim,

sudah semestinya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai

dengan syariat Islam, dalam artian tolong-menolong yang

kuat menolong yang lemah, yang mempunyai kelebihan

menolong yang kekurangan (Ilyas, 2007:224).

Firman Allah swt dalam potongan dalam Q.S.

Al-Maidah ayat 2, sebaagai berikut:

ۚ ِنا َوْدُعْلا َو ِمْثِ ْلْا ىَلَع اوُن َواَعَت َلَ َو ۖ ٰى َوْقَّتلا َو ِّرِبْلا ىَلَع اوُن َواَعَت َو

ََّاللَّ َّنِإ ۖ َ َّاللَّ اوُقَّتا َو

ِ اَقِعْلا ُدٌِدَد

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhya Allah ama berat siksa-Nya (Kemenag RI, 2013:106).

Ayat ini sebagai dalil yang jelas akan wajibnya tolong

menolong dalam kebaikan dan takwa serta dilarang

tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran.

Dalam ayat ini Allah Ta'ala memerintahkan seluruh

manusia agar tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan

dan takwa yakni sebagian kita menolong sebagian yang

lainnya dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan saling

(45)

32

beramal dengannya. Sebaliknya, Allah melarang kita tolong

menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran (Ilyas,

2007:224).

Artinya: Katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah Allah, Tuhan semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali mnyerahkan diri kepada Allah(Kemenag RI, 2013:150).

Rangkaian kata-kata tersebut sering kita ucapkan

langsug kepada Allah dalam setiap shalat kita. Sebagai bukti

kesetiaan dan kepasrahan diri kita seutuhnya kepada Allah

SWT. Setia dan rela hanya Allah lah Tuhan kita. Dengan

begitu kita sudah menyatakan segalanya untuk Allah, shalat,

ibadah, hidup, bahkan mati pun hanya untuk Allah semata.

Betapa setianya kita setiap kali itu diucapkan dalam shalat.

Kesetiaan yang sekaligus perwujudan kepasrahan kepada

(46)

33

Allah lah yang berhak dan wajib disembah dan ditaati segala

perintah dan larangan-Nya.

Sebagai seorang muslim yang berusaha untuk taat dan

bertakwa, kita senantiasa dituntut untuk berbuat yang benar

dan baik dalam hidup ini. Jangan sampai ucapan kesetiaan

dan kepasrahan kita kepada Allah dalam setiap shalat hanya

sebagai lipstick alias penghias bibir saja. sementara hati kita

dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari bertolak

belakang dengan apa yang kita ucapkan dalam sholat.

2) Responsibility (tanggung jawab)

Tanggung jawab adalah totalitas pengerjaan tugas

hingga tuntas dan berkualitas (Sumarna, 2014:70). Jadi individu

yang bertanggung jawab itu akan melaksanakan kewajibannya

dengan sungguh-sungguh, bila melakukan kesalahan berani

mengakuinya dan ketika mengalami kegagalan tidak mencari

kambing hitam.

Tanggung jawab ini ter bagi atas; niilai rasa memiliki,

empati, disiplin. Berikut pemaparannya:

a) Nilai Rasa Memiliki

Pendidika nilai membuat anak tumbuh menjadi

pribadi yang tahu sopan santun, memiliki cita rasa, dan

(47)

34

hormat terhadap keluhuran martabat manusia, memiliki cita

rasa oral dan rohani.

b) Empati

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata empati

adalah keadaan yang membuat seseorang merasa atau

mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan pikiran

yang sama dengan orang atau kelompok (2008:369). Sama

seperti apa yang di kemukakan oleh Saleem Harja Sumarna

(2014:43) dalam bukunya yang berjudul Kepribadian Yang

Super mengatakan bahwa Empati yaitu suatu sikap atau

kepribadian yang memposisikan diri kita dalam keadaan

yang sama dengan yang dialami orang lain.

Dari pengertian di atas dapat saya tangkap makna

empati adalah seperti kemampuan kita dalam meyelami

perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya,

kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang lain

tanpa harus larut, dan kemampuan kita dalam merespon

keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan ini

dapat dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan

kedalaman hubungan kita dengan orang lain.

c) Disiplin

Disiplin disini dimaksud yaitu cara kita mengajarkan

(48)

35

kelompok. Tujuan utamanya adalah memberitahu dan

menanamkan pengertian dalam diri anak tentang perilaku

mana yang baik dan mana yang buruk, dan untuk

mendorognya memiliki perilaku yang sesuai dengan standar

ini. Alam disiplin, ada tiga unsur yang penting, yaitu hukum

atau peraturan yang berfungsi sebagai pedoman penilaian,

sanksi atau hukuman bagi pelanggaran peraturan itu, dan

hadiah untuk perilaku atau usaha yang baik.

3) Life Harmony (keserasian hidup)

Life Harmony ini terdiri dari; Toleransi, kerjasama,

keadilan. Berikut penjelasannya:

a) Toleransi

Toleransi artinya menahan diri, bersikap sabar,

membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang

terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.

Sikap toleransi ini di dalam masyarakat dipergunakan

untuk saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan

dan kelemahan masing-masing, sehingga segala macam

bentuk kesalahpahaman dapat dihindari (Ilyas, 2007:223).

Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang

(49)

36 b) Kerja sama

Semangat kerja sama ini haruslah diajarkan secara

berkesinambungan. Jangan melakukan aktifitas-aktifias yang

mendorong adanya semangat kompetisi. Tapi gunakan

bentuk-bentuk aktifitas dan permainan yang bersifat saling

membantu. Tunjukkan bahwa usaha-usaha setiap individu fit

dalam kehidupan ini.

c) Keadilan

Istilah keadilan berasal dari kata „adl (dalam bahasa

arab), yang mempunyai arti antara lain sama dan seimbang.

Keadilan dapat di artikan menjadi dua bagian (Ilyas,

2007:235) yaitu;

(1) Pertama keadialan adalah membagi sama banyak, atau

memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau

kelompok dengan status yang sama.

(2) Yang kedua keadilan dapat diartikan memberikan hak

seimbang dengan kewajiban, atau memberi seseorang

sesuai dengan kebutuhannya.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-a’raf ayat 29 sebagai berikut:

ِطْسِقْلاِب ًِّبَر َرَمَأ ْلُق

Artinya: Katakanlah Tuhanku menyuruh

(50)

37

Dan ada ayat lagi yang menjelaskan mengenai keadilan

yaitu dalam Surat An- nahl ayat 90 berikut ini:

ٰىَهْنٌَ َو ٰىَب ْرُقْلا يِذ ِءاَتٌِإ َو ِناَسْحِ ْلْا َو ِلْدَعْلاِب ُرُمْأٌَ َ َّاللَّ َّنِإ

ْمُكَّلَعَل ْمُكُظِعٌَ ۚ ًِْغَبْلا َو ِرَكْنُمْلا َو ِءاَدْحَفْلا ِنَع

َنوُرَّكَذَت

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)

berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

(51)

38

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Paparan Data

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Sebelum memasuki pokok permasalahan penyajian data,

peneliti memandang perlu untuk menyajikan keadaan obyek peneliti

secara umum, yaitu untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut tentang

obyek penelitian yang peneliti maksud.

a. Sejarah Singkat Berdirinya Sanggar

Berdirinya Sanggar Belajar Margosari berawal dari

beberapa rombongan pemuda remaja Masjid Baitul Rahman

Margosari yang sedang berkunjung di suatu tempat yang bernama

kampung Jogokariyan yang berada di daerah Jogjakarta pada

tanggal 1 Muharam 1434 H/ 15 November 2012 dalam acara study

banding.

Sesampainya di kampung tersebut para pemuda merasakan

perbedaan di dalam suatu kehidupan sosial yang telah diterapkan di

kampung tersebut dan dari beberapa pemuda tersebut mengamati

(52)

39

membentuk suatu tatanan kehidupan sosial yang baik yang sudah

berjalan di kampung Jogokariyan tersebut.

Kemudian dari salah satu pemuda itu terinspirasi pada

sistem pengelolaan tatanan kehidupan sosial di kampung

jogokariyan yang bisa membuat masyarakatnya kompak dan

rajin-rajin ke masjid, serta kedamaian di dalam masyarakat sangat tinggi

dalam menjunjung tali persaudaran yang saling toleransi,tolong

menolong, dan ramah tamah.

