• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang juga berhubungan dengan topik penelitian ini dan juga dijadikan sebagai sumber acuan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.3.1 T. Winona Emelia, 2001.

T. Winona Emelia, 2001, dalam tesisnya yang berjudul Makna Antarpersona

Dalam Iklan Lisan dan Tulisan. Penelitian ini merupakan penelitian kajian wacana yang mengkaji tentang makna antarpersona yang terdapat dalam iklan lisan dan tulisan. Selain itu, penelitian ini memaparkan bentuk fungsi ujar yang terdapat dalam iklan lisan dan tulisan (sensitif dan non sensitif); fungsi ujar yang dominan penggunaannya serta bagaimana realisasinya dalam modus; serta perbedaan metafora antarpersona yang digunakan dalam iklan sensitif dan non sensitif. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori LFS (Linguistik Fungsional Sistemik). Adanya keterkaitan di antara kajian beliau dengan penelitian ini yaitu bahwa dalam penelitian ini penulis menggunakan landasan teori yang sama dalam meneliti objek penelitiannya. Perbedaan antara kajian terdahulu ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah bahwa penelitian beliau adalah murni kajian wacana yang memfokuskan kepada analisis makna antarpersona yang mengacu kepada modus, sedangkan penelitian ini merupakan gabungan di antara kajian penerjemahan dan kajian wacana yang mengacu kepada konteks situasi yakni hubungan antar pelibat (tenor).

2.3.2 Yusniaty Galingging, 1999.

Yusniaty Galingging, 1999, dalam tesisnya yang berjudul Penerjemahan

Kasus, mendeskripsikan bentuk-bentuk pronomina persona insan dalam novel bahasa Inggris dan terjemahannya (bahasa Indonesia). Teori penerjemahan yang digabungkan dengan teori LFS sebagai pendukung dipakai sebagai landasan teori dalam penelitian tersebut. Dalam hal ini, beliau membahas apakah pronomina yang digunakan dalam teks sumber (TSu) sepadan dengan teks sasaran (TSa) baik dari konteks situasi maupun konteks budaya yang berlaku pada bahasa sasaran (BSa). Kemudian, keterkaitan kajian ini dengan penelitian yang telah beliau lakukan adalah bahwa objek kajian dalam penelitian beliau ini juga berkaitan dengan objek penelitian dalam tesis ini. Tenor atau hubungan di antara pelibat yang menjadi objek kajian dalam tesis ini terwujud melalui penggunaan Pronomina dimana pronomina tersebut merujuk kepada si pembicara, lawan bicara, dan pihak lain yang dibicarakan.

2.3.3 Syahron Lubis, 2009.

Syahron Lubis, 2009, dalam disertasinya yang berjudul berjudul Penerjemahan Teks Mangupa Dari Bahasa Mandailing Ke Dalam Bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang memfokuskan pada kajian penerjemahan teks bahasa daerah ke dalam bahasa Inggris. Data yang dianalisis adalah berupa data tulisan tentang adat mangupa dalam bahasa Mandailing yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Selain itu, dalam disertasi ini, peneliti juga memaparkan hubungan antara kajian penerjemahan yang erat kaitannya dengan teori LFS (Linguistik Fungsional Sistemik), di mana dalam menerjemahkan sebuah teks, apapun teksnya, seorang

penerjemah harus memperhatikan konteks baik konteks situasi (field, mode, tenor) dan konteks budaya. Kajian ini dijadikan sebagai kajian terdahulu dalam tesis ini yaitu karena landasan teori yang beliau gunakan sebagai teori pendukung untuk teori penerjemahan sama dengan teori yang digunakan peneliti dalam tesis ini. Perbedaannya terletak pada objek kajian beliau dengan objek kajian penulis dalam tesis ini. Penulis dalam tesis ini mengkaji tentang penerjemahan unsur pelibat dari TSu berupa teks bahasa Inggris ke dalam TSa berupa teks bahasa Indonesia; sementara kajian beliau berpusat pada penerjemahan teks budaya dari TSu yang berupa teks bahasa daerah (bahasa Mandailing) ke dalam TSa yang berupa teks bahasa Inggris.

2.3.4 Rosmawaty Harahap, 2010.

Rosmawaty Harahap, 2010, dalam disertasinya yang berjudul Kesepadanan

Dan Pergeseran Dalam Teks Terjemahan Fiksi Halilian Dari Bahasa Angkola Ke Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilandasi oleh kerangka teori yang bersifat plural dan elektik (text-based theory dan translator-based theory) di satu sisi dan di sisi lain form-based translation dan meaning-based translation. Penelitian yang beliau lakukan bertujuan untuk mengungkapkan masalah-masalah kesepadanan dan pergeseran dalam teks terjemahan fiksi Halilian Angkola-Indonesia. Dengan kata lain, fokus kajian yang beliau lakukan terletak pada kesepadanan dan pergeseran makna pada teks budaya. Di dalam penelitiannya, beliau menggunakan teori Semantik sebagai pisau analisis.

