• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Api-api ( Avicennia marina (Forks.)Vierh.)

4) Kadar lemak

4.5 Kandungan Flavonoid Api-api sebagai Antioksidan

Hasil penelitian menunjukkan daun dan kulit batang pohon api-api mengandung senyawa aktif flavonoid (Tabel 2) yang efektif digunakan sebagai antioksidan. Hal ini terlihat jelas dengan adanya aktivitas antioksidan yang ditunjukkan oleh ekstrak kasar pada Gambar 9 dan Tabel 3, ekstrak kasar daun dan kulit batang api-api memiliki nilai IC50 yang cukup tinggi. Wibowo et al. (2009) menyatakan bahwa Avicennia marina terutama bagian daun dan kulit batang mengandung senyawa flavonoid, hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan warna yang cukup pekat pada uji fitokimia.

Hasil pengukuran kadar flavonoid yang terkandung di dalam daun api-api sebesar 1,18 % dan kulit batang api-api sebesar 0,67 %. Menurut Erukainure (2011), semakin tinggi kandungan flavonoid total suatu bahan, maka semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Adanya kandungan flavonoid yang tinggi pada daun api-api serta nilai IC50yang rendah (36,35 ppm), menunjukkan bahwa daun api-api memiliki aktivitas antioksidan yang cukup kuat bila dibandingkan dengan kulit batang api-api yang memiliki nilai IC50sebesar 51,51 ppm. Molyneux (2004) menyatakan bahwa aktivitas antioksidan dikategegorikan kuat apabila memiliki nilai IC50 dibawah 50 ppm (<50 ppm). Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kadar total flavonoid yang terkandung dengan aktivitas antioksidannya. Penelitian tersebut dilakukan terhadap beberapa tanaman yang diduga memiliki aktivitas antioksidan seperti Aegle marmelos dan daun seledri

dengan melihat kadar total flavonoid yang terkandung di dalamnya. Kadar total flavonoid yang terkandung di beberapa tanaman ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan bahwa kandungan flavonoid yang terkandung dalam daun api-api lebih tinggi bila dibandingkan tanaman Aegle marmelos, seledri dan tempuyung, namun lebih rendah dari tanaman jati belanda. Kadar total flavonoid kulit batang api-api juga lebih tinggi dari kulit batang Aegle marmelos.Perbedaan hasil tersebut dikarenakan adanya perbedaan jenis tanaman, habitat, umur tanaman, jumlah sampel yang diekstrak, dan lamanya pengekstraksian.

Tabel 5 Kadar total flavonoid beberapa tanaman (%)

Keterangan: a Mujeebet al.(2010) b Rafiet al.(2006) c Widyastuti (2010)

Hasil beberapa penelitian tersebut sama-sama menunjukkan bahwa kadar total flavonoid yang terkandung dalam bahan memiliki korelasi terhadap aktivitas antioksidannya. Tanaman jati belanda memiliki aktivitas antioksidan tertinggi bila dibandingkan api-api, Aegle marmelos, seledri dan tempuyung. Hal ini sesuai dengan kadar total flavonoid yang terkandung di dalam tanaman jati belanda yang lebih tinggi dari tanaman lainnya.

Adanya senyawa flavonoid yang mempunyai gugus hidroksi tersubstitusi terhadap gugus –OH dan –OR, maka flavonoid cocok dijadikan sebagai antioksidan (Waji dan Sugrani 2009). Golongan flavonoid terbesar di dalam daun api-api adalah antosianin, flavonol, flavon, dan glikoflafon. Antosianin merupakan pigmen pewarna daun yang paling penting dan larut dalam air (polar) (Harborne 1987). Hal ini terlihat jelas pada saat dilakukan proses ekstraksi, daun api-api mengeluarkan warna hijau tua yang cukup pekat (Lampiran 5), warna hijau tersebut diduga karena terdapat banyak pigmen antosianin yang ikut larut pada saat ekstraksi berlangsung. Golongan flavonoid lainnya tersebar luas dan membantu penyerapan sinar matahari dalam proses fotosintesis.

Bagian tanaman

Jenis tanaman

Api-api Aegle marmelosa Seledrib Jati Belandac Tempuyungc

Daun 1,18 0,824 0,51 3,0480 0,7537

Flavonol yang terkandung dalam daun dan kulit batang api-api mengandung kuersetin dan glikosida. Kuersetin berperan dalam menangkap radikal bebas dan mengkhelat ion logam transisi, hal ini ditunjukkan dari aktivitas antikosidan yang dilakukannya. Daun dan kulit batang pohon api-api menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat baik, terlihat adanya perubahan warna yang dapat dilihat secara kasat mata. Warna yang ditunjukkan adalah warna kuning setelah diberi radikal bebas DPPH (Lampiran 3). Warna kuning menunjukkan reaksi antara radikal bebas yang terikat dengan senyawa antioksidan (Molyneux 2004). Mekanisme perubahan warna DPPH yang terjadi akibat adanya reaksi penangkapan radikal bebas oleh senyawa antioksidan dapat dilihat pada Gambar 3.

Senyawa polifenol misalnya flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang berkaitan erat dengan struktur rantai samping dan juga substitusi pada cincin aromatiknya. Kemampuannya untuk bereaksi dengan radikal bebas DPPH dapat mempengaruhi kekuatan antioksidannya. Aktivitas peredaman radikal bebas senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun dan kulit batang pohon api-api diduga akibat pengaruh jumlah dan posisi hidrogen fenolik dalam molekul inti flavonoidnya. Akibat pengaruh jumlah dan posisi hidrogen fenolik itulah yang mengakibatkan daun dan kulit batang api-api memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi.

Flavonoid dalam daun dan kulit batang pohon api-api mengandung banyak atom hidrogen yang mampu menggantikan atau mengkhelat logam radikal bebas pemicu spesies pembentuk kanker. Pengkhelatan logam radikal bebas oleh flavonoid dapat dilihat pada Gambar 12.

F-OH + R F-O + RH

Gambar 11 Mekanisme pengkhelatan logam radikal bebas oleh flavonoid

(Sumber: Kumaret al.2011a)

Penelitian ini menggunakan radikal bebas DPPH yang mampu ditangkap dan disubstitusikan dengan gugus hidrogen oleh senyawa antioksidan seperti flavonoid. Senyawa flavonoid (F) melepaskan gugus hidrogen (H) dan mengikat serta menggantikan radikal bebas (R). Radikal bebas DPPH menjadi nonaktif dan

terhindar dari pemicu penyakit degeneratif seperti kanker. Tingginya aktivitas antioksidan yang dimiliki terbukti dengan adanya perubahan warna dari ungu menjadi kuning, hal itu menandakan banyaknya gugus hidroksil yang mampu mengikat logam radikal bebas.

Penelitian pada daun surian yang dilakukan oleh Yuhernita dan Juniarti (2011) menggunakan metode DPPH dan pelarut metanol menujukkan bahwa daun surian memiliki aktivitas antioksidan yang sangat baik. Hal ini diduga karena adanya kandungan flavonoid di dalamnya. Jacoeb et al. (2011) menguji aktivitas antioksidan pada daun api-api yang diambil dari Desa Belanakan, Kota Subang, menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, yaitu daun api-api memiliki aktivitas antioksidan yang cukup kuat akibat pengaruh kandungan flavonoid di dalamnya. Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Afzal et al. (2011) yang mendeteksi adanya kandungan flavonoid dalam daun Avicennia marina (Forks.)Vierh. yang menjadi salah satu komponen penyusun utama senyawa antioksidan dan antifungial serta mengobati penyakit kulit.