• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meskipun greget kajian Orientalis di kalangan mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta masih belum gencar, namun beragam jurnal ilmiah segar tentang kajian Islam dan kajian Al-Qur‟an dapat penulis akses di perpustakaan. Salah satu tulisan penting yang berkaitan erat dengan tema yang akan penulis bahas yaitu artikel ilmiah berjudul

“Orientalisme” yang ditulis oleh seorang pakar, M. Quraish Shihab membahas orientalisme dengan pendekatan historis. Artikel dalam Jurnal Studi Al-Qur‟an tersebut tidak banyak menyinggung persoalan gramatika Al-Qur‟an dalam pemikiran Orientalis. Dengan mengutip satu contoh, M.

Quraish Shihab menanggapi pandangan Orientalis tentang kekeliruan gramatika Al-Qur‟an. Dalam penjelasannya, M. Quraish Shihab menegaskan adanya kesalahpahaman yang diakibatkan oleh kelemahan Orientalis yang tidak menguasai ilmu bahasa Arab secara utuh. Mereka menutup mata dari fakta sejarah yang membuktikan bahwa kaidah bahasa

21

Arab baru dilahirkan setelah Al-Qur‟an diturunkan.39 Meskipun telah sampai pada kesimpulan demikian, pandangan Orientalis tentang kekeliruan gramatika Al-Qur‟an perlu diuraiakan, dan dianalisis secara lebih mendalam sebelum kemudian diketahui istinbatnya.

Selanjutnya, terdapat artikel berjudul “Klarifikasi Al-Darwish atas Pandangan Orientalis tentang Kontradiksi Ayat Al-Qur‟an dengan Kaidah Naḫw” yang diterbitkan dalam Jurnal Mutawatir.40 Artikel yang ditulis oleh Amnah Tidjani dari Institut Dirosat Islamiyah al-Amien Sumenep ini mencoba memaparkan penjelasan Al-Darwish guna mengklarifikasi pernyataan Zakaria Botros dalam tulisannya “Tasȃʼulȃt Ḫawl al-Qurȃn”. Sebagai sebuah artikel, tulisan ini dirasa cukup informatif. Meski demikian, artikel ini kurang rinci dalam memaparkan latar belakang persoalannya, sehingga pemaparannya tidak berimbang, dan kesimpulannya terkesan diambil dari satu sudut pandang saja.

Pada strata sarjana, penulis mendapati skripsi berjudul “Tinjauan Kritik terhadap Teori Abdallah Abd Al-Fadi tentang Kesalahan Sintaksis Arab dalam Qur‟an (Studi Deskriptif terhadap Teori Abdallah Abd Al-Fadi tentang Kesalahan Sintaksis Arab dalam Al-Qur‟an)” yang ditulis oleh Fakhrur Razi Bin Mohd Rafi pada tahun 2017. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa teori Abdallah Abd Al-Fadi “salah” sebab kurangnya pemahamannya mengenai sintaksis Arab. Sebagaimana

39 Contoh, QS. Al-Aʻrȃf [7]:56 ( ٍَْيُِِسْحًُنْا ٍَِي ٌتْيِزَق ِالله َخًَْحَر ٌَِّإ), kata ٌتْيِزَق

semestinya berbentuk muannats/feminin“ ٌخَجْيِزَق” karena menurut kaidah bahasa Arab adjektif dari suatu subjek harus disesuaikan dengan subjeknya, dan karena kata “ َخًَ ْحَر” adalah feminin sehingga adjektifnya harus feminin. Kemudian Quraish Shihab menjawab pertentangan tersebut dengan menegaskan bahwa kaidah kebahasaan itu terbatas. Tidak dapat menampung semua fenomena gramatika Al-Qur‟an. Karena ada sebagian kecil fenomena gramatika yang dikategorikan secara khusus. (M. Quraish Shihab, “Orientalisme”, Jurnal Studi Al-Qur‟an, h. 32)

40 Amnah Tidjani, “Klarifikasi Al-Darwish atas Pandangan Orientalis tentang Kontradiksi Ayat Al-Qur‟an dengan Kaidah Naḫw”, Mutawatir:Jurnal keilmuan Al-Qur‟an dan Hadis, Vol. IV No. 1 Juni 2014, h. 139

22

dinyatakan dalam judul, dan abstrak skripsinya, tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengkritik, atau membantah teori Abdallah Abd Al-Fadi.

Namun pada kesimpulan penelitian ini tidak terdapat pernyataan yang membantah teori Abdallah Abd Al-Fadi, melainkan hanya menyebutkan aspek kesalahan sintaksis yang disoroti oleh Abdallah Abd Al-Fadi dari Al-Qur‟an.41 Dengan demikian, selain penelitian ini tidak detail pembahasannya, mahasiswa program sarjana ini juga tidak konsisten menjalankan tujuan penelitiannya. Namun penulis mengapresiasi usaha penulis skripsi yang telah berani mengangkat tema tersebut.

Dalam pencarian mengenai karya ilmiah terkait tema penelitian ini, penulis menemukan sebuah penelitian tesis dari University of Aljazair (رئاسجلاَّةعمبج) yang ditulis oleh Zilmi Daouia (ةيوبضَّيمليز). Tesis berjudul

"

نآرقلاَّ يفَّ ةيوغلَّ ءبطخأَّ دوجوَّ لوحَّ هيقرشتسملاَّ ىوبعد

َّ

ميركلا

َّ

)ةيدقوَّ ةيليلحتَّ ةسارد(

"

mencoba menelisik melalui empat perumusan masalah meliputi motif Orientalis, argumentasi dan bukti yang dikemukakannya, dan apakah Al-Qur‟an tunduk pada kaidah Nahwu, serta pertanyaan seputar kemukjizatan Al-Qur‟an yang paling menonjol.42 Namun setelah membaca abstrak penelitian, penulis tidak mendapati kesimpulan ilmiah seperti yang diharapkan kecuali uraian mengenai isi konten dari setiap babnya, yang dalam tradisi penulisan di Indonesia mirip gaya penulisan pada “sistematika penulisan”.

Penulis mencoba membaca isi penelitian tersebut dengan pembacaan cepat. Berdasarkan pembacaan penulis, tesis ini menjabarkan secara historis sejarah orientalisme sampai minat, dan motifnya terhadap

41 Fakhrur Razi, “Tinjauan Kritik terhadap Teori Abdallah Abd Al-Fadi tentang Kesalahan Sintaksis Arab dalam Al-Qur‟an (Studi Deskriptif terhadap Teori Abdallah Abd Al-Fadi tentang Kesalahan Sintaksis Arab dalam Al-Qur‟an)”, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2017. Tidak Diterbitkan (t.d)

42 Zilmi Daouia, “Orientalists Claims about The Existence of Linguistic Errors in The Qur‟an (Analytical and Critical Study)”, Tesis, Jȃmiʻah Aljazair, 2014/2015. Tidak Diterbitkan (t.d)

23

kajian Al-Qur‟an yang pada akhirnya menggaris-bawahi karya paling berpengaruh yang dilahirkan Orientalis. Kemudian pemaparan mengenai motif, dan kajian Orientalis terhadap linguistik Al-Qur‟an yang meliputi kesastraan Al-Qur‟an, fawȃtiḣ al-suwar, sintaksis, dan morfologi.

Terakhir pembahasan mengenai Iʻjȃz Al-Qur‟ȃn yang ditemukan dari kompleksitas bahasa, dan susunan idiomatiknya, serta ungkapan-ungkapan majaz yang mewarnainya.

Melalui pengamatan tersebut, terlihat bahwa penelitian tesis yang dilakukan oleh mahasiswi Islamic Studies dengan konsentrasi perbandingan agama ini tidak fokus menjawab persoalan inti sebagaimana judulnya (dalam bahasa Inggris) “Orientalists Claims about The Existence of Linguistic Errors in The Qur‟an (Analytical and Critical Study)”. Hal ini menyebabkan pembahasan yang diuraikan mengalami perluasan yang cukup berlebihan. Namun, usahanya untuk menganalisis latar kesejarahan kajian Orientalis terhadap Al-Qur‟an, dan mengkaunter klaim Orientalis bisa menjadi khazanah dalam menginspirasi munculnya penelitian, dan karya ilmiah berikutnya.

Selain penelitian di atas, penulis menemukan sebuah artikel berjudul “New Perspective On The Phenomenology Of Error (Laḫn) In Scriptural Qur‟an”. Artikel tersebut ditulis oleh seorang intelektual muslim kenamaan Nigeria. Artikel ini tidak secara fokus membahas fenomena sintaksis melainkan lebih mencoba membuat arus perspektif baru tentang konsekuensi Al-Qur‟an secara verbal (sebelum ditulis), dan Al-Qur‟an setelah ditulis (menjadi teks). Meski demikian, terdapat sedikit pemaparan tentang rekaman kondisi yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara Usman, dan Aisyah tentang bacaan, dan tulisan

Al-24

Qur‟an.43 Hal tersebut bisa menjadi sebuah wawasan yang menarik untuk penulis perhatikan. Selain itu, tulisan singkat tersebut diharapkan dapat menyumbang persepsi ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, minat dan greget penelitian terhadap tema bahasan yang akan dikaji oleh penulis belum banyak digandrungi oleh para intelektual. Kajian-kajian historis mengenai sejarah Al-Qur‟an sebenarnya telah turut andil berperan dalam melestarikan kajian orientalisme. Misalnya, karya monumental Orientalis Jerman, Theodore Nöldeke, “Geschichte des Qurans” (1981), dan karya John Burton “The Collection of The Qur‟an” (1977). Karya intelektual Muslim yang merespon kajian sejarah Al-Qur‟an yang dilakukan Orientalis telah banyak diproduksi. Namun kajian yang spesifik menelaah gramatika Al-Qur‟an dapat dikatakan dalam kondisi kelangkaan. Hal ini menjadi daya pacu tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian ini. Meski demikian, penulis akan tetap berupaya untuk mencari karya ilmiah, khususnya penelitian terdahulu. Hal ini perlu diupayakan untuk menemukan posisi yang tepat di tahap mana sebetulnya penelitian terkait tema ini berada, serta untuk memperkaya wawasan dalam penelitian ini.

F. Metodologi Penelitian

Dokumen terkait