Setelah usai berkunjung dari kampung Jogokariyan salah

satu pemuda yang bernama Indra Apriyanto memiliki gagasan lalu

merundingkannya bersama-sama dengan beberapa temenya di

dalam bus mengenai pengalaman yang sudah didapatkan dari

kampung jogokariyan tersebut, supaya sesampainya di kampung

halaman ilmu dan pengalaman yang sudah didapatkan bisa di

terapkan dan dikembangkan di kampungnya yaitu Margosari.

Setelah sampai di rumah, satu hari kemudian pemuda yang

bernama Indra Apriyanto tersebut mengumpulkan beberapa

pemuda-pemudi yang ada di kampung Margosari untuk

merundingkan inspirasi pengalaman yang didapatkan dari kampung

Jogokariyan, agar dapat terkonsep dengan baik, dapat di terapkan

dan dapat diterima oleh warga dengan mudah.

Adapun sistem tatanan pengelolaan yang ada di Margosari

(53)

40

sedikit di modifikasi tujuannya memodifikasi adalah agar warga

mudah menyesuaikan, mudah menerimanya dan bisa merasakan

manfaatnya. Karena di masyarakat Margosari masih mengalami

kendala dalam bersosialisasi antar sesama yang mana kepedulian

sosial di situ masih minim di miliki oleh masyarakat terutama di

kalangan pemuda-pemudi dan anak-anak.

Pemuda tersebut memulai merintis Sanggar pada tanggal 6

Muharam 1434H/ 20 November 2012 berawal mengajak

keluarganya terlebih dahulu, lanjut dia menarik anak-anak dan

pemuda untuk megarahkan dan membimbing supaya bisa terwujud

sesuai dengan cita-citanya yang dia rujuk dari pengalaman yang

sudah dia lihat di jogokariyan bersama beberapa pemuda-pemudi.

Adapun awal cara untuk menarik para anak-anak supaya

tertarik ke dalam Sanggar pemuda tersebut menggunakan berbagai

cara, dengan cara memberikan alat tulis pada anak-anak yang

datang ke Sanggar, sering ngadakan jalan santai kepada anak-anak,

dan ada juga cara semisal mengiming-imingi hadiah kepada

anak-anak yang rajin ke Sanggar serta berjama’ah di masjid setiap hari

dengan menggunakan absensi kehadiran yang menjadi tolak ukur

keaktifan anak-anak maka di puncaknya yaitu di setiap akhir bulan

anak-anak yang rajin akan mendapatkan doorprize.

Berjalanya waktu berputar akhirnya Sanggar tersebut dapat

(54)

41

yaitu berupa tempat gedung dari suatu yayasan yang berada di

Margosari yang bernama Yayasan Nururl Iman yang dipimpin oleh

Bapak H. Drs. Ismail Djuenaidi yang telah memberikan wewenang

untuk dapat memanfaatkan fasilitas gedung atau tempat untuk

berkumpul, berinteraksi dan belajar, letaknya berada di bawah

gedung Masjid Baitul Rahman. Anak-anak yang ada di dalam

Sanggar tersebut berbagai jenjang usia pendidikan ada yang masih

SMP, SMA, Mahasiswa perguruan tinggi dan ada juga remaja yang

sudah berwirausaha yang masih tetap andil dalam Sanggar tersebut.

b. Keadaan Geografis Sanggar Belajar

Keberadaan tata letak gedung Sanggar Belajar ini terletak

di Jl. Margosari II No 26 Salatiga. Tepatnya berada di antara

tengah-tengah pemukiman warga masyarakat Margosari Rt 05 Rw

01. Gedung Sanggar ini masih satu gedung dengan Masjid Baitul

Rahman Margosari letaknya di bawah masjid atau lebih tepatnya di

lantai satu menghadap ke utara yang berdampingan dengan gedung

Islamic Center Margosari.

c. Keadaan Masyarakat di sekitar Sanggar Belajar

Keadaan masyarakat yang ada di dekat Sanggar rata-rata

muslim walaupun ada juga warga yang nonmuslim, akan tetapi

ketika dalam menjalani kehidupan bermasyarakat warga disini

cukup baik, bertoleransi dan saling membantu satu sama lain dalam

(55)

42

Masyarakat di sini juga sangat antusias mendukung

program-program yang berjalan di Sanggar, baik dukungan fisik

maupun material.

d. Visi dan Misi Sanggar Belajar Margosari

1) Visi

Sanggar Belajar merupakan wadah pembinaan dan

pengembangan kreativitas generasi muda yang berkelanjutan

untuk menjalin persaudaraan dan rasa kebersamaan dalam

pengembangan kreatifitas.

