• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian tentang Rumah Pintar

Dalam dokumen Oleh ANISA TRI AFIATNI NIM (Halaman 43-57)

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi Teori

3. Kajian tentang Rumah Pintar

Freyani (2014:5) Rumah Pintar merupakan “Rumah

Pendidikan” untuk masyarakat yang memiliki banyak fungsi. Bagi anak-anak Rumah Pintar dapat berfungsi untuk meningkatkan minat baca, mengembangkan potensi kecerdasan dan mengenalkan teknologi melalui pembelajaran di lima sentra: 1) sentra buku, 2) sentra kriya, 3) sentra permainan, 4) sentra audio visual, dan 5) sentra komputer.

Salah satu kegiatan Indonesia Pintar adalah program Rumah Pintar. Program ini merupakan pusat pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat sejahtera. Rumah Pintar sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dapat mewadahi berbagai kegiatan, di mulai dari pendidikan anak usia dini, remaja, kaum

29

perempuan, kelompok lanjut usia. Diharapkan melalui Rumah Pintar terbangun masyarakat cerdas, inovatif, kreatif, mandiri dan sejahtera.

Rintisan Rumah Pintar merupakan upaya memfasilitasi komunitas belajar masyarakat untuk menjadi Rumah Pintar sebagai satuan pendidikan nonformal sejenis, terutama di kawasan adat, tertinggal, terpencil, perbatasan, terdepan, dan terluar, dimaksudkan sebagai layanan menjangkau masyarakat yang belum terlayani. Dana rintisan Rumah Pintar merupakan bantuan biaya penataan kelembagaan dan biaya operasional penyelenggaraan rintisan Rumah Pintar sebagai satuan pendidikan nonformal.

b. Tujuan Rumah Pintar di Dirikan

Freyani (2014:10) Rintisan Rumah Pintar bertujuan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan nonformal di daerah perbatasan, daerah terpencil, tertinggal, terdepan dan terluar, daerah yang termarjinalkan serta masyarakat yang masih belum terlayani/terbatas pelayanan pendidikan, serta memperkuat eksistensi dan akuntabilitas komunitas belajar masyarakat yang menjadi Rumah Pintar sebagai satuan pendidikan nonformal sejenis.

Freyani (2014:11) didirikannya Rumah Pintar bertujuan untuk: 1) Mengembangkan potensi kecerdasan anak yang didasarkan pada

tumbuhkembang anak.

2) Meningkatkan minat baca masyarakat. 3) Mengenalkan teknologi dan Informasi.

30

4) Mengembangkan kemampuan berwirausaha masyarakat berbasis potensi lokal.

5) Melestarikan budaya masyarakat. c. Bentuk Layanan Rumah Pintar

Menurut Freyani (2014:12) Setiap Rumah Pintar memiliki lima sentra yang mengembangkan berbagai kegiatan penuh makna dalam pengembangan pendidikan masyarakat Indonesia. Sentra-sentra tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sentra buku berfungsi untuk

a) Meningkatkan minat baca. Sentra buku mengenalkan anak pada dunia buku dan mengajak masyarakat umum untuk membaca. b) Menambah cakrawala pengetahuan dengan membaca, anak dan

masyarakat umum bisa mengetahui berbagai hal dari berbagai bidang yang diminati.

c) Mengembangkan keterampilan kebahasaan. membaca, menulis, mengarang dan bercerita, baik pada anak, remaja maupun orang dewasa.

d) Mendukung kegiatan sentra lain. Buku-buku di sentra buku, terutama yang terkait dengan keterampilan, dapat memberikan inspirasi usaha bagi para remaja dan orang tua. Hal ini tentu dapat mendukung kegiatan di sentra kriya. Setiap sentra buku di rumah pintar memiliki kurang lebih 3.000-5.000 eksemplar buku.

31

a) Bermain dan bereksplorasi dengan alat permainan Edukatif (APE) serta alat kreatifitas. Sentra ini berisi berbagai alat permainan yang menarik bagi anak, seperti balok, puzzle, lego, boneka, mobil-mobilan, rumah-rumahan, alat masak-masakan, plastisin, dan lain sebagainya.

b) Melatih kemampuan sensorik-motorik. Di sentra permainan, anak dapat melakukan berbagai permainan yang dapat mengembangkan kemampuan sensorik-motoriknya.

c) Belajar berbagi, menghargai dan sifat positif lain. Melalui kegiatan bersama dengan teman-temannya di sentra permainan, anak belajar

untuk saling berbagi, menghargai, bekerjasama dan

mengembangkan sikap positif lainnya.

d) Mengoptimalkan potensi kecerdasan dengan cara menyenangkan. Melalui berbagai jenis kegiatan bermain di sentra permainan, anak mengembangkan semua potensi yang dimilikinya secara lebih optimal dalam suasana yang menyenangkan tanpa adanya tekanan. 3) Sentra panggung/Audio visual berfungsi untuk

a) Mengembangkan kemampuan bahasa. Sentra ini mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak, dimana setelah anak-anak diberi kesempatan menonton VCD/DVD tentang ilmu pengetahuan, anak akan melihat, mendengar, terlibat aktif dan menceritakan kembali cerita yang ditonton dan didengarnya tersebut.

32

b) Memahami berbagai karakter dan nilai moral. Anak akan belajar memahami berbagai peran dan karakter dan nilai-nilai moral melalui cerita yang ditonton atau didengar dari cerita tutornya tersebut.

c) Mengembangkan potensi kreaktif dan musik anak. Sentra ini menstimulasi potensi kreaktif anak untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran mereka dengan cara bercerita, membaca puisi, menyanyi, menari dan lain sebagainya.

d) Meningkatkan rasa percaya diri, karena anak-anak terbiasa untuk mengungkapkan isi hal dan pikirannya, melalui sentra panggung/audio visual ini anak-anak kemudian dapat memiliki tingkat kepercayaan diri yang terpelihara dengan baik.

4) Sentra komputer berfungsi untuk

a) Pengenalan teknologi. Kegiatan pengenalan teknologi di sentra komputer dimulai dengan perkenalan tentang nama-nama alat atau bagian dari komputer, fungsi alat tersebut dan cara menggunakannya (monitor, CPU, mouse, keyboard).

b) Pengenalan berbagai konsep dengan cara yang menyenangkan. Sentra komputer memperkenalkan anak-anak kepada berbagai konsep warna, bentuk, ukuran, bilangan, huruf, dan sebagainya melalui permainan interaktif.

33

c) Pengembangan kemampuan visual dan motoric. Anak dapat mengembangkan kemampuan visualnya, koordinasi mata dengan tangan serta melatih otot-otot halusnya.

d) Pengembangan imajinasi dan kreaktivitas. Kegiatan di sentra komputer memungkinkan anak mengembangkan kreaktivitasnya ketika anak membuat hasil karyanya sendiri melalui komputer (gambar, grafik, tulisan).

e) Pengenalan internet sehat. Sentra komputer mengenalkan anak-anak kepada perkembangan teknologi internet yang sangat pesat, akan tetapi juga membentengi mereka dari dampak laman-laman negatif.

f) Perluasan wawasan berbagai kegiatan di Sentra Komputer mengembangkan wawasan anak-anak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komputer (IPTEK) yang sangat pesat.

5) Sentra kriya berfungsi untuk

Sentra kriya merupakan tempat pemberdayaan masyarakat, keberadaan sentra kriya dalam konsep rumah pintar merupakan syarat mutlak, karena aktivitas di sentra kriya ini dirancang untuk memberikan kecakapan hidup dan keterampilan vokasional. Sentra

kriya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan

34

potensi alam maupun manusianya. Sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam jangka panjang sentra kriya akan menjadi unit usaha yang akan menopang pembiayaan Rumah Pintar sehingga Rumah Pintar dapat mandiri. Konsep pemberdayaan warga yang ingin diterapkan adalah seperti One Village One Product (OVOP) atau One Rumpin One Product (OROP). Konsep ini dimaksudkan agar setiap daerah atau rumah pintar mempunyai satu produk atau lebih dan dalam melakukan pekerjaan untuk menaikkan tingkat kehidupannya, melakukannya secara bersamasama.

Bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di sentra kriya rumah pintar ditandai dengan; a) keberadaan program sentra kriya, b) jenis program/kegiatan yang dijalankan, c) sarana/prasarana sentra kriya, d) tenaga pelatih keterampilan, e) produk yang dihasilkan, f) pemasaran produk, dan g) kemitraan dan kerjasama. Kegiatan di sentra kriya dapat sangat beragam dan bervariasi sesuai dengan potensi lokal dan juga potensi masyarakatnya. Kriya yang dipilih tergantung kepada bahan mentah yang tersedia, talenta budaya masyarakat setempat dan kemudahan untuk pemasarannya. Kegiatan tersebut diantaranya salon, informasi dan teknologi, membuat aksesoris dari ketahanan pangan keluarga, memasak (mengolah berbagai macam bahan panganan), budidaya jamur, membuat minuman kesehatan, dan sentra budaya.

35

d. Ruang Lingkup Satuan Pendidikan Rumah Pintar

Menurut Freyani (2014:14) ruang lingkup satuan pendidikan Rumah Pintar terdiri dari:

1) Peserta didik:

Peserta didik pada Rumah Pintar di setiap sentra adalah sebagai berikut:

a) Peserta anak usia dini di sentra bermain.

b) Peserta anak usia dini dan remaja di sentra panggung dan audio visual.

c) Peserta anak usia dini sampai dewasa di sentra computer. d) Peserta anak usia dini sampai dewasa di sentra buku. e) Peserta anak remaja sampai dewasa di sentra kriya. 2) Lembaga penyelenggara

Penyelenggara Rumah Pintar adalah yayasan atau lembaga yang mempunyai legalitas, dan bukan milik perorangan.

3) Kriteria pendidik dan tenaga Kependidikan Pendidik dan tenaga kependidikan di setiap sentra rumah pintar memiliki kriteria sebagai berikut:

a) Berkelakuan baik.

b) Berpendidikan serendah-rendahnya SMA atau sederajat. c) Mampu mengoperasikan komputer untuk di sentra komputer d) Mempunyai motivas dan semangat yang tinggi.

36

f) Sarana dan prasarana yang wajib dimiliki. Sarana dan prasarana yang wajib dimiliki Rumah Pintar adalah sebagai berikut: (1) bangunan minimal 126 m2 yang meliputi ruang administrasi dan ruang untuk lima Sentra, (2) memilki alat permainan edukatif yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, (3) memiliki minimal tiga unit komputer dan satu printer, (4) memilki buku-buku bacaan minimal 3000 eksemplar, (5) memilki panggung yang dilengkapi dengan TV minimal 29 inci, DVD/VCD player, sound sistem dan media pembelajaran digital, (6) memilki perlengkapan sentra kriya sesuai dengan ketrampilan yang akan dibelajarkan.

4) Standar kompetensi lulusan dan kompetensi dasar standar kompetensi lulusan Rumah Pintar disesuaikan dengan standar kompetensi lulusan program pendidikan nonformal sesuai program layanan yang diberikan.

5) Bahan ajar, meliputi bahan ajar untuk melakukan pembelajaran di Rumah Pintar mengacu pada program layanan yang diberikan.

6) Proses pembelajaran, proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan joyfull learning, meaningfull learning dan integrated learning. Durasi atau lamanya pembelajaran disesuaikan dengan jenis program yang dilakukan.

7) Evaluasi hasil belajar, evaluasi hasil belajar peserta didik pada setiap sentra disesuaikan dengan jenis program yang dilakukan.

37

8) Administrasi pendukung, administrasi pendukung yang ada di Rumah Pintar terdiri dari (a) dokumen administrasi lembaga, data peserta didik, keuangan lembaga, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, (b) dokumen rencana pembelajaran pada masing-masing sentra, (c) dokumen hasil belajar dan laporan program.

9) Hasil yang diharapkan dari Rumah Pintar adalah (a) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam layanan anak usia dini, (b) meningkatnya minat baca masyarakat, (c) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam bidang teknologi dan informasi, (d) meningkatnya kemampuan wirausaha masyarakat, (e) meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap seni budaya lokal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kegiatan Rumah Pintar dilakukan dalam bentuk penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, pembelajaran dan/atau pelatihan, serta pendampingan.

e. Peranan Masyarakat dalam Layanan Program Pendidikan Keterampilan di Rumah Pintar

Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang dalam pandangan hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Peran yang telah disumbangkan dalam rangka

38

tujuan pendidikan nasional yaitu berupa ikut membantu

menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dunia pendidikan tidak pernah terpisahkan dari kehidupan masyarakat dimana selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Apabila dunia pendidikan tidak membuka diri dengan kehidupan masyarakat, maka dunia pendidikan akan jauh tertinggal bahkan tidak dapat mengikuti perkembangan yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu antara dunia pendidikan dan masyarakat harus mempunyai hubungan timbal balik (feedback) sehingga keduanya akan menghasilkan sesuatu yang dapat berguna bagi kedua pihak tersebut. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 Ayat (6) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Penjelasan diatas dapat diketahui dengan jelas bahwa pemerintah bukanlah satu-satunya pihak yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan termasuk dalam pendidikan keterampilan, melainkan seluruh masyarakat yang terdiri dari perseorangan maupun kelompok. Hal tersebut dipertegas oleh Mastuhu (2003: 168) bahwa masyarakat juga merupakan kontrol mutu pendidikan

39

dan memberikan akreditasi mengenai kinerja dan mutu pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan, melalui penilaian oleh stakeholders yang terdiri dari murid, orang tua, tokoh masyarakat, ilmuwan, agamawan, industrialis, dan para pengguna jasa pendidikan terkait.

Pengertian peran serta masyarakat dalam hal ini adalah berbagai bentuk keikutsertaan seseorang atau kelompok dalam upaya mendukung penyelenggaraan program pendidikan keterampilan yang berintegrasi dengan lembaga rumah pintar. Keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting artinya bagi peningkatan dan kemajuan pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 2 dan 3 menjelaskan bahwa dengan tujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, peran serta

masyarakat berfungsi untuk ikut memelihara, menumbuhkan,

meningkatkan dan mengembangkan pendidikan nasional.

Penjelasan mengenai fungsi peran serta masyarakat juga terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 187 yang menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan berfungsi memperbaiki akses, mutu, daya saing, relevansi, tata kelola, dan akuntabilitas pengelolaan dan penyelenggaraan

40

pendidikan. Peran serta masyarakat dalam pendidikan dapat terwujud dalam berbagai bentuk sesuai dengan kondisi kultur masyarakat itu sendiri. Menurut Fasli Jalal (2002: 202), peran serta masyarakat berarti pembuat keputusan menyarankan masyarakat terlibat dalam bentuk saran, pendapat, barang, ketrampilan, bahan, dan jasa.

Secara terperinci bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam pendidikan termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional Bab III Pasal 4 yaitu:

1) Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan; 2) Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan; 3) Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli;

4) Pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan;

5) Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa sumbangan dan sejenisnya;

6) Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah; 7) Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan

pendidikan;

8) Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;

9) Pemberian bantuan manajemen penyelenggaraan satuan pendidikan; 10) Pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan

41

11) Pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan; dan keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian.

Menurut Freyani (2014:16) bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam pendidikan dijelaskan lebih ringkas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 188 Ayat 2 yang menyebutkan bentuk peran serta masyarakat yaitu:

1) Penyediaan sumber daya pendidikan; 2) Penyelenggaraan satuan pendidikan; 3) Penggunaan hasil pendidikan;

4) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan; 5) Pengawasan pengelolaan pendidikan;

6) Pemberian pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemangku kepentingan pendidikan pada umumnya; dan/atau pemberian bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan dan/atau penyelenggara satuan pendidikan dalam menjalankan fungsinya. Secara ringkas bentuk-bentuk peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam bidang pendidikan yaitu 1) peran serta dalam bentuk dana, 2) peran serta dalam bentuk tenaga, 3) peran serta dalam bentuk barang, dan 4) peran serta dalam bentuk sumbangan pemikiran.

Uraian di atas dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam pendidikan tidak hanya terbatas pada pembiayaan, pendanaan fisik maupun

42

material tetapi juga bantuan selain dana, fisik dan material. Keterlibatan masyarakat dalam proses penyelenggaraan pendidikan khususnya dalam layanan program pendidikan keterampilan diharapkan dapat berdampak dalam menumbuhkan rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan oleh pihak Rumah Pintar maupun masyarakat dalam arti luas.

Dalam dokumen Oleh ANISA TRI AFIATNI NIM (Halaman 43-57)

Dokumen terkait