• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sosial Ekonomis a.Strategi Sosial Ekonomi

PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENYUSUNAN MASTER PLAN DRAINASE

5.5 Rencana Pendekatan

5.5.9 Kajian Sosial Ekonomis a.Strategi Sosial Ekonomi

Dalam mengkaji dampak banjir terhadap kondisi sosial ekonomi di masyarakat, baik masyarakat rumah tangga maupun masyarakat pelaku usaha, strategi sosial ekonomi yang akan diberikan adalah dengan melakukan pendekatan ilmu Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Adapun strategi yang diperlukan dalam menanggulangi dampak banjir adalah :

1. Peningkatan Pendapatan.

Agen perusak lingkungan dalam teori ekonomi adalah mereka yang pendapatannya rendah atau dengan kata lain kemiskinan merupakan salah satu agen perusak lingkungan, sehingga harus diupayakan pendapatan masyarakat dapat meningkat. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tentunya dengan jalan meningkatkan kegiatan ekonomi yang melibatkan masyarakat banyak. Dimana kondisi ini tingkat pemerataan pendapatan perlu menjadi tujuan utama dari upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka kerugian akibat banjir dapat dikurangi.

2. Merubah Ketidakpastian menjadi Kepastian.

Merubah ketidakpastian menjadi kepastian disini maksudnya adalah haruslah ada kepastian hukum yang menunjang tertibnya pelaksanaan Master Plan Drainase di Kota Balikpapan untuk dilaksanakan dengan konsekwen sesuai dengan kajian yang telah dilakukan. Dengan kata lain bahwa Master Plan Drainase bukan menjadi dokumen pelengkap administrasi pemerintahan. Tentunya hal ini harus ada sinergi antara peranan pemerintah dengan peranan masyarakat, sinergi antara masyarakat dan pemerintah ini tentunya harus ditunjang dengan adanya kebijakan yang komprehensif. 3. Membuat Dampak Positif.

Setiap pembuatan kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan, tentunya akan memiliki dua dampak yang saling berlawanan, yaitu dampak positif maupun dampak negatif. Tentunya dalam mengembangkan Master Plan Drainase ini diharapkan dampak positif yang ditimbulkan dapat ditingkatkan sedangkan dampak negatifnya haruslah dapat dikurangi. Dampak positif yang ditimbulkan tentunya haruslah dapat menyentuh masyarakat langsung, sebagai contoh : mencegah banjir, tentunya daerah banjir di Kota Balikpapan yang sebelumnya banyak harus semakin sedikit dengan adanya Master Plan Drainase ini.

b. Upaya merubah perilaku dan penumbuhkembangan peran aktif masyarakat.

Telah diuraikan di atas, bahwa permasalahan saluran dan banjir merupakan permasalahan yang sangat multidimensional. Tidak hanya permasalahan pada manajemen pematusan dan penataan ruang semata, tetapi faktor perilaku dan kepedulian masyarakat juga berpengaruh terhadap permasalahan saluran dan banjir. Berdasarkan pada pemahaman tersebut serta hasil survei sosial, maka dalam rangka penyusunan penataan manajemen saluran di Kota Balikpapan, perlu dilakukan upaya untuk merubah perilaku serta menumbuh-kembangkan peran aktif masyarakat, melalui:

 Menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat

Penegakan hukum (law enforcement)

 Pelibatan peran aktif masyarakat dalam pemeliharaan saluran c. Menumbuhkembangkan Kesadaran Kritis Masyarakat

Dari data hasil survei menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi positif antara perilaku sosial dengan persepsi mereka terhadap fungsi dan kepentingan saluran bagi kualitas permukiman. Banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sungai, disebabkan karena belum tumbuhnya kesadaran kritis mereka terhadap pembuangan sampah di saluran serta akibat-akibatnya. Namun demikian, dalam masyarakat sebenarnya sudah muncul pemahaman tentang fungsi saluran. Hal ini terbukti dari jawaban responden tentang fungsi saluran sebagai prasarana untuk pengaturan aliran air; penampung air buangan serta sebagai pencegah terjadinya banjir.

Untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat, Pemerintah Kota Balikpapan perlu untuk melakukan kegiatan sosialisasi dan diseminasi kepada masyarakat tentang fungsi saluran; akibat-akibat yang ditimbulkan tanpa adanya pemeliharaan saluran serta peran aktif masyarakat untuk ikut menjaga dan mempertahankan fungsi saluran. Kegiatan sosialisasi dan diseminasi terkadang diartikan sempit sebagai suatu kegiatan pada satu tahapan/sesi tertentu tanpa berkelanjutan.

Penyempitan makna sosialisasi dan diseminasi informasi yang dititikberatkan hanya pada tahapan/sesi tertentu dapat mengakibatkan kurang utuhnya pemahaman masyarakat tentang fungsi saluran, yang pada akhirnya akan memudarkan makna dan tujuan perlunya pemeliharaan saluran. Dalam rangka menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap fungsi saluran, perlu disiapkan suatu konsep sosialisasi yang menyeluruh pada semua

elemen masyarakat. Guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan sosialisasi/diseminasi untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat untuk ikut serta menjaga dan melestarikan fungsi saluran, maka kegiatan sosialisasi/diseminasi harus dilakukan secara terencana dan terpadu, mulai dari:

 Tujuan yang hendak dicapai

 Sasaran sosialisasi

Pesan yang akan disampaikan (message)

 Materi sosialisasi

 Teknis penyampaian

 Pelaku sosialisasi

Hanya dengan model sosialisasi yang utuh tersebut yang akan menjamin terwujudnya penyamaan persepsi serta tumbuhnya motivasi masyarakat untuk ikut serta menjaga dan melestarikan fungsi saluran.

Terdapat 2 (dua) strategi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan dalam rangka sosialisasi guna menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat untuk terlibat menjaga dan melestarikan fungsi saluran, yaitu melalui jalur periklanan (antara lain: iklan layanan masyarakat dan poster) dan jalur kehumasan atau pendekatan secara langsung ke masyarakat (antara lain: lokakarya; sarasehan kelompok strategis; event; silahturahmi warga; diskusi kelompok terarah).

d. Penegakan hukum (law Enforcement)

Pada tahun 2004, Pemerintah Kota Balikpapan telah menerbitkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang pengelolaan persampahan (PERDA No. 10 Tahun 2004). Dalam peraturan tersebut telah diatur pula tentang sanksi-sanksi yang akan diberikan bagi masyarakat yang membuang sampah dengan cara sembarangan dan tidak pada tempatnya1.

Walaupun telah diterbitkannya Peraturan Daerah tersebut, pada kenyataannya masyarakat masih banyak yang membuang sampah di saluran yang sebenarnya bukan sebagai tempat membuang sampah. Kondisi ini diperjelas dari hasil survei tersebut di atas dan secara visual diketahui dari banyaknya sisa-sisa sampah yang tersangkut pada kaki-kaki jembatan. Adanya sisa-sisa sampah tersebut, mengindikasikan dan memperkuat jawaban dari responden yang menyatakan bahwa masyarakat masih banyak yang membuang sampah di saluran.

Terjadinya suasana yang kontradiktif tersebut, mengindikasikan bahwa Peraturan Daerah (PERDA) belum disosialisasikan secara intensif kepada masyarakat serta belum adanya pemberian sanksi hukum yang tegas kepada para pelanggar (law enforcement). Selain perlu dilakukannya upaya penyadaran kritis dan peran aktif masyarakat untuk menjaga dan melestarikan fungsi saluran, upaya tersebut perlu untuk diikuti dengan upaya penegakan hukum.

e. Pelibatan Peran aktif Masyarakat melalui Pelembagaan Komunitas Dalam Pemeliharaan Saluran

Berdasarkan pada data hasil survei sosial dalam rangka penyusunan Master Plan Drainase Kota Balikpapan menunjukkan bahwa masyarakat Kota Balipapan mempunyai potensi yang sangat besar untuk ikut serta secara aktif dalam menjaga kualitas lingkungan perumahan dan permukiman, termasuk pula prasarana dan sarananya. Hal ini terbukti dengan seringnya warga melakukan kerja bakti secara bersama untuk membersihkan lingkungan permukimannya. Selain daripada itu, inisiatif warga untuk ikut menjaga dan memelihara kualitas lingkungan permukimannya juga cukup tinggi. Hal ini terbukti dari jawaban responden yang mengatakan bahwa kerja bakti yang dilakukan oleh mereka merupakan perintah dari Ketua RT. Dalam rangka mengatasi permasalahan saluran dan banjir, Pemerintah Kota Balikpapan perlu untuk memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat tersebut dengan cara melibatkan secara aktif masyarakat dalam pemeliharaan saluran.

