• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan metode dan instrumen

Dalam dokumen Metode Peneitian Sosial (Halaman 109-116)

RAGAM METODE PENELITIAN

4. Penentuan metode dan instrumen

Telah dipahami beberapa meetode dan instrumen pengumpulan data. Masing-masing metode dan instrumen mempunyai kebaikan dan keburukan. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu metode atau instrumen, agar kelemahan yang satu bisa ditutupi dengan kebaikan yang lain. Kadang-kadang sesuatu metode merupakan keharusan untuk dipakai dalam penelitian. tetapi kadang-kadang merupakan salah satu alternatif saja, sehingga pilihan metode dapat dipilih-pilih. Tidak sedikit peneliti yang mengacaukan metode dan instrumen, sehingga kedua hal tersebut berkaitan dan peneliti juga harus dapat memahami kaitannya, yaitu:

1. Metode penelitian, adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

2. Instrumen penelitian, adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

3. Pemilihan metode dan instrumen pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

a) Tujuan penelitian, yaitu untuk menentukan jenis dan macam variabel.

b) Sampel penelitian, digunakan apabila sampelnya besar, sehingga tidak mampu menggunakan wawancara atau observasi, sebaiknya menggunakan angket

c) Lokasi, meliputi luas daerah, apabila jangkauan daerahnya luas, maka akan lebih efektif jika menggunakan metode kuesioner

d) pelaksana e) biaya dan waktu

f) data (lapangan, perpustakaan atau laboratorium). Sedangkan untuk pengadaan sebuah instrumen, maka prosedur yang perlu ditempuh dalam pengadaan instrumen tersebut adalah:

1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.

2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.

3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, dan kunci jawaban yang diperlukan.

4. Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar.

5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran, dsb.

6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba

7. Validitas dan realibilitas instrumen.

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Jadi, instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan.

Teknik Pengumpulan Data.

Tiap penelitian biasanya menggunakan metode analisis tertentu, metode analisis yang dimaksud ialah analisis kuantitatif dan kualitatif. Istilah kuantitatif da kualitatif dalam penelitian sering digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan angka, apabila menenliti hal-hal yang bersifat kuantitas, misalnya pendapatan, pertambahan penduduk, upah dan skor kepuasan kerja penelitian yang dugunakan adalah kuantitatif. Sedangkan, penelitian kualitatif senderung untuk meneliti masalah-masalah yang tidak menyangkut jumlah (kuantitas). Penelitian ini berhubungan dengan tipe data. Data dalam penelitian terdiri dari, data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak mengandung angka-angka melainkan berupa kata-kata atau gambar-gambar. Sementara data kuntitatif adalah data yang mengandung angka-angka.4

Untuk itu, dalam setiap penelitian perlu memperhatikan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian diantaranya adalah:

4 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2009), 38.

a. Teknik Observasi.

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya, sehingga obervasi berada bersama objek yang diselidiki disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian photo. Pelaksanaan observasi (pengamatan) menempuh 3 cara utama, yaitu: pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, dan partisipasi. Diantara manfaat observasi (pengamatan ) adalah:

1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial.

2. Dengan observasi, maka akan dipeoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif.

3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain.

4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan lembaga atau yang lainnya.

Objek observasi dalam penelitian kualitatif dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen, yaitu: place (tempat), actor (pelaku), dan activity (kegiatan).

b. Teknik Interview.

Interview adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview kontak langsung dengan cara tatap muka antara pencari informasi

(interviewer) dan sumber informsi (interviewee) untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif. Setiap interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik dengan interviewee atau responden atau mengadakan raport ialah suatu situasi psikologis yang menunjukkan bahwa responden bersedia bekerja sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan keadaan sebenarnya. Interview/ wawancara juga diartikan dengan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Ditinjau dari pelaksanaanya, wawancara dibedakan atas:

1. Interview Berstruktur. Dalam interviu berstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interviewee telah ditetapkan terlebih dahulu. Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini telah dibakukan. Karena itu, jawaban dapat dengan mudah dikelompokkan dan dianalisa.

2. Interview Tak Berstruktur ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap keyakinan subjek, atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek.

3. Interview dengan pertanyaan campuran, yaitu dengan mengunakan kedua teknik wawancara baik yang berstuktur serta yang tak berstruktur secara bersama bersama.

Langkah-langkah dalam menyusun pedoman wawancara:

1. Membuat lay-out,

2. Memilih pertanyaan relevan, 3. Mencobakan (try-out),

4. Membuat pedoman (guide sheet) 5. Wawancara yang siap untuk digunakan.

1) wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh faktor usia maupun kemampuan membaca.

2) Data yang diperoleh dapat secara langsung diketahui objektivitasnya, karena dilaksanakan secara hubungan tatap muka (face to face relation).

3) Wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil yang diperoleh baik melalui observasi terhadap objek manusia maupun bukan manusia, juga hasil yang diperoleh melalui angket.

4) Pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis.

5) Kelemahan teknik wawancara: (a) pelaksanaannya menuntut banyak waktu, tenaga dan biaya, terutama bila ukuran sampel cukup besar. (b) faktor bahasa, baik dari pewawancara maupun responden sangat mempengaruhi hasil (data) yang diperoleh. (c) sering terjadi wawancara dilakukan secara bertele-tele - wawancara menuntut kerelaan dan kesediaan responden untuk menerima dan kerjasama yang baik. (d) wawancara menuntut penyesuaian diri secara emosional (mental psikis) antara pewawancara dan responden. (e) hasil wawancara banyak tergantung pada kemampuan pewawancara dalam menggali, mencatat dan menafsir setiap jawaban. (f) angket atau Kuesioner. Angket /kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner juga dapat diartikan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden. kuosioner seperti halnya interview, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atu informasi tentang orang lain.

Terdapat bebarapa macam kuesioner, diantaranya adalah:

1. Kuesioner berstruktur. Kuesioner ini disebut juga kuesioner tertutup, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. 2. Kuesiner tak berstruktur. Kuesioner ini disebut juga

kuesioner terbuka, dimana jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner, bentuk ini dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri.

3. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur. Sesuai dengan namanya, maka pertanyaan ini di satu pihak memberi alternatif jawaban yang harus dipilih, dan di lain pihak memberi kebebasan bagi responden untuk menjawab secara bebas lanjutan dari jawaban pertanyaan sebelumnya.

4. Kuesioner semi terbuka. Kueioner ini memberi kebebasan kemungkinan menjawab selain dari alternatif jawaban yang sudah tersedia.

Secara ringkas langkah-langkah penyusunan angket dapat disusun sebagai berikut:

1. Menyusun lay-out angket.

2. Membuat kerangkan pertanyaan. 3. Menyusun urutan pertanyaan. 4. Membuat format.

5. Membuat petunjuk pengisian. 6. Pencobaan angket (try-out). 7. Revisi.

8. Memperbanyak angket.

Diantara keuntungan pengunaan angket (kuesioner) dalam pengumpulan data penelitian adalah: 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden. 3. Dapat dibagi secara serentak kepada responden.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Sedangkan kelemahan pengunaan angket (kuesioner) dalam pengumpulan data penelitian adalah: 1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab.

2. Sering sukar dicari validitasnya walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden memberikan jawaban yang tidak jujur.

3. Sering tidak kembali.

4. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama.

Teknik Pengukuran.

Salah satu unsur dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan teknik pengukuran. Alat-alat pengukuran tersebut diantaranya:

1. Tes. Tes ialah seperangkat rangsangan stimulun yang

Dalam dokumen Metode Peneitian Sosial (Halaman 109-116)