• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Teori Perkembangan Anak

Salkind (2009: 311) menjelaskan bahwa perkembangan adalah proses spontan dengan cakupan luas yang berakibat pada gejala pertambahan secara terus menerus, modifikasi, dan penyusunan ulang (reorganisasi) struktur-struktur psikolog. Menurut Piaget (dalam Salkind, 2009: 312) proses perkembangan terdiri atas empat faktor yaitu maturasi, pengalaman, transmisi sosial, dan ekuilibrasi. Maturasi adalah proses terjadinya perubahan biologis yang dikendalikan oleh mekanisme bawaan. Pengalaman merupakan interaksi dengan lingkungan agar anak bisa beradaptasi dengan lingkungan. Transmisi sosial merupakan sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang ditransmisikan dari kelompok yang satu ke kelompok yang lainnya. Sedangkan ekuilibrasi adalah upaya untuk mengusahakan keseimbangan atau keteraturan untuk menjaga agar individu berada pada jalur yang benar.

Salkind (2009: 326) juga mengatakan bahwa Piaget membagi tahapan perkembangan menjadi empat tahap perkembangan yang disederhanakan dalam kelompok usia tertentu. Tahap perkembangan menurut Piaget adalah sebagai berikut :

1. Tahap sensorimotor (berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun) 2. Tahap praoperasional (berlangsung dari usia 2 sampai 7 tahun) 3. Tahap operasional konkret (berlangsung dari usia 7 sampai 12 tahun) 4. Tahap operasional formal (berlangsung dari usia 12 tahun sampai masa

dewasa).

Dilihat dari pengelompokan tahapan tersebut, maka siswa kelas V sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret dengan rerata usia siswa kelas V adalah 10-11 tahun. Dalam tahapan ini menggambarkan peralihan dramatis dari pemikiran yang basisnya tidak logis menuju pemikiran yang basisnya logis. Anak pada tahap operasional konkret mampu melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai tugas kognitif. Pada tahap ini anak menjadi makhluk sosiosentris yang menyadari bahwa setiap orang memiliki sudut pandang sendiri- sendiri. Anak pada tahap operasional konkret dapat memecahkan masalah yang tergolong sedikit abstrak, namun mereka tetap bergantung pada informasi perseptual untuk merumuskan dan menguji hipotesis.

Pada tahap operasional konkret anak bisa menciptakan hierarki dari berbagai kelompok (kelas) yang berbeda dan memahami hubungan yang ada diantara anggota kelompok (klasifikasi). Anak mampu melakukan operasi secara terbalik. Anak juga mampu menderetkan atau menempatkan kejadian atau objek-objek dalam satu rangkaian yang teratur menurut karakteristik tertentu (penderetan). Dalam segi egosentrisme anak tidak

lagi terlalu berpusat pada dirinya, namun ia masih tetap lebih asyik dengan kebenaran asumsinya sendiri daripada dengan tuntutan dunia nyata.

Berdasarkan paparan sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan merupakan proses spontan dengan cakupan luas yang mengakibatkan pertambahan, modifikasi, dan penyusunan ulang struktur psikolog. Proses perkembangan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu maturasi, pengalaman, transmisi sosial, dan ekuilibrasi. Tahap perkembangan dikelompokkan menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap praoperasional konkret, dan tahap operasional formal. Adapun siswa kelas V sekolah dasar termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Putra (2013: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah interaksi dua arah antara guru dan siswa serta teori dan praktik. Sanjaya (2014: 61) berpendapat bahwa proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai salah satu sarana penyampaian materi pelajaran. Sedangkan Sadiman (2008: 11) mengatakan bahwa proses belajar mengajar adalah proses komunikasi penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media atau saluran tertentu ke penerima pesan. Dari ketiga pendapat tersebut pembelajaran adalah proses interaksi dua arah antara guru dan

siswa untuk menyampaikan pesan melalui saluran tertentu ke penerima pesan.

b. Ciri-ciri Pembelajaran

Terdapat beberapa ciri-ciri pembelajaran menurut Gino (dalam Putra, 2013: 26) yaitu adanya unsur dinamis dalam proses pembelajaran meliputi motivasi belajar, bahan ajar, alat bantu atau media belajar, suasana belajar, dan kondisi siswa yang belajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendakinya dapat tercapai. Bahan ajar merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat bantu atau media belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa agar materi yang disampaikan mudah diserap oleh siswa. Suasana belajar juga memberikan pengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran, dengan suasana belajar yang berjalan dua arah serta adanya kegembiraan akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Kondisi siswa yang belajar juga akan berpengaruh terhadap partisipasinya dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peran dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan.

Jadi ciri-ciri pembelajaran menurut uraian Gino (dalam Putra, 2013: 26) di atas, ciri-ciri pembelajaran meliputi motivasi yang

menimbulkan kegiatan belajar, bahan ajar yang merupakan segala informasi yang akan disampaikan, alat bantu atau media belajar untuk menyampaikan informasi, suasana belajar yang menyenangkan, dan kondisi siswa.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi dua arah antara guru dan siswa. Interaksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan pesan melalui saluran tertentu. Pembelajaran memiliki ciri yaitu adanya unsur dinamis yang meliputi motivasi belajar, bahan ajar, alat bantu atau media belajar, suasana belajar, dan kondisi siswa.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Munandi (2013:7-8) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Geralch dan Ely (dalam Arsyad, 2007: 3) mengatakan bahwa secara garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Sedangkan Sadiman (2008: 7) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga proses belajar dapat terjadi.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi materi dari pengirim ke penerima agar siswa dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif serta siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Arsyad (2010: 12) menjelaskan tiga ciri media pembelajaran yang dikemukakan oleh Geralch dan Ely, yaitu :

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) yaitu menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) yaitu kemampuan untuk mengubah suatu kejadian atau objek ke dalam bentuk lain agar dapat disajikan kepada siswa.

3. Ciri Distributif (Distributive Property) yaitu memungkinkan suatu objek atau kejadian diangkut atau dipindahkan dan dapat tersaji di depan siswa.

Sependapat dengan yang dikemukakan oleh Arsyad (2010: 12), Kustandi (2013: 12-13) juga menjelaskan tiga ciri-ciri media pembelajaran menurut Geralch dan Ely yaitu:

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) merupakan ciri yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek sehingga dapat disusun kembali dengan media.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) merupakan kemampuan media untuk memanipulasi suatu kejadian agar dapat disajikan kepada siswa dalam waktu yang lebih singkat.

3. Ciri Distributif (Distributive Property) merupakan ciri media yang memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan dapat disajikan kepada siswa.

Dari kedua pendapat tersebut maka ciri-ciri media pembelajaran antara lain (a) Ciri Fiksatif (Fixative Property) yaitu kemampuan media untuk merekan, menyimpan dan merekonstruksi peristiwa atau objek, (b) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) yaitu kemampuan media untuk memanipulasi atau mengubah kejadian atau objek ke dalam bentuk lain, (c) Ciri Distributif (Distributive Property) yaitu kemampuan media untuk memindahkan kejadian atau peristiwa agar dapat disajikan kepada siswa.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2007: 16) menyampaikan empat fungsi media pembelajaran yaitu :

1. Fungsi atensi, yaitu menarik sehingga mampu mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran.

2. Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa dalam pembelajaran.

3. Fungsi kognitif, yaitu memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi dalam pembelajaran.

4. Fungsi kompensatoris, yaitu membantu siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran.

Sanjaya (2014: 73-74) menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Fungsi komunikatif, yaitu media pembelajaran dapat digunakan untuk mempermudah komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

2. Fungsi motivasi, merupakan fungsi media untuk membuat siswa agar lebih termotivasi dalam belajar sehingga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.

3. Fungsi kebermaknaan, yaitu bahwa media dapat berfungsi untuk meningkatkan aspek sikap dan keterampilan tidak hanya aspek kognitif saja.

