• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tesis ini mengkaji tentang penerjemahan unsur pelibat dalam suatu teks film

berbahasa Inggris yang telah memiliki subtitle (teks terjemahan) dalam bahasa

Indonesia. Secara keseluruhan, menurut penulis, kualitas subtitle (teks terjemahan)

yang disediakan dalam film ini dapat dikatakan baik, dalam arti bahwa subtitle yang

diberikan dapat membantu pembaca TSa memahami jalan cerita film tersebut. Namun demikian, ada beberapa pergeseran yang ditemukan dalam penerjemahan film

ini khususnya yang merujuk kepada unsur tenor atau hubungan antar pelibatnya.

Adanya beberapa pronomina yang tidak sesuai dengan padanan yang diberikan di dalam TSa menyebabkan terjadinya pergeseran makna. Hal ini dapat membuat pembaca teks sasaran menjadi bingung dan salah mengerti.

Melalui penelitian ini, penulis menyarankan dua hal. Pertama, hendaklah setiap penerjemah juga memperhatikan unsur pelibat saat menerjemahkan teks baik lisan maupun tulisan dari BSu ke dalam BSa. Sehubungan dengan hal tersebut, tesis

ini dapat digunakan sebagai referensi bagi subtitler (orang yang tertarik membuat teks

terjemahan film) agar dapat mengalihkan unsur pelibat dari TSu ke dalam TSa dengan akurat dan berterima dalam konteks budaya BSa.

Kedua, disarankan peneliti lain dapat mengkaji teks terjemahan (subtitle) film ini dengan lebih rinci karena penelitian ini belum menjaring keseluruhan konteks

yang turut mempengaruhi penciptaan subtitle film ini, misalnya konteks ideologi

yang meliputi teknik dan metode yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks film dari TSu ke dalam TSa.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Soenjono, Darjowidjojo. Lapoliwa, Hans. Meoliono, Anton. 1998. Tata

Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Balai Pustaka. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. Ke 2. Jakarta: Balai

Pustaka.

Baker, Mona. 1992. In Other Words: A Course Book on Translation. London: Sage

Publication.

Brislin, Richard.W. 1976. Translation: Application and Research. New York: Garden

Press, Inc.

Catford, M. 1965. A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University

Press.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Choliludin. 2005. The Technique of Making Indiomatic Translation. Bekasi –

Indonesia: Kesaint Blanc.

Galingging, Yusniaty. 1999. Penerjemahan Pronomina Persona Insan Bahasa

Inggris Ke Bahasa Indonesia : Sebuah Studi Kasus. Jakarta: Universitas Indonesia.

Halliday, Michael.A.K. 1978. Language as Social Semiotics. London: University

Park Press.

Halliday, Michael.A.K. dan Hasan, Ruqaiya. 1985. Language, Context, and Text:

Aspect of Language in A Social-Semiotic Perspective. Geelong: Deakin University Press.

Halliday, M.A.K dan J.R. Martin. 1993. Writing Science: Literacy and Discursive Power. Pittsburgh: University of Pittsburgh Press.

Karlina, Feby.2010. Analisis Terjemahan Dialog Film Perancis La Fabuleux Destin

D’Amelie Poulain Ke Dalam Bahasa Indonesia. Bandung: UPI

Larson, Mildred. 1984. Meaning-Based Translation. USA: University Press of

America, Inc.

Lubis, Syahron. 2009. Disertasi Penerjemahan Teks Mangupa Dari Bahasa

Mandailing Ke Dalam Bahasa Inggris. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Penerbit Grasindo.

Nababan, M. Rudolf. 2003. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Newmark, Peter. 1981. Approaches to Translation. New York: Pergamon Press.

_______. 1988. A Textbook of Translation. London: Prentice Hall International (UK)

Ltd.

_______. 1988. A Textbook of Translation. Hertfordshire: Prentice-Hall International.

Nida, Eugene.A. & Taber, C.R. 1982. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J.Brill.

Quirk, R. Greenbaum, S. Leech, G dan Starvik, J. 1985. A Comprehensive Grammar

of the English Language. New York: Longman Inc.

Simatupang, Maurits. 1999. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Universitas

Indonesia

Sinar, T.S. 2010. Teori & Analisis Wacana Pendekatan Linguistik Sistemik

Vanek, Anthony L. 1973. Extralinguistic Variables And Linguistic Description,

dalam Mr.Cormack dan Stephen A Wurm (eds) Language and Society. Mouton.

http://bahasfilmbareng.blogspot.com. Akses pada tanggal 4 Januari 2012.

http:// belajarbahasainggrisgratis.blogspot.com/. Akses pada tanggal 20 Januari 2012.

Michal Boleslav. Akses pada tanggal 15 Desember 2011 pada laman http://www.google.com/.

L A M P I R A N

Adegan-1

Konteks situasi: Pada malam hari, di rumah Charles, tepatnya di dalam ruang tamu, Charles bersama dengan tiga orang teman-temannya sedang

berbincang-bincang.

Kolega-1: Charles, you have finally lost your senses. This venture is impossible. (Charles, akhirnya kau kehilangan akalmu. Usulan bisnis ini mustahil). Charles : For some. Gentlemen, the only way to achieve the impossible is to believe

it is possible.

(Untuk beberapa orang. Satu-satunya cara mencapai hal mustahil adalah percaya bahwa itu mungkin).

Kolega- 2 : That kind of thinking could ruin you.

(Cara berpikir seperti itu dapat merugikanmu).

Charles : I‟m willing to take that chance. Imagine, trading posts in Rangoon, Bangkok, Jakarta...

(Aku mau mengambil resiko itu. Bayangkan pos perdagangan di Rangoon, Bangkok, Jakarta...)

Saat perbincangan berlangsung, Alice Kingsleigh putri Charles berjalan melewati ruang tamu dan kemudian ia berhenti menatap ayahnya, Charles.

Charles : The nightmare again? (Kau bermimpi buruk lagi?) Alice : (mengangguk)

Charles : (Pergi meninggalkan teman-temannya dan mendapatkan Alice) I won‟t be

long.

(Aku takkan lama).

Kemudian, Charles membawa putrinya Alice ke kamar tidurnya. Lalu Alice pun mulai bercerita tentang mimpi buruk yang ia alami kepada ayahnya.

Alice : I‟m falling down a dark hole, then I see strange creatures.

(Aku jatuh ke lubang yang gelap, lalu aku melihat makhluk aneh). Charles : What kind of creatures?

(Makhluk seperti apa?)

Alice : Well, there‟s a dodo bird, a rabbit in a waistcoat, a smiling cat. (Ada burung dodo, kelinci pakai jas, kucing yang tersenyum). Charles : I didn‟t know cats could smile.

(Aku tak tahu kucing bisa tersenyum). Alice : Neither did I. And there‟s a blue caterpillar. (Aku juga tak tahu. Dan ada ulat biru). Charles : Blue caterpillar. (intonasi suara menurun) (Ulat bulu).

Alice : Do you think I‟ve gone round the bend? (Menurutmu aku sudah gila?)

Charles : I‟m afraid so. You‟re mad, bonkers, off your head. But I‟ll tell you a secret. All the best people are.

(Kurasa begitu. Kau gila, sinting, pikiranmu kacau. Tapi biar ku beri tahu sebuah rahasia. Semua orang terbaik begitu.)

Alice : (Tertawa)

Charles : It‟s only a dream, Alice. Nothing can harm you there. But if you get too frightened, you can always wake up. Like this. (mencubit lengan Alice) (Itu Cuma mimpi, Alice. Tak ada yang bisa menyakitimu di sana. Tapi

jika kau terlalu takut, kau bisa terbangun. Seperti ini.) (mencubit lengan Alice).

Alice : Aww... (laughing)

Konteks situasi : Pada sore hari, di sebuah kereta kuda yang melaju, Alice dan Ibunya sedang menikmati perjalanan sambil berbincang-bincang. Mereka hendak pergi ke sebuah pesta yang ternyata merupakan pesta pertunangan Alice dengan seorang bangsawan yang bernama Hamish. Namun Alice sama sekali tidak mengetahui hal tersebut. Alice : Must we go? Doubt they‟ll notice if we never arrive.

(Apa kita harus pergi? Kurasa mereka takkan tahu jika kita tak datang). Hellen : They will notice.

(Ibu Alice) (Mereka akan tahu).

(Menatap Alice) Where‟s your corset? (melihat ke bawah) And no stockings.

(Di mana korsetmu? Dan tak pakai stoking). Alice : I‟m against them.

(Aku tak suka itu).

Hellen : But you‟re not properly dressed.

(Tapi kau tak berpakaian dengan layak).

Alice : Who‟s to say what is proper? What if it was agreed that “proper” was

wearing a coldfish on your head? Would you wear it?

(Siapa yang menentukan apa yang layak? Bagaimana jika “layak” itu

berarti pakai ikan cod di kepala? Apa kau mau memakainya? Hellen : Alice. (dengan intonasi suara keras)

Alice : To me, a corset is like a codfish. (Bagiku, korset seperti ikan cod). Hellen : Please, not today.

(Kumohon, jangan hari ini).

Alice : Father would have laughed. I‟m sorry. I‟m tired. I didn‟t sleep well last

night.

Hellen : Did you have bad dreams again? (Apa kau mimpi buruk lagi?)

Alice : Only one. It‟s always the same, ever since I can remember. Do you

think that‟s normal? Don‟t most people have different dreams?

(Hanya satu. Selalu sama, selama aku bisa mengingatnya. Menurutmu itu normal? Bukankah biasanya orang punya mimpi yang berbeda?)

Hellen : I don‟t know. There. You‟re beautiful. Now, can you manage a smile?

(Entahlah. <sambil memberikan sebuah kalung dan mengalungkannya ke leher Alice sambil berkata> Nah. Kau cantik. Kau bisa berusaha tersenyum?)

Alice : < Smile > < tersenyum > Adegan-2

Konteks Situasinya : Tiba di sebuah pesta, sebuah pesta besar.... Sebuah pesta yang dirancang untuk pertunangan Alice Kingsleigh dengan seorang bangsawan bernama Hamish.

Ibu Hamish : At last. We thought you‟d never arrive. Alice, Hamish is waiting to dance with you. Go.

[Bersama dengan suaminya; mereka sedang berbicara kepada Alice dan Speaker-3, ibu Alice] (Akhirnya. Kami kira kau takkan datang. Alice, Hamish menunggu untuk berdansa denganmu. Pergilah).

Alice : [mengikuti perintah dan langsung bergegas pergi].

Ibu Hamish : You do realize it‟s well past 4:00. Now everything will have to be rushed through.

[berbicara kepada ibu Alice] (Kau sadar ini sudah lebih dari jam 16.00. Kini segalanya harus diburu-buru).

Hellen : I‟am sorry. (Maafkan aku). Ibu Hamish : Oh, never mind!

[Dengan intonasi suara yang agak kesal, kemudian pergi] (Oh, Sudahlah!)

Kolega-1 : Forgive my wife. She‟s been planning this affair for over 20 years.

(Lupakan istriku. Dia sudah rencanakan acara ini lebih dari 20 tahun) Hellen : If only Charles were here...

(Jika saja Charles ada di sini...)

Kolega-1 : My condolences. I think of your husband often. He was truly a man of vision. I hope you don‟t think I‟ve taken advantage of your misfortunes. (Aku turut berduka cita. Aku sering memikirkan suamimu. Dia pria yang

berpandangan jauh. Semoga kau tak mengira aku memanfaatkan kemalanganmu).

Hellen : Of course not. I‟m pleased that you purchased the company. (Tentu tidak. Aku senang kau telah membeli perusahaan itu).

Kolega-1 : I was a fool for not investing in his mad venture when I had the chance. (Aku bodoh tidak berinvestasi dalam usaha gilanya saat ada peluang). Hellen : Charles thought so, too.

(Charles juga berpikir begitu).

[Masih di pesta tersebut, Hamish dan Alice berhadapan dan berdansa sambil berbincang-bincang satu dengan lainnya].

Alice : Hamish, do you ever tire of quadrille?

(Hamish, kau tak pernah lelah berdansa quadrille?) Hamish : On the contrary. I find it invigorating.

(Malah sebaliknya. Menurutku ini memberi semangat). Alice : <laughing>

<tertawa>

Hamish : Do I amuse you?

Alice : No. I had a sudden vision of all the ladies in trousers and the men wearing dresses.

(Tidak. Aku punya bayangan semua wanita pakai celana dan para pria memakai gaun.)

Hamish : I think you‟ll do best to keep your visions to yourself. When in doubt, remain silent.

(Kurasa sebaiknya kau tak beritahu bayanganmu ke siapapun. Bila ragu- ragu, tetaplah diam).

(Saat berdansa, Alice tiba-tiba menabrak pasangan lain yang juga sedang berdansa)

Hamish: (berbicara dan meminta maaf pada pasangan yang ditabrak Alice) Pardon us, Sir. Miss Kingsleigh is distracted today.

(Maaf, Pak. Perhatian nona Kingsleigh teralih hari ini).

[ Menarik Alice ] Where‟s your head?

[ Menarik Alice ] (Kenapa kau melamun?) Alice : I was wondering what it would be like to fly. (Aku ingin tahu bagaimana rasanya terbang).

Hamish: Why would you spend your time thinking about such an impossible thing? (Kenapa kau menghabiskan waktumu memikirkan hal mustahil?)

Alice : Why wouldn‟t I? My father said he sometimes believed in six impossible things before breakfast.

(Kenapa tidak? Kata ayahku, dia terkadang percaya dalam 6 hal mustahil sebelum sarapan).

(Hamish kemudian melihat ibunya yang sedang menatapnya dan memberi sinyal kepada Hamish).

Hamish : Come along. Alice, meet me under the gazebo in precisely ten minutes.

(Ayo kita pergi. Alice, temui aku di bawah gazebo tepat 10 menit lagi).

(Hamish pergi meninggalkan Alice, sementara itu dua orang gadis datang menghampiri Alice).

Faith Chattaway : We have a secret to tell you. (Kami punya rahasia untukmu).

Alice : If you‟re telling me, then it‟s not much of a secret. (Jika kau beritahu aku, itu bukan rahasia lagi). Fiona Chattaway : Perhaps we shouldn‟t.

(Mungkin seharusnya tidak). Faith Chattaway : We decided we should. (Kita putuskan, kita beri tahu).

Fiona Chattaway : If we tell her, she won‟t be surprised. (Jika diberi tahu, dia tak terkejut). Faith Chattaway : Will you be surprised?

(Kau akan terkejut?)

Alice : Not if you tell me. But now you‟ve brought it up, you have to. (Jika diberi tahu, tidak. Tapi kini kau mengungkitnya, kau

harus bilang). Faith Chattaway : No, we don‟t. (Tidak).

Fiona Chattaway : In fact, we won‟t.

(Sebenarnya kami tak mau).

Alice : I wonder if your mother knows that you two swim naked in the Havershim‟s pond.

(Aku ingin tahu apa ibu kalian tahu bahwa kalian berenang telanjang di kolom Havershim).

(Kau takkan lakukan).

Alice : Oh, but I would. There‟s your mother right now. (Tapi akan kulakukan. Itu dia ibu kalian). Fiona Chattaway : Hamish is going to ask for your hand. (Hamish akan melamarmu).

Margaret : [Tiba-tiba muncul dan menghampiri Alice dan berbicara kepada

pembicara-6 dan 7] You‟ve ruined the surprise!

[ Menarik Alice dan membawanya pergi ] I could strangle them! Everyone went to so much effort to keep the secret.

(Kalian merusak kejutannya! Aku bisa mencekik mereka! Semua orang bersusah payah menjaga rahasia itu)

Alice : Does everyone know? (Apa semua orang tahu?)

Margaret : It‟s why they‟ve all come. This your engagement party. Hamish will ask you under the gazebo. When you say yes....

(Itu sebabnya mereka datang. Ini pesta pertunangannya. Hamish akan melamar di bawah gazebo. Bila kau setuju...)

Alice : But I don‟t know if I want to marry Hamish.

( Tapi aku tak tahu apa aku ingin menikahi Hamish).

Margaret : Who then? You won‟t do better than a lord. You‟ll soon be 20, Alice. That pretty face won‟t last forever. You don‟t want to end up like Aunt Imogene. And you don‟t wan‟t to be a burden on mother, do you?

(Jadi siapa? Kau takkan dapatkan lebih baik daripada bangsawan. Usiamu menjelang 20 tahun, Alice. Wajah cantik itu takkan awet. Kau tak mau berakhir seperti Bibi Imogene. Dan kau tak mau jadi beban ibu, bukan?

Alice : No. (Tidak).

Margaret : So you‟ll marry Hamish. You will be as happy as I am with Lowell, and your life will be perfect. It‟s already decided.

(Jadi, kau akan menikahi Hamish. Kau akan sebahagia aku dengan Lowell, dan hidupmu akan sempurna. Itu sudah diputuskan). (Tiba-tiba, pembicara-4 memanggil Alice....)

Ibu Hamish : Alice, dear.... (Alice, sayang). Margaret : I‟ll leave you to it.

(Aku akan tinggalkan kau).

Ibu Hamish : Shall we take a leisurely stroll through the garden, just you and me? (Maukah kau berjalan-jalan denganku di kebun, berdua saja?)

(Ibu Hamish dan Alice berjalan menyusuri kebun/taman...)

Ibu Hamish : [berbicara kepada Alice] Do you know what I‟ve always dreaded? ([berbicara kepada Alice] Kau tahu apa yang selalu kutakuti?) Alice : The decline of the aristocracy?

(Runtuhnya aristokrasi?)

Ibu Hamish : Ugly grandchildren. But you‟re lovely. You‟re bound to produce little... Imbeciles! The gardeners have planted white roses when I specifically asked for red.

(Cucu yang jelek. Tapi kau cantik. Kau ditakdirkan untuk menghasilkan.... Bodoh! Tukang kebun telah menanam mawar putih padahal aku khusus minta mawar merah).

Alice : You could always paint the roses red. (Kau bisa mengecat mawar menjadi merah).

Ibu Hamish : What an odd thing to say. You should know that my son has extremely delicate digestion.

(Aneh sekali ucapanmu. Kau harus tahu pencernaan putraku sangat rentan).

(Sembari berjalan menelusuri kebun, Alice melihat ke arah bunga yang bergerak dan berkata kepada pembicara-4)

Alice : Did you see that? (Kau lihat itu?) Ibu Hamish : See what? (Lihat apa?)

Alice : It was a rabbit, I think. (Itu kelinci, kurasa).

Ibu Hamish : Nasty things. I do enjoy setting the dogs on them.

(Hewan buruk. Aku senang menyuruh anjing menyerang mereka). [kembali ke topik pembicaraan tentang Hamish] If you serve Hamish

the wrogn foods, he could get a blockage.

(Jika kau sediakan hidangan yang salah untuk Hamish, dia bisa sembelit).

Alice : [kembali melihat ke arah kelinci yang keluar dari balik bunga] Did you see it that time?

(Kau lihat itu kali ini?) Ibu Hamish : See what?

(Lihat apa?)

Alice : [ Dengan nada suara sedikit kuat] The rabbit. (Kelincinya).

Ibu Hamish : Don‟t shout. Now pay attention. Hamish said you were easily distracted. What was I saying?

(Jangan berteriak. Perhatikan. Kata Hamish, perhatianmu mudah teralih. Apa kataku tadi?)

Alice : Hamish has a blockage. (Hamish punya sembelit).

[Kemudian Alice kembali melihat seekor kelinci yang berdiri di hadapannya lalu ia berkata..]

I couldn‟t be more interested, but you‟ll have to excuse me.

(Aku sangat tertarik, tapi aku permisi dulu).

[Lalu ia berlari mengejar kelinci tersebut, namun yang ia dapatkan adalah Aunt Imogene]

Alice : Aunt Imogene. I think I‟m going mad. I keep seeing a rabbit in a waistcoat.

