Taksonomi dari kambing Etawa adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Mamalia Ordo : Artiodactyla Family : Bovidae Genus : Capra Spesies : C. hircus
Kambing Etawa juga dikenal dengn sebutan aslinya yaitu Kambing Jamnapari, Kambing Etawa adalah salah satu jenis kambing unggul yang dapat dipelihara sebagai kambing pedaging dan juga bisa sebagai penghasil susu kambing atau kambing perah. Kambing Etawa ini berasal dari negeri India. Meski
pun demikian di Indonesai kambing ini lebih terkenal dengan sebutan kambing Etawa.
Susu kambing telah dikenal sejak dahulu tetapi ketenaranya masih kalah dengan susu sapi. Jika dibandingkan susu sapi, susu kambing memiliki beberapa perbedaan dalam segi warna dan bentuk globular lemak. Susu kambing memiliki warna yang lebih putih dan globular lemak susu yang lebih kecil dari pada susu sapi, sehingga dapat diminum oleh orang yang mengalami gangguan pencernaan, warna putih pada susu kambing berasal dari cahaya yang direfleksikan oleh globula-globula lemak (Blakely dan Bade, 1991).
Susu kambing memiliki beberapa perbedaan karakteristik dari susu sapi, yaitu warnanya lebih putih. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin A pada susu kambing tidak tersusun sebagai pigmen karotenoid seperti susu sapi. Oleh karena adanya pigmen karotenoid pada susu sapi maka susu sapi lebih berwarna kuning sendangkan susu kambing berwarna putih. Selain itu globula lemak susunya lebih kecil sehingga lemak susu kambing lebih mudah dicerna, dan dapat diminum oleh orang yang alergi terhadap susu sapi, atau untuk orang-orang yang mengalami berbagai gangguan pencernaan (Blakely dan Blade, 1991).
Susu kambing layaknya susu yang berasal dari sumber hewan lainya merupakan campuran yang kompleks, yaitu emulsi lemak dalam air. Jika dibandingkan dengan susu sapi, empat komponen utama penyusun susu kambing yaitu laktosa, lemak, senyawa nitrogen, dan mineralnya memiliki kemiripan dengan susu sapi. Susu kambing memiliki ukuran rata-rata butiran lemak sebesar 2 mikrometer, lebih kecil dari pada ukuran butiran lemak susu sapi yang mencapai 2,5-3,5 mikrometer. Ukuran butiran lemak yang lebih kecil ini membuat lemak
susu kambing lebih tersebar dan homogen sehingga lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan manusia (Purbayanto, 2009).
Menurut Winarno (2002), susu kambing mampu membantu memulihkan kondisi orang yang telah sembuh dari suatu penyakit. Hal ini disebabkan protein berfungsi sebagai zat pembangun yaitu membentuk jaringan-jaringan baru didalam tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu diperbaiki. Kandungan gizi susu sapi dan susu kambing dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan gizi susu sapi dan susu kambing nilai per 100 gram No Kandungan Susu sapi Susu kambing
1 Protein (g) 3.3 3.6
2 Lemak (g) 3.3 4.2
3 Karbohidrat (g) 4.7 4.5
4 Kalori (g) 61 69
5 Fosfor i (g) 93 111
6 Kalsium (g) 119 134
7 Magnesium (g) 13 14
8 Besi (g) 0.05 0.05
9 Natrium (g) 49 50
10 Kalium (g) 152 204
11 Vitamin A (IU) 126 185
12 Thiamin (mg) 0.04 0.05
13 Riboflavin (mg) 0.16 0.14
14 Niacin (mg) 0.08 0.28
15 Vitamin B6 (mg) 0.04 0.05
Protein susu kambing lebih mudah larut dan lebih mudah diserap serta lebih rendah dalam memicu alergi oleh tubuh sehingga mengindikasikan bahwa kualitas protein susu kambing lebih baik dibandingkan dengan susu sapi (Winarno, 2002).
2.4 Kulit
Kulit adalah organ tubuh paling besar melapisi seluruh bagian tubuh, terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia dengan berat 15% dari berat badan (Wasitaatmadja, 1997).
Kulit memiliki fungsi utama sebagai lapisan pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan sel kulit melanin untuk melindungi kulit dari sinar matahari ultraviolet, sebagai peraba, pengaturan suhu tubuh, pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar serta alat pernapasan dan membuat pro-vitamin D menjadi vitamin D dibawah sinar matahari (Tranggono dan Latifah, 2007).
Dengan peran yang begitu penting sudah selayaknya kulit senantiasa dijaga dan dipelihara kesehatannya. Bukan hanya kulit wajah atau bagian yang terbuka, melainkan kulit diseluruh tubuh harus mendapatkan perhatian dan perawatan yang optimal agar selalu sehat dan tampil indah. Memahami sktruktur dan fungsi kulit dapat menjadi langkah awal dalam keseluruhan rangkaian upaya untuk merawat dan menjaga kesehatan kulit (Achroni, 2012).
2.4.1 Epidermis
Epidermis memiliki jenis sel utama keratinosit yang merupakan hasil pembelahan sel pada lapisan epidermis yang paling dalam yaitu stratum basale atau lapisan basal yang tumbuh terus ke arah permukaan kulit. Keratinosit mengalami “difereniasi terminal” untuk membentuk sel lapisan stratum korneum.
Selama diferensiasi, filamen keratin pada korneosit mengalami agregasi dimana
proses ini disebut keratinisasi, dan berkas-berkas filamen membentuk suatu jaringan intraseluler kompleks dalam matriks protein yang merupakan derivat pada stratum granulosum atau lapisan glanular (Graham, dkk., 2005).
Lapisan epidermis terdiri atas lima lapisan yaitu:
1. Stratum korneum
Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Permukaan stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam.
2. Stratum jernih (lusidum)
Terdapat dibawah stratum korneum merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung elidin, sangat tampak jelas pada telapaktangan dan kaki.
3. Stratum granulosum
Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.
4. Stratum spinosum
Memiliki sel yang berbentuk kubus seperti berduri. Intinya besar dan oval setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi.
5. Stratum basal
Merupakan lapisan terbawah epidermis. Didalam basal juga terdapat sel-sel melanosit yaitu sel-sel-sel-sel yang tidak mengalami keratinasi dan fungsinya hanya
membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendritnya (Tranggono dan Latifah, 2007).
2.4.2 Dermis
Dermis terdiri dari jaringan ikat yang kenyal atau elastis, unsur yang merupakan serabut 90% terdiri atas serabut kolagen (Darmohusodo, 1982).
Gambar 2.1 Anatomi dari kulit manusia (Anderson, 1996)
Dermis adalah lapisan yang terletak dibawah epidermis dan merupakan bagian terbesar dari kulit. Gambaran utama dermis berupa anyaman serat-serat yang paling mengikat yang sebagian besar merupakan serat kolagen tetapi sebagian lagi berupa serat elastin. Dermis terdiri dari fibroblas, sel mast dan makrofag. Fibroblas membentuk matriks jaringan ikat pada dermis yang biasanya berdekatan dengan kolagen dan elastin (Graham, dkk., 2005).