Dalam hal ini, keterkaitan antara kajian ini dengan penelitian yang peneliti telah lakukan yaitu bahwa adanya sedikit persamaan fokus pembahasan yakni pada pergeseran dan kesepadanan dalam kajian penerjemahan teks. Perbedaannya terletak pada data dan sumber data yang dianalisis. Data yang menjadi objek kajian beliau adalah teks daerah yang berupa teks tulisan, sedangkan data yang penulis teliti di sini adalah berupa teks lisan sebuah film berbahasa Inggris. Selain itu, perbedaan kedua kajian ini juga terletak pada teori yang digunakan. Penulis di sini menggunakan teori LFS sebagai pendukung teori penerjemahan, sedangkan teori yang digunakan pada disertasi Rosmawaty (2010) adalah teori Semantik.

2.3.5 Risnawaty, 2011.

Risnawaty, 2011, dalam disertasinya yang berjudul Pergeseran Makna

Tekstual Dalam Terjemahan Teks Populer “See You At The Top” (Bahasa Inggris

dan Bahasa Indonesia) juga dijadikan sebagai kajian terdahulu dalam tesis ini. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang penerjemahan dan wacana yang bertujuan untuk mengungkapkan pergeseran makna tekstual yang terdapat dalam sebuah buku teks berjudul “See You At The Top” dan versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan dua landasan teori. Pertama, teori Halliday dan Hassan yang berhubungan dengan pengidentifikasian tema-rema dan kohesi; dan kedua teori Catford, Nida dan Taber, Larson, dan Zellermeyer dalam menganalisis pergeseran pada penerjemahan. Keterkaitan kajian beliau dengan penelitian ini terletak pada

persamaan kajian yaitu kajian penerjemahan dan kajian wacana. Selain itu, penulis dalam penelitian ini juga menggunakan teori Halliday dalam menganalisis teks yang menjadi data penelitian. Meskipun demikian, baik kajian dalam penelitian ini maupun penelitian Risnawaty (2011) dalam disertasinya tetap berbeda. Dalam hal ini, objek penelitian penulis adalah seputar konteks situasi yang merujuk kepada hubungan antar pelibat dalam teks film bahasa Inggris dan subtitlenya dalam bahasa Indonesia, sedangkan objek kajian beliau adalah seputar analisis tekstual yang mengacu kepada tema-rema dan kohesi dalam buku bahasa Inggris dan terjemahannya.

2.3.6 Muhizar Muchtar, 2011.

Muhizar Muchtar, 2011, dalam disertasinya yang berjudul Tematisasi Dalam

Translasi Dwibahasa: Teks Bahasa Indonesia-Inggris, pada dasarnya bertujuan untuk melihat pengedepanan ide dan pemodelan dalam penerjemahan. Dalam penelitiannya, beliau menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) yang terfokus pada sistem tema dan rema dan teori penerjemahan menurut Larson dan Catford untuk menghasilkan kaidah penerjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai BSu dan BSa. Adapun keterkaitan penelitian beliau dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada gabungan dua kajian, yaitu sama-sama menggabungkan kajian penerjemahan dan kajian wacana serta kesamaan teori yang digunakan. Sementara itu, perbedaan kedua penelitian ini terletak pada sumber data dan topik yang dianilisis.

2.3.7Rudy Sofyan, 2009.

Rudy Sofyan, 2009, dalam tesisnya yang berjudul Pergeseran Tema Topikal

Pada Terjemahan Faktual Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelian kualitatif dengan studi pustaka. Penelitian beliau ini bertujuan untuk menemukan tema yang dominan dan mengapa tema tersebut mendominasi. Selain itu, pemaparan tentang pergeseran tema pada tataran klausa dan sampai sejauh mana pergeseran tersebut mempengaruhi makna terjemahan juga menjadi salah satu tujuan dilakukannya penelitian ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, beliau menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dan teori pergeseran menurut Catford. Dari hasil penelitian yang ditemukan, pergeseran pada tataran tema topikal banyak dijumpai. Akan tetapi, pergeseran ini tidak terlalu mengubah makna pada padanan terjemahannya. Keterkaitan kajian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah adanya persamaan teori yang digunakan yakni pemakaian teori LFS dalam mengkaji teks yang menjadi data dalam penelitian.

2.3.8 Barry Turner dan Isabella Wong, 2010.

Barry Turner dan Isabella Wong, 2010, dalam jurnal yang berjudul Translation & Interpreting Vol 2, No 2, yang diperoleh melalui sumber internet pada

file yang berjudul Tenor of Discourse in Translated Diglossic Indonesian Film

Subtitles. Kajian ini merupakan kajian terjemahan yang menitikberatkan pada analisis teks terjemahan (subtitle) film Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Yang menjadi data

dalam penelitian ini merupakan unsur tenor of discourse atau pelibat wacana yang digunakan baik dalam teks sumber (TSu) maupun teks sasaran (TSa). Di sini, peneliti membandingkan antara pelibat serta hubungan antar pelibat yang digunakan pada TSu dan TSa. TSu diperoleh dari teks film berbahasa Indonesia sedangkan TSa diperoleh dari teks film yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Keterkaitan antara kajian ini dengan penelitian yang peneliti telah lakukan yaitu adanya kesamaan objek kajian penelitian. Perbedaannya terletak pada perbedaan teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) yang dikaji. Dalam hal ini, mereka meneliti penerjemahan tenor dari TSu yang diperoleh dari Film bahasa Indonesia yang masih banyak mengandung unsur kedaerahan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait