• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Kalibrasi Instrumen

Kalibrasi instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria kelayakan.

1. Kalibrasi Instrumen Tes

Sebelum diberikan pada sempel, instrumen tes diuji terlebih dahulu pada siswa kelas XI MIA 2 SMA AL-HASRA. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen tes dalam penelitian:

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal dianggap valid jika skor butir soal tersebut memiliki koefisien korelasi signifikan dengan skor total tes. Skor butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor dikotomi karena bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif. Sehingga uji validitas yang

digunakan adalah dengan menggunakan rumus koefisien korelasi biserial, yaitu sebagai berikut54:

Keterangan:

�� = Koefisien korelasi biserial

Mp = Rata-rata skor subjek menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya

= Rata-rata skor total semua responden

Sdt = Standar deviasi skor total semua responden

p = Proporsi siswa yang menjawaban benar

( )

q = Proporsi siswa yang menjawab salah ( = 1 – )

Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut55:

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1.00 Sangat tinggi

0.60 – 0.79 Tinggi

0.40 – 0.59 Cukup

0.20 – 0.39 Rendah

0.00 – 0.19 Sangat rendah (tidak valid)

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini: Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 40

Jumlah Siswa 38

Nomor Soal yang Valid 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20,

22, 23, 24, 27, 30, 31, 34, 35, 36, 38, 39

Jumlah Soal yang Valid 25

Persentase Soal yang Valid 62,5%

54

Arikunto, op.cit., h. 326

55

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 10, h. 75.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap.56 Uji reliabilitas ini dilakukan untuk memperoleh

data yang dipercaya. Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan KR-20, yaitu sebagai berikut57:

Keterangan:

= Koefisien reliabilitas tes.

n = Banyaknya item pertanyaan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item salah (q =1 - p)

Σpq = Jumlah hasil perkalian p dan q

S2 = standar deviasi dari tes

Jika instrumen ini reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitas pada Tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,70 ≤ r11< 1,00 Tinggi 0,50≤ r11< 0,70 Sedang 0,00≤ r11< 0,50 Rendah

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,81. Nilai ini termasuk ke dalam kriteria tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam penelitian.

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari

tingkat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Tingkat

kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab

56

Ibid., h. 86.

57

benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan

persamaan sebagai berikut58:

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js = Jumlah seluruh siswa

Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran sebagai berikut:59

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai P Tingkat Kesukaran

0,00<P ≤ 0,30 Sukar

0,30<P ≤ 0,70 Sedang

0,70<P < 1,00 Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Tingkat

Kesukaran

Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 8 20%

Sedang 19 47,5%

Sukar 13 32,5%

Jumlah 40 100%

d. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah).60 Uji coba soal dilakukan terhadap jumlah sampel yang

akan diteliti, sehingga kelompok atas dan kelompok bawah diperoleh dengan

58 Ibid,. h. 208 59 Ibid., h. 210 60 Ibid., h. 211

membagi dua jumlah siswa sama besar. Persamaan daya pembeda soal sebagai berikut61:

Keterangan:

D = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

Penentuan kategori tingkat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada kriteria berikut:62

Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Soal Nilai DP Interpretasi Daya

Pembeda Soal 0,71 – 1,00 Sangt Baik 0,41 – 0,70 Baik 0,21 – 0,40 Cukup 0,00 – 0,20 Buruk Negatif Drop

Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kriteria Daya

Pembeda Soal

Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Drop 8 20% Buruk 4 10% Cukup 3 7,5% Baik 14 35% Sangat Baik 11 27,5% Jumlah 40 100%

2. Kalibrasi Instrumen Nontes

Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Pertimbangan tersebut berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan

61

Ibid., h. 213

62

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed.2.Cet. 2, h.. 232.

dengan butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar angket yang ada pada Tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12 Uji Validitas Instrumen Nontes

No Aspek yang diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1. Pengembangan indikator dari setiap tahap

pembelajaran

2. Keterwakilan semua tahap pembelajaran

oleh setiap indikator yang dikembangkan

3. Penskoran terhadap tiap-tiap indikator

4. Pemilihan kata dan kalimat dalam

pengembangna indikator

5. Kejelasan dan keefektifan bahasa yang

digunakan Saran:

………. ………. I. Teknik Analisis Data

Setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, maka data-data tersebut kemudian dianalisis. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.63 Dalam

penelitian ini terdapat data tes dan nontes yang harus dianalisis. 1. Analisis Data Tes

Analisis data tes, dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis dan uji hipotesis.

a. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

63

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas

dalam penelitian adalah uji Lilliefors dengan rumus sebagai berikut:64

Keterangan:

Lo = Harga mutlak terbesar

F(Zi) = Peluang angka baku

S(Zi) = Proporsi angka baku

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar

b) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus:

̅

Keterangan :

Zi = Skor baku

Xi = Data yang diperoleh

̅ = Nilai rata-rata

SD = Standar deviasi

c) Tentukan nilai Ztabelberdasarkan nilai Zi. d) Tentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel.

Jika Zi negatif (-), maka 0,5 –Ztabel

Jika Zi positif (+), maka 0,5 + Ztabel

e) Tentukan nilai S(Zi) dengan rumus :

f) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

g)Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0

h)Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah

harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.

64

Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0dan Ltyang telah didapat. apabila Lhitung Ltabel, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal. Dan apabila Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak atau data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan

kehomogenan populasi. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut65:

1) Menentukan varians 2) Menghitung nilai F: dengan ∑ ∑ Keterangan: F = koefisien F tes V1 = varians besar V2 = varians kecil

S1 = deviasi standar data varians besar

S2 = deviasi standar data varians kecil

Penentuan kategori uji homogenitas berdasarkan uji Fisher didasarkan pada kriteria pengujian uji F sebagai berikut:

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians homogen).

2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak memiliki varians homogen)

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis pada penelitian ini

65

adalah t-test. Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian, diantaranya:

1) Data terdistribusi normal dan homogen

Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:66 ̅ ̅ dengan, Keterangan:

̅ = rata-rata data kelompok eksperimen

̅ = rata-rata data kelompok kontrol

s = nilai standar deviasi gabungan data kelompok eksperimen dan kontrol n1 = jumlah data kelompok eksperimen

n2 = jumlah data kelompok kontrol

2) Data terdistribusi normal dan tidak homogen

Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametrik. Secara matematis

dirumuskan sebagai berikut:67

̅ ̅ Keterangan:

̅ = rata-rata data kelompok eksperimen

̅ = rata-rata data kelompok kontrol

S12 = varians kelompok eksperimen

S22 = varians kelompok kontrol

n1 = jumlah data kelompok eksperimen

n2 = jumlah data kelompok control

Penentuan kriteria uji hipotesis didasarkan pada Tabel 3.13 berikut:

66

Ibid., h. 239.

67

Tabel 3.13 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) Rentang nilai t Kategori

thitung > ttabel Ha diterima dan H0 ditolak thitung < ttabel Ho diterima dan Haditolak

c. Uji N-Gain

Untuk melihat peningkatan pretest ke posttest di setiap ranah kognitif, maka

dilakukan uji N-Gain (normalized gain). Nilai N-Gain ini dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan kategori perolehan sebagai berikut:

Tabel 3.14 Tabel Kategori Nilai N-Gain Nilai N-Gain Kategori

G > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ G≤ 0,7 Sedang

G < 0,3 Rendah

2. Analisis Data Nontes

Dalam penelitian ini, analisis data nontes digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap penggunaan media kuis interaktif berbantuan komputer. Skala likert pada penelitian ini terdiri dari empat skala,

yaitu skala 1 sampai 4.68 Peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif jawaban

pada Tabel 3.15 berikut ini:

Tabel 3.15 Penskoran Alternatif Jawaban Pernyataan Angket Jawaban Nilai Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tidak Setuju (TS) 2 3

Setuju (S) 3 2

Sangat Setuju (SS) 4 1

68

Eko Putro Widyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h. 105.

Selanjutnya, data dari hasil perolehan skor angket diolah dalam bentuk

presentase dengan menggunakan rumus:69

� � �

Kemudian presentase yang didapat dikategorikan sesuai interpretasi pada

kategori yang ada pada Tabel 3.16 berikut:70

Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Angket

Nilai Keterangan 0 - 20% Sangat Kurang 21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat Baik

Dokumen terkait