• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Bab ini terdiri dari Landasan Teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari-hari. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajaran. Belajar dipaparkan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Cronbach (dalam Baharuddin, 2015 :16) mengemukakan bahwa belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Morgan (dalam Baharuddin, 2015 :16) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

Piaget (dalam Dimyanti dan Mudjiono, 2011: 13-14) menyatakan bahwa belajar adalah pengetahuan yang dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan serta mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelektual semakin berkembang.

11 Tahap-tahap perkembangan anak adalah sebagai berikut :

1. Sensori motor (usia 0-2 tahun)

Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerak-gerakkannya.

2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)

Pada tahap pra-operasional, anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realita. Sudah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.

3. Operasional konkret (usian 7-11 tahun)

Pada tahap operasi konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Pada tahap ini mampu mengikuti penalaran logis, meskipun kadang-kadang memecahkan masalah secara “trial and error”. Yusuf (2011: 61) pada tahap ini ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan benda-benda yang sama, menyusun angka atau bilangan, memecahkan masalah yang sederhana.

4. Operasi formal (usia 11 tahun-ke atas)

Pada tahap ini anak dapat berpikir abstrak seperti orang dewasa, bahkan bisa memecahkan masalah yang tergolong abstrak.

Berdasarkan teori di atas dapat disimplkan bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret, bahwa siswa berpikir atas dasar pengalaman yang konkret atau nyata.

12

5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar a. Pengertian IPA

Conant (dalam Samatowa, 2011 :1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasikan lebih lanjut.

A.N. Whitehead (dalam Samatowa, 2011 :1) menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (order observasi), dan kedua didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam (orde konsepsional).

Darmojo (dalam Samatowa, 2011 :2) menyatakan IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan IPA adalah segala ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia dan gejala alam.

Susanto (2013: 167-169) mengungkapkan bahwa hakikat pembelajaran IPA diklasifikasikan menjadi tiga bagian. Pertama ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian dalam bentuk konsep, seperti fakta- fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA. Kedua ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan alam dengan keterampilan proses sains, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan. Ketiga ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yang dikembangkan pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan.

13

b. Perlunya IPA diajarkan di Sekolah Dasar

Ada empat alasan IPA perlu diajarkan di Sekolah Dasar yaitu :

1. IPA berfaedah bagi suatu bangsa, bahwa IPA merupakan dasar teknologi; 2. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir

kritis;

3. IPA diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak;

4. IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Oleh karena itu, struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan. Keterampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam Samatowa, 2011: 5) yaitu (1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.

c. Tujuan Pembelajaran IPA

Mulyasa (2006: 111) menyatakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dalam ciptaan-Nya, 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

14 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi dan masyarakat,

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam,

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Media

a. Pengertian Media

Sadiman (2008: 6) menyatakan kata media berasal dari Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah atau suatu alat. Dalam Webster Dictionary (1960), media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai peranan atau penghubung dua pihak atau dua hal. Selain itu, kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, perantara‟ atau „pengantar‟. Asosiasi Pendidikan Nasional menyatakan media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.

Briggs (dalam Anitah, 2010 :4) menyatakan bahwa media adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.

15 Gerlach dan Ely (dalam Anitah, 2010 :5) menyatakan bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronika, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Smaldino (dalam Anitah, 2010 :5) menyatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat, bahan sebagai pembelajar untuk menerima pengetahuan baru. Media juga menjadi sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di dalamnya terdapat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

b. Pengertian Media Pembelajaran

Rossi dan Breidle (dalam Sanjana, 2012 :58) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan.

Anderson (dalam Sukiman, 2012 :28) media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa.

Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007 :4) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

16 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebagai alat untuk membantu proses belajar mengajar dalam menyampaikan informasi berupa materi secara jelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Arsyad (2014 :31) mengatakan bahwa berdasarkan perkembangan teknologi maka media pembelajaran dapat dibedakan menjadi empat kelompok antara lain:

1. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografi. Media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafis, foto atau fotografi dan reproduksi. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan cetakan.

Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang. b. Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif. c. Teks dan visual ditampilkan statis (diam).

d. Pengembangan sangat tergantung pada prinsip kebahasaan dan persepsi visual.

e. Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa. f. Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

17 2. Media hasil teknologi audio-visual

Media hasil teknologi melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Teknologi audio-visual meliputi mesin proyektor film, dan proyektor visual yang lebar. Ciri utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut:

a. Bersifat liner.

b. Menyajikan visual yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara ditetapkan sebelumnya oleh perancang. d. Representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

e. Dikembangkan menurut prinsip perkembangan psikologi behaviorisme dan kognitif.

f. Umumnya berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaksi siswa yang rendah.

3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan dan menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Beberapa jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umunya dikenal sebagai computer assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi ini bertujuan untuk menyajikan materi pelajaran secara bertahap, latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari,

18 sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing.

Media berbasis komputer ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.

b. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang sebagaimana direncanakannya.

c. Gagasan yang disajikan dalam bentuk abstrak, bentuk kata, simbol dan grafik.

d. Prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media tersebut.

e. Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi.

4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Ciri utama teknologi berbasis cetak dan komputer sebagai berikut:

a. Dapat digunakan dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.

b. Gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan di bawah pengendalian siswa.

c. Prinsip ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran.

19 d. Pembelajaran ditata dan berpusat pada lingkup kognitif sehingga

pengetahuan dikuasai jika pelajaran digunakan. e. Bahan pelajari dapat melibatkan interaktivitas siswa.

f. Bahan pelajarannya memadukan kata dan visual dari berbagai sumber. Karwati dan Priansa (2014: 235) mengatakan bahwa ada beberapa klasifikasi media, antara lain:

1. Media visual

Media visual merupakan media yang menyampaikan pesannya terfokus pada indera penglihatan. Media ini berupa gambar fotografik dan media grafis.

2. Media audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari isi tema.

3. Media audio-visual

Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan visual yang biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media ini maka penyajian materi pembelajaran bagi siswa akan semakin lengkap dan optimal.

4. Media cetak

Secara histori, media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh john Gutrnberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern

20 dan efektif penggunaannya. Contoh dari media cetak ini adalah majalah, koran, poster, baliho, catalog.

5. Media model

Media model merupakan media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan karena rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari.

6. Media realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Realita merupakan benda yang sesungguhnya seperti uang, tumbuhan, binatang, yang tidak berbahaya dan sebagainya.

7. Belajar benda sebenarnya melalui specimen

Specimen merupakan benda-benda asli. Benda asli yang digunakan merupakan benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya oleh manusia.

8. Komputer

Arsyad (2014: 54) mengatakan bahwa komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana yang rumit. Komputer memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan beberapa peralatan seperti CD player, video tape, dan audio tape.

21 9. Multimedia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka penggunaan media, baik yang bersifat visual, audio, maupun audio-visual bisa dilakukan bersama-sama melalui satu alat yang disebut multimedia. Pembelajaran multimedia dapat mempermudahkan siswa untuk belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

10. Internet

Konsep pembelajaran internet lebih dikenal dengan istilah Information and Communication Technology (ICT). E-learning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi pembelajaran ke siswa dengan memanfaatkan media internet, atau media jaringan komputer lainnya.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa media kartu domino modifikasi yang peneliti kembangkan termasuk jenis media visual karena menyampaikan pesan terfokus pada indera penglihatan.

22

d. Pemilihan dan penggunaan media

Arsyad (2007: 72-74) mengemukakan terdapat 11 dasar pertimbangan dalam memilih dan menggunakan media yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi

Di dalam motivasi harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiaannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Oleh karena itu, perlu adanya minat yang dapat memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran.

2. Perbedaan individual

Siswa belajar dengan dan cara serta tingkat kecepatan yang berbeda- beda. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi yaitu kemampuan intelegensi, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.

3. Tujuan Pembelajaran

Jika siswa diberi tahu apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat menolong perancang materi pelajaran. Tujuan tersebut akan menentukan bagian isi yang mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.

23 7. Organisasi isi

Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan yang bermakna. Tingkatan materi yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan materi.

8. Persiapan sebelum belajar

Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang merupakan prasyarat untuk penggunaan media.

9. Emosi

Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan.

10. Partisipasi

Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa akan jauh lebih baik daripada mendengarkan dan menonton secara pasif. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran. 11. Umpan balik

Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajar. Pengetahuan tentang hasil belajar,

24 pekerjaan baik atau kebutuhan akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.

12. Penguatan

Apabila siswa berhasil belajar, maka siswa didorong untuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif dan dapat mempengaruhi perilaku di masa yang akan datang.

13. Latihan dan pengulangan

Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan sering diulang dan dilatih dalam berbagai konteks.

14. Penerapan

Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Siswa dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi (konsep, prinsip, atau kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.

25 Kriteria pemilihan menurut Arsyad (2014: 74-76) mengemukakan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media adalah sebagai berikut :

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu pada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.

3. Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih dapat digunakan di manapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.

4. Terampil dalam menggunakannya. Guru harus mampu menggunakan dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan dapat bermanfaat jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu dan hasil belajar.

26 5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.

6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Dalam pengembangan visual baik gambar harus jelas dalam penyampaian informasi.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang peneliti kembangkan mencakup kriteria yaitu memotivasi siswa dalam belajar, melibatkan emosi siswa, meningkatkan partisipasi siswa, mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, tingkatan materi berdasarkan karateristik dan kesulitan siswa, terampil dalam menggunakannya, praktis, luwes, bertahan, sesuai pengelompokan sasaran, terampil dalam menggunakan, gambar jelas.

e. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (dalam Kustandi, 2011 :13-15) mengemukakan tiga ciri media yaitu sebagai berikut:

1. Ciri fiksatif (fixative property), menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Ciri fiksatif memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi tanpa mengenal waktu.

2. Ciri manipulative (manipulative property), memungkinkan melihat waktu yang terjadi. Kejadian ini memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

27 3. Ciri distributive (distributive property), memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.

f. Manfaat media

Sanjaya (2012: 70-72) mengemukakan media memiliki 3 manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa- peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau rekaman melalui video atau audio, kemudian peristiwa tersebut dapat disimpan dan dapat digunakan jika perlu.

2. Manipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Selain itu media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar dan tidak memungkinkan objek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan dapat ditampilkan di dalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Untuk memanipulasi keadaan, media pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

28 Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2007: 24-25) mengemukakan tiga manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu;

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi;

Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

g. Fungsi Media

Sanjaya (2012: 73-75) mengemukakan penggunaan media memiliki lima fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan. Dalam penyampaian pesan mengalami kesulitan manakala harus menyampaikan pesan dengan hanya mengandalkan bahasa verbal saja. Sebaliknya, bagi penerima pesan, sering mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan.

2. Fungsi Motivasi. Dalam menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja akan tetapi

29 juga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah belajar siswa.

3. Fungsi kebermaknaan. Pembelajaran dapat lebih bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi bahkan meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.

4. Fungsi penyamaan persepsi. Meskipun pembelajaran secara klasikal, pada kenyataanya proses belajar terjadi secara individual. Hal ini bisa terjadi pada setiap siswa karena akan mengintepretasikan materi secara berbeda. Melalui pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

5. Fungsi individualitas. Siswa memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, untuk itu siswa juga memungkinkan gaya dan kemampuan

Dokumen terkait