• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Penilaian Pembelajaran dalam KTSP

3. Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

a. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar.14 Menurut Surapranata dan Hatta penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.15

Selanjutnya, Sarwiji Suwandi mengungkapkan penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum. Penilaian berbasis kelas ini dapat dilaksanakan di dalam dan/atau di luar kelas seperti di laboratorium maupun lapangan.16

Muslich menyatakan bahwa PBK merupakan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten (sebagai akuntabilitas publik).17

Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidikan yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau

14

Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 210. 15

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 5. 16

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 12. 17

Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 32.

hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran.18 Dalam melaksanakan penilaian kelas, ada beberapa proses yang harus dilaksanakan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada penilaian berbasis kelas ini, hasil belajar siswa yang telah dilakukan pada periode tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki siswa tersebut sebelumnya, tetapi pada penilaian ini tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan siswa yang lain agar mereka tidak merasa dihakimi.

Berdasarkan definisi penilaian berbasis kelas dapat dipahami sebagai proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru secara terus menerus selama kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas dengan mengambil keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama proses pembelaran.

Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah sebagai berikut: 19

1)Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran 2)Mengembangakan strategi pembelajaran yang mendorong dan memperkuat

proses penilaian sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri dan pengalaman belajar)

3)Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.

4)Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa

5)Mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi dalam pengamatan belajar siswa

6)Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.

b. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

Secara umum semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik di sekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan

18

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 4. 19 Masnur Masnur Muslich, Op. Cit., h. 92.

pendidikan kepada masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan secara umum. Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses pembelajaran, penentuan kenaikan kelas; dan memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Kasful Anwar Us dan Hendra Harmi menyebutkan beberapa tujuan penting dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut: 20

1) Grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja siswa dibandingkan dengan siswa lain. Fungsi penilaian grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain, sehingga mengacu kepada penilaian acuan norma.

2) Alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara siswa yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Siswa yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.

3) Untuk menggambarkan sejauh mana seorang siswa telah menguasai kompetensi.

4) Bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

5) Alat diagnosis, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan belajar yang dialami siswa dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remediasi atau pengayaan. 6) Alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja siswa pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.

20

c. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

Sumarna dan Hatta mengungkapkan beberapa manfaat dari penilaian berbasis kelas, diantaranya: 21

1) Memberikan umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan peserta didik dan guru dalam kegiatan proses belajar sehingga memungkinkan pembuatan koreksi hasil penilaian.

2) Memberi kegunaan hasil pembelajaran peserta didik dengan melibatkan peserta didik secara maksimal.

3) Membantu pembuatan laporan lebih bagus dan meningkatkan efisiensi pembelajaran, dan

4) Mendorong pembelajaran sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan banyak waktu untuk melakukan umpan balik dan perbaikan hasil peserta didik.

Bagi peserta didik, penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat untuk: 1) Memantau pembelajaran dirinya secara lebih baik.

2) Menitikberatkan pada kebutuhan perubahan kemampuan, keterampilan dan nilai.

Sementara itu, bagi orang tua penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat untuk:

1)Mengetahui kelemahan dan peringkat anaknya.

2)Mendorong orang tua peserta didik untuk melakukan bimbingan kepada anaknya, dan

3)Melibatkan orang tua peserta didik untuk melakukan diskusi dengan guru/sekolah dalam hal perbaikan kelemahan peserta didik.

d. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

Fungsi penilaian berbasis kelas yang dilaksanakan oleh guru memiliki berbagai fungsi, beberapa fungsi dari penilaian berbasis kelas tersebut diantaranya: 22

1) Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.

21

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 5-6. 22

2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membantu keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).

3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. 4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang

berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

5) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembanga peserta didik.

Jadi fungsi penilaian berbasis kelas diantaranya untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi, evaluasi hasil belajar, menemukan kesulitan dan kemungkinan prestasi yang dapat dikembangkan dari peserta didik serta sebagai alat diagnosis, menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajara, dan sebagai alat kontrol bagi guru dan sekolah.

e. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

Prinsip penilaian berbasis kelas yang perlu diperhatikan oleh guru. Prinsip umum Penilaian Berbasis Kelas (PBK) meliputi: 23

1) Valid (penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat ukur yang dapat dipercaya dan sahih).

2) Mendidik (penilaian harus memberi sumbangan yang positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa: dirasakan sebagai penghargaan yang memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningakatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil).

3) Berorientasi pada kompetensi (mampu menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum).

4) Adil dan objektif (penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa).

23

5) Terbuka (kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak yang berkepentingan). 6) Berkesinambungan (penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur,

terus menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa).

7) Menyeluruh (penilaian terhadap hasil belajar siswa hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajara siswa).

8) Bermakna (penilaian hendaknya mudah dipahami dan mudah ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan).

Menurut Uno dan Koni, penilaian kelas meliputi: (1) valid, (2) reliabel, (3) total, (4) kontinu, (5) objektif, dan (6) membelajarkan peserta didik.24 Sedangkan menurut Surapranata dan Hatta prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah: (1) motivasi, (2) validitas, (3) adil, (4) terbuka, (5) berkesinambungan, (6) bermakna, (7) menyeluruh, dan (8) edukatif.25 f. Karakterisrik Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

Penilaian berbasis kelas (PBK) memiliki karakteristik istimewa sebagai berikut: 26

1) Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran

Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada perbaikan mengajar melainkan pada perhatian guru dan peserta didik dalam perbaikan hasil belajar. Adapun apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran sebagaimana diuraiakan di atas, tujuannya tidak lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas dapat memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan peserta didik dalam membuat pertimbangan yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki hasil belajar. Sebagai contoh misalnya ketika seorang peserta didik memiliki

24

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 37-38. 25

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 8-11. 26

nilai yang kurang baik dari suatu mata pelajaran, maka yang harus diperbaiki adalah bukan cara mengajar melainkan menekankan pada bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik tersebut.

Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk membangun proses pembelajaran yang lebih baik salah satunya dengan melakukan umpan balik pada belajar peserta didik lebih sistematik, fleksibel, dan efektif. Guru atara lain harus bertanya kepada peserta didik tentang konsep-konsep yang harus dikuasai peserta didik, memonitor bahasa badan dan ekspresi wajah peserta didik. Hal yang juga sangan penting adalah guru harus selalu bertanya apakah peserta didik mengerjakan pekerjaan rumah. Penilaian berbasis kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, penilaian berbasis kelas senantiasa berakar dalam proses pembelajaran. Karena difokuskan pada belajar, maka penilaian berbasis kelas memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Dalam hal ini guru terus menerus memotivasi peserta didik agar hasil belajar mereka meningkat.

2) Umpan Balik

Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu alur proses umpan balik (feedback up) di kelas. Guru maupun peserta didik dapat dengan cepat dan mudah menggunakan penilaian berbasis kelas sebagai umpan balik. Dari hasil penilaian berbasis kelas guru maupun peserta didik dapat melakukan saran perbaikan belajar. Melalui umpan balik ini seluruh pihak yang berkepentingan di sekolah baik kepala sekolah, guru, dan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai alat untuk formatif. Penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk memberi nilai atau skor (grading) peserta didik, tetapi juga untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan mutu belajar peserta didik.

g. Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian merupakan hal mutlak dilakukan dalam mengetahui perkembangan dan pencapaian siswa dalam proses belajar mengajar. Secara

umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum. Ada berbagai bentuk dan teknik yang biasa dilakukan dalam penilaian berbasis kelas antara lain penilaian dengan tes, penilaian kinerja, penilaian sikap, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian diri.

1) Penilaian dengan Tes

Tes merupakan suatu pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang dites. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai masukan penting untuk mempertimbangakan siswa.27

Senada dengan di atas Hamzah dan Satria menyatakan tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik umtuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.28

Jadi tes merupakan tugas atau pertanyaan yang diberikan guru terhadap siswa yang harus dijawab dan dikerjakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang yang diajarkan.

Ada beberapa tujuan penggunaan penilaian tes tertulis, diantaranya: 29 a) Mendiagnosis siswa (kekuatan dan kelemahan).

b) Menilai kemampuan siswa (keterampilan, pengetahuan dan sikap). c) Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai

d) Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. e) Monitoring standar pendidikan.

Kegiatan penilaian dengan tes dapat dilaksanakan jika ada seperangkat alat tes seperti tugas, pertanyaan, atau latihan. Perangkat tugas, pertanyaan, atau latihan itulah yang kemudian dikenal sebagai alat tes atau instrumen tes. Beberapa bentuk alat penilaian tes tertulis diantaranya: (1) pilihan ganda

27

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 39. 28

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 3. 29

(objektif), (2) dua pilihan benar-salah, ya-tidak (objektif), (3) menjodohkan (objektif), (4) isian atau melengkapi (non objektif), (5) jawaban singkat atau pendek (objektif), soal uraian, dan (6) pertanyaan lisan.30

2) Penilaian Unjuk Kinerja (Performance Assesment)

Penilaian unjuk kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.31 Sarwiji menyatakan penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.32

Penilaian unjuk kinerja menurut Hamzah dan Satria adalah penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Lebih jauh lagi mereka menerangkan bahwa penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kinerja. Unjuk kinerja yang dapat diamati seperti bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklarasi, menggunakan alat laboratorium, dan mengopersikan suatu alat.33

3) Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara, diantaranya: (1) Observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama, inisiatif, perhatian, (2) Pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata tertib sekolah baru, (3) Laporan pribadi, misalnya menulis pandangan tentang “kerusuhan antar etnis”.34

Menurut Sarwiji objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut: (1) Sikap terhadap materi pelajaran, (2) Sikap terhadap guru/pengajar, (3) Sikap terhadap proses pembelajaran, (4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi pelajaran.35

30

Ibid., h. 139-143. 31

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 95. 32

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 72. 33

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 19. 34

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 125. 35

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 36 a) Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan, misalnya mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam.

b)Memilih dan membantu daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian sikap. Misalnya menarik, penting, menyenangkan, dan mudah dipelajari.

c) Memilih kata sikap yang tepat dan akan digunakan dalam skala. d)Menentukan rentang skala dan penskorannya.