4. Fungsi penyamaan persepsi, merupakan fungsi media yang dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

5. Fungsi individualitas, yaitu fungsi media untuk melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.

Dari kedua pendapat tersebut fungsi media pembelajaran meliputi (a) fungsi atensi merupakan kemampuan media untuk mengarahkan perhatian siswa, (b) fungsi afektif merupakan kemampuan menggugah emosi dan sikap siswa, (c) fungsi kognitif yaitu pencapaian tujuan pembelajaran, (d) fungsi kompensatoris yaitu membantu siswa yang berkemampuan lemah, (e) fungsi komunikatif yaitu mempermudah komunikasi, (f) fungsi motivasi merupakan fungsi media membuat siswa lebih termotivasi, (g) fungsi kebermaknaan merupakan fungsi meningkatkan aspek sikap dan keterampilan, (h) fungsi pernyamaan persepsi merupakan fungsi menyamakan persepsi setiap siswa, dan (i) fungsi individualitas yaitu fungsi untuk melayani kebutuhan setiap individu.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran mempunyai berbagai manfaat. Sanaky (2013: 5) menjelaskan manfaat media pembelajaran antara lain :

1. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami pembelajar serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.

3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan dari pengajar.

4. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan.

Arsyad (2010: 29) mengatakan bahwa manfaat dari media pembelajaran antara lain :

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. 3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang

dan waktu.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

Sukiman (2012: 44) menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran memiliki manfaat praktis sebagai berikut :

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

interaksi yang lebih langsung dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

Kesimpulan dari ketiga pendapat tersebut bahwa manfaat media pembelajaran yaitu memperjelas penyajian pesan, meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa, mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, menimbulkan motivasi belajar.

e. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Seel & Glasglow (dalam Arsyad 2013 :35) apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi, media dibagi kedalam dua kategori yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir. Adapun media tradisonal terdiri dari : (1) visual diam yang diproyeksikan antara lain kepingan film, (2) visual yang tidak diproyeksikan antara lain: gambar, poster, foto, charts, grafik, diagaram, pameran, papan info, papan bulu, (3) audio antara lain: rekaman dan pita kaset, (4) penyajian multimedia: slide beserta suara/tape, (5) cetak: buku teks, modul, teks terprogram,lembaran lepas, (6) permainan : teka-teki, simulasi, permainan papan, (7) realia: model, specimen/contoh, manipulatif peta, dan boneka.

Kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam jenis media tradisional atau media konvensional berbentuk cetakan. Adapun

kelebihan dari media tradisonal atau media konvensional jenis cetakan menurut Arsyad (2013: 40) adalah sebagai berikut:

1. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa.

2. Dapat mengulangi materi dalam media cetakan, serta siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.

3. Perpaduan teks dan gambar dalam media cetak dapat menambah daya tarik dan memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam format verbal dan visual.

4. Materi dalam media teks dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.

Mudlofir (2016: 139) mengklasifikasikan jenis media berdasarkan kelompok tertentu yaitu :

1. Klasifikasi media berdasarkan bentuk dan ciri fisik, media dibagi menjadi dua yaitu media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media dua dimensi adalah media yang penampilannya memiliki ukuran panjang dan lebar serta hanya dapat diamati dari satu arah pandang. Sedangkan media tiga dimensi adalah media yang penampilannya memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi serta dapat diamati dari berbagai arah pandang.

2. Klasifikasi media berdasarkan pengalaman sederhana, digolongkan menjadi tiga jenis pengalaman yaitu pengalaman langsung, pengalaman tiruan, dan pengalaman dari kata-kata. Pengalaman

langsung yaitu pengalaman melalui keterlibatan langsung dalam suatu peristiwa atau mengamati objek yang sebenarnya. Pengalaman tiruan yaitu pengalaman yang didasarkan pada model, dramatisasi atau rekaman. Sedangkan pengalaman dari kata-kata yaitu pengalaman yang berasal dari perkataan, rekaman kata maupun kata-kata tulis atau cetak.

