• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

3. Kajian tentang Pendidikan Luar Sekolah dan Pemberdayaan

atau kelompok lemah yang tidak berdaya. Ketidakberdayaan Gepeng ini dikarenakan faktor internal seperti malas berusaha, pendidikan yang rendah, mempunyai mental yang lemah, dan cacat fisik maupun mental, sedangkan

30

faktor eksternal seperti kurangnya lapangan kerja, dan adanya pandangan negatif dari masyarakat mengenai kehidupan Gepeng, sehingga Gepeng tidak dapat dipercaya dan dipandang sebelah mata kehadirannya.

Menurut Edi Suharto (2010: 60) kelompok lemah dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok sebagai berikut.

a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender, maupun etnis.

b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, remaja, penyandang cacat, dan masyarakat terasing.

c. Kelompok lemah secara personal yaitu mereka yang mengalami masalah pribadi atau keluarga.

Berdasarkan pengkategorian tersebut, Gepeng jelas sekali merupakan kelompok lemah karena secara struktural berada di kelas paling rendah, secara khusus Gepeng adalah kelompok yang diasingkan oleh masyarakat, mereka mengalami diskriminasi karena perilaku mereka yang tidak umum sesuai nilai dan norma yang berlaku. Masyarakat menganggap tingkah laku mereka meyimpang karena tidak bekerja semestinya, meminta-minta, berpenampilan compang-camping, dan tidak mempunyai tempat tinggal, serta ada pula yang cacat secara mental dan/atau fisik. Oleh sebab itu, Gepeng sebagai kelompok lemah perlu untuk diberdayakan melalui usaha-usaha baik preventif, represif, dan rehabilitatif.

Usaha-usaha pemberdayaan Gepeng di atas dapat dilaksanakan melalui program-program pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah atau biasa disebut pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang kegiatannya dilakukan secara terorganisir, sistematis dan mandiri di luar sistem persekolahan yang sengaja diselenggarakan untuk melayani warga belajar

31

atau peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya (Sudjana, 2001: 22). Program pendidikan luar sekolah dapat membantu pemberdayaan Gepeng karena program-program pemberdayaannya bersifat nonformal, memiliki tujuan, terorganisir, diselengarakan di lingkungan lembaga, dan untuk melayani kebutuhan belajar khusus para Gepeng tersebut.

Menurut Djuju Sudjana (2001: 220-222) Pendidikan Luar Sekolah memiliki komponen, proses, dan tujuan. Komponen yaitu input (masukan) yaitu lingkungan, sarana, dan warga belajar atau peserta didik. Warga belajar atau peserta didik dalam program pendidikan luar sekolah dimulai dari anak usia dini hingga dewasa. Proses pembelajaran dalam kegiatannya menggunakan pendekatan yang bervariasi seperti pendagogi (anak) dan andragogi (dewasa), dilaksanakan secara fleksibel yaitu waktu dan tempat sesuai dengan keinginan warga belajar. Sedangkan tujuan pendidikan dibagi dua yaitu output (keluaran) dan impact (dampak). Tujuan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan individu atau komunitas. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendidikan luar sekolah berasaskan pendidikan sepanjang hayat (life long education) yang mampu mencakup semua kalangan tidak terkecuali Gepeng itu sendiri. Penerapan asas pendidikan sepanjang hayat dalam mengembangkan pendidikan luar sekolah memiliki tujuan sebagai berikut.

1) Memanfaatkan hasil program kegiatan untuk meningkatkan taraf hidup warga belajar atau peserta didik seperti pendapatan, kesehatan, pekerjaan, pembelajaran orang lain, dan keikutsertaan dalam pembangunan.

2) Meningkatkan kemampuan diri yang telah dimiliki sesuai dengan tuntutan perubahan yang lebih maju.

32

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Gepeng termasuk dalam kelompok lemah yang tidak berdaya sehingga perlu untuk diberdayakan. Pemberdayaan Gepeng ini dapat diselenggarakan dengan pendidikan luar sekolah yaitu melalui program-program yang bersifat nonformal. Pelaksanaan kegiatan dalam program tersebut disesuaikan dengan komponen, proses, dan tujuan pemberdayaan Gepeng yang ingin dicapai.

4. Kajian tentang Usaha Ekonomi Produktif a. Pengertian Usaha Ekonomi Produktif

Usaha ekonomi produktif terdiri dari merupakan suatu kegiatan yang melibatkan dua unsur utama yaitu ekonomi dan produktivitas. Berikut pengertian masing – masing unsur.

1) Pengertian Ekonomi

Istilah “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani oikonomia yang terdiri dari dua suku kata yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan ladang, sedangkan nomos berarti peraturan atau undang-undang (Haryanto, 2011:15). Berdasarkan istilah tersebut dapat diartikan bahwa ekonomi adalah suatu kegiatan pengelolaan ladang yang diatur oleh aturan perundang-udangan.

Menurut Michael Parkin (2008: 02), inti dari pengertian ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang pilihan-pilihan yang individu, perusahaan, pemerintahan dan seluruh masyarakat buat untuk

33

menangani kelangkaan dan sebagai perangsang yang mempengaruhi dan menerima pilihan-pilihan tersebut.

“Economics is the social sciene that studies the choices that individuals, business, government, and entire societies make as they cope with scarcity and the intentives that influence and reconcile those choices”.

Michael Parkin juga membagi subyek ekonomi menjadi dua bagian utama yaitu; mikro ekonomi (microeconomic) dan makro ekonomi (macro economic). Mikro ekonomi adalah studi tentang pilihan-pilihan yang dibuat oleh individu maupun perusahaan, sebagai cara agar pilihan yang diambil dapat berinteraksi di pasar dan mempengaruhi pemerintahan/politik. Makro ekonomi adalah studi tentang performa atau kinerja ekonomi nasional dan ekonomi global. Aktivitas ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Aktivitas atau kegiatan ekonomi akan menghasilkan barang dan jasa yang mampu mencukupi kebutuhan dan untuk memuaskan keinginan manusia.

Ekonomi mempengaruhi pembangunan. Menurut, Budiman Arief (1995: 8-11) pembangunan yang berhasil ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan, yakni tidak adanya kerusakan sosial dan kerusakan alam yang diakibatkan oleh produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Ilmu ekonomi sendiri dibagi menjadi beberapa cabang yaitu sebagai berikut.

a) Ekonomi Tradisional, adalah ilmu ekonomi yang membahas pembangunan dalam pengertian material, yaitu membahas pengelolaan

34

berbagai sumber daya baik material maupun manusia supaya dapat menyejahterakan masyarakat.

b) Ekonomi politik, adalah ilmu ekonomi yang membahas hubungan politik dan ekonomi, dengan tekanan pada peran kekuasaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

c) Ekonomi pembangunan, merupakan ilmu ekonomi yang membahas mengenai perubahan struktural dan institusional yang cepat, baik disektor pemerintahan maupun swasta dan meliputi seluruh masyarakat supaya hasil-hasil pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien (Todaro dalam Arief Budiman, 1995).

Pembangunan memiliki pembagian kerja atau tahapan-tahapan dalam pencapaiannya. Arief Budiman (1995: 25-36) menyebutkan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut.

1. W.W. Rostow

Menurut Rostow, pembangunan merupakan proses yang bergerak seperti garis lurus, dari masyarakat keterbelakang menjadi masyarakat maju. Ada 5 (lima) tahap dalam proses pembangunan sebagai berikut. a. Masyarakat tradisional, ciri-cirinya: masih percaya kekuatan di luar

kekuasaan manusia,tunduk pada alam, produksi terbatas, masyarakat bersifat statis (kemajuan lambat), produksi dipakai konsumsi, dan tidak ada investasi.

b. Prakondisi untuk lepas landas, biasanya terjadi akibat campur tangan dari luar yakni dari masyarakat yang lebih maju. Pada tahap ini

35

masyarakat tradisional mulai mengembangkan ide pembaharuan yang dianggap baik, adanya usaha meningkatkan tabungan yang kemudian digunakan untuk melakukan investasi pada sektor produktif yang menguntungkan.

c. Lepas landas, ciri-cirinya: tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari pendapatan nasional atau lebih, berkembangnya industri baru, muncul teknik baru dalam pertanian, dan pertanian menjadi usaha komersial bukan sekedar untuk dikonsumsi.

d. Bergerak ke kedewasaan, ciri-cirinya: industri berkembang dengan pesat, produksi yang hasilkan bukan hanya barang konsumsi tetapi juga barang modal.

e. Jaman konsumsi masal yang tinggi,ciri-cirinya: investasi untuk meningkatkan produksi bukan tujuan utama, surplus ekonomi dialokasikan untuk kesejahteraan sosial dan dana sosial, pembangunan sudah menjadi proses berkesinambungan yang menopang kemajuan secara terus menerus.

