• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi dan Analisa Data

5. Kalender Akademik

5. Kalender Akademik Homeschooling Kak Seto Pusat

Proses penyusunan kalender akademik menurut hasil wawancara dengan kak Nina adalah sebagai berikut:

“…Biasanya ya ini kita kan disini ada SD, SMP dan SMA ya jadi

kepala akademik SD, SMP, SMA dan kepala bidang pendidikan itu kita akan rapat untuk menghitung hari efektif yang ada di kita gitu kan untuk 1 semester dulu penjadwalan itu, kita kan sudah punya hari masing-masing nih khususnya kalau di SMA kita seminggu 3 kali hari-harinya sudah ada gitu kan terus seminggu itu 2 kali untuk hari akademik 1 hari untuk non akademik nah kita punya program-program, program wajib yang memang sudah jadi kegiatan program pembelajaran untuk yang masuk proses pembelajaran di rapor ditambah mungkin nanti ada program-program baru nah itu

disusun di kalender akademik nanti…”49

Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis pahami bahwa kalender akademik antara jenjang SD-SMA di gabung tetapi dibuat oleh masing-masing kepala akademik SD-SMA karena masih 1 lingkungan jadi setiap jenjang harus mengetahui kegiatan apa saja yang ada pada hari itu agar jadwal kegiatan dan ruangan yang dipakai tidak terbentur. Kalender

47

Hasil studi dokumentasi, ketentuan akademik siswa/i HSKS Pusat tahun 2016

48

Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 13 Desember 2016, di HSKS

49

Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 13 Desember 2016, di HSKS

akademik dibagi jadi 2 kalender akademik ganjil dan kalender akademik genap.

“…Biasanya akan disesuaikan dengan kalender akademik yang

dari Diknas nanti akan menyesuaikan dibagian UNPK (Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan, Ijazah Paket C). UNPK itu kaya UN, jadi kita melihat jadwal UN nih, patokan jadwal UN kapan nah itu kita susun, untuk yang kelas 1 dan kelas 2 biasanya tidak

masalah tapi untuk yang kelas 3 yang agak dipadatkan…”50

Jadi, patokan untuk membuat kalender akademik itu dilihat dari jadwal UNPK yang ditetapkan oleh Diknas. Kemudian untuk yang kelas 3 kegiatannya agak dipadatkan karena materi pembelajarannya dipercepat selesai sebelum UNPK dan ada tambahan kelas pemantapan maupun try out. Berikut ini contoh kalender akademik semester ganjil.

Sumber: Gambar di ambil oleh penulis pada saat pengumpulan data Gambar 4.8 Contoh kalender akademik

HSKS Pusat tahun 2016-2017

Gambar di atas merupakan kalender akademik HSKS Pusat semester ganjil komponen-komponennya terdiri dari bulan, tanggal dan keterangan. Pada komponen keterangan terdapat macam-macam kegiatan dari tanggal masuk, outing, try out, pembahasan try out, tutor gathering, study refresh, peringatan hari besar, UTS dan UAS.

50

Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS

6. Aktivitas Pengembangan Diri Siswa

Selain kegiatan tatap muka di kelas ada juga kegiatan pengembangan diri di HSKS diantaranya adalah Outing, Friday class dan Project class.

yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut: a. Outing

Outing merupakan proses pembelajaran dimana siswa komunitas belajar di luar kelas. Baik kunjungan di indoor maupun outdoor. Untuk tingkatan SMA outing biasanya diadakan 2 bulan sekali mengunjungi tempat-tempat edukasi yang baik.

“…Outing itu praktek pembelajaran jadi 1 semester 3 kali, kelas X dan XI outingnya masih programnya itu ya pembelajaran lebih ke proses belajar gitu kalau kelas XII itu outingnya sudah berhubungan sama dunia kampus, sama dunia kerja gitu ke kampus mana aja yang udah kita sudah ke UI sudah yang negeri kemudian ITB sudah, terus UGM sudah jadi kita ambil yang memang minat anak-anak banyak aja biasanya sih di kampus-kampus besar. Outing besok itu mau pergi ke Museum Bahari temanya besok itu jelajah sejarah ya mau ke Museum Bahari sama ke Museum Bank Indonesia kaya gitu terus kemarin ke BMKG kaya gitu outingnya …”51

Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan outing di HSKS merupakan bagian dari proses pembelajaran di luar kelas. Untuk

Outing kelas XI temanya masih berhubungan dengan pembelajaran sementara outing kelas XII sudah berhubungan dengan dunia kampus dan kerja.

Sumber: Instagram SMA HSKS Pusat Gambar 4.9 Kegiatan outing bulanOktober 2016

51

Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS

Gambar di atas merupakan kegiatan outing siswa HSKS, gambar pertama mengunjungi kampoeng jamoe martha tilaar, di kampoeng jamoe ini siswa diperkenalkan dengan jamu-jamu tradisonal. Gambar kedua siswa kelas XII sudah mulai diperkenalkan dengan dunia kampus melalui outing ke universitas Indonesia.

b. Friday class

Friday class merupakan pembelajaran non akademik yang dilaksanakan setiap hari jumat untuk yang SMA waktu belajarnya siang dari jam 13.30 sampai jam 16.00. Friday class setiap hari jumat ini berbeda-beda tema-temanya. Data tersebut di kutip dari hasil

wawancara dengan kak Dimas “kita ada namanya Friday class

pembelajaran non akademik kaya pengembangan diri, hasta karya, kemudian ada konseling, kecerdasan finansial, agama, sama

olahraga”.52

Senada dengan kak Dimas ketika penulis melakukan wawancara dengan kak Nina pun mengatakan hal yang sama yaitu

Friday class itu kelas jumat dimana jumat itu kelasnya itu biasanya kita bikin ada tema-temanya, temanya itu hasta karya, pengembangan diri, kemudian olahraga, konseling nah itu tema-temanya hari jumat

ada”.53

Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan kegiatan

Friday class di HSKS dilaksanakan setiap hari jumat dan bertema. Setelah data hasil wawancara, penulis pun melakukan observasi di

Friday class ini. Hasil observasi penulis pada tanggal 11 November 2016 tema nya tentang hasta karya membuat kolase dari biji-bijian, siswa di buat kelompok masing-masing kelompok ada PJ nya untuk membantu sekaligus mengawasi siswa nya. Untuk pelaksanaannya pertama siswa dijelaskan oleh pembicara bagaimana langkah-langkah membuat kolase setelah itu siswa diberikan waktu untuk

52

Hasil wawancara dengan kak Dimas, direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS

53

Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS

mengerjakannya. Setelah selesai tutor melakukan penilaian, siswa yang mendapat nilai paling tinggi diberikan sertifikat.54 berikut ini gambar dari hasil observasi penulis:

Sumber: Gambar di ambil oleh penulis pada saat observasi Gambar 4.10 Proses membuat kolase dan salah satu kolase

hasil karya siswa.55

Gambar tersebut merupakan proses membuat kolase dari biji-bijian diantaranya beras, kuaci dan kacang hijau. Walaupun kegiatan ini di kelompokan namun siswa diwajibkan membuat per individu. Jadi siswa di kelompokan agar mudah di awasi, Kegiatan Friday class ini dilaksanakan di aula HSKS.

Di Friday class ini tutor tidak membuat RPP tetapi membuat semacam rencana kegiatan Friday class yang di dalamnya terdapat nama kegiatan, tema, tujuan, susunan kepanitian, susunan acara dan deskripsi tugas untuk lebih jelasnya rencana kegiatan Friday class

terdapat pada lampiran. Adanya Friday class ini bisa mengembangkan kreativitasnya di bidang non akademik sehingga dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan siswa.

54

Hasil observasi Friday class dengan tema hasta karya pada tanggal 11 November 2016, di HSKS Pusat

55

c. Project class

Selain outing dan Friday class ada project class. Project class

merupakan gabungan dari kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Project class ini mengarahkan minat dan bakat siswa melalui 3 kelas yaitu Entrepreneurship, Charity, dan media.Uraian di atas merupakan hasil wawancara dengan kak Dimas dan kak Imas. Berikut kutipan wawancara mengenai project class

“…Kalau kita menyebutnya kegiatan intrakurikuler

ekstrakurikuler gitu jadi dia gabungan antara ekskul sama OSIS jadi kita mengajarkan keorganisasian itu disini karena kita tidak ada OSIS jadi kita namanya project class di project class misalnya entrepreneur itu ada ketuanya ada anggotanya nanti dia bikin kegiatan-kegiatan terkait kelasnya gitu…”56 Selanjutnya kutipan wawancara dengan kak Imas “project class ada 3 kelas media, charity sama enterpreneur yang

masing-masing ada ketuanya bendahara, sekertaris dll”.57

Project class ini dilaksanakan hari jumat bergantian dengan tema Friday class. Siswa diwajibkan memilih satu diantara 3 kelas yang mereka sukai.

Entrepreneurship menciptakan siswa yang berjiwa wirausaha muda, siswa akan diajarkan untuk mengelola sebuah usaha yang dibangun bersama teman temannya. Charity menumbuhkan jiwa kepedulian dan inisiatif siswa dalam bidang sosial.Yang terakhir media mencetak siswa yang handal dalam bidang jurnalis dan komunikasi.58 berikut hasil studi dokumentasi contoh foto kegiatan project class

56

Hasil wawancara dengan kak Dimas, direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS

57

Hasil wawancara dengan kak Imas, kepala bagian pelayanan dan informasi HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS

58

Hasil studi dokumentasi, (brosur HSKS tahun 2016/2017), pada tanggal 21 November 2016

Gambar 1 kelas Entrepreneurship Gambar 2 kelas charity

Gambar 3 dan 4 kelas Media Sumber: Instagram SMA HSKS Pusat

Gambar 4.11 Kegiatan project class: kelas Entrepreneurship, charity, dan media.

Gambar tersebut merupakan contoh kegiatan project class

gambar pertama kelas entrepreneurship tugas perkelompok mengunjungi beberapa tenant di BX Change mall. Mereka memilih satu

tenant yang mereka inginkan. Survey singkat ini dilakukan agar siswa dapat mengidentifikasi detail usaha tenant yang mereka pilih.Setelah mendapatkan informasi, adik-adik kembali ke sekolah untuk mempresentasikan hasil dari kunjungan mereka.Gambar kedua kelas

intinya mengajak anak-anak yayasan sayap ibu untuk berkomunikasi dan bermain bersama.Gambar ketiga dan keempat kelas media mengunjungi Star Radio siswa/i HSKS diajarkan teknik penyiaran radio setelah selesai HSKS menyerahkan plakat sebagai ucapan terimakasih kepada pihak Star Radio. Project class dilakukan di komunitas setiap satu bulan satu kali pada minggu ke-4, selama 3 jam.

d. Kegiatan Study Refresh

Kegiatan yang ditujukan untuk siswa/i komunitas sebagai penyegaran diri siswa baik sebelum atau sesudah pelaksanaan UAS. Dilakukan 1 kali di akhir semester untuk masing-masing tingkatan.59 Namun dari hasil wawancara penulis dengan kak Nina kegiatan study refresh tingkat SMA tidak nonton bareng melainkan melakukan kegiatan lain bersifat edu-fun. Berikut hasil wawancara dengan kak Nina

“…Jadi biasanya tipe-tipe anak di setiap tingkatan kan

beda-beda nih ada yang bisa dikondisikan dengan dia nonton itu sudah merefresh pembelajaran buat dia dan dia bisa ambil pembelajaran darisitu misalkan nonton apa sih bahasa indonesia nanti resensi filmnya kaya apa gitu kalau di SMA kayaknya kalau sekarang untuk nonton sudah tidak bisa nih karena anak-anak tipenya ya dia nonton sudah bisa sendiri gitu kan biasanya kita kasih dalam bentuk kompetisi gitu atau dalam bentuk ada informasi-informasi tapi dia juga bisa senang-senang…”60

Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Nina terdapat pada lampiran 4.

Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan kegiatan

study refresh per tingkatan berbeda-beda, untuk tingkat SMA kegiatan nonton bareng sudah tidak efektif, jadi diganti dengan kegiatan yang bersifat edu-fan seperti bermain paintball untuk melatih siswa mengembangkan kemampuan kepemimpinan, komunikasi tim, membuat perencanaan, melatih membuat strategi, membangun

59

Profil HSKS Pusat, Tahun 2016

60

Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 13 Desember 2016, di HSKS

kedisiplinan, keberanian dan teamwork.61 data yang penulis peroleh kegiatan study refresh pada tahun 2016/2017 dilaksanakan sebelum UAS.62

7. Pelatihan tutor HSKS Pusat

Karena peran tutor dalam implementasi kurikulum sangat besar, oleh karena itu HSKS Pusat membekali tutor dengan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan tagline HSKS Pusat yaitu cerdas, kreatif dan ceria. Sesuai kutipan wawancara penulis dengan kak Nina “kita kan punya tagline

“cerdas-kreatif-ceria” tutor itu harus dituntut juga cerdas terus kreatif harus

ceria nah ini ada tuh pelatihannya masing-masing”.63

Selanjutnya data hasil wawancara dengan kak Dhika mengenai pelatihan tutor

“…Kalau tutornya kita ada namanya pelatihan cerdas, pelatihan cerdas itu pembahasan materi pelajaran yang khusus materi aja untuk tutor itu ada jadwalnya tapi di hari sabtu, kemudian kalau untuk yang kreatif, kreatif itu kita mengadakan pelatihan biasanya satu semester sekali kaya gitu, kemudian kalau ceria itu dua bulan sekali tutor gathering itu masuknya ke ceria, jadi kalau tutor gathering itu kan kegiatannya namanya tutor gathering kalau materinya itu tujuannya adalah untuk menciptakan ya itu tadi tagline ceria itu mewujudkan

tagline ceria itu…”64

Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Dhika terdapat pada lampiran 4.

Dari data hasil wawancara di atas tutor di HSKS pun selain mengajar siswa mengikuti pelatihan yang di fasilitasi oleh HSKS untuk mengupgrade ilmu mereka mulai dari penguasaan materi pelajaran, manajemen kelas hingga sikap tutor dalam mengajar, pelatihan ini berguna bagi tutor mengingat karakteristik siswa yang bermacam-macam. pelatihan cerdas, kreatif dan ceria dilaksanakan 2 bulan sekali sesuai dengan tema

61

Hasil studi dokumentasi, laporan pengembangan diri siswa kelas X tahun 2015

62

Hasil studi dokumentasi, daftar kegiatan SMA HSKS semester ganjil tahun 2016/2017

63

Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS

64

Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS

yang akan di bahas. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan kak Lilis tutor bahasa Indonesia.

“…Dilaksanakan 2 atau 3 bulan sekali gitu dengan pembicara dari luar sih biasanya seputar apa seputar kurikulum, seputar biasanya sih kita bertema kak kalau seminar atau pelatihan. Kalau ada panggilan dari luar juga biasanya kita jalan tidak semua sih tapi diutus sama kepala sekolah bergilir siapa yang belum pernah ikutan pelatihan siapa gitu 2 orang 3 orang jalan. Kalau dari pemerintah ada yang melaksanakan Diknas Tangsel pernah, aku pernah ikut yang

waktu di daerah serpong pernah…”65

Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Lilis terdapat pada lampiran 4.

Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa selain pelatihan yang diselenggarakan oleh HSKS, ada juga pelatihan dari luar HSKS biasanya jika ada undangan pelatihan atau seminar HSKS mengirim 2 atau 3 orang untuk mengikuti pelatihan tersebut.

8. Penggunaan Sumber Belajar Siswa (Modul) di HSKS Pusat

Di HSKS tidak perlu membeli buku paket untuk proses pembelajaran siswa diwajibkan membeli modul yang telah dibuat oleh tim HSKS. Berikut hasil wawancara dengan kak Dhika mengenai modul

“…Kalau yang sekarang itu kan udah revisi kalau revisi itu tahapannya tutornya itu akan memberikan masukan kak bagian ini yang salah itu ada form nya form revisinya kemudian dari tutor itu hasil revisian itu dikumpulkan ke bagian kurikulum, dari bagian kurikulum oleh tim ahlinya akan di revisi, di revisi dengan tetap berkoordinasi apakah memang apa namanya perlu atau tidak terus valid apa engga hasil revisiannya itu akan di koordinasikan kemudian darisitu oleh tim ahlinya setelah di revisi akan di cetak kemudian di cek lagi oleh tutornya nah nanti kalau dua-duanya udah setuju nih baru modul tersebut bisa di cetak...” Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Dhika terdapat pada lampiran 4

Dari penjelasan di atas dapat penulis pahami bahwa modul yang sekarang digunakan oleh tutor setiap tahun ajaran tahapannya sudah tidak membuat modul lagi namun merevisi modul jika ada penambahan materi,

65

Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS

pengurangan materi atau urutan materi yang seharusnya dipelajari lebih awal tetapi di pelajari di bab terakhir. Untuk itu HSKS menyediakan form revisi modul yang diisi oleh tutor sesuai hasil wawancara dengan kak Ambi

yaitu “setiap tahun ajaran mau dimulai kita dikasih kertas gitu sama

modulnya yang mau dipakai tahun depan kita lihat isinya udah oke

belum”.66

Yang artinya tutor merevisi modul setiap akhir tahun ajaran baru yang bertujuan agar isi modul mudah dipahami homeschooler dan tutor sehingga jika isi modul jelas dan menarik homeschooler tidak akan jenuh membaca modulnya.Untuk lebih jelasnya form revisi modul ada pada gambar berikut ini:

Sumber: gambar di ambil oleh penulis pada saat Pengumpulan data Gambar 4.12 contoh lembar hasil revisi modul Genap 2016/2017 Gambar di atas merupakan form revisi modul HSKS yang komponen-komponennya adalah tingkatan, kelas, mata pelajaran, bab& halaman, materi revisi dan nama tutor perevisi. Contoh revisi misalnya pada modul tingkat SMA/IPS kelas XII mata pelajaran matematika yang perlu di revisi ada pada bab 1 halaman 108, materi yang di revisi tambahkan contoh teknik pengintegralan seperti pada latihan soal hal 108 nomor 7. Form yang lebih jelasnya terdapat pada lampiran

66

Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS

Hasil studi dokumentasi penulis pada modul matematika kelas XII IPS komponen-komponen modul HSKS terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar SK/KD, penjelasan materi, contoh soal, latihan soal dan lembar kerja siswa (LK).67 Lembar kerja siswa ini nantinya akan dikumpulkan dan di nilai hal ini sesuai penjelasan kak Linda yaitu: setiap semester itu kita mengumpulkan LK nih anak-anak gitu buat kita

nilai gitu”.68

LK di kumpulkan setiap semester nantinya nilai LK akan masuk ke rapor siswa/i.

Pembuatan modul yang menarik dengan bahasa yang mudah di mengerti serta materi pelajaran yang di pelajari inti-inti nya saja merupakan salah satu pengembangan kurikulum yang ramah anak, pendidikan ramah anak ini yang di canangkan di HSKS Pusat.

9. Pengaturan Beban Belajar Siswa/I SMA Komunitas HSKS

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya di HSKS untuk tingkat SMA belajarnya hanya 3 kali dalam seminggu, 1 hari 1 mata pelajaran 3 jam (jam 13.00-16.00) berarti jika pertemuan dalam seminggu 3 kali 3 jam dalam 1 minggu ada 9 jam tatap muka. untuk pengaturan beban belajar HSKS masih di tengah-tengah antara pendidikan formal dan nonformal. Berikut hasil wawancara dengan kak Dimas mengenai beban belajar

“Beban belajar kita masih mengacu ke jadwal kita sih, kalau acuan

hukumnya kita ke standar proses pendidikan non formal tapi Nonformal satuannya SKK (satuan kredit kompetensi) kan tapi kita belum mengikuti kesitu sih jadi kita masih tengah-tengah

antara formal sama nonformal gitu beban belajarnya”.69

Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Dimas terdapat pada lampiran 4.

Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap

67

Hasil studi dokumentasi modul matematika IPS kelas XII semester ganjil tahun 2016

68

Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS

69

Hasil wawancara dengan kak Dimas, direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS

muka di kelas dan kegiatan mandiri. Tugas mandiri di kumpulkan 1 bulan sekali jadi 1 bulan ada 5 tugas mata pelajaran yang dikumpulkan mata pelajaran tersebut yang tidak dipelajari pada kegiatan belajar di kelas yaitu seni budaya, TIK, Penjaskes, sejarah dan agama.

Penyelesaian program pendidikan di HSKS sama seperti di sekolah formal yakni 3 tahun pembelajaran. Tetapi jika ada Siswa/i yang ingin selesai kurang dari 3 tahun syarat nya cukup berat siswa/i harus menyelsaikan tugas yang diberikan sekolah setara dengan 3 tahun. Sesuai hasil wawancara dengan kak Nina

“…Syaratnya itu adalah yang pasti nilai rapor, kemudian apa hasil IQ nya, nilai rapor di atas KKM yang pasti terus sama hasil psikotesnya dia harus ada minimalnya kalau dia memang mau akselerasi, minimalnya itu IQ nya 130 kalau dia bisa mencapai itu ya dia bisa akselerasi. Kalau untuk tahun ini kayanya belum ada yang akselerasi tahun kemarin ada satu jarang sih kita tidak bisa buka yang mau mengambil akselerasi itu berarti dia memang yang punya waktu banyak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya menyelesaikan yang harusnya 3 tahun jadi 2 tahun jadi di nilainya

harus ada 3 tahun…”70

Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Nina terdapat pada lampiran 4.

Dari hasil wawancara dengan kak Nina dapat penulis simpulkan di HSKS ada akselerasi tetapi siswa tersebut harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh HSKS, syarat yang telah ditentukan ini cukup sulit salah satu nya IQ siswa/i tersebut minimal 130 dengan kategori sangat cerdas jadi, jarang ada homeschooler yang ikut kelas akselerasi ini.

Dokumen terkait