• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Kalibrasi Instrumen

Kalibrasi instrumen bertujuan agar dapat mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Telah dijelaskan di atas, bahwa pada penelitian ini instrumen yang digunakan ada tiga macam yaitu instrument tes tulis, instrument tes penilaian kinerja, dan instrument tes penilaian produk. Untuk instrumen tes tulis dapat diuji dengan menghitung validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Penjelasan tentang keempatnya sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas tes merupakan tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur.3 Arikunto mengatakan bahwa: “Validitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.4 Uji

3

Kusaeri, Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 74.

4

validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity). Dimana untuk mengetahui validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap butir-butir soal oleh dosen pembimbing. Pengujian validitas pada instrumen tes ini berpatokan kepada pengujian validitas setiap butir soal. Pengujiannya dapat dhitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial, persamaannya dinyatakan sebagai berikut: 5

Keterangan :

rpbi = angka indeks korelasi point biseral

Mp = mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

Mt = mean skor, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes SDt = deviasi standar total

p = proporsi pesera tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. q = proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal

yang sedang diuji validitasnya.

Nilai rpbi dibandingkan dengan nila ttabel pada tingkat signifikansi 5% (α =

0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka kaidah keputusannya: jika thitung > ttabel berarti valid dan jika thitung < ttabel berarti butir soal tidak valid. Perhitungan uji validitas instrumen menggunakan program anates dan terdapat pada lampiran. Dari hasil perhitungan, diperoleh 23 soal yang valid dari jumlah total 35 soal yang diujikan. Buti-butir soal tersebut adalah soal nomor 1, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34. Semua soal yang valid ini selanjutnya disaring kembali hingga berjumlah 20 soal sesuai dengan indikator.

5

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. 10, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 258.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada konsistensi dari suatu pengukuran.6 Sedangkan

menurut Arikunto bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik”.7

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dengan rumus sebagai berikut:8

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Jika instrumen yang diujikan reliable, maka dilihat dari kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 – 0,20 Kecil 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Sedang 0,61 – 0,80 Tinggi 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran bersama dengan uji validitas dengan menggunakan program anates. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai reliabilitas instrument tes sebesar 0,80. Nilai ini termasuk kategori

6

Kusaeri, Suprananto, Op. Cit., h. 82. 7

Arikunto, Op. Cit., h. 178. 8

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 11. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 100 – 101.

r

11

=

tinggi yang artinya bahwa instrumen ini reliable. Oleh karena itu, instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu butir soal menjelaskan ukuran dari jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.9 Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.10 Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:11

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran butir soal yang diperoleh adalah seperti pada tabel 3.5 berikut:12

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran

0,00 s.d 0,30 Sukar

0,30 s.d 0,70 Sedang

0,70 s.d 1,00 Mudah

Berikut ini kriteria taraf kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisi terhadap 35 soal yang diujicobakan.

9 Ibid., h. 207. 10 Loc. Cit. h. 207. 11 Ibid., h. 208. 12 Ibid., h. 210.

P =

Tabel 3.6 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal

Kriteria No. Soal Jumlah

Mudah 9, 20, 24, 25, 28, 29, 31 7

Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 23, 26, 30, 33, 34 17 Sukar 6, 8, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 27, 32, 35 11

Jumlah 35

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 7 soal mudah, 17 soal sedang, dan 11 soal sukar.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang panda (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).13 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi (daya pembeda) adalah:14

Keterangan :

D = daya pembeda butir soal

BA= banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB= banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelas atas

JB = banyaknya peserta kelas bawah

Setelah indeks daya pembeda dihitung dan diketahui, maka nilainya diklasifikasikan dengan kriteria daya pembeda seperti pada tabel 3.7 berikut:15

13 Ibid., h. 211. 14 Ibid., h. 213-214. 15 Ibid., h. 218. D =

-

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,00 - 0,20 Jelek (poor)

0,20 - 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 - 0,70 Baik (good)

0,70 - 1,00 Baik sekali (excellent) Negatif Sangat buruk, sebaiknya dibuang

Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 35 soal terdapat 4 yang termasuk sangat buruk, 4 soal termasuk kategori jelek, 11 soal termasuk kategori cukup, 14 soal termasuk kategori baik, 2 soal termasuk kategori baik sekali. Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 35 soal yang diuji cobakan dengan menggunakan program anates.

Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Kategori No. Soal Jumlah

Sangat buruk (Drop) 2, 8, 25, 35 4

Jelek 5, 14, 21, 22 4

Cukup 4, 10, 12, 13, 18, 20, 24, 27, 29, 31, 32 11 Baik 1, 3, 6, 9, 11, 15, 16, 17, 19, 23, 26, 28, 33, 34 14

Baik Sekali 7, 30 2

Jumlah 35

Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian adalah 20 soal, pemilihan 20 soal ini disamping didasarkan pada keempat kriteria di atas juga didasarka pada keterwakilan semua indikator materi pembelajaran. Kedua puluh soal tersebut sebagai berikut: 1, 3,6,9, 10, 11, 14, 15,17,18, 19, 20, 23,24,26,28, 30, 32, 33, 34.

Dokumen terkait