2. Alex Inkeles dan David H. Smith.

Menurut Alex Inkeles dan David H. Smith, pembangunan bukan sekedar pemasok modal dan teknologi tetapi juga membutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material menjadi produktif, oleh sebab itu membutuhkan ‘manusia modern’. Ciri-ciri manusia modern:

36

keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi pada masa sekarang dan masa depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam. Manusia modern dapat dicapai oleh manusia melalui; pemberian lingkungan yang tepat, pemberian pendidikan, dan pengalaman kerja di tempat modern, serta pengenalan terhadap media massa.

Berdasarkan dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah suatu kegiatan yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi yang dilakukan oleh individu, perusahaan, pemerintah maupun masyarakat melalui pengambilan keputusan atas pilihan-pilihan yang mampu menyelesaikan masalah kelangkaan dan memberikan rangsangan yang mempengaruhi tindakan lainnya. Ekonomi merupakan suatu ilmu sosial yang dibagi menjadi dua yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi, serta merupakan bagian pokok yang mempengaruhi pembangunan suatu masyarakat dan negara.

2) Pengertian Produktivitas

Menurut ensiklopedi Amerika dalam Alma (2013: 85) Produktivitas dalam ekonomi dapat diartikan sebagai suatu term untuk mendiskripsikan sebaik mana atau se-efisiensi mana sebuah sumber daya ekonomi digunakan dalam proses produksi. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Malayu S.P Hasibuan ( 2007: 128) bahwa:

“Produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang dan jasa”.

37

Sedangkan menurut Ravianto (1986: 35) produktivitas selain sebagai campuran produksi dan aktivitas pemanfaatan faktor-faktor produksi dan sebagai ukuran efisiensi dan nilai daya produksi, produktivitas juga diartikan sebagai sikap mental dan keyakinan untuk memperbaiki diri dengan cara berusaha menyesuaikan aktivitas ekonomi secara terus menerus terhadap kondisi yang berubah.

Produktivitas mempengaruhi pola pikir individu maupun masyarakat. Individu atau masyarakat yang mampu meningkatkan produktivitasnya akan membentuk pola pikir positif dan karater produktif. Menurut Rhenald Khasali, dkk (2010: 25) karakter produktif ini ditunjukkan dengan melakukan usaha mencari cara baru untuk meningkatkan kegunaan sumber daya produktif atau faktor-faktor produksi yang terbatas atau langka secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pengertian unsur-unsur tersebut, maka usaha ekonomi produktif dapat diartikan sebagai suatu aktivitas ekonomi yang dilakukan dengan penuh keyakinan dan secara terus menerus melalui berbagai cara untuk meningkatkan pemanfaatan nilai-nilai dari faktor-faktor produksi (sumber daya produktif) secara efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan barang dan/atau jasa yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup.

b. Faktor-faktor Produksi dalam Usaha Ekonomi Produktif

Kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan/atau jasa. Barang maupun jasa tersebut diproduksi dengan menggunakan sumber daya produktif yang

38

disebut faktor-faktor produksi. Michael Parkin (2008: 3-4) membagi faktor produksi menjadi 4 katagori yaitu sebagai berikut.

1) Land atau tanah

Tanah menggambarkan sumber daya alam (SDA). Sumber daya alam dibagi menjadi beberapa tipe seperti sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui, sumber daya alam yang cepat habis maupun yang dapat daur ulang.

2) Labor atau tenaga kerja

Faktor produksi ini disebut juga dengan sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya ini tergantung pada modal yang manusia miliki baik secara psikologis dan mental maupun dilihat dari kepemilikan pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan melalui pendidikan, magang, dan pengalaman bekerja.

3) Capital atau modal

Modal disini bukanlah uang tetapi merupakan peralatam, perlengkapan, sarana prasarana (gedung, bangunan) yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

4) Entrepreneurship atau kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan hasil dari pengorganisasian tiga faktor produksi lainnya yaitu SDA, SDM, dan modal. Wirausaha ini memunculkan ide-ide atau gagasan baru tentang apa yang diproduksi dan bagaimana cara memproduksi, serta gagasan tersebut digunakan untuk membantu

39

membuat keputusan, dimana resiko keputusan yang diambil mampu dipikulnya.

Berdasarkaan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha ekonomi produktif memerlukan atau tidak lepas dari sumber daya produktif yang disebut juga faktor-faktor produksi dalam menjalankan kegiatannya. Adapun faktor produksi tersebut antara lain sumber daya alam (land), manusia (labor), modal (capital), dan kewirausahaan (entrepreneurship).

5. Kajian tentang Lembaga Sosial