4) Penilaian Proyek

Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung investigasi harus selesai dalam waktu tertentu. Investigasi dalam penugasan memuat beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk menilai: 37 Keterampilan menyelidiki secara umum, pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan, kemampuan menginformasikan subjek secara jelas.

Menurut Sarwiji penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.38

Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangakan, yaitu:

a) Kemampuan pengelolaan

Kemapuan peserta didik dalam mimilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.

36

Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 153. 37

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 105-106. 38

b) Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran.

c) Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik, dalam hal ini petunjuk atau dukungan.39

Kasful Anwar dan Hendra Harmi menjelaskan lebih lanjut tentang langkah-langkah pengembangan penilaian proyek, langkah-langkah-langkah-langkah tersebut ialah: 40 a) Merencanakan penilaian. Melihat kesesuaiannya dengan kompetensi yang

dituntut kurikulum, misal: i. Kerja ilmiah

ii. Berpikir dan bekerja sistematik iii. Menggunakan alat sains

iv. Kerja matematik v. Mengumpulkan data a) Dapat dikelola

i. Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ii. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit

a) Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada proses

i. Memilih topik (dapat dipilih oleh siswa dari topik-topik yang disediakan guru)

ii. Memetakan area yang akan dicakup (dapat ditempuh dengan curah pendapat, jaring area yang akan dicakup)

iii. Merancang rincian langkah; contoh:

39

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 25. 40

Pertanyaan penelitian:

………. Hipotesis:

………. Referensi yang akan digunakan

………. ………. Bahan yang diperlukan:

………. ………. ………. Prosedur yang akan ditempuh:

1. ……….

2. ……….

3. ……….

4. ……….

5) Penilaian Produk

Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari suatu yang mereka produksi. Contohnya: kerja artistik (menggambar, melukis, kerajinan), makanan, pakaian, produk yang terbuat dari kayu, metal, plastik, keramik.41 Senada dengan Masnur, Sarwiji menyatakan bahwa penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.42

6) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya

41

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 115. 42

peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.43

Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksikan) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa.44 Sedangkan Sumarna dan Hatta menyatakan bahwa portofolio merupakan kumpulan hasil evidence atau hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke pelajaran lain.45

Selanjutnya, Hamzah dan Satria mengemukakan bahwa penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan peserta didik dalam satu periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa pengertian assesmen portofolio dari teori-teori diatas adalah penilain yang dilakukan terus-menerus berdasarkan informasi yang terkumpul dari karya, tugas dan pekerjaan untuk menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam periode tertentu.

Sebagai kumpulan karya yang akan dinilai, portofolio mempunyai karakteristik khas sebagai berikut: 46

a) Portofolio dapat menggambarkan perkembangan atau kemajuan kemampuan seseorang dalam satu bidang. Misalnya, perkembangan kemampuan seseorang dalam menulis dapat dilihat dari kemampuan tulisannya dalam portofolio.

b) Portofolio merupakan bukti autentik dari kemampuan seseorang.

c) Portofolio dapat menggambarkan kemampuan seseorang secara lebih komprehensif, lebih-lebih jika portofolio direncanakan untuk menilai kemampuan siswa secara utuh.

43

Ibid., h. 93. 44

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 118. 45

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 27. 46

d) Portofolio menggambarkan refleksi dari suatu tujuan pembelajaran yang tergambar dalam tahapan pengalaman siswa dalam mencapai tujuan.

Penilaian portofolio memiliki beberapa tujuan untuk: 47

a) Penilaian formatif dan diagnostik, untuk memonitor perkembangan siswa dari hari ke hari, berfokus pada proses perkembangan siswa.

b) Memberi eviden (bukti) penilaian formal

c) Mengikuti perkembangan pekerjaan siswa, berfokus pada proses dan hasil. d) Mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian

sumatif.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan portofolio di sekolah, yaitu: 48

a) Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa. b) Kerahasiaan bersamaan antara guru dan siswa. c) Milik bersama antara guru dan murid.

d) Kepuasan. e) Kesesuaian.

f) Penilaian proses hasil. Proses penyusunan penilaian portofolio dilakukan beberapa tahap sebagai berikut: koleksi, mengumpulkan hasil kerja siswa yang menunjukkan pertumbuhan, kemajuan, hasil belajarnya.

g) Organisasi: mengorganisasikan berbagai hasil kerja siswa.

h) Refleksi: merenungkan/memikirkan kembali apa yang telah dikoleksi dan diorganisasi.

i) Penyajian: mempresentasikan hasil kerja siswa. Langkah-langkah penentuan penilaian portofolio. Dalam pemberian skor terhadap kumpulan portofolio siswa, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan guru.

j) Membuat kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkat kualitas yang menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.

k) Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan urutan-urutan materi dan proses dari awal sampai akhir.

47

Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 154. 48

l) Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman terperinci dan terfokus pada aspek-aspek penting menyangkut materi dan proses untuk dinilai melalui tugas-tugas berbeda.

7) Penilaian Diri (Self Assesment)

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan

Dokumen terkait