• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran yang penulis lakukan di universitas sekitar

Solo (UMS, UNS, UNIVET, UNISRI, UGM), diperoleh penulisan skripsi yang

meneliti naskah lakon Aum karya Putu Wijaya seperti di bawah ini.

Penelitian tentang naskah lakon Aum pernah dilakukan sekali yaitu oleh

Janta Setiana. Penelitian yag dilakukannya berjudul Teknik Penyutradaraan

Rohmat Basuki dalam Naskah Lakon ”Aum” Karya Putu Wijaya. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini menjawab masalah bagaimana teknik penyutradaraan dan tugas sutradara Rohmat Basuki sebagai bentuk penyutradaraaan terhadap naskah

lakon Aum karya Putu Wijaya.

Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan teknik penyutradaraan

dan tugas sutradara dari Rohmat Basuki selama menyutradarai naskah lakon Aum

karya Putu Wijaya sebagai kebutuhan pementasan.

Simpulan dari penelitian ini yaitu teknik penyutradaraan yang dilakukan

oleh Rohmat Basuki dalam menyutradarai naskah lakon Aum karya Putu Wijaya.

Kedelapan teknik Rohmat Basuki itu, antara lain: 1) menentukan nada dasar, meliputi: menentukan dan memberikan suasana khusus, membuat lakon gembira menjadi suatu banyolan, mengurangi bobot tragedi yang berlebihan, memberikan

prinsip dasar pada lakon, 2) memilih pemain atau pengkastingan, meliputi: casting

to type, casting by ability, dan antitype casting, 3) latihan, meliputi olah vokal,

olah tubuh, olah rasa, reading, dan blocking, 4) tata teknik dan pentas, meliputi:

tata ruang, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata busana, 5) menguatkan dan

melemahkan scene, meliputi adegan yang dibuat oleh sutradara Rohmat Basuki

dari adegan I sampai XI, 6) menciptakan aspek-aspek laku, dengan pendekatan ketat dan fleksibel, 7) mempengaruhi jiwa pemain, meliputi: observasi, diskusi, dan latihan alam, 8) koordinasi, meliputi: mengumpulkan semua yang terlibat,

baik para pemain, crew setting, crew ligthing, makeuper, pemusik, dan produksi

untuk tumbuh bersama dalam menyukseskan pertunjukan Aum karya Putu Wijaya ke dalam pertunjukan drama.

Pendekatan yang dilakukan oleh Rohmat Basuki dalam menyutradarai naskah lakon Aum karya Putu Wijaya adalah menggunakan gaya penyutradaraan Laisez Faire dan Gordon Craig. Laisez Faire adalah gaya penyutradraan dengan memberikan kesempatan bagi para pemain untuk lebih mengembangkan dirinya,

gaya Laisez faire dilakukan pada para pemain yang memiliki “jam terbang” tinggi

dalam pengalaman bermainnya, sedangkan Gordon Craig yaitu gaya penyutradaraan dengan cara-cara ketat, gaya ini digunakan bagi pemain-pemain yang pemula.

Dari penelusuran penulis, skripsi yang meneliti tentang naskah lakon Aum

karya Putu Wijaya hanya pernah dilakukan oleh seorang saja, yaitu Janta Setiana,

sehingga judul skripsi Problem-Problem Sosial dalam Naskah Lakon ”Aum”

commit to user

B. Landasan Teori

1. Struktural Sastra

Pada penelitian ini, pendekatan struktural sastra digunakan sebagai alat

untuk mengetahui isi yang terkandung di dalam naskah lakon Aum karya Putu

Wijaya.

Dalam sebuah karya sastra yang padu, antara unsur-unsurnya selalu terjadi hubungan timbal balik dan saling menentukan. Unsur-unsur struktur tersebut tidak dapat dipandang sebagai hal-hal yang berdiri sendiri, tetapi harus dilihat keterjalinannya satu dengan yang lainnya sehingga secara bersama-sama akan menghasilkan makna yang menyeluruh. Analisis struktural pada prinsipnya adalah analisis yang bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetil dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Bukan saja penjumlahan dari gejala-gejala yang berhubungan dengan aspek

waktu, aspek ruang, penokohan, point of vieuw, sorot balik, dan apa saja, tetapi

yang penting justru sumbangan yang diberikan oleh semua gejala semacam itu pada keseluruhan makna, dalam keterjalinan dan keterikatan antara berbagai tataran (Teeuw, 1984:135-136). Oleh karena itu, unsur-unsur tersebut harus dipahami sepenuhnya atas dasar pemahaman dalam keseluruhan karya sastra.

Jean Piaget menurut parafrase Hawkes menunjukan tiga aspek konsep

struktural. Pertama, gagasan keseluruhan (wholness), dalam arti bahwa

bagian-bagian atau unsurnya menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah intrinsik yang menentukan baik keseluruhan struktur maupun bagian-bagiannya. Kedua, gagasan

transformasi (transformation), struktur itu menyanggupi prosedur-prosedur transformasi yang terus-menerus memungkinkan pembentukan bahan-bahan baru.

Ketiga, gagasan keteraturan yang mandiri (self regulation), yaitu tidak

memerlukan hal-hal di luar dirinya untuk mempertahankan prosedur transformasinya, struktur itu otonom terhadap rujukan sistem lain (Teeuw, 1984: 141).

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan pendekatan struktural adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik yang meliputi tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain dan bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetil dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

2. Sosiologi Sastra

Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan adalah anggota masyarakat, ia terikat oleh status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat (Sapardi Djoko Damono, 1984: 1).

commit to user

Pengertian di atas mengandung suatu pengertian bahwa antara sastrawan, sastra, dan masyarakat terjadi hubungan yang erat. Pengarang sebagai anggota masyarakat dalam menciptakan karyanya tidak bisa lepas dari kehidupan sebagai suatu kenyataan sosial. Oleh karena itu, tidak heran apabila suatu karya sastra bisa mengandung gagasan yang mungkin dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu (Sapardi Djoko Damono, 1984: 2).

Uraian di atas menunjukan bahwa studi terhadap karya sastra menyangkut studi sosial atau sosiologi. Antara sosiologi dan sastra keduanya saling melengkapi. Sastra sebagaimana halnya sosiologi berurusan dengan manusia.

Pendekatan terhadap karya sastra yang mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan inilah oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra.

Penelitian terhadap naskah lakon Aum ini termasuk dalam klasifikasi

sosiologi sastra yang mempermasalahkan pada teks sastra atau karya sastra itu sendiri, dengan memandang karya sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan. Pokok penelaahannya adalah semua yang tersirat dalam karya sastra itu, tujuannya, dan amanat yang hendak disampaikannya. Dalam rangka menelaah semua yang tersirat dalam karya sastra itu, tujuannya, dan amanat yang hendak disampaikan, tentu saja harus melakukan penelaahan terhadap unsur-unsur sosial yang hadir dalam situasi dialogis sebuah karya sastra.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan pendekatan sosiologi sastra adalah, penelitian terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan karya sastra sebagai cerminnan gambaran kehidupan dan permasalahan sosial

masyarakat pada waktu karya sastra itu dibuat, serta keterlibatan struktur sosial dalam sebuah karya sastra.

Hal ini berarti bahwa sebuah karya sastra tidak hanya mencerminkan realitas kehidupan saja, melainkan lebih dari itu juga memberikan sebuah refleksi realitas yang lebih besar dan lebih lengkap. Pendapat di atas mengungkapkan bahwa permasalahan umum yang muncul di dalam karya sastra merupakan refleksi dari kenyataan yang bersifat objektif dan relatif. Karya sastra mempunyai fungsi untuk membentuk/mencerminkan suatu bentuk kehidupan secara langsung, mulai dari permasalahan hidup itu sendiri dan kendala dalam proses perkembangan kehidupan.

Dalam penelitian dengan pendekatan sosiologi sastra ini memiliki beberapa permasalahan yang perlu dikaji. Secara khusus Rene Wellek dan Austin Warren dalam telaahnya mengklasifikasikan sosiologi terhadap karya sastra dalam tiga permasalahan yaitu:

1. Sosiologi pengarang, didalamnya mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi, politik, dan hal-hal yang menyangkut pengarang. 2. Sosiologi karya sastra yang mempermalsalahkan tentang apa yang

tersirat di dalam karya sastra tersebut, dan apa tujuan serta amanat yang hendak disampaikan.

3. Sosiologi pembaca, disini mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.

Penelitian terhadap naskah lakon Aum ini termasuk dalam klasifikasi

commit to user

dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan. Pokok penelaahannya adalah semua yang tersirat dalam karya sastra itu, tujuannya, dan amanat yang hendak disampaikannya.

Sesuai dengan permasalahan yang terdapat dalam Naskah Lakon Aum

karya Putu Wijaya, maka penelitian ini akan menekankan pada pendekatan yang mengungkapkan bahwa karya sastra merupakan refleksi dari fenomena sosial yang timbul dari sikap mental masyarakat yang melingkupi terciptanya karya sastra. Konsep Wellek dan Warren yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan untuk menemukan dan mendeskripsikan kritik sosial dalam naskah lakon yang akan dibahas dimanfaatkan sebagai pelengkap pedoman dalam mengkaji karya sastra. Penelitian dengan pedoman ini akan terlepas dari faktor pengarang. Wilayah analisis hanya dalam ruang karya sastra itu saja.

Berdasarkan uraian di atas diperoleh gambaran bahwa sosiologi sastra merupakan pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan, yang mempunyai ruang lingkup luas, beragam dan rumit. Karya sastra merupakan cerminan gambaran kehidupan dan permasalahan sosial masyarakat pada waktu karya sastra itu dibuat, serta keterlibatan struktur sosial dalam sebuah karya sastra. Sosiologi sastra berhubungan dengan kenyataan-kenyataan sosial masyarakat, pengarang, pembaca, dan teks karya sastra itu sendiri.

B. Kerangka Pikir

Bagan 1 : Kerangka Pikir Analisis Sosiologi Sastra Naskah Lakon Aum.

Naskah lakon Aum karya putu wijaya

Analisis struktural Meliputi:

-alur -latar

-tema dan amanat

Teori sosiologi sastra Analisis problem-problem sosial Kekuasaan Penindasan Ketidakadilan Kemiskinan Simpulan

commit to user

Karya sastra merupakan hasil dari penciptaaan yang menarik. Karya sastra memiliki bahasa yang khas, kekhasan bahasa sastra tersebut mempunyai kesatuan, keseluruhan, dan kebulatan makna, yang terjalin rapi dari hubungan unsur-unsur pembangunnya, sehingga menjadi sebuah karya yang memiliki tujuan dan bersifat estetis.

Karya sastra lahir bukan dalam kekosongan budaya. Sastra adalah ekspresi kehidupan manusia yang tak lepas dari akar masyarakatnya. Melalui karya sastra dapat dilihat bagaimana masyarakat bekerja, bagaimana pola kerjanya, dan bagaimana mereka melangsungkan hidupnya. Dalam kaitan ini, sastra merupakan sebuah refleksi lingkungan sosial budaya yang merupakan satu tes dialektika antara pengarang dengan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektik yang dikembangkan dalam karya sastra (Suwardi Endraswara, 2003: 78). Karya sastra lahir sebagai hasil interaksi pengarang dengan masyarakat. Ide utama yang dimiliki pengarang menjadi sumbu utama yang dipicu oleh kondisi dan situasi sosial kehidupan masyarakat atau realitas objektif yang melingkupi pengarang. Sebagai bentuk penghayatan terhadap realitas lingkungan sosialnya, pengarang merespon dan mengolah apa yang didengar, dilihat dan dirasakannya melalui sebuah hasil penciptaan yang diwujudkan dalam sebuah karya fiksi.

Sosiologi sastra meneliti karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya. Sosiologi sastra dalam rangka menelaah semua yang tersirat dalam karya sastra itu, tujuan dan amanat yang hendak disampaikan, tentu saja harus melakukan penelaahan terhadap unsur-unsur sosial yang hadir dalam situasi dialogis sebuah karya sastra secara intrinsik.

Naskah lakon Aum sarat akan problem-problem sosial yang menarik, aktual, dan relevan dengan masyarakat saat ini. Dengan teori sosial peneliti berusaha mengupas dan menjabarkan masalah problem-problem sosial tersebut yang meliputi kekuasaan, penindasan, ketikdakadilan, dan kemiskinan. Bertujuan untuk menemukan sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya problem-problem sosial tersebut tanpa perlu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari problem sosial tersebut sebagai upaya dalam mengungkap makna cerita secara keseluruhan.

commit to user

20

Dokumen terkait