KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1.Ilmu kimia
Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena kimia tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah barang-barang yang diperlukan setiap hari bahan kimia atau terbuat dari bahan kimia, atau berkaitan dengan reaksi kimia (aplikasi ilmu kimia). Ilmu kimia adalah mata pelajaran yang mencakup bahan kajian tentang sifat, struktur, transformasi, dinamika, dan energetika zat yang dipelajari melalui kegiatan yang melibatkan penalaran dan keterampilan. Keberadaan ilmu kimia memiliki tiga fungsi ilmu, yaitu memprediksi fenomena alam yang akan terjadi, mengontrol fenomena alam yang sedang terjadi, dan mencegah fenomena alam yang akan terjadi (Depdiknas: 2006).
Ilmu kimia terdiri dari aspek teoretis dan aspek empiris. Aspek teoretis berarti memandang kimia sebagai kumpulan produk-produk kimia, seperti konsep, teori , hukum, dan prinsip kimia. Aspek empiris menunjukkan bahwa produk kimia diperoleh melalui metode ilmiah yang dapat diuji atau dibuktikan secara empiris melalui eksperimen.
Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran yang sulit bagi kebanyakan peserta didik sekolah menengah. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri. Menurut Chaterine Middlecamp dan Elizabeth Kean (1986) cirri-ciri ilmu kimia antara lain:
10
b. Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya c. Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat d. Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal
e. Bahan atau materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak
2. Pembelajaran Kimia
Belajar merupakan suatu proses yang pasti dialami semua orang dan berlangsung seumur hidup. Setelah proses belajar, diharapkan terjadi perubahan tingkah laku yang positif menuju perkembangan atau kedewasaan diri yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Belajar tentang tastes (citarasa), hal-hal yang disenangi, cita-cita dan sikap merupakan hal-hal yang paling penting sebagai hasil pendidikan karena biasanya hal-hal tersebut dapat menjadi penghambat atau sebaliknya menjadi pendorong bagi seseorang untuk melanjutkan kegiatan belajarnya, yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan setelah mereka keluar dari sekolah (Oemar Hamalik 2004: 29).
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran (tematik terpadu), dan proses mendapatkan dan mengumpulkan informasi dilakukan dengan penilaian otentik. Kurikulum 2013 adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar - mengajar berbasis karakter dan kompetensi dengan karakteristik pembelajaran menerapkan pendekatan ilmiah (scientific approach), pembelajaran bersifat tematik terpadu, dan penilaian otentik (Mulyasa: 2013).
Pembelajaran kimia tidak terbatas pada tingkat menghafal materi kimia. Dalam pembelajaran kimia, untuk mempelajari aspek empiris tidak dapat
11
dilakukan dengan cara hafalan, tetapi dibutuhkan eksperimen. Oleh karena itu, pembelajaran kimia sering disertai dengan eksperimen-eksperimen kimia untuk mendapatkan pemahaman kimia yang utuh. Penilaian hasil belajar merupakan proses terakhir dari proses pembelajaran. Berdasarkan penilaian tersebut dapat diketahui prestasi belajar kimia masing-masing peserta didik.
Salah satu komponen yang mendukung keberhasilan sistem pembelajaran adalah instrumen pembelajaran. Instrumen pembelajaran yang sangat mendukung diantaranya adalah sumber belajar. Salah satu bentuk sumber belajar yang lazim adalah buku. Buku adalah sumber belajar yang tepat untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik, dapat berupa buku pelajaran, buku pengajaran, buku pengayaan, dan buku referensi.
Buku sebagai salah satu sumber belajar harus selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa buku pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Buku pendidikan dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik tentang kehidupan dalam berbagai bidangnya. Namun, buku pendidikan harus sesuai dengan keperluan peserta didik sehingga memberikan kemudahan untuk digunakan dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
3. Belajar Kimia
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
12
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2005: 26) antara lain:
a. Ada perubahan tingkah laku yang tidak teramati atau tidak dapat diamati secara langsung
b. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi perubahan kognitif, afektif, psikomotik, atau ketiga-tiganya
c. Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman atau latihan
d. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi suatu yang relatif menetap e. Belajar merupakan suatu proses usaha yang artinya belajar berlangsung dalam
kurun yang lama.
Belajar kimia bertujuan untuk menguasai kompetensi pembelajaran kimia. Jenis-jenis kompetensi pembelajaran ada 3, yaitu kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotorik. Kompetensi kognitif adalah kompetensi yang berkenaan mengingat kembali atau mengenal terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir. Kompetensi kognitif meliputi mengetahui, mengerti, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Kompetensi afektif adalah kompetensi yang berkenaan dengan minat, sikap, nilai, penghargaan, dan penyesuaian diri. Kompetensi afektif meliputi menerima, memberi respon, menghargai, mengorganisasikan, dan mengamalkan. Kompetensi psikomotorik adalah kompetensi yang berkenaan dengan otot, keterampilan motorik, atau gerak yang membutuhkan koordinasi otot. Kompetensi psikomotorik meliputi meniru, memanipulasi, membuat tepat gerakan, mengartikulasi, dan menaturalisasi (Sukardjo dan Lis Permana Sari, 2007: 21-23).
13
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Seseorang yang sedang berpikir dapat dilihat dari raut muka atau sikapnya, sedangkan dalam rohaniahnya tidak dapat dilihat. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, diantaranya pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis, atau budi pekerti, dan sikap. Seseorang yang sudah mengalami perubahan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut (Oemar Hamalik, 2005: 30).
4. Sumber Belajar
Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi didalamnya. Salah satu komponen dalam proses pembelajaran tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya proses belajar (Oemar Hamalik, 1989).
Sumber belajar dapat dikategorikan kedalam dua macam, yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang untuk membantu proses belajar-mengajar. Misalnya buku, brosur, film, video, overhead projector (OHP)
b. Sumber belajar yang tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pembelajaran seperti museum, pabrik, Badan Tenaga Atom Nasional
14
(BATAN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sumber belajar ini dapat berupa segala macam sumber yang ada disekeliling kita.
Pemilihan sumber belajar harus dilakukan atas dasar 2 kriteria, yaitu: a. Kriteria umum
Kriteria umum merupakan ukuran dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya 1) ekonomis, dalam arti murah, 2) praktis dan sederhana, 3) mudah diperoleh, 4) bersifat fleksibel, 5) komponen-komponennya sesuai dengan tujuan.
b. Kriteria berdasarkan tujuan
Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain untuk 1) memotivasi, 2) tujuan pembelajaran, 3) penelitian, 4) memecahkan masalah, 5) presentasi. Pemilihan buku pengayaan sebagai sebagai sumber belajar harus memperhatikan kriteria buku yang baik. Buku pengayaan asam-basa yang disusun berdasarkan kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan akan menghasilkan kualitas buku yang baik, sehingga layak digunakan sebagai sumber belajar (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2003: 21-25).
5. Media Belajar
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2004: 4). Sedangkan menurut Gagne yang dikutip oleh Sadiman (2004: 6), bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang untuk belajar.
Ada dua sisi penting mengenai fungsi media dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu (Mulyati Arifin, dkk, 2000: 164):
15
1) Mempermudah, menyederhanakan, dan mempercepat keberlangsungan proses pembelajaran
2) Penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap
3) Merancang lingkup informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu.
b. Membantu peserta didik dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya antara lain:
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian 2) Memelihara keseimbangan mental (otak) dan fisik (indera)
3) Mendorong belajar mandiri (mempercepat kontruksi/ rekontruksi kognitifnya).
6. Belajar Mandiri
Belajar mandiri merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik di era globalisasi ini. Apalagi setelah ditetapkannya Kurikulum 2013 yang menerapkan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan pola pembelajaran aktif mencari (yang diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains). Dalam hal ini peserta didik dituntut lebih aktif mencari ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang dilakukan secara mandiri.
Tujuan belajar mandiri ini untuk mengatasi sesuatu masalah. Untuk mendapatkan kompetensi baru, secara aktif peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber dan mengolahnya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki (Haris Mudjiman, 2007: 10).
Belajar madiri dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Buku pengayaan merupakan salah satu contoh sumber belajar yang dapat
16
digunakan peserta didik untuk belajar mandiri sehingga peserta didik mendalami materi sesuai dengan kemampuan belajar masing-masing peserta didik. Agar dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, maka buku pengayaan yang dikembangkan harus menarik.
7. Buku Pengayaan
Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan iptek, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidik, serta masyarakat lainnya (Depdiknas, 2004: 11). Buku pengayaan sangat membantu dalam mengembangkan kemampuan berfikir, perkembangan kognisi secara umum, membentuk dan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi kehidupan, serta membentuk moral dan kultur positif.
Buku pengayaan tidak harus terikat kurikulum secara berlangsung, namun demikian tetap harus mendukung tujuan pendidikan nasional. Buku pengayaan yang dimaksud sering sering disamaartikan dengan buku suplemen. Buku suplemen keterkaitannya dengan kurikulum secara langsung masih terlihat jelas. Selain itu, buku suplemen ini masih jelas sasaran untuk kelompok pembacanya. Sementara buku pengayaan benar-benar buku yang sifatnya memperkaya aspek tertentu dari buku ajar, materinya tidak terikat langsung kurikulum tetapi tetap mendukung, serta sasaran atau kelompok pembacanya tidak bisa dikelompokkan secara eksplisit.
Buku pengayaan memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Materi tidak harus terikat langsung dengan kurikulum
17
b. Sasaran pembaca tidak dibatasi, meskipun dari aspek tampilan maupun isi tergambar sasaran kelayakan pembacanya
c. Penyajian dapat berupa prosa yang dilengkapi gambar d. Pada umumnya menggunakan gaya bahasa popular
e. Materi menumbuhkan dan mengembangkan aspek kognitif (pengayaan pengetahuan), aspek keterampilan (buku pengayaan keterampilan), serta aspek sikap, moral kepribadian (buku pengayaan kepribadian).
Berdasarkan fungsinya sebagai buku pendidikan maka buku pengayaan bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis buku pengayaan, yaitu (a) buku pengayaan pengetahuan, (b) buku pengayaan keterampilan, (c) buku pengayaan kepribadian (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2007: 8).
a. Buku pengayaan pengetahuan
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan IPTEK. Ciri-ciri buku pengayaan pengetahuan adalah:
1) Menyajikan materi yang bersifat kenyataan
2) Pengembangan materi bacaan bertumpu pada ilmu yang dikembangkan 3) Dapat mengembangkan berbagai pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, dan pengetahuan metakognitif.
b. Buku pengayaan keterampilan
Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan keterampilan. Ciri-ciri buku pengayaan keterampilan adalah:
18 1) Materi bersifat faktual
2) Buku berisi uraian tentang petunjuk melakukan suatu kegiatan dari suatu jenis keterampilan
3) Materi yang disajikan dapat menunjang keterampilan melakukan sesuatu 4) Penyajian materi buku dapat dengan menggunakan narasi, deskripsi, atau
gambar.
c. Buku pengayaan kepribadian
Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat matei yang dapat memperkaya dan meningkatkan kepribadian atau pengalaman batin. Ciri-ciri buku pengayaan kepribadian adalah:
1) Materi bersifat faktual dan dapat pula rekaan
2) Isi buku dapat meningkatkan dan memperkaya kualitas kepribadian, sikap, atau pengalaman batin pembaca
3) Penyajian dapat dilakukan ddalam bentuk narasi, puisi, dialog, atau gambar.
8. Penelitian Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (1983: 772), penelitian dan pengembangan (research and development) adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya
19
dapat berfungsi untuk proses belajar mengajar, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Borg dan Gall (1983: 773) menyatakan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu mengem-bangkan produk dan menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut fungsi validasi. Pengamatan dan pengumpula informasi. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall adalah:
a. Pengamatan dan pengumpula informasi b. Perencanaan
c. Pengorganisasian d. Uji coba tahap awal
e. Penyempurnaan produk awal
f. Uji coba produk yang dsempurnakan
g. Penyempurnaan produk yang telah disempurnakan h. Pengujian produk yang telah disempurnakan i. Uji lapangan produk yang telah disempurnakan j. Diseminasi dan implementasi
Proposal penelitian pengembangan terdiri dari tiga bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, dan metode penelitian pengembangan. Laporan penelitian pengembangan terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode pengembangan, hasil pengembangan, kesimpulan dan saran. Menurut Sugiyono (2007: 407) prosedur utama penelitian pengembangan terdiri atas enam langkah, yaitu:
20 a. Identifikasi potensi dan masalah
b. Mengumpulkan produk c. Desain produk
d. Validasi desain e. Perbaikan desain f. Uji coba desain