Kemampuan dibidang religi dan kesejahteraan sosial

baik untuk masyarakat dilingkungan sekitar ataupun diwilayah

lain.

2) Misi

(a) Meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam giat

berjama’ah dan membaca Al-Qur’an.

(b) Meningkatkan SDM demi masa depan yang lebih baik

melalui bidang masyarakat dan menjalin kerjasama dengan

instansi pemerintah ataupun pihak lain.

(c) Terwujudnya pemuda dan pemudi yang bertakwa kepada

(56)

43

dengan daya fisik dan mental yang kuat, tegas dan teguh

pendirian serta mampu berkreasi, berkarya dan jujur

sebagai acuan dimasyarakat.

(d) Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semkain meningkat

bagi warga desa pada umumnya dan khususnya generasi

muda yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya

sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi

masalah sosial dilingkungannya.

e. Struktur Sanggar

Tabel 3.1

Struktur Sanggar Belajar Margosari Sidorejo Salatiga

Ketua Indra Apriyanto

Wakil Ketua Adib Bintang Samudra

Sekertaris 1. Wahyu Safitri

2. Adimas Bramantya

Bendahara 1. Nany Nur Cahyani

2. Sabrina Putri Fajarani

Seksi Dakwah & Si’ar 1. Dwi Sarwanto

2. Ahmad Muhlisin

Seksi Seni Kreatif & Budaya 1. Setyawan cristianto 2. Aulia Fitria Ningrum Seksi Olahraga 1. Feri Rusadi Saputra

2. Altika Pardiana Seksi Kegiatan Kreatif 1. Ari Probowati

(57)

44

Informatika 2. Ahmad Jauhari.M

Seksi Pendidikan 1. Ria Endri Nur Handayani 2. Hida Maftukhatul

3. Dinda Ayu Octaviana

f. Program-program acara Sanggar

Tabel 3.2

Acara kegiatan Sanggar No Kegiatan

1 Santunan warga muslim kurang mampu

2 Infaq mandiri

3 Pasar murah

4 Kajian Ahad pagi

5 Kajian pengajian paramida(para pemudi dan pemuda)

6 Santunan untuk anak yang rajin di Sanggar

(58)

45

Berdasarkan jumlah beberapa responden yang diteliti

masing-masing subjek terdiri dari anak-anak Sanggar, Masyarakat, pimpinan

Sanggar dan ketua Yayasan Nururl Iman. Berikut ini penjelasan

mengenai profil masing-masing anak-anak yang di jadikan responden

oleh peneliti, sebagai berikut :

a. Anak-anak Sanggar

1) Isnadila Wahyu sagita lahir di Salatiga, usia 14 tahun, sekarang

masih dalam taraf pendidikan sekolah menengah pertama

(SMP), mulai aktif dalam Sanggar Belajar Margosari sejak

tahun 2015.

2) Claudia Indah Mawarni lahir di Salatiga, usia 20 tahun,

sekarang masih dalam proses kuliah di salah satu kampus

suwasta yang ada di Salatiga, aktif andil di Sanggar Belajar

Margosari sejak 2014 di bulan-bulan akhir.

3) Sabila Wahyu Sagita lahir di salatiga, usia 16 tahun, tempat

tinggal di Rt 02 Rw 01, sekarang masih dalam taraf pendidikan

sekolah menengah kejuruan (SMK), andil dalam Sanggar sejak

pertengahan tahun 2014.

4) Wahid Palguna Bayu Sena lahir di Grobogan, usia 18 tahun,

tempat tinggal di Rt 05 Rw 01, pendidikan terakhir MAN, andil

(59)

46

5) Moh Minan Sadzali lahir di Pati, Usia 18 tahun, tempat tinggal

di Rt 05 Rw 01, Pendidikan terakhir SMA, andil di Sanggar

pada tahun 2015.

b. Masyarakat

1) Ibu Siswaningsih lahir di Salatiga, usia beliau 56 tahun,

pekerjaan sebagai pedagang klontong di rumah, pendidikan

terakhir SMP, berdomisili di Margosari Rt 05 Rw 01.

2) Dwi Sarwanto lahir di Kab. Sragen, usia beliau 37 tahun,

pekerjaan sebagai Guru, pendidikan terakhir S1 pendidikan

Agama Islam, berdomisili di Margosari Rt 05 Rw 01.

3) Paidi Murwanto lahir di salatiga, usia beliau 70 tahun, beliau

pensiunan PNS, pendidikan terakhir SMA, berdomisili di

Margosari Rt 04 Rw 12.

4) Ibu Tri Wahyuni lahir di salatiga, usia 37 tahun, pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMK.

c. Pimpinan Sanggar dan Ketua Yayasan Nururl Iman

1) Indra Apriyanto (Pimpinan Sanggar) lahir di Salatiga, Usia 37

tahun, pendidikan terakhir D3, pekerjaan wirausaha.

2) Drs. K.H. Ismail Djoenaidi (Ketua Yayasan Nururl Iman) lahir

di Kab. Semarang, usia 62 Tahun, pensiunan dari PNS,

pendidikan terakhir S1(strata satu)

(60)

47 B. Temuan Penelitian

Sesuai dengan hasil wawancara, dan dokumentasi di lokasi

penelitian yaitu di Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga. Peneliti

mendapatkan beberapa hal di antaranya :

1. Bentuk-bentuk kepedulian sosial anak-anak Sanggar Belajar

Margosari, Sidorejo, Salatiga di lingkungan masyarakat.

Kepedulian sosial merupakan sikap selalu ingin membantu

orang lain yang membutuhkan dan dilandasi oleh rasa kesadaran.

Kegiatan yang ada di Sanggar Belajar Margosari, Sidorejo, Salatiga

adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama manusia, sebab

di Sanggar tersebut anak-anak diajarkan supaya memiliki rasa

kepedulian kepada orang lain, merasakan kesusahan orang lain, dan

bertanggung jawab.

Berdasarakan wawancara yang dilakukan peneliti kepada

pimpinan Sanggar Belajar, Margosari, Salatiga bahwa anak-anak di

Sanggar diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya,

seperti yang diungkapkan oleh Mas Indra selaku pimpinan Sanggar

sebagai berikut:

“Iya mas, saya mengajarkan anak Sanggar untuk peduli pada

lingkungan di sekitarnya. Seperti, membantu teman ketika ada teman yang mengalami kesusahan Belajar, berinfaq dari sisa uang saku, dan tidak lupa mengajarkan sopan santun selalu menghormati orang

lain”(20 Juli 2017).

Diperkuat dengan jawaban dari anak-anak Sanggar bahwa di

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Acara kegiatan Sanggar

Referensi

Dokumen terkait

Individu yang melakukan prokrastinasi akademik, biasanya menunjukkan perilaku yang cenderung menunda memulai dan menyelesaikan pekerjaan, lamban dalam menyelesaikan tugas,

M aka t indakan yang dapat dilakukan oleh pemerint ah adalah mengurangi jumlah uang beredar dan meningkat kan persediaan barang.. perubahan fisik

Jika kenaikan temperatur adiabatis melebihi nilai ini, kita menggunakan pendinginan langsung, jika beban panas reaktor kurang dari 6-8 x 10 6 Btu/jam. Di luar itu kita

Jadi nanti setelah selesai membuat karya yang didalamnya ada materi yang sudah saya dibagi per kelompok tadi, kemudian salah satu dari kelompoknya menjadi model

Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada tabel diatas diketahui bahwa nilai adjusted R- squared yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 0,090 atau 9% sehingga

Sistem komunikasi taktis militer harus memiliki keamanan yang baik dan tahan terhadap jamming , mampu digunakan dalam sistem jaringan yang komplek ( super network

Simpulan dari penelitian yang dilakukan adalah teknologi QR Code telah berhasil diimplementasikan pada sistem input SKKM dalam bentuk website serta menggunakan algoritma Advanced

Jika terdapat kesalahan baik secara redaksional maupun kesalahan substa nsial, hal tersebut terjadi karena human error semata dan kerugian atasnya bukan merupakan