Beban pembiayaan yang ditanggung oleh Pemerintah, termasuk pula Pemerintah Kota Balikpapan, cukup tinggi. Tidak hanya pembiayaan belanja rutin, tetapi juga biaya pembangunan. Tinggi biaya di bidang pembangunan tersebut juga terjadi pada pembiayaan untuk pemeliharaan saluran. Beban biaya pemerintah tersebut dapat direduksi secara signifikan, dengan cara membagi beban pemeliharaan saluran tersebut dengan masyarakat. Tentunya beban yang diberikan kepada masyarakat bukan beban dalam pembiayaan, tetapi pelibatan secara aktif masyarakat dalam pemeliharaan saluran.

Pendekatan yang dipergunakan dalam partisipasi aktif masyarakat untuk mengatasi permasalahan saluran dan banjir adalah pendekatan kemitraan. Kemitraan adalah suatu hubungan kerja yang sinergis diantara berbagai pelaku untuk mewujudkan tujuan yang disepakati bersama. Dengan pendekatan ini, inisiatif dilakukan oleh masyarakat, sedangkan pihak luar masyarakat hanya sebagai fasilitator dan motivator. Selain dari pada itu, pada

pendekatan kemitraan ini, para pelaku melakukan pembagian tanggungjawab serta resiko dari konsensus yang mereka hasilkan.

Dalam implementasinya, Pemerintah Kota Balikpapan perlu untuk mewujudkan hubungan kerja sinergis serta melakukan pembagian tanggungjawab dan resiko dengan masyarakat dalam rangka pemeliharaan saluran. Untuk melakukan pembagian tanggungjawab tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan perlu untuk menetapkan kriteria saluran yang menjadi kewenangan pemeliharaan oleh masyarakat dan pemerintah kota. Pertimbangan yang dipergunakan dalam menetapkan kriteria saluran adalah biaya dan teknologi yang dipergunakan untuk melakukan pemeliharaan. Masyarakat yang mempunyai keterbatasan biaya dan teknologi tidak dapat diberikan beban tanggungjawab untuk melakukan pemeliharaan saluran primer. Mereka lebih tepat apabila diberikan tanggungjawab untuk ikut serta secara aktif melakukan pemeliharaan pada saluran tersier.

Permasalahan saluran dan banjir harus dipahami sebagai persoalan bersama dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pula pada internal masyarakat. Sebagai permasalahan bersama, maka permasalahan saluran dan banjir perlu ditanggulangi bersama juga oleh masyarakat. Untuk itu perlu lembaga pimpinan yang mampu mengendalikan gerakan masyarakat secara bersama tersebut. Perlunya pelembagaan masyarakat (komunitas) untuk mengatasi permasalahan banjir dan saluran adalah agar lembaga tersebut dapat memimpin gerakan dari, oleh dan untuk masyarakat sebagai upaya bersama. Mendasarkan pada data hasil survei, masyarakat menghendaki agar keberadaan kelembagaan ini berada pada tingkat Kelurahan. Hal ini sangat dimungkinkan, bila melihat pada sifat saluran yang merupakan jaringan, dimana biasanya merupakan lintas wilayah administratif. Berdasarkan pada pemerintahan yang paling bawah di tingkat masyarakat adalah Kelurahan, maka sudah sewajarnya, apabila keberadaan kelembagaan komunitas pemelihara saluran dibentuk dan didelegasikan pada tingkat Kelurahan. Keberadaan lembaga ini selain untuk mengorganisasi upaya bersama masyarakat dalam pemeliharaan saluran juga dimaksudkan untuk mendukung pembangunan sistem jaringan drainase tersier di Kota Balikpapan.