• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK UNTUK MATA PELAJARAN FIQH

LAMPIRAN: CONTOH USULAN/PROPOSAL PTK

E. KAJIAN PUSTAKA

1. Belajar, Pembelajaran, dan Hasil Belajar

Banyak pengertian tentang arti belajar. Berikut ini di antara arti belajar yang dihimpun dalam tulisannya Idil Fitriani (2010) sebagai berikut:

D Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (atau rangsang) yang terjadi.

E Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

F Belajar adalah ”Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Lebih lengkap tentang konsep belajar, dihimpun oleh Syaiful Sagala (2006:14-34) sebagai berikut:

a. Menurut pandangan Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.

b. Menurut pandangan Robert M Gagne, belajar merupakan kegiatan kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan dua hal: (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan; (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.

c. Menurut pandangan Piaget, ada dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak, yaitu: (1) proses asimilasi. Dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu; (2) proses akomodasi, yaitu anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. d. Menurut pandangan Carl R. Rogers, praktik pendidikan menitikberatkan pada segi

pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktik tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.

e. Menurut pandangan Benjamin Bloom, keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hierarki atau taksonomi menjadi tiga domain, yaitu: (1) Domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; (2) Domain afektif mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional, yaitu: kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri; (3) Domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan-gerakan terlatih, dan komunikasi non-diskursif.

f. Menurut pandangan Jerome S. Bruner, cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara efektif, inilah inti dari belajar.

Adapun pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu (Sagala, 2006:61).

Apa yang didapat setelah seseorang belajar? Hasil yang diperlihatkan dan dicapai setelah orang belajar adalah prestasinya. Dikatakan dalam bukunya Abin Syamsudin (1981:86) prestasi belajar adalah kecakapan yang dapat didemonstrasikan dan dapat diuji saat itu, karena merupakan hasil belajar yang bersangkutan dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu yang telah dipelajarinya dan manifestasinya dapat dideteksi dalam term-term pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap dengan menggunakan alat ukur. Dalam bukunya Syaiful Sagala (2006:17) ditambahkan, bahwa setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Dalam Kompetensi Inti kurikulum 2013, kompetensi yang diharapkan setelah seseorang belajar adalah memiliki empat kompetensi Inti, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap yang dikatakan dalam bukunya Sagala di atas, dijabarkan dalam kurikulum 2013 sebagai sikap spiritual dan sikap sosial. Adapun domain dari ketiga term-term pengetahuan, keterampilan, dan sikap dapat dilihat rinciannya sebagaimana belajar dalam pandang Benjamin Bloom di atas.

2. Metode Problem Solving

Metode pemecahan masalah merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam memecahkan masalah. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemecahan masalah merupakan suatu cara yang lahir dari perubahan mendasar tentang cara belajar siswa. Belajar tidak lagi dipandang sebagai proses menerima informasi untuk disimpan dimemori siswa, namun siswa belajar mendekati setiap persoalan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki, mengasimilasi informasi baru dan membangun pengertian sendiri (Fitriyanti, 2009:40).

Dalam metode pemecahan masalah, ada beberapa tahapan yang harus terlebih dahulu dipahami. Menurut Dewey dalam Fitriyanti (2009:40), terdapat beberapa pendapat mengenai tahap-tahap pelaksanaan dalam penerapan metode pemecahan masalah, yaitu:

a. Merumuskan masalah; b. Menganalisis masalah; c. Merumuskan hipotesis; d. Mengumpulkan data; e. Pengujian hipotesis; f. Penarikan kesimpulan.

Adapun dalam bukunya Syaiful Sagala (2006:23-24), kegiatan belajar memecahkan masalah biasanya meliputi lima langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah

b. Merumuskan dan membatasi masalah c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan d. Mengumpulkan data-data

e. Analisis dari sejumlah permasalahan belajar sehingga dapat merumuskan atas pertanyaan-pertanyaan penting mengenai belajar serta penarikan kesimpulan. Menurut Haris (1998) dalam Ikhwanudin dkk (2010:217), secara ringkas proses problem solving (pemecahan masalah) meliputi langkah-langkah:

a. Mengumpulkan informasi dan sumber daya untuk dievaluasi serta memperoleh gambaran yang jelas tentang situasi dan memastikan pemahaman yang benar atasnya;

b. Brainstorming dan merencanakan proses solusi. Brainstorming adalah melihat situasi beserta perubahannya, serta memperkirakan konsekuensi dari perubahan tersebut;

c. Mengimplementasikan solusi. Setelah serangkaian langkah diidentifikasi, perlu dilihat hasil dari tiap langkah untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil sejauh ini menghasilkan hasil yang diinginkan;

d. Memeriksa hasil. Setelah solusi dicapai, perlu diperiksa kembali untuk memastikan bahwa hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Maloy dkk (2010) dalam Ikhwanuddin dkk (2010:217-218), ada lima langkah penting dalam pembelajaran problem solving, yaitu:

a. Apakah jenis pertanyaannya? Hal ini bertujuan untuk menghubungkan pertanyaan dengan pendekatan yang telah diketahui;

b. Apa tujuan pertanyaan? atau apa yang dicari dari pertanyaan?; c. Apa yang sudah diketahui?;

d. Apa rencana saya untuk memecahkan masalah?;

e. Bagaimana saya tahu bahwa saya telah memecahkan masalah tersebut?

Kemudian menurut Singh dan Haileselassie (2010) dalam Ikhwanuddin dkk (2010:218), problem solving yang efektif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis Konseptual Masalah b. Perencanaan Solusi Masalah

c. Penerapan dan Evaluasi Rencana Solusi Masalah d. Refleksi Proses Problem Solving

3. Materi Zakat

Zakat merupakan sub-materi Fiqh yang diberikan kepada para siswa MTs kelas VIII Semester Ganjil. Kompetensi yang diharapkan dengan adanya sub-materi ini adalah:

Gr Kompetensi Dasar

3. Memahami dan menerapkan

pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.4 Menganalisis Ketentuan Pelaksanaan Zakat

4.Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4.4 Menyajikan Ketentuan Pelaksanaan Zakat

4. Penerapan Metode Problem Solving dalam Memahami Materi Zakat

Berdasarkan rincian-rincian dalam tiga sub-bab di atas, disertai dengan kelebihan- kelebihan metode problem solving dimaksud, penerapan metode problem solving dalam memahami materi zakat dapat dilakukan di antaranya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Memahami pengertian dengan ruang lingkup bahasan secara baik untuk memahami situasi masalah

b. Memahami penerapan pengertian dengan ruang lingkup di atas dengan contoh yang diberikan

c. Menganalisis masalah secara konseptual dengan contoh yang diberikan d. Merencanakan proses solusi masalah dengan contoh yang berbeda e. Penerapan solusi masalah dengan contoh yang berbeda

f. Memeriksa hasil

F. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN