• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Pustaka

Dalam dokumen Metode Peneitian Sosial (Halaman 178-185)

PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI

5) Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan deskripsi tentang tulisan-tulisan terdahulu (prior research) yang berkaitan dengan tema penelitian yang akan ditulis dan juga menjelaskan tentang posisi dan perbedaan antara tulisan-tulisan tersebut dengan tema penelitian skripsi yang ditulis.

8 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Rajawali Press, 1997), 5-6.

Kajian Pustaka juga berisi mengenai beberapa pengertian, konsep, teori dan model penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian tentang subjek penelitian yang direncanakan.

Kajian Pustaka juga dikenal sebagai tinjauan pustaka atau menyoroti pustaka. Kajian pustaka didefinisi sebagai membuat referensi secara kritis dan sistematis ke atas dokumen-dokumen yang berisi informasi, ide, data dan kaedah memperoleh informasi, yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan dilaksanakan.

Kajian pustaka merupakan bagian yang penting dalam penelitian dimana peneliti melakukan tinjauan pada penelitian-penelitian terdahulu untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian. Setelah peneliti menentukan tema penelitian, pengkaji akan membuat kajian pustaka untuk memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang sesuai. Banyak informasi yang dapat diperoleh dari studi pustaka. Informasi yang dirujuk dari pustaka termasuk teori, desain penelitian, instrumentasi prosedur penelitian, metode pengumpulan data dan temuan studi.

Tujuan utama studi pustaka ialah untuk menempatkan penelitian yang akan dijalankan pada perspektif ilmiah. Tinjauan pustaka menempatkan penelitian peneliti ke dalam "Lautan pengetahuan", ia membantu peneliti untuk menghubungkan penelitiannya dengan badan pengetahuan (body of knowledge) yang akan dilakukan.

Melakukan studi pustaka menghindari peneliti dari membuat penyalinan (duplication), yaitu melakukan penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu tanpa memperbaiki atau memperbaiki kelemahan-kelemahan penelitian terdahulu, atau mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Jika banyak penelitian lalu dilakukan untuk meneliti fenomena tertentu dan semua memiliki pemahaman dan persetujuan yang sama, yaitu

mendapatkan hasil yang mirip tentang fenomena tersebut, kemudian melakukan survey yang sama pada perspektif yang sama adalah tidak wajar. Ini adalah karena mencari jawaban atas hal yang sudah diketahui umum adalah tidak bermakna dan merugikan. Di sini studi pustaka adalah penting untuk mengingatkan peneliti mengenai riset yang harus dilakukan atau diteruskan, dan sebaliknya usaha yang tidak perlu dilakukan.

Terdapat beberapa informasi penting yang dirujuk dalam penelitian terdahulu, diantaranya adalah:

1. Informasi Tentang Teori. Tidak terlalu penting apakah

hubungan antara konsep-konsep dalam suatu fenomena di bawah studi, ia harus dapat dikaitkan dengan teori formal yang telah ada. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mungkin memiliki ide tentang hubungan antara konsep-konsep, tetapi peneliti kurang yakin tentang hubungan tersebut karena tidak memiliki suatu teori formal yang dapat mendukung ide tersebut. Maka, dengan melakukan studi pustaka, peneliti dapat menentukan teori formal yang berkenaan dengan ide peneliti. Berpandukan kepada teori formal tersebut, barulah peneliti lebih yakin tentang perhubungan antara konsep-konsep tersebut dan selanjutnya dapat menyatakan dan menerangkan ide penelitiannya dengan lebih jelas dan teliti. Sebagai contoh, peneliti kurang pasti merujuk kepada studi pustaka dan menemukan bahwa teori pemisahan otak menyatakan bahwa keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu fungsi otak kanan manusia. Berdasarkan hasil studi pustaka, peneliti menggunakan teori formal ini sebagai dasar untuk mengidentifikasi hubungan antara pemikiran kreatif dan style pemikiran otak. Dalam kasus ini, teoritis formal yaitu teori pemisahan otak dijadikan sebagai dasar teoritikal penelitian.

2. Informasi Tentang Desain Penelitian. Melalui

penelitian yang digunakan oleh peneliti terdahulu untuk melakukan penelitian atas fenomena yang diminati oleh peneliti sekarang. Peneliti dapat membandingkan kekuatan dan kelemahan desain penelitian tersebut dan memutuskan untuk menggunakan desain yang lebih sesuai. Peneliti tidak perlu mengikuti bulat-bulat desain penelitian terdahulu. Jika peneliti berpendapat bahwa ada desain penelitian yang lebih sesuai, yang dapat membantu peneliti untuk memperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya, peneliti akan memiliki keyakinan yang lebih tentang penelitian yang akan dilakukan olehnya. Sebagai contoh, peneliti menemukan bahwa penelitian terdahulu dilakukan dengan menggunakan desain eksperimental, dan menemukan bahwa ada kelemahan menggunakan desain penelitian tersebut untuk menyelidiki fenomena di bawah penelitian yang sama, maka peneliti menyarankan desain penelitian lain seperti desain kuasi-eksperimental atau desain bukan eksperimental yang lebih sesuai. Dengan cara ini, peneliti mengidentifikasi desain penelitian yang paling sesuai dengan kondisi penelitiannya. Dalam kasus ini, membuat referensi pustaka membantu peneliti mengidentifikasi kekuatan desain penelitian dan membangun kepercayaan penelitiannya.

3. Informasi Mengenai Metode Mengumpulkan Dan Menganalisis Data

Dalam penelitian, ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data-data survei. Melalui referensi pustaka, peneliti akan menentukan metode mengumpulkan dan menganalisis data yang paling sesuai untuk penelitiannya. Hal ini akan membantu peneliti mengumpulkan, mengelola data-data, serta membuat tafsiran dengan tepat sekali. Menggunakan tes statistik yang sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan adalah penting dan perlu. Selanjutnya

memastikan bahwa peelitian telah menggunakan metode analisis data yang tepat guna menghindari membuang waktu peneliti, dan menurunkan validitas dan keandalan penelitian.

Referensi pustaka juga dapat membantu peneliti dari mengulangi kesalahan penelitian terdahulu. Ini membantu peneliti merencanakan strategi penelitian dari mulai sehinga ke akhir penelitian. Ini membantu peneliti mengidentifikasi tujuan penelitian mengoperasikan konsep teori, membangun reabilitas dan validitas instrumen pengukuran, menentukan desain penelitian yang sesuai, memilih cara menganalisis data, serta menjelaskan secara rasional temuan penelitiannya.

Tujuan membuat referensi penelitian terdahulu yang lainnya adalah:

a. Mengidentifikasi tingkat persetujuan peneliti-peneliti lain mengenai penelitian yang ingin dilakukan.

b. Mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil-hasil penelitian terdahulu.

c. Mengidentifikasi variabel-variabel dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah penelitian yang ingin dilakukan.

d. Memperoleh informasi mengenai proposal penelitian masa depan yang harus dilakukan oleh penelitian terdahulu. Saran yang tercantum Peneliti dalam studi terdahulu dapat digunakan sebagai panduan untuk desain penelitian yang akan dilakukan.

e. Mengidentifikasi bidang-bidang studi yang jika dilakukan survei, akan memperoleh pengertian dan pengetahuan signifikan mengenai masalah yang ingin dikaji.

f. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam menghubungkan teori-teori dengan desain penelitian.

g. Mengetahui bagaimana peneliti lain mengukur variabel-variabel penelitian. Ini termasuk

membangun instrumen penelitian, membangun skala untuk item pengukuran dan mengelola pengukuran.

Persoalan yang sangat mungkin muncul bagi peneliti pemula adalah persoalan tentang "berapa banyak penelitian terdahulu yang perlu dirujuk?", "Bagaimana merujuk bahan yang diperlukan?" dan "dimana bisa mendapatkan referensi yang diperlukan?". Hal tersebut paling sering ditanya sebelum seseorang peneliti membuat kajian pustaka. Sebenarnya, ada batasan bagi jumlah referensi yang harus dibuat dalam sebuat penelitian. Hal yang lebih penting adalah membuat referensi sebanyak yang akan didapat, yang sesuai dengan ide dalam fenomena penelitian yang akan dilakukan.

Berikut beberapa kiat yang dapat dilakuan untuk mendapatkan referensi dalam membuat kajian pustaka suatu penelitian, diantaranya adalah:

1. Bertanya kepada pihak perpustakaan mengenai bahan yang ingin diperoleh.

2. Mengacu kepada buku-buku ilmiah yang terkait. Peneliti biasanya mendapat nomor panggilan buku-buku ini melalui program-program pencarian informasi dan layanan lain dalam perpustakaan.

3. Layanan antara perpustakaan-perpustakaan yang ada di universitas/institut atau perguruan tinggi lainnya. Sebagai contoh, jaringan pencarian bahan bacaan antara universitas-universitas lokal membantu mahasiswa untuk mencari dan meminjam buku-buku di dalam perpustakaan-perpustakaan universitas lokal.

4. Layanan "kredit antara universitas", pihak universitas membantu mahasiswa memperoleh informasi dan buku baik di dalam atau di luar negeri melalui pengiriman pos. 5. Layanan antara perpustakaan-perpustakaan universitas.

Peneliti yang ingin meminjam buku (biasanya artikel dalam jurnal penelitian) yang tidak ada dalam perpustakaan-perpustakaan universitas setempat dapat

meminta pihak universitasnya untuk mencari dan mendapatkan buku-buku tersebut di perpustakaan universitas luar negeri. Layanan ini memerlukan biaya yang ditetapkan oleh pihak perpustakaan tersebut. 6. Program pencarian informasi, yaitu mengacu pada

abstrak studi untuk bidang yang terkait melalui buku-buku abstrak penelitian, seperti "UMI proQuest", dan "Eric database". Peneliti dapat menemukan bahan abstrak penelitian melalui buku-buku abstrak dalam perpustakaan, program pencarian informasi di perpustakaan atau melalui internet. Setelah peneliti membaca abstrak tersebut, peneliti dapat membeli tulisan lengkap (Full Paper) yang terkait dengan memesan kepada pusat-pusat pemberian informasi tersebut melalui layanan e-mail. Pengiriman salinan tesis dan artikel jurnal biasanya memerlukan sekitar 2 pekan dengan biaya yang telah disepakati sebelumnya.

7. Mikrofilem, peneliti juga dapat memperoleh informasi di dalam perpustakaan melalui layanan mikrofilem yang merupakan potongan-potongan film yang direkam artikel-artikel penulisan ilmiah, koran dan sebagainya dalam ukuran yang kecil. Pihak perpustakaan biasanya menyediakan jasa fotokopi yang terdapat dalam mikrofis.

8. Jurnal penelitian periodikal, peneliti juga bisa mendapatkan informasi dari buku-buku jurnal penelitian di sudut jurnal penelitian dalam perpustakaan.

9. Skripsi, tesis dan disertasi, peneliti dapat merujuk kepada hasil penulisan ilmiah berupa skripsi, tesis dan disertasi, yang biasanya ditempatkan di ruang "bintik merah" (Red spot) perpustakaan.

10. Internet, karena fasilitas internet sekarang disediakan di mana-mana saja, pencarian informasi dapat dilakukan dengan mudah melalui penggunaan mesin pencarian (search engine seperti Yahoo, Netscape dan sebagainya) dengan hanya mengetikkan kata kunci (keyword).

Sebagai contoh, peneliti yang membuat referensi tentang "hubungan antara pemikiran kreatif dan prestasi akademik" mengetik kata "Creativity" and "academic performance" akan dapat informasi-informasi terbaru yang berkaitan.

Dalam dokumen Metode Peneitian Sosial (Halaman 178-185)