3. Klasifikasi berdasarkan persepsi indera, digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu media visual (dapat dilihat oleh indera), media audio (dapat didengar), dan media audio visual (dapat dilihat dan didengar).

4. Klasifikasi berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya, media digolongkan menjadi tujuh kelompok yaitu (a) kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok kedua: media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga: media audio, (d) kelompok keempat: media audio-visual, (e) kelompok kelima: media gambar hidup/film, (f) kelompok keenam: media televisi, (g) kelompok ketujuh: multimedia.

Jadi klasifikasi jenis media pembelajaran menurut Seel & Glasglow (dalam Arsyad 2013 :35) dilihat dari segi perkembangan teknologi media dibagi menjadi media tradisional dan media mutakhir. Jenis media pembelajaran menurut Mudlofir (2016: 139) dibagi menjadi empat jenis yaitu (1) berdasarkan bentuk dan ciri fisik media pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu media dua dimensi dan

media tiga dimensi, (2) berdasarkan pengalaman sederhana dibagi menjadi tiga yaitu pengalaman langsung, pengalaman tiruan, dan pengalaman dari kata-kata, (3) berdasarkan persepsi indera dibagi menjadi tiga yaitu media visual, media audio, dan media audio visual, (4) berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya dibagi menjadi tujuh kelompok.

Berdasarkan paparan sebelumnya peneliti mengambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan secara efisien dan efektif agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Media dapat diklasifikasian berdasarkan perkembangan teknologi, bentuk dan ciri fisik, pengalaman sederhana, persepsi indera, dan penyajian. Media tradisional bentuk cetak memiliki kelebihan antara lain materi dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa, siswa akan berpikir secara logis, menambah daya tarik dan memperlancar pemahaman informasi, ekonomis dan praktis. Ciri-ciri media terdiri dari ciri fiksatif, ciri manipulatif, dan ciri distributif. Media pembelajaran memiliki fungsi yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi kompensatoris, fungsi komunikatif, fungsi motivasi, fungsi kebermaknaan, fungsi penyamaan persepsi, dan fungsi individualitas. Media pembelajaran memiliki manfaat untuk memperjelas penyajian pesan, meningkatkan dan mengarahkan perhatian, mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, serta menimbulkan motivasi belajar.

4. Kartu domino modifikasi IPA

a. Pengertian Kartu Domino

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 628) kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 339) pengertian domino adalah sebuah permainan dengan 28 kartu (kayu, tulang, dsb) yang bermata (bertitik besar), setiap kartu dibagi menjadi dua bidang, tiap bidang berisi 0-6 titik. Berikut ini merupakan gambar kartu domino pada umumnya.

www.google.comimgresimgurl

Gambar 2.1 Kartu Domino Pada Umumnya

Adapun dalam penelitian ini kartu domino telah mengalami modifikasi sehingga tidak lagi sama persis dengan bentuk aslinya. Kartu domino modifikasi IPA adalah kartu domino yang telah mengalami modifikasi atau perubahan pada isi di dalam kartu domino yang awalnya berisi titik besar dengan jumlah tertentu diubah menjadi berisi pertanyaan dan jawaban yang akan dipasangkan dengan kartu lain yang sesuai. Cara bermain kartu domino modifikasi IPA adalah sebagai berikut:

a. Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 2-3 anak dan mengisi identitas pada lembar kerja.

b. Setelah mendapatkan satu set kartu domino, siswa mengambil satu kartu pertama yang bertanda “Mulai”.

c. Setelah kartu pertama dikeluarkan, siswa mencari pasangan kartu pertama dengan mencari jawaban yang terdapat pada kartu berikutnya.

d. Konsep pada sisi kartu bagian kanan merupakan pernyataan yang hanya dapat dipasangkan dengan jawaban yang terdapat pada sisi kartu bagian kiri pada kartu berikutnya.

e. Siswa mengurutkan semua kartu domino modifikasi dengan mencocokkan konsep pernyataan yang terdapat pada sisi kartu bagian kanan dengan jawaban yang terdapat pada sisi kartu bagian kiri pada kartu berikutnya.

f. Siswa menyusun urutan kartu domino modifikasi secara menyamping dari arah kiri ke arah kanan hingga menjadi susunan yang benar.

g. Permainan kartu domino modifikasi diakhiri dengan kartu terakhir yang bertanda “Selesai”.

h. Siswa menuliskan pernyataan beserta pasangan jawaban yang benar pada lembar kerja siswa.

Berikut ini merupakan contoh kartu domino modifikasi IPA yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 2.2 Kartu domino modifikasi IPA

Berdasarkan klasifikasi menurut Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2013: 35), kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam jenis media tradisional bentuk cetak. Sedangkan berdasarkan klasifikasi menurut Mudlofir (2016: 139), dari segi klasifikasi media berdasarkan bentuk dan ciri fisik maka kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam bentuk dua dimensi. Dari segi klasifikasi media berdasarkan pengalaman sederhana, kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam kelompok pengalaman dari kata-kata. Dari segi klasifikasi berdasarkan persepsi indera, kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam kelompok media visual (dapat dilihat oleh indera). Sedangkan klasifikasi berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kartu

domino modifikasi IPA termasuk dalam kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam.

Adapun kelebihan dari kartu domino modifikasi IPA antara lain: (a) tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mempersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, (b) praktis, ringkas, dan mudah dibawa, (c) tidak membutuhkan ruang yang terlalu luas, (d) memuat materi yang dikemas dalam bentuk permainan sehingga membuat siswa lebih aktif serta mendominasi kegiatan pembelajaran, (e) menarik perhatian siswa dan sesuai dengan karakeristik siswa usia sekolah dasar.

Berdasarkan paparan di atas, kartu domino modifikasi IPA adalah kartu domino yang telah mengalami modifikasi. Modifikasi dilakukan dengan mengubah titik bulat pada bagian tengah kartu menjadi pernyataan dan jawaban yang berkaitan dengan materi IPA. Kartu domino modifikasi IPA dimainkan secara berkelompok dengan cara menyusun urutan kartu hingga menjadi urutan yang benar.

5. Materi IPA

a. Hakikat IPA

IPA merupakan singkatan dari kata Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut Srini (2001: 2), IPA merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Natural Science. Natural memiliki arti alamiah, berhubungan dengan alam. Sedangkan scienceberarti ilmu pengetahuan. Jadi secara harfiah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat diartikan sebagai ilmu

tentang alam, atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Srini (2001: 2-14) menjelaskan bahwa pada dasarnya IPA terbagi menjadi IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. 1. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk merupakan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin atau disebut juga sebagai produk IPA. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.

Adapun yang disebut fakta dalam IPA adalah pernyataan- pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau berbagai peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.

Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta yang ada hubungannya.

Sedangkan prinsip dalam IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh.

2. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses

IPA tidak hanya kumpulan merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau makhluk-makhluk, tetapi IPA juga merupakan cara kerja atau cara berpikir dan memecahkan

masalah. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, diantaranya adalah mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen.

Mengamati di dalam IPA adalah proses mengumpulkan informasi dengan menggunakan semua alat indera atau menggunakan instrumen untuk membantu alat indera. Penarikan kesimpulan dalam IPA merupakan proses penarikan kesimpulan setelah melakukan observasi dan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Merumuskan hipotesis dalam IPA adalah menyusun suatu pernyataan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan yang merupakan jawaban sementara untuk masalah. Menginterprestasikan data adalah menganalisis data yang diperoleh dan menyusunnya dengan cara menentukan pola hubungannya pada data secara keseluruhan.

b. Materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda Materi sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda merupakan materi yang mempelajari tentang sifat-sifat benda yang ada di lingkungan sekitar dan perubahan sifat benda yang terjadi. Materi ini berada di bawah Standar Kompetensi 4 kelas V sekolah dasar semester 1. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Dokumen terkait