(Bibi Imogene. Kurasa aku jadi gila. Aku terus lihat kelinci pakai jas). Aunt Imogene: I can‟t be bothered with your fancy rabbit now. I‟m waiting for my

fiance.

(Aku terlalu sibuk untuk diganggu kelincimu yang bergaya. Aku menunggu tunanganku).

Alice : You have a fiance? (Kau punya tunangan?)

[ sambil melihat lagi ke arah bunga yang ada di sekitar tamu, dan seekor kelinci keluar dari balik bunga tersebut. Lalu Alice berkata..] There! Did you see it?

(Itu! Kau melihatnya?)

Aunt Imogene: He‟s a prince. But, alas, he cannot marry me unless he renounces his throne. It‟s tragic, isn‟t it?

(Dia seorang pangeran. Tapi dia tak bisa menikahiku kecuali menyerahkan takhtanya. Itu tragis, bukan?)

Alice : Very. [ lalu pergi meninggalkan Aunt Imogene ] (Sangat tragis).

[Kemudian Alice berjalan lagi hendak mencari kelinci tersebut, tiba-tiba ia melihat Lowell, suami kakaknya sedang berciuman dengan seorang gadis]

Alice : Lowell? (Lowell?)

Lowell : Alice. We were just.... Hattie‟s an old friend. (Alice. Kami baru... Hattie teman lamaku).

Alice : I can see you‟re very close.

(Aku bisa lihat hubungan kalian begitu dekat). Lowell : Look, you won‟t mention this to your sister, will you? (Kau takkan beri tahu ini kepada kakakmu, bukan?) Alice : I don‟t know. I‟m confused. I need time to think.

(Entahlah. Aku bingung. Aku perlu waktu untuk berpikir).

Lowell : Well, think about Margaret. She‟d never trust me again. You don‟t want to ruin her marriage, do you?

(Pikirkan Margaret. Dia takkan percayai aku lagi. Kau tak mau merusak perkawinannya, bukan?)

Alice : Me? But I‟m not the one who‟s sneaking around behind her back. (Aku? Tapi bukan aku yang menyelinap di belakangnya).

Hamish : [ tiba-tiba muncul dari belakang Alice ] There you are.

(Kau di situ rupanya).

Adegan-3

Konteks situasi: Di taman gazebo, disaksikan oleh banyak tamu, Hamish melamar Alice menjadi istrinya. Kemudian tiba-tiba, Alice kembali melihat kelinci dan ia meninggalkan Hamish beserata seluruh tamu, mengejar kelinci itu dan akhirnya terjatuh ke dalam sebuah lubang besar yang terletak di belakang taman.

(Alice Kingsleigh....) Alice : Hamish...

(Hamish....) Hamish : What is it? (Ada apa?)

Alice : You have a caterpillar on your shoulder. (Ada ulat di bahumu).

Hamish : [ mencoba menyingkirkan ulat bulu itu ]

Alice : Don‟t hurt it. [ mengambil ulat tersebut dan meletakkannya di lantai ] (Jangan sakiti dia).

Hamish : You‟ll want to wash that finger. (Kau akan mencuci tangan).

Alice Kingsleigh... will you be my wife? (Alice Kingsleigh, maukah kau jadi istriku?)

Alice : Well, everyone expects me to, and you‟re a lord. My face won‟t last, and I don‟t want to end up like.... [menatap Aunt Imogene]. But this is happening so quickly, I...I think I.... [ ia kembali melihat kelinci tersebut] I think I... I need a moment.

(Begini, semua orang berharap begitu, dan kau seorang bangsawan. Kecantikanku takkan awet, dan aku tak mau jadi seperti.... [menatap bibi Imogene]. Tapi ini terjadi begitu cepat. Aku... Kurasa aku... Kurasa aku.. [ ia kembali melihat kelinci tersebut] Aku butuh waktu berpikir).

Adegan-4

Konteks situasi: Alice berhasil keluar dari sebuah lubang besar dan gelap dan tiba di sebuah negeri bawah atau yang disebut Underland, dipenuhi dengan bunga-bunga, beberapa hewan yang membuatnya takjub.

